[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit
Ternyata, masih banyak yang sering kebingungan mengenai cara mengirimkan naskah ke penerbit. Sampai saat ini saya masih sering menerima pertanyaan tentang itu. Agar tidak perlu menjelaskan berulang, ada baiknya saya menuliskannya saja, sehingga kalau ada pertanyaan serupa saya bisa mengarahkannya ke postingan ini.
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
- Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Hal yang sepele tapi masih saja ada yang melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Plis deh!
- Sinopsis - Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis lengkap (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oya, sinopsis ini LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending ya. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi, seperti; "Bagaimana akhir kisah ini? Temukan sendiri di dalam novelnya."
- Biodata Penulis - Tuliskan data kita selengkap-lengkapnya. Nama asli, Nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba nulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.
- Profil Penulis - Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis berupa deskripsi untuk diletakan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat (contohnya pasti sudah pada tahu, kan? Bisa dibaca di setiap buku kok). Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi, bukan?
- Surat Pernyataan Keaslian Naskah - Kalau anda masih kebingungan seperti apa sih surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak perlu memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan.
- Surat Pengantar - Ibaratnya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus halaman, masa menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa?
- Daftar Isi - Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, Judul-judul bab, sampai ke profil penulis.
- Ah, jangan lupa, buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik. Biasanya halaman pertama dari naskah selalu saya buatkan sampul. Saya tuliskan judul naskah saya besar-besar. Di bawah judul saya tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya saya browsing dari internet. Di bawah gambar kemudian saya tuliskan nama, alamat, email, dan nomor telepon.
- Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Kalau perlu, tambahkan lapisan plastik di luarnya. Tampilan yang menarik tentu akan lebih enak dipandang. Siapa tahu menarik editor juga agar penasaran membaca isinya.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Komentar
jadi kalau kirim naskah kan terdiri atas: naskah + kelengkapan (biodata,sinopsis,surat pengantar,dll)
nah, apakah semua kelengkapan itu terpisah dari jilidan naskah atau ikut dijilid juga biar gak tercecer?
atau hanya beberapa saja yang ikut dijilid bareng naskah? misal cuma sinopsis dan profil/bidoata penulisnya aja, lalu surat pengantar dan surat pernyataan keaslian naskah itu terpisah dari jilidan.
makasih jawabannya :)
Terima kasih sudah membaca :)
Info yang sangat bermanfaat.
Makasih juga yah waktu itu udah bersedia baca naskah first novel punya Nana, sarannya sangat membantu Nana ^^
Tetap semangat! :D
Oya, kecuali kalau mau menerbitkan novel sencara indie (tidak melalui penerbit), tentu saja biaya menjadi tanggungan kita semua.
o ya, saya mw tanya, naskah di prin per halaman, atau bolak-balik kayak buku yang udah di cetak? satu lagi, isi surat pengantar itu apa aja si????..
terima kasih sudah mampir :)
Makasih :)
http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html
terima kasih sudah berkunjung :)
salam kenal mas iwok, :D
@cora - hehehe kalo bisa sih jangan terlalu panjang. dibikin seringkas mungkin saja tapi bisa menjelaskan keseluruhan alur cerita ya :)
Kalau romance pasti tahu dong, mengupas ttg kisah percintaan. Begitu pula komedi, pasti kisahnya akan mengajak pembaca untuk bisa tertawa.
Nah, ceritamu ttg apa? *eh, namanya siapa ya?*
1. Apakah aman mengirim naskah penuh pada penerbit? Apakah ide/ materi kita tidak akan dicolong?
2. Kalau aku mau menerbitkan novel, tapi novel itu hasil dari perkembangan fanfic yang aku bikin sendiri, apa boleh? Lalu tergolong ke jenis novel apakah novel aku itu bapak? Hehehe..
Trimakasih atas bantuannya ya pak.. :)
@Hiromy - saya coba bantu jawab ya.
1. Insya Allah aman karena penerbit pun pasti akan menjaga nama baik mereka. Tapi, waspada sih harus ya. Karena itu kirimlah naskah pada penerbit yang sekiranya bisa dipercaya. Penerbit besar pasti akan menjaga reputasi mereka dgn tidak menghilangkan kepercayaan penulis yg sudah mengirimkan naskah :)
2. Untuk fanfic saya tidak tahu banyak. pernah saya baca kalau Fanfic tidak bisa diterbitkan, tapi ada juga yg membolehkan. maaf ya untuk yg ini tidak bisa membantu.
Menurut saya, kalau sudah bisa membuat pengembangan dari fanfic,mendingan nulis cerita sendiri aja tanpa ada kaitannya dengan fanfic itu sendiri. oke? :)
mohon jawabannya ya kak :)
mampir juga di blog saya :D
terima kasih
1.berapa lama penerbit memberi respon (jawaban) naskah kita di terima atau tidak?
2. setelah/sebelum mengirim naskah apakah kita harus konfirmasi ke penerbit yang bersangkutan?
Tinggal di pelosok tidak masalah kok. Kirim naskahnya kan bisa via pos. :)
@anonymous (namanya siapa ya?) :
1. Lama respon dari penerbit bervariasi. ada yang sebulan sudah dikasih kabar, ada juga yang berbulan-bulan baru ada keputusannya. Saya pernah dikabari naskah saya lolos setelah hampir satu tahun menunggu lho :)
2. konfirmasi naskah ke penerbit tentu boleh saja, asal tidak terlalu sering. Katakalah, konfirmasi pertama adalah sebulan setelah naskah dikirim. konfirmasi berikutnya adalah 2 bulan berikutnya. jangan setiap minggu nanyain perkembangan naskahnya ya, biar redaksinya tidak terganggu :D
terimakasih...
Ary
@anonymous (eh, namanya siapa nih?) - masih mungkin dong. Naskah dan penerbit itu jodoh-jodohan. Kalo tidak berjodoh dengan penerbit A, bisa saja berjodoh dengan penerbit B, C, atau D. karena itu, kalau ditolak jangan dulu down, coba deh kirim ke penerbit lainnya. Oke?
Mau nanya nih. Saya punya naskah novel, tapi panjang banget. 200 halamam lebih. Kira-kira tanggapan penerbit bakal seperti apa kalau menerima naskah sepanjang itu? Mengingat kan seperti yang mas Iwok bilang di blog di atas, naskahnya antara 100-150 halaman. Makasih banyak jawabannya.
Ya, rata-rata novel remaja memang berkisar 100-150 halaman. Tapi bukan berarti di atas itu tidak layak terbit lho. Kalau ceritanya menarik, pasti akan dipertimbangkan terbit juga oleh penerbitnya.
Saran saya sih, coba kirim dulu saja ke penerbit. Dari sana Tomy bisa tahu respon dari mereka. good luck ya:)
saya pelajar. tapi saya juga PENGEN BANGET JADI PENULIS! kalo misalnya saya pengen kirim novel bergenre 'Fantasi' tapi ada 'romancenya' kira-kira layak muat / diterima gak ya? pasalnya kan saya lebih sering liat novel fiksi yang tentang kehidupan nyata, yang cinta"an. tapi kalo yg fantasi saya belum pernah baca / nemu. jadi agak minder :/ mohon pencerahannya ya! :)
Saya suka mengirimkan pada lebih dari satu penerbit. Kalau suratnya dijadikan satu dengan naskah, saya jadi bingung.
Kan tujuannya berbeda. Yth-nya berbeda.
Jadi bagaimana ya, Pak?
Oya, sebaiknya nggak kirim naskah sekaligus ke beberapa penerbit ya. Tunggu satu-satu dulu. kalau ditolak satu penerbit, baru kirim ke penerbit lain :)
Saya Tomy, mau nanya2 lagi nih, he..9989x
1. Kira-kira novel tuh perlu pakai daftar pustaka apa nggak, ya..? Soalnya kan saya dikit-dikit juga ngambil bahan dan kutipan dari buku-buku lain.
2. Setelah saya edit-edit, akhirnya naskah saya tinggal jadi 147 halaman dan siap untuk dijilid. Dengan naskah setebal itu kira-kira jilidan macam apa yang paling cocok, ya? Dijilid lakban kayak tugas-tugas kuliah apa dijilid tebal kayak skripsi? :)
maksaih banyak
1. Daftar Pustaka kalau memang kita memang mengambil banyak data dari berbagai sumber boleh juga dicantumkan. Minimal data yang kita cuplik tidak sekadar opini kita belaka, tapi memang merujuk pada sumber yang bisa lebih dipercaya.
Tapi kita mengambil cuplikan data yang diselipkan di paragraf tulisan kita, bisa juga dibikin dalam bentuk footnote. Di keterangan bisa kita cantumkan sumber data yang kita ambil ini. Misalnya judul buku dan halaman buku yg dikutip. Faham dengan footnote ini kan?
2. untuk jilid sebenernya bebas saja, tapi nggak usah yang hard cover kayak skripsi gitu, kebagusan. hehehe ... jilid biasa saja, yang penting terlihat rapi.
good luck ya :)
Apakah sebelum dilakukan make-over itu ada pemberitahuan sebelumnya mba? Seharusnya, perubahan POV, penambahan adegan, dan yg sifatnya mengubah 'jiwa' dari keseluruhan naskah menjadi tanggung jawab penulis. pengalaman saya, editor hanya memberikan intruksi saya harus merevisi ini dan itu, dan saya melakukan perubahan naskahnya sendiri.
Saya pernah diminta untuk revisi sebuah naskah secara mayor, dan saya pikir saya bakalan kesulitan karena harus menulis ulang dari awal! Karena saya berkeberatan, akhirnya saya meminta naskah ditarik saja. Pihak penerbit memperbolehkan dan akhirnya kerjasama tidak terjalin. Sampai saat ini saya masih berhubungan baik dengan penerbit ybs, karena penghentian rencana kerjasama pun dilakukan secara baik oleh kedua belah pihak.
Hak naskah masih milik penulis lho Mba. Kita berhak untuk mempertahankan naskah tersebut. Apalagi belum terjadi kesepakatan tertulis dengan penerbit. Hanya saja, sebaiknya memang semuanya dibicarakan dengan baik, karena nggak enak ya kalau punya masalah itu. Kalau memang kita tidak sepakat dengan perubahan yg dilakukan, sampaikan saja keberatannya dengan berbagai pertimbangan dari sisi kita sebagai penulis.
Semoga membantu ya Mba, dan permasalahannya bisa segera selesai :)
Saya pelajar dan saya ingin sekali bisa menerbitkan novel saya sendiri .. Saya mau tanya.. agar sesuai dengan keinginan dan kriteria penerbit, apakah kita harus memakai bahasa baku murni? atau justru harus dicampur dengan kata" seperti nggak, gue, loe dan sebagainya...?
Satu lagi Oom.. saya punya kenalan yang sudah pernah menerbitkan novel. dia bilang kalau novel" fantasi seperti yang pernah dia buat, GPU tidak mau menerima.. karena hanya mau menerbitkan cerita fantasi yang berupa terjemahan.. Apa Oom punya review tentang genre" tulisan yang dapat diterbitkan oleh masing penerbit? mohon jawabannya ya Oom..
bisa hubungi saya di livelander@gmail.com
Terima Kasih banyak Oom :)
Kalau sering baca novel terbitan penerbit2, pasti deh tahu kalau kalimat yang kita tulis tidak selalu harus baku atau resmi kok. Boleh banget pakai kata gue, elo, nggak, dll. Yang nggak boleh itu pake bahasa SMS atau bahasa Alay. hehehe
Betul, setiap penerbit beda-bedar kriterianya. Kalau disebutin satu-satu bakalan panjang banget. Cara paling mudah adalah dengan sering main ke toko buku. Coba deh lihat buku-buku terbitan dari setiap penerbit. Catat atau ingat-ingat kalau penerbit A banyaknya menerbitkan novel seperti apa, penerbit B seperti apa. Lebih bagus kalau kita membaca banyak novel terbitan penerbit2 itu, sehingga kita tahu cerita seperti apa sih yang biasanya mereka terbitkan?
jangan lupa, jadi penulis itu harus banyak membaca lho. Dari sana kita bisa tahu juga jenis2 tulisan yang lolos untuk diterbitkan. Oke? semangat ya :)
Saya memang suka banget baca.. Tapi biasanya novel terjemahan.. Nah, kriteria buat menerbitkan novel lokal dan terjemahan itu berbeda jauh ngga si Oom?? Sekali lagi makasih Oom.. :)
#maaf banyak tanya.. hehe
bisa tolong tulis syarat-syarat menerbitkan novel ke PT Gramedia Pustaka Utama yang terbaru dan akurat? saya sedang menulis novel dan berencana kirim kesana. saya tak mau sampai ditolak karena kesalahan teknis, om.
satu lagi, om. biasanya judul setiap bab novel selalu lebih besar daripada huruf isi babnya. om bilang ukuran font paling tidak 12. nah, apakah font judul bab juga harus begitu?
mohon dijawab dan terima kasih
from: yukito higarashi
Proses Nerbitin naskah lokal dan terjemahan sama saja kok. Hanya saja, untuk terjemahan pihak penerbit harus membeli hak ciptanya dulu dari penulisnya di luar sana. Kalau sudah deal, baru deh diproses terbitnya. begitu. hehehe
Yukito,
Saya bukan karyawan GPU, jadi kalau persyaratan teknis yang terbaru dan akurat saya tidak bisa menjamin 100% ya. Hanya saja, saya menuliskan tips ini secara umum saja untuk setiap prosedur standar pengiriman naskah ke penerbit.
oya, untuk mengirimkan naskah ke GPU, Yuki bisa baca di sini lengkapnya : https://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=465256956981&id=31334154922
Ya, font 12 itu untuk isi tulisannya. untuk judul atau sub judul boleh-boleh saja kok dibuat lebih besar fontnya.
selamat menulis :)
mas, perkenalkan saya Aida . saya mau bertanya
1. jika kita ingin menanyakan kabar naskah kita lewat apa ya? apakah lewat email?
2. penerbit yang cocok dengan novel fantasi romance apa ya mas?
3. misalnya kita sudah diterima oleh GPU, tapi kemudian kita ingin membuat novel dengan genre berbeda (krna GPU biasanya teenlit) nah, apakah boleh kita mengirim ke penerbit lain?
makasih mas iwok, maaf saya cerewet hehehe ;D
aku mau tanya:
1) klo naskahnya berfocus pada semuanya, kehidupan, percintaan, ilmu pelajaran, itu Ganrenya apa ya???
2) klo ceritanya bagus, tpi bahasanya kurang bagus, atou penggambaran suasanya kurg pas itu diterima atau direvisi si penulis lagi? pihak editor bisa membantu merevisi nggak pak???
3) klo cerita non fiksi, di peran antagonis, kita merahasikan nama, tpi teman/sahabat dekat tau org tau, apa tidak termasuk pencemaran nama baik atau dituntut... tapi emang kenyataannya kaya gitu, apa di karang sendiri aja biar permasalahannya lbih ringan...
terimakasih pak:)
@Nur Evie - maksudnya gimana ya? tokoh ceritanya dibikin asli nama dan karakter sesungguhnya? Hati-hati lho, jangan sampai orangnya keberatan namanya digunakan sebagai tokoh cerita :)
@Aida - saya jawab satu-satu ya.
1. Bisa via email, ataupun kalau mau lebih pasti jawabannya, bisa via telepon.
2. Novel fantasi romance bisa diterima di banyak penerbit kok. Bisa coba ke GPU, Gagasmedia, GRadienmediatama, dll.
3. boleh dong. kontrak penulis dengan penerbit biasanya kontrak per naskah. Jadi kita mengirimkan berbagai naskah ke berbagai penerbit berbeda boleh-boleh saja.
semoga membantu ya :)
saya coba jawab ya, semoga tidak salah.
1. kalau menyeluruh seperti itu, menurut saya sih masuknya ke drama. Tapi abaikan dulu genre, yang penting tulis ceritanya aja sekeren mungkin.
2. Revisi dibutuhkan kalau menurut editor, naskahnya sudah bagus tapi ada hal-hal yang kurang pas dan butuh tambahan atau koreksi. Kalau yg harus direvisi sangat sedikit, mungkin editor bisa melakukannya sendiri. Tapi kalau sudah cukup banyak, tetap harus penulisnya yang melakukan revisi, karena penulislah yang bisa lebih mengetahui isi dan roh dari naskah tersebut.
3. maksudnya untuk kisah-kisah inspiratif gitu ya? Kalau memang sampai menjelekkan seseorang dan orang itu menyadari bahwa tokoh tersebut adalah dia, pasti akan timbul kondisi yang tidak mengenakan. Kalau bisa sih hindari menuliskan hal-hal seperti itu. Jangan sampai nantinya berbuntut panjang.
untuk satu dan dua, Oke :)
untuk tiga...
minta emailnya Pak Iwok dong, tolong bacain satu judul aja naskah aku. hehehe
gimana baiknya menurut pak Iwok?
kalau memang itu nggak baik, aku batalkan, kalau baik aku teruskan. karna masalah tentang orang itu cuma aku jadiin satu judul aja.
alhamdulillah aku bisa menerima semua masukan, dan komentar kalau memang itu terbaik...
kirim di email ku ya:
ulfaa.mariia@yahoo.com
terimakasih :)
Kalau untuk penulis baru lebih baik perjanjian royalti atau kontrak oplah ya?
Ada yang pernah mengatakan pada saya bahwa perjanjian royalti terlalu berisiko untuk penulis baru.
Terima kasih... :)
Kalau mau kirim naskah harus punya rekening bank ya pak?
terimakasih, salam kenal :)
@molla - Sebaiknya seperti itu karena kalau naskah dimuat atau diterbitkan, idealnya penerbit akan mengirimkan honor melalui transfer bank. Kalau belum punya rekening sendiri, bisa pake rekening orangtua kok :)
Salam kenal kembali. semoga membantu ya :)
Saya Wiedya yang ingin mencoba menerbitkan tulisan pertama saya, mau tanya ini,Pak,maksud diprint-out di A4 itu gimana ya? Soalnya naskah yang saya buat memakai format ukuran kertas sebesar buku-buku novel kebanyakan...apa perlu saya ubah formatnya untuk sewaktu diprint??
Terima kasih banyak..
dimohon dijawab di e-mail saya juga yah Pak... wiedykris@gmail.com
@Wiedya - setiap naskah umumnya diketik di atas kertas ukuran A4. masalah nanti akan dicetak dalam ukuran apapun, itu akan ditentukan dan diatur oleh pihak penerbit, bukan oleh penulisnya. Jadi yang harus kita lakukan adalah membuat printout dalam ukuran kertas A4 saja, jangan dalam format kertas lain ya. semoga membantu :)
Perkenalkan, nama saya Ilham :)
Pak, saya ada pertanyaan, novel saya ini ceritanya ada unsur fantasy, tapi juga ada unsur romance-nya. kalau disatukan, itu genrenya apa ya?
Lalu, kira - kira penerbit mana yang bisa menerima karya dengan kriteria di atas?
Kalau tidak keberatan, mohon jawaban dikirimkan ke e-mail saya : worih.yuffakun@gmail.com
Terima kasih sebanyak - banyaknya :)
salam kenal admin blog
Saya pingin sekali nerbitin novel karya saya, tapi saya ragu dengan genre nya. Jika tidak keberatan mohon berbagi info dan penjelasan tentang macam2 genre novel donk, Om Iwok (1)
Saya pernah menulis semacam essay yang bercampur fiksi tentang perjalanan hidup seseorang sejak ia kecil hingga ia membina rumah tangga. Ada romance, ada tragedy, ada sedikit nafas dewasa, ada sisi inspiratif nya juga, dan sedikit humor di dalam nya. Tergolong genre apakah karya saya tersebut? (2)
Jika Om Iwok memiliki informasi mungkin berkenan sharing kepada kita semua, penerbit mana yang kira-kira menerima karya dengan genre tersebut? (3)
Dan satu lagi, jika misalnya saya pernah mempublikasikan karya tersebut di forum penulis online, apakah tidak apa-apa jika saya mengajukan karya tersebut kepada penerbit resmi dengan harapan dijadikan buku? (4)
Mohon maaf jika saya sangat ingin tahu sekali. Saya harap Om Iwok tidak keberatan menanggapinya. Terima kasih
Salam
Zanne Cahyana Insani
@ahmad - walaikumsalam. salam kenal kembali :)
@Zanne - terima kasih sudah mampir. saya coba bantu jawab ya :
1. macam-macam genre banyak sekali, ada romance, komedi, motivasi, fantasi, horor, petualangan, thriller, dll.
2. kalau sudah dicampur fiksi, berarti bisa dikategorikan cerita fiksi. Memang ada based on true storiesnya, tapi sudah dicampur fiksi juga kan? berarti masuk ke kategori fiksi menurut saya sih :)
3. Hampir semua penerbit menerima naskah fiksi. Hanya saja, setiap penerbit punya kebijakan tema tersendiri yang akan diterbitkan. Coba cari tahu dengan mengunjungi masing2 website penerbit untuk melihat buku2 yang sudah mereka terbitkan. link penerbit ada di sebelah kiri blog ini :)
4. Ada penerbit yang tidak memperbolehkan sebuah naskah yang sudah dipublish di media online dan ada juga yang membolehkan. Biar aman, lebih baik hapus dari sekarang naskah yang dipublish di internet tersebut, dan coba kirim ke penerbit yang dikehendaki.
Semoga jawabannya memuaskan ya. Good luck Zanne. :)
Saya juga ingin memperluas pertanyaan point 2 tentang genre. Dengan banyak nya genre atau tema yang terkandung dalam satu karya, seperti dalam contoh tersebut, apakah saya harus menyebutkan semua genre nya satu per satu?
Misalnya
Judul : XXX
Genre : Fiksi, romance, tragedy, komedi, thriller dan fantasy
Atau, apakah ada sebutan khusus untuk satu karya yang mencakup banyak genre seperti itu?
Saya sangat berterima kasih sekali atas bantuan Om Iwok
Salam
Zanne Cahyana Insani
@dave - wah, novel kok isinya 4 cerita? bukan novel lagi dong jadinya? Saya tidak tahu jenisnya apa kalau satu buku memuat 4 cerita, karena kalau disebut kumpulan cerpen juga bukan, kan? Kumpulan cerita?
Kalau memang mau mencoba mengirimkan ke 4 cerita itu ke penerbit, berarti sinopsisnya juga harus ada 4. Karena editor harus mengetahui isi dari ke 4 cerita tersebut.
Good luck ya Dave :)
Saya juga suka nulis nih, tapi kebetulan baru nulisnya di blog. Tulisan saya itu tentang kisah nyata sehari-hari yang saya tuliskan dengan tokoh fiksi. Ceritanya sih tentang kesialan remaja soal asmara gitu. Mungkin kalau berkenan bisa mampir langsung ke ngejokenyacurhat.blogspot.com.
Nah, yang saya mau tanyakan, apa cerita yang kita buat itu harus ada benang merahnya? Nyambung dari bab ke bab gt. Soalnya cerita saya yang di blog itu kan random banget.
Trima kasih sebelumnya kan :)
saya sudah baca blognya, dan asyik banget. Kocak. Bisa tuh diajuin ke penerbit buat dibukukan. Siapa tahu kan lolos?
Benang merah pasti harus ada. Tapi yg namanya benang merah kan nggak mesti ceritanya bersambung dari bab ke bab. Itu mah cerita novel dong. Hehehe ... contohnya waktu blog saya dibukukan jadi buku Gokil Dad, cerita setiap babnya nggak nyambung, tapi ada benang merah yang menyatukannya, yaitu cerita-cerita konyol sebagai ayah.
Nah, kalo dilihat dari kisah2 Yande sih, benang merahnya adalah kisah2 cinta apes seorang mahasiswa. itu kali ya? Ayo, pilih-pilih dulu postingan sejenis yang paling kocak, buat dalam file tersendiri, lalu kiriiiim.
Good luck ya :)
saya jadi semangat nih.
Oh ya kak, satu pertanyaan lagi. Saya kan tinggal di Bali, dan sempet tanya2 penerbit di Bali, kayaknya gak ada penerbit novel. Ada saran gak saya kirim ke penerbit yg mana? saya lihat di blog kak iwok, banyak bngt nih nama penerbit. Makasi kak :)
Coba kirim ke Penerbit Gradien Mediatama, Bentang Belia, atau Bukune, yang biasa menerbitkan buku-buku seperti ini.
Ayoooo ^^
Nanti kalau terbit, Kak iwok orang pertama yang saya kabarkan hehe :D
aku udah lama suka nulis novel dan bingung syarat apa saja yang diperlukan. Dan baru kemarin saya menemukan blognya Om iwok, itu merupakan pencerahan bagi saya. Hehehe..
Om iwok kira2 aku boleh minta alamat e-mailnya nggak??
supaya jika sewaktu-waktu saya butuh masukan tentang karya tulis, saya bisa mengirim e-mail ke Om iwok.
alamat email saya minto_bluegirl@yahoo.co.id
Terima Kasih sebelumnya.
@Spica - 400 lembar? wuoooow kereen. Ga kebayang deh saya nulis sepanjang itu. Pasti banyak intrik dan konfliks di dalam ceritanya ya hingga bisa sepanjang itu. Eh, ini untuk dua buku ya? Sinopsisnya digabung aja, soalnya biar editornya bisa membaca alur keseluruhan naskah Spica dari awal sampai ending. Masalah nantinya novelnya akan dijadikan 2 buku, itu diatur editornya nanti. Good luck ya :)
@tasya - sinopsis itu adalah ringkasan cerita dari naskah yang kamu tulis. Jadi, alur cerita kamu itu seperti apa sih, nah tuliskan dalam ringkasan cerita sepanjang 1-3 halaman. Sinopsis ini sebagai gambaran awal sebelum editor membaca keseluruhan naskahnya. Semoga dimengerti ya :)
aku ingin jadi penulis novel ,, dan postingan ini sangat membantu. salam kenal Pak Iwok :D
1. kalau kita kirim naskah novel kita ke penerbit, kira-kira biasanya berapa lama/bulan kita menunggu konfirmasi dari pihak penerbit?
2. kalo masalah ukuran font yang 12, bisakah diganti jadi 11?
3. dan masalah spasi yg 1,5, apa bisa juga gk pake? soalnya batasam=n halamannya aja 150an ditambah font 12 + spasi 1,5. bukannya sedikit banget? novel setipis itu menurutku bakal banyak di skip dan beberapa dihilangkan yg otomatis jd gak klimaks ceritanya.
segitu aja mas, maaf ya kalo kebanyakan. mohon masukannya. terima kasih.
saya coba jawab ya :
1. Untuk masa review naskah standarnya sih 3 bulan. Tetapi untuk penerbit-penerbit besar (GPU misalnya), masa tunggunya bisa lebih lama dari itu. saya pernah menunggu keputusan lolos terbitnya sebuah naskah di GPU selama 9 bulan!
2. Untuk pengaturan font, spasi, dll, sepertinya itu standar baku dari penerbit ya. Tapi, bukan berarti tidak boleh lebih lho. Kalau naskahnya benar-benar menarik dan bagus, editor pasti akan tetap mempertimbangkannya meski jumlah halamannya cukup tebal.
Ketebalan halaman akan berpengaruh terhadap ketebalan buku cetaknya nanti, dan ongkos produksinya akan menjadi lebih tinggi. Harga jualnya juga jadi lebih mahal nantinya. Biasanya penerbit punya pertimbangan khusus mengenai hal tsb. Kalau harga bukunya mahal, tapi peluang lakunya kecil, pasti akan sulit dipertimbangkan. Kecuali untuk para penulis yang sudah punya nama besar dan punya fans tersendiri. contohnya Andrea Hirata, Tasaro GK, (atau bahkan JK Rowling yg buku terakhirnya setebal 700an halaman), yang setebal apapun bukunya pasti laku dan best seller.
Semoga memuaskan ya jawabannya :)
terima kasih atas infonya, sangat membantu.
saya mau tanya, saat ini saya sedang menulis novel fantasy romance yg ber-setting di luar negeri. ini novel pertama saya dan saya berniat untuk mengirimnya ke penerbit.
mohon sarannya untuk penerbit mana saja yg mau nerima naskah fantasy romance seperti yg sedang saya kerjakan.
ini email saya, fifit_cs1@ymail.com
mungkin ada pertanyaan-pertanyaan lain yg akan saya tanyakan. maklum masih amatir, terima kasih.
untuk fantasy romance, sepertinya bisa coba kirim ke GPU, Mizan Fantasi, Ufuk fantasi, atau beberapa penerbit lain. Coba deh jalan-jalan ke toko buku, dan perhatikan novel2 fantasi yang ada di sana. Cek nama-nama penerbitnya ya :)
Oya, karena Fitfit senang menulis cerita fantasi, pasti sudah sering dong baca novel-novel fantasi yang sudah terbit? Naah ... bisa dilihat tuh nama penerbitnya apa saja. oke? :)
mas kalo misalnya novelku udah diterima, trus jadi terbit. apa kalau udah gitu penerbit ngasih dead line buat novel selanjutnya? nah biasanya berapa lama ya deadline nya? oya, kalo misalnya gk sempet nulis trus udah deadline apa aku bakal dipecat gtu? thanks...
terimakasih infonya sangat bermanfaat
saya berencana mengirimkan naskah novel pertama saya, doakan lancar Om, dan kira-kira boleh minta alamat emailnya? biar sewaktu-waktu saya bisa konsul mengenai penulisan yang baik dan benar, terima kasih
- Naskah cerita tidak menarik atau temanya sudah sering ditulis penulis lain tanpa ada pembaruan cerita.
- Tema yang ditulis tidak sesuai dengan visi-misi penerbit yg dituju.
- naskah acak-acakan secara penulisan, misalnya masih banyak typo, EYD yang terlalu berantakan, termasuk jumlah halaman yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dari ketentuan yang dibutuhkan.
Untuk tips penulisan lainnya, bisa dicek di postingan saya berikut :
http://iwok.blogspot.com/search/label/Tips%20menulis
Makasih sebelumnya.
Sebut saja saya, Oukiname Rakuen.
mohon jawaban ya kak :)
Makasih
saya baru kali pertama mengunjungi blog mas setelah diarahkan oleh mbak goggle ^_^ . . .
langsung pada rasa ingin tahu saya kepada mas yg pastinya sudah sangat profesional dalam karya tulis :
saya sedang mengarang sebuah novel, kira-kira genre yg berbahasa jenaka namun intinya adalah romance dan kisah kehidupan remaja, itu bagaimana gambaran mas ???
karena sepertinya basic saya adalah ingin mengundang tawa dari para pembaca, namun setelah itu sedikit meneteskan air mata :D "ya walau saya tidak bisa terlalu PD kalau-kalau sahabat yg membaca benaran bisa tersenyum dan lalu menangis karenanya :D . . .
semoga mas dapat membantu saya yg masih awam ini .. salam super :)
ID : sayuti
email : sayuti.nasution@gmail.com (kalau-kalau mas akan membalas pertanyaan saya ini via email)
terima kasih
Novel komedi romantis remaja sudah cukup banyak lho yang terbit, dan banyak sekali penikmatnya. Jadi, peluangnya juga cukup besar. Ayo coba aja tulis dan kirim ke penerbit, siapa tahu lolos diterbitkan lho.
Selamat menulis :)
hehehe ... saya tidak bekerja di penerbitan, jadi tampaknya sulit ya kalau meminta mereka mengubah kebijakan batasan halaman yang sudah mereka tentukan.
Menurut saya, penerbit masih bisa toleran kok mengenai panjang halaman. Contohnya saja novel-novel Andrea Hirata, kang Abik, Tasaro, atau Dee Lestari yang novelnya tebal-tebal juga. Dan penerbit berani menerbitkan novel tebal seperti itu (dan biaya produksi utk novel setebal itu cukup tinggi lho) karena mereka sudah memiliki penggembar sendiri. Bahkan novel-novel tersebut sudah ditunggu kehadirannya bahkan sebelum terbit. Dengan peluang novelnya akan laris, penerbit berani menerbitkan novel-novel mereka, setebal apapun halamannya.
Nah, kalau penulis baru yang karyanya belum dikenal, siapa yang menjamin kalau bukunya akan laku? Karena ongkos produksinya tinggi, penerbit pun akan sangat berhati-hati dalam hal ini karena resikonya cukup besar. Kalau novelnya tidak banyak yg beli lalu numpuk di gudang, berarti uang mereka banyak terbuang. Jangankan balik modal, yang ada mereka bisa rugi besar. menurut saya, pertimbangannya seperti itu.
Tapi, kalau ternyata kita memiliki naskah novel tebal dengan cerita yang bagus, temanya unik, menarik, dengan gaya bercerita yang hebat, saya yakin penerbit pun akan berani untuk menerbitkannya.
Nah, masalahnya, sehebat apakah naskah yang kita miliki? :)
begitu mas iwok bilang "banyak penikmatnya dan peluang cukup besar dengan style/alur cerita komedi namun berakhir tragis (tertawa dahulu lalu menangis kemudian) saya jadi semakin menggebu untuk menyelesaikannya :D hehe...
hmm.. pertanyaan saya berikutnya :
1. (sejenak saya terkejut) ^_^
apa benar bahwa biaya produksi tidak ada urusan dengan kita sebagai penulis dan pemegang hak cipta karya. seperti misalnya telah ACC diterima, lalu operasional cetal, cover, type buku, marketing. . . apakah kita selaku penulis tidak diikut dan dibebankan dalam masalah "uang" dalam perkara demikian
2. domisili saya di medan (sumut).. apakah untuk pemula amatiran seperti saya dan mungkin sahabat lainnya, bisa langsung saja dilempar pada penerbit ternama di daerah pulau jawa (jakarta;nasional) agar komersial dari karya kita tidak hanya berkisar di daerah kita, terlebih lagi terpencil, sejauh mana peluang dan prospek untuk bermain skala nasional?
3. mengenai bab, pengalaman saya ketika membaca novel "harry potter" ada tampilan per bab, apakah novel karya anak bangsa/fiksi romance komedi juga tampil demikian? atau hanya cukup 1 alur cerita yg harus berjelanjutan atau lebih menarik dengan lompatan segment alur cerita dari satu fase ke fase yg lain???
maaf saya banyak tanya ^_^ karena besar harapan saya untuk mendapat arahan dari mas yg sudah profesional dan penuh pengalaman pastinya dalam karya tulis, jadi tidak salah jika saya ingin belajar banyak hal dari mas??? :)
1. Ya betul, ongkos produksi sebuah buku akan diurus dan ditanggung sepenuhnya oleh penerbit. Begitu pula dengan biaya promosi nantinya. Hanya saja, kalau penulisnya mau ikut promosi bukunya sendiri (dan dengan biaya sendiri) tentu saja tidak dilarang. Kalau bukunya laku, yang senang penulisnya juga, kan?
Eh, bahkan kalau penulisnya diundang promo atau talkshow bukunya, kita bakalan dikasih uang transport juga lho. Asyik, kan? :D
2. Tidak ada pembatasan lokasi daerah tempat tinggal penulis kok. Penulis dari penjuru tanah air (bahkan kalau kebetulan tinggal di luar negeri) boleh-boleh saja mengirimkan naskahnya ke penerbit besar berskala nasional. Prospeknya sama saja dengan penulis yang tinggal di kota Jakarta. Apabila naskah kita di ACC oleh penerbit, hubungan selanjutnya bisa dilakukan dengan surat-menyurat, email, telepon, SMS, atau via chat di internet. Meski saya tinggal di pulau Jawa (Tasikmalaya), Sampai saat ini, urusan kontrak dan lain-lain tidak mengharuskan saya datang langsung ke kantor penerbit kok. Mereka akan mengirimkannya langsung ke alamat rumah atau via email.
3. Harus dipilah bab per bab dong sesuai pergerakan ceritanya. Kalau terus menerus tanpa ada pemisahan Bab, pasti pembaca akan merasa cape bacanya karena seakan tidak diajak untuk beristirahat sejenak. Tampaknya kamu harus lebih sering baca novel indonesia deh, biar terlihat juga kalau setiap novel pasti ada pemilahan Bab demi Babnya. Malah saya belum pernah lho membaca novel yang tidak ada bab per babnya. hehehe
Semoga membantu ya, dan selamat menulis.
terima kasih atas sarannya agar saya lebih banyak membaca karya anak negeri, karena dengan demikian sepertinya saya akan lekas paham semua teknik menulis maupun SOP yg berlaku :D
baiklah, anak dari pelosok daerah akan segera menyambangi ibu kota :D
semoga lekas kelar dan saya minta bantuan arahannya dari mas iwok yg sudah lebih berpengalaman dan pastinya sudah profesional ... terima kasih sebelumnya, salam hangat.. hmmm bisakah saya menanyakan prihal lainnya via FB karena saya sudah berlangganan dengan akun mas :D ... semangat selalu
salam :)
hmm.. saya mau tanya nih, bisa share gak style dari gaya menulis akang, lebih menyukai atas penciptaan karya dalam genre apa (merasa paling PD dan serasa mas iwok banget gitu :D ??
dan untuk era sekarang, genre apa yg paling membumi atas komersil penjualan???
dan terakhir (untuk tahap ini saja, besok2 tanya lagi :D ) dari semua karya akang, bisa share gak, yg paling "cetar" penjualannya atas judul karya yg mana dari bukunya???
semoga bisa memberi pengarahan kepada kami yg masih muda ini ..
Terima kasih ^_^
ID : sayuti
trik dalam membuat sinopsis adalah alur cerita dari awal sampai akhir tanpa harus menggantung seperti back cover seperti bentuk buku yg telah akang jelaskan sebelumnya..
hmmm apakah dalam sinopsis boleh diperkenalkan satu satu tokoh beserta sekilas wataknya, atau yg baik itu seperti apa ??? ^_^
salam pena
ID : sayuti :)
- Setelah mencoba berbagai jenis tulisan, saya sepertinya merasa lebih nyaman menulis cerita komedi remaja dan cerita anak.
- Genre yang sekarang sedang rame sepertinya novel berbau korea dan novel roman. Hal ini bisa dilihat dari serbuan novel-novel sejenis ini di toko-toko buku. Tapi tren buku di Indonesia ini bisa cepat berubah, jadi setahun ke depan bisa saja tergeser oleh tema lain.
- Buku saya yang paling cetar? kalau dari sisi penjualan adalah buku anak '99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran' dan novel 'KING' yang merupakan adaptasi dari film KING.
- Untuk sinopsis, bisa saja memperkenalkan salah satu tokoh di dalamnya asal keseluruhan alur cerita tersampaikan di dalam sinopsisnya ya.
Semoga membantu :)
wuihh... ternyata karya akang sudah sampai diangkat ke layar lebar T_T saya juga mauuuuu :') apa tips2 nya akang ^_^ ???
hmm.. baik lah, selagi terus bertanya, saya akan terus melanjutkan ketikan demi ketikan ini :D
-_-" kenapa harus korea ia ??? bukan kah kisah di negara kita lebih banyak yg menyayat hati dari segi romance :D
uppss "Salah satu tokoh" ???
bagaimana kalau saya memasukkan minimal 3 tokoh beserta wataknya. yg dimana merekalah penentu alur cerita sampai menuju klimaks???
Tapi kisah roman dalam negeri pun lagi rame kok. Judul2 novel roman dalam negeri banyak banget di toko buku.
Untuk sinopsis, intinya adalah bisa memaparkan secara singkat alur kisah dari awal sampai akhir. Dalam hal kita ingin memasukkan tokoh2nya dalam sinopsis tidak masalah sama sekali. :)
Genre thriller, suspense, misteri, berpeluang diterbitkan kok. Selama ceritanya keren dan menarik, pasti penerbit akan tertarik untuk menerbitkannya.
Oya, maksud adegan 'sakit' itu seperti apa ya?
bagaimana dengan semisalnya nanti telah diterima penerbit, kertas A4 naskah awal kita kan tentunya akan diconvert dari yg semisal awalnya 150 lembar, tentunya misalnya akan menjadi 250 semisalnya, tidak kah itu menjadi kendala bagi penerbit atau seperti apa menurut mas??? terima kasih :)
@setsuko - saya kurang faham ya tentang aturan FFn itu (Fan Fiction ya?). Kalau menurut saya sih, lebih baik bikin cerita baru lagi. Oke? :)
klo antologi itu, tema ceritanya boleh sma nggak Mas?
please replay ke email aku Mas, elands_area@ymail.com
makasih banyak MAS Iwok :)
Sepengetahuan saya, untuk kumpulan cerpen sepertinya agak sulit ya sekarang ini, apalagi untuk penulis baru. Biasanya kumpulan cerpen yang terbit saat ini adalah karya penulis-penulis yang sudah berkiprah cukup lama dalam dunia penulisan (dan sudah dikenal sebagai cerpenis handal).
Kenapa cerpennya tidak dikirim ke majalah-majalah remaja saja? Sayang lho kalau hanya disimpan di dalam laptop saja. Tapi kalau mau coba kirim ke penerbit juga tidak masalah kok, bisa saja dicoba. Siapa tahu malah memang layak untuk diterbitkan.
Tema cerita boleh kok tentang anak SMA, nanti masuknya ke genre teenlit.
Sukses ya :)
Oom Iwok, sya boleh tanya ya??
Sya kalau nulis itu lambaaaaat banget kaya siput. Bagi waktunya juga kesulitan. sya jadi bingung? Gimana ya caranya biar cepat selesai gitu??
Oom Iwok, Itu berarti yang tertera di daftar isi, naskah novelnya belakangan dong?
pertanyaan sya yang terakhir, cara buat surat Pernyataan Keaslian gimana ya? Terima kasih.
di daftar isi naskah novel belakangan? iya betul, tapi halaman2 sebelumnya kan tidak terlalu banyak juga. Gapapa kok.
@Yudhi - terima kasih banyak atas masukannya. :)
sukses selalu bwt oom Iwok
@Beelze - sebenarnya penerbit novel fantasi di indonesia sudah mulai bermunculan. di antaranya Mizan Fantasi (melalui penerbit Nourabook, Bentang, Mizania), GPU, Ufuk Fantasi, Matahati, Mahda Books, dll. Coba deh baca novel2 fantasi terbitan mereka agar bisa kebayang cocoknya dikirim ke penerbit yang mana. oke? :)
@intan - hmmm .. kalau bisa sih jangan kepanjangan ya, nanti sinopsisnya jadi kayak cerpen dong? hehehe .. coba deh dipangkas-pangkas lagi, biar sinopsisnya hanya menceritakan alur penting saja. oke? :)
@Anonim - Biasanya penerbit akan mendistribusikan bukunya ke seluruh toko buku di Indonesia melalui jaringan mereka. Jadi, meskipun bukunya diterbitkan di Jakarta, di palembang juga pasti ada bukunya :)
@missedstory - jangan pernah minder lho, karena itu akan menjatuhkan semangatmu sendiri. justru setelah banyak membaca karya orang lain, harus lebih semangat belajar agar tulisan kita lebih baik. oke? tetap semangat ya :-)
sangat membantu banget..
doa`in berhasil ya om..;-)
Aku pelajar 15th
Nama aku Aisyah D
Yang pengen ngajuin novel komedi aku ke penerbit
Kira kira novel komedi bisa gak bercerita tentang pengalaman diri sendiri?
soalnya aku pengen diary pengalaman lucu aku di jadikan buku komedi non fiksi
Dan kak iwok bisa gak kalau aku kirim novel komedi aku ke beberapa penerbit? Soalnya kalau nunggu 4 s/d 5 atau sampai setahun lebih bakal lama cuma nunggu ketolak atau enggaknya.
Mohon di jawab ya kak makasih :)
diari pengalaman lucu bisa aja kok diterbitkan dan sudah banyak buku2 seperti itu. misalnya serial kambing jantan raditya dika, anak kos dodol dewi rieka, atau gokil dad karya saya. coba aja kirim naskahnya.
oya, bagusnya sih kirim naskahnya satu2 dulu ya. kalo sudah ada penolakan dari penerbit pertama, baru kirim ke penerbit berikutnya. soalnya, kalo dikirim sekaligus ke bbrp penerbit, lalu semuanya menerima naskahnya gimana? ngga enak kan membatalkan ke penerbit yg ga terpilih?
mau nanya boleh ? aku kan lagi bikin novel nih nah aku baru bkin 2 sequel, trus bhasa yg aku pake itu campuran antara indo sma korea, tapi yg romanjinya bukan hangulnya, itu boleh ga sih ka ?
trus klo mslnya boleh, aku boleh ga nambahin glosarium di akhirnya ?
trus juga genrenya ini itu berkisah tntang brothership, friendship tapi ada sadnya juga, jdi genrenya apa ka ?
aduh aku bnyak nanya ya ? maaf ka namanya juga blajar :D mohon bntuannya
kalau diselipin dikit-dikit dalam dialog sih saya pikir nggak masalah, tergantung kebutuhannya. Apalagi kalau misalnya si tokohnya orang Korea atau menggunakan setting di Korea. Glosarium atau footnote memang sangat dibutuhkan agar pembaca tidak kehilangan arti dari bagian tersebut.
Genre ceritanya masuk ke drama. Tetap semangat ya :)
Saya mau bertanya, biasanya dalam satu bab di novel itu ada berapa halaman Ms Word ya? Saya mencoba membuat novel, tapi satu babnya berkisar antara 12-15 halaman, apa itu terlalu panjang?
Terima kasih sebelumnya :)
untuk penulisan panjang halaman dalam satu bab nggak ada aturannya kok, tergantung penulisnya membutuhkan seberapa panjang untuk cerita dalam bab tersebut. tapi 10-15 halaman sudah cukup kok, saya pun biasanya sekitar itu kalau menulis novel.
selamat menulis. terima kasih sudah mampir :-)
nah kbtulan prannya itu aku ambil dri slah satu member boyband korea hehe
hihi mkasih ya ka atas jawabannya, nnti aku mau nanya lagi ya :D
kak mau nanya, aku udah ngirim naskah novel ke GPU.
aku pernah telf 2 kali ke GPU balasannya sedang dibaca. itu pas naskah yang aku kirim udah 5 bulan. sekarang udah 7 bulan.
kalau aku tlf lagi. aku takut kalau nantinya dibilang rewel.
apa mungkin novel aku itu udah pasti ditolak ya, karena udah lewat 5 bulan.? mohon balasannya ya kak.
karena selang waktunya sudah cukup lama, boleh kok kalau mau telepon lagi. yang penting jangan telepon tiap minggu aja. hehehe
biasanya, GPU akan mengirimkan surat pemberitahuan kalau naskahnya ditolak kok. saya pernah dapat surat penolakan setelah nunggu 7 bulanan, apalagi sekarang yg antriannya semakin panjang ya?
oya, naskah saya Dog's Love diberitahu lolos terbit di GPU setelah nunggunya 9 bulan lho. jadi sabar aja ya. didoain semoga naskahnya lolos terbit. aamiin :-)
waktu itu udah tlf. katanya suruh nunggu satu minggu lagi.
tapi udah satu minggu belum ada kabar.
mungkin benar, aku harus sabar kali. :)
Aku mau tau tanggapannya kaya gmna, aku msih tkut nih buat ngajuin naskah aku ke penerbit
@avans - ya, resiko menerbitkan indie memang harus siap dengan promosi dan distribusinya, kalau tidak begitu tidak akan banyak orang mengetahui buku kita.
mengenai peluang ditdrbitkan penerbit besar, setiap orang memiliki peluang yg sama kok.selama naskah kita bagus dan menarik, serta memenuhi syarat, insya Allah akan diterbitkan. jadi, ayo tulis naskah semenarik mungkin :-)
@fenti - duh, maaf banget ya tidak bisa mengabulkan permintaannya. saat ini saya masih punya dedlen2 tulisan yg harus diselesaikan. saya juga harus ngantor setiap hari, jadi waktunya rebutan nih. mungkin lain kali ya. maaf banget :-)
thx
terima kasaih
untuk printout naskah, jangan bolak-balik ya, soalnya bacanya pasti pusing nanti editornya. hehehe. Kalau naskahmu tidak sesuai dengan kriteria untuk PBC, berarti masuknya ke novel fiksi remaja umum. Coba saja dikirimkan, siapa tahu bisa diterbitkan. :)
mohon jawabannya di kirim via email ke : firaa88@gmail.com
terimakasih banyak sebelumnya ya bang :)
Mau nanya nih, contoh surat penghantar itu seperti apa ya? Maklum,saya masih pelajar dan ingin mengirim naskah tema remaja ke PT Gramedia. Tolong kirimkan ke alamat e-mail saya prabaswariyogiana@yahoo.com . Terimakasih sebelumnya :)
Ya, kalau print naskah jangan bolak-balik ya, tapi satu lembar satu halaman muka saja.
Boleh kok, berarti nanti kamu kirimnya naskah umum, bukan khusus untuk serial PBC :)
@Fira - Cara untuk menanyakan kepastian naskah kita bisa dengan cara menelepon atau mengirim email ke redaksi. Biar pasti sih lebih baik telepon saja. Minimal setelah satu bulan naskahmu dikirim deh. Kamu bisa bertanya mengenai status naskahmu saat itu. Jangan lupa ucapkan 'maaf mengganggu' dan 'terima kasih' agar terdengar sopan ya :)
Satu bulan sekali menelepon untuk menanyakan kabar naskah kita gak masalah kok sepertinya. Asal jangan setiap minggu saja ya :D
@Ogy
Halo Ogy, maaf jawabannya terlambat ya. Contoh surat pengantar bisa dibaca di postingan saya yang ini :
http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html
semoga bermanfaat :)
pertama saya masih tidak mengerti dengan Surat Pengantar, Surat Pernyataan Keaslian Naskah, dan saya sedikit bingung dengan cara mengirimnya yang melalui pos karena saya belum pernah mengirim sesuatu lewat pos, bisa tidak sedikit dijelaskan?
terima kasih atas postingannya :) sangat membantu.
oh ya. kalau bisa jawabannya tolong ke email saya saja om. chahiruma@gmail.com
kalau om gak keberatan heheh makasih om :)
Surat Pengantar adalah surat yang menyertai pengiriman naskah saat dikirimkan ke redaksi penerbit. Isinya semacam pemberitahuan bahwa saat itu kita mengirimkan naskah untuk dipertimbangkan untuk diterbitkan. Semacam sopan santu gitulah. Contohnya ada di postingan saya kok di blog, silakan cari ya. Lihat saja postingan2 saya yang berlabel 'Tips Menulis'.
Surat pernyataan keaslian naskah adalah surat pernyataan bahwa naskah yang kita kirimkan itu adalah benar-benar naskah milik kita sendiri, bukan saduran atau terjemahan dari karya lain.
Belum pernah kirim sesuatu via pos? Ah, masa sih? Gampang kok. Naskah yang sudah dijilid dan dimasukkan amplop, tinggal dibawa ke kantor pos. Lalu serahkan ke bagian pengiriman untuk ditimbang dan dihitung ongkosnya. Setelah itu bayar biayanya dan selesai sudah. gampang kan? Hehehe
-_- tetep enggak ngerti om sama surat pernyataannya. maksud om itu ketik kaya surat yang menyatakan bahwa tulisan/karya sendiri gitu? maap om agak2 lola saya -_-
oh. gitu. okelah :D biasanya om pakai prangko gak?? -_-a
@Precilia - sudah dibalas via email ya :)
Kak Iwok sy maw tanya..
bulan juli kmarin sy sdh mengirimkan naskah sy ke GPU. pertanyaan sy, adakah konfirmasi dr pihak GPU ttg mereka sdh menerima naskah sy / blm? krn sampai skrg sy blm menerima konfirmasi apa2. sy jd cemas apakah naskah sy sdh sampai di sana atau blm. bs sy minta nmr telp GPU yg bs di hub mgkn. thx
skalian numpang nanya nih Mas, gimana kalo naskah fiksi yg lbih dari 300 halaman Mas?
apakah bisa sa kirimkan jg ke penerbit yg saya inginkan?
trimakasih Mas Iwok, smoga ditanggapi.
salam sukses buat smua
@Louis - kesempatan selalu terbuka, lho. Jadi peluang naskahnya untuk diterbitkan akan selalu ada. Karena itu coba saja kirimkan dulu naskahnya Mas Louis, biar bisa direview oleh editor di penerbit yang bersangkutan. Good luck ya :)
Saya sedang membuat buku tentang K-pop dan Korean culture . Boleh tidak kalau ditulis dalam 2 bahasa ( b.indonesia dan b.inggris) ? Lalu tentang gambar yang dipakai , haruskah saya mencantumkan website dimana foto itu ditemukan ? Bagaimana dengan hak cipta pemilik fotonya ?
Kalau bisa dibalas di email saya yah , alventolim@yahoo.com . Terima kasih banyak !
penggunaan foto, menurut saya cukup riskan dengan hak ciptanya, meski di beberapa buku yg saya punya cukup mencantumkan url-nya. lebih baik konsultasikan dengan editor saja ya, biar lebih pasti jawabannya. :)
@my world - ya, ada baiknya menuliskan terjemahannya dalam footnote, karena nggak setiap orang tahu artinya :)
berapa kali anda gagal hingga akhirnya naskahnya di terbitin.
hehehe..
@Dhilla - saya suka nulis sejak kecil. Dan sudah tidak terhitung banyaknya naskah saya yang ditolak penerbit/media cetak. sampai sekarang pun masih ada kok naskah saya yang ditolak penerbit. Tapi semua itu tidak membuat saya patah semangat untuk tetap menulis :)
@anonim2 - tidak ada batasan usia kok, anak sma boleh mengajukan naskah novel. pake bahasa gaul dan ber lo-gue juga boleh :)