Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia
Dua minggu lalu (11 November 2015), si Bocil (Anggora, 10-11 bulan) menunjukkan gejala-gejala sakit. Saya menganggapnya biasa saat dia seringkali muntah bulu (hairball). Berdasarkan informasi yang saya peroleh di internet, hal yang wajar kucing memuntahkan bulu yang tertelan dan menggumpal menyumbat kerongkongan. Tetapi, saya mulai menganggapnya tidak biasa saat muntahnya jadi rutin setiap hari. Tidak hanya bulu yang keluar, tetapi juga cairan dan makanan yang sudah tertelan. Terlebih saat kotorannya kemudian menjadi lembek dan encer.
Apakah karena saya baru saja mengganti makanannya? Sudah sejak awal November saya mencoba mengalihkan makanan si Bocil dari merk Blackwood ke Proplan. Bukan karena Blackwood tidak bagus (menurut referensi, Blackwood kandungannya justru lebih bagus karena tidak mengandung grain), tetapi karena merk ini jarang sekali terdapat di petshop di kota saya. Hanya ada 1 petshop yang menjual Blackwood, dan itupun saya takut mereka tidak akan menjual lagi kalau stok sudah habis (beberapa kali kejadian saya ganti merk (Austin, Pet Forrest) karena stok merk tersebut habis dan mereka tidak restock lagi. Duuh ... sempat pesan online, tapi berat di ongkos!). Akhirnya saya memilih merk Proplan yang memang tersedia di mana-mana. Dua minggu itu, saya mencampur Blackwood dengan Proplan untuk mengantisipasi ketidakcocokan makanannya yang biasanya mengakibatkan diare. Tetapi, kenapa mencretnya terjadi setelah dua minggu masa peralihan makanan? Kenapa bukannya dari awal?
Saya akhirnya memberikan Blackwood saja tanpa campuran. Tapi, kotorannya tetap lembek, dan semakin parah! Muntahnya semakin sering terjadi, dan diarenya semakin akut. Si Bocil sudah tidak mengenal lagi litter box nya. Ia buang kotoran tanpa bisa ditahan lagi. Muntahan dan kotoran berceceran di mana-mana. Nafsu makannya pun perlahan-lahan menghilang. Dia hanya mau makan sedikit wetfood dan tidak menyentuh dry foodnya sama sekali.
Yang membuat saya panik adalah; apakah ini tanda-tanda si Bocil keguguran? Ya, saat itu si Bocil sedang hamil beberapa minggu. Perkiraan, awal Desember ini dia melahirkan. Kecurigaan saya semakin bertambah ketika keluar cairan darah dari vaginanya terus menerus. Huwaaa ... ini adalah kehamilan pertama yang sudah kami tunggu. Setelah beberapa kali menahan birahi kawinnya karena masih terlalu muda, awal Oktober saya akhirnya mengawinkan si Bocil dengan jantan dari ras Himalayan.
Panik membuat saya segera membawanya ke Vet (14 November 2015). Kondisinya sudah semakin parah. Selain tidak mau makan sama sekali, muntah dan diarenya semakin berkelanjutan. Hasil konsultasi dan pemeriksaan, Vet mengatakan kalau si Bocil kemungkinan besar terkena virus Panleukopenia!
DUAAARRRR!!
Buat penyayang kucing, Panleukopenia (Cat Distemper) adalah sebuah kata yang sangat mengerikan; mimpi buruk yang paling buruk. Bagaimana tidak, virus ini begitu mematikan dan belum ada obat apapun yang dapat menangkalnya. Kucing yang terjangkit virus ini akan sulit sekali untuk disembuhkan dan selalu berujung pada ... kematian. Hiks.
Apa itu Panleukopenia? Silakan baca selengkapnya di sini.
“Si Bocil sudah divaksin belum, ya?” tanya Vet bingung. Kucing yang sudah divaksin cenderung lebih kebal terhadap virus ini.
Saya jawab belum. Dulu, saya sempat membawa si Bocil untuk vaksinasi. Ternyata, dia malah terkena scabbies (tertular kucing liar yang sering mampir ke rumah meminta makan). Akhirnya Vet memutuskan untuk perawatan menyembuhkan scabbiesnya dulu sebelum vaksin. Selama sebulan Si Bocil mendapatkan suntikan anti scabbies (4 kali suntik). Tiba jadwal vaksin, kondisi keuangan saya yang tidak memungkinkan karena saat itu sedang banyak sekali pengeluaran. Ujung-ujungnya, si Bocil keburu hamil dan saya pikir, kucing hamil tidak boleh divaksin. Sok tahu memang, karena menurut Vet, kucing dengan kehamilan muda masih bisa dilakukan vaksinasi. *jeduk-jeduk*
Panleukopenia positif mengakibatkan keguguran pada janin si Bocil. Setelah diinfus beberapa jam, dibersihkan kotoran di sebagian besar bulunya bagian belakang, saya membawa si Bocil pulang dengan perasaan lemas dan sangat bersalah. Bayangan saya, kami akan segera kehilangan si Bocil tak lama lagi. Istri dan anak saya sudah mulai menangis. Dokter tidak ingin menyembunyikan masalah ini agar kami tidak terlalu banyak berharap dan mempersiapkan kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Kucing penderita Panleukopenia biasanya hanya bisa bertahan beberapa hari saja. :(
Perasaan berdosa (karena tidak melakukan vaksinasi lebih awal) membuat saya googling tentang Panleukopenia sebanyak-banyaknya. Hasilnya, saya semakin lemas dan hilang harapan. Judul tulisan yang saya temukan di google seringkali membuat saya bergidik.
Gustiii ... gitu-gitu amat ya bikin judul tulisan? Dan saya membesarkan hati; masih ada harapan 10% bagi si Bocil. Begitu pula saat membaca tulisan lain yang berbeda, yang menulis 85% kucing penderita Panleukopenia akan mati. Saya membesarkan hati lagi, kemungkinannya meningkat menjadi 15% bagi Bocil.
Saya browsing kembali, keluar-masuk forum-forum pecinta kucing yang membahas tentang penyakit ini, membaca puluhan artikel yang isinya lagi-lagi tak jauh beda, membaca kesedihan para penyayang kucing yang ditinggalkan kucing kesayangannya. Hingga akhirnya saya terdampar di blog ini.
Di sana saya menemukan sebuah harapan. Seseorang berbagi cerita kalau kucingnya yang mengidap virus Panleukopenia dapat diselamatkan! Ia menuliskan perjuangannya menyelamatkan si Cemong (kucingnya) untuk kembali sembuh. Saya baca artikelnya, saya print untuk dijadikan panduan menyelamatkan si Bocil.
Kucing penderita Panleukopenia hanya mengandalkan pada kekebalan tubuhnya untuk bisa sembuh. Masalahnya, dalam kondisi kritis seperti itu, nafsu makannya benar-benar sudah hilang! Selezat apapun makanannya, dan semahal apapun, kucing sama sekali tidak akan tertarik. Yang harus diupayakan adalah bagaimana caranya agar makanan itu bisa masuk!
Dokter membekali saya dengan obat anti muntah dan vitamin untuk Bocil. Untuk asupan makanannya, vet menyarankan saya memberikan a/d Feline Canine, makanan khusus untuk kucing yang sakit berat.
“Paksakan si Bocil untuk makan. Kalau perlu, suapi dengan tangan atau menggunakan pipet/spouit ke mulutnya,” kata vet.
Dan perjuangan itu tidak pernah mudah. Pemberian obat dan makanan butuh perjuangan tersendiri. Saya harus memaksa si Bocil membuka mulutnya untuk melesakkan obat dan makanan berkali-kali. Meski tubuhnya lemah, dia masih kuat untuk menggigit atau mencakar. Tangan saya penuh cakaran dan berdarah-darah. Kadang istri saya membantu memegang badan si Bocil saat saya memaksanya membuka mulut. Bocil harus makan!
Berdasarkan artikel dari pemilik si Cemong yang selamat dari virus ini, saya coba ikuti kiat-kiat yang dilakukannya. Setiap hari saya memberikan :
• Obat dokter (anti muntah & vitamin) - 2 kali sehari (atau sesuai dosis masing-masing)
• Madu dicampur kuning telur – 2 kali sehari (pagi dan malam). Suapkan menggunakan pipet/spouit.
• Makanan yang diencerkan (saya pakai a/d Feline Canine) – 2 kali sehari (bagusnya sih 3 kali sehari). Karena nutrisinya cukup tinggi, saya memberikan satu sendok makan yang diencerkan dengan air. Disuapkan menggunakan pipet/spouit.
Bulu si Bocil mulai bau. Leleran makanan yang menempel pada bulunya membuat bulunya kusut dan kotor. Belum lagi bau dari kotoran yang menempel pada bagian belakang bulunya (dia sudah tidak sanggup lagi untuk menjilati bulunya sendiri). Setidaknya dua kali sehari saya harus memandikan bagian belakang badannya biar tidak terlalu bau dan dikerumuni lalat. Hiks ... sumpah, saya tidak tega melihat lalat-lalat mengerubunginya saat si Bocil saya jemur biar bulunya kering. Kalau sudah begitu, saya bawa masuk lagi dan mengeringkan bulunya dengan hairdryer.
Hari ketiga (16 November), saya kembali membawa Bocil ke Vet. Badannya masih lemas, ditambah darah yang mengalir terus dari vaginanya. Kalau memang virus ini menyebabkan keguguran, janin di dalam perutnya belum keluar sampai saat itu. Bagaimana kalau membusuk di dalam rahimnya dan menyebabkan bakteri penyakit tambahan? Huwaaa ...
Tak banyak yang bisa Vet lakukan selain memberikan antibiotik. Suntik mulas untuk mengeluarkan janin sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya (dan belum ada efeknya). Saya minta Bocil untuk dirawat di petshop tersebut saja. Apa kata dokter?
“Infus hanya membantu kekurangan cairan sementara saja. Apakah selama ini obat dan makanan masuk?”
Saya mengangguk. Meskipun dipaksa, Bocil mau menelan apa yang disuapkan ke mulutnya.
“Saran saya, Bocil sebaiknya dirawat di rumah saja. Yang jauh lebih dibutuhkannya sekarang adalah kasih sayang dari pemiliknya. Semakin besar dia melihat kasih sayang Bapak sekeluarga, semakin besar keinginannya untuk kembali sembuh.”
Ucapan itu meruntuhkan harapan saya. Dokter sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Di sisi lain, kalau memang umur Bocil pendek, dia harus tahu kalau kami sangat menyayanginya. Kami bawa Bocil pulang. Perhatian kami berikan full dari seluruh keluarga. Anak-anak saya minta untuk mengabaikan bau dan penampilan Bocil yang kusut. Bocil harus sering diajak bicara dan diusap-usap. Kucing penderita Panleukopania selain tidak nafsu makan, juga akan lebih banyak tidur sepanjang hari dan tidak tertarik untuk beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena tubuhnya yang lemas.
Setiap hari saya melakukan rutinitas menyuapinya. Jam istirahat kantor saya pulang (untungnya kantor saya tidak terlalu jauh) hanya untuk menyuapinya lagi atau menyeka bulu kotornya. Malam pun rutinitas itu berlanjut. Aktivitas saya berhenti total hanya untuk si Bocil. Saya tidak keberatan harus menjumput kotorannya dan mengepel rumah berkali-kali. Saya mencuci tangan berpuluh kali setiap hari. Entah sudah berapa kotak tisu kering dan tisu basah yang saya beli.
Yang tidak pernah memelihara binatang pasti melihat kelakuan saya dengan heran. Seperti yang disampaikan salah seorang tetangga saya. Untuk apa saya (dan kami) mati-matian seperti itu. Kucing mati kan bisa beli lagi? Buat apa repot-repot? Tapi, untuk penyayang binatang pasti akan sangat mengerti. Kucing (atau binatang lain pun) tidak lagi sekadar piaraan. Mereka sudah menjadi bagian keluarga kami. Jadi, abaikan saja omongan mereka daripada saya napsu lalu nabok!
Kalau mikir cape, tentu saya cape. Tapi saya tidak tega membayangkan anak-anak (bahkan istri saya) apabila kehilangan kucing kesayangannya. Setiap hari si Bocil selalu jadi rebutan untuk dipeluk dan diciumi. Setiap hari anak-anak selalu bertanya; “Ayah, kapan si Bocil sembuh?”, “Kapan si Bocil boleh tidur di kasur lagi?”, “Ayah, si Bocil nggak bakalan mati, kan?”. Hiks.
Hari ke lima (18 November) sejak masa kritis, Bocil sudah bisa jalan-jalan keliling rumah. Muntah dan diarenya sudah berhenti (meski pupnya masih lembek). Dia sudah bisa minum sendiri dan pup di litter box-nya. Dia juga sudah punya tenaga menjilati bulu-bulunya. Sebuah perkembangan yang membuat saya semakin memiliki harap (meski masih tetap belum tenang). Sembuh! Sembuh! Sembuh!
Sore itu juga, saya coba merebus ikan laut yang kebetulan istri saya beli untuk makan malam. Saya potong sedikit bagian ekornya, lalu direbus sebentar. Dengan penuh harap, saya sodorkan ke hidung si Bocil. Dia mengendus sebentar, lalu melengos. Saya manyun. Cape-cape ngerebus ikan, eh malah dicuekin. Penasaran, saya cuil sedikit ikan, lalu paksakan masuk mulutnya. Eh, dikunyah! Tak lama si Bocil mengendus-endus dan seperti mencari lagi. Saya terbelalak, lalu menyodorkan piring makannya berisi cuilan daging ikan. Dan ternyata ... di makan! Huwaaaa .... alhamdulillah. *joged-joged*. Saya langsung ultimatum istri agar menu makan malam segera diganti, karena ikan kembung yang dibeli akan dijadikan stok makanan si Bocil! Hehehe.
Perjuangan saya mulai berbuah. Bocil tidak perlu disuapi lagi. Setiap hari saya berikan ikan laut yang direbus, setengah potong ikan saja untuk satu kali makan. Obat-obatan (kecuali anti muntah) masih dilanjutkan. Tiga hari menu makan Bocil tidak berubah, hingga saya pikir bakalan gawat kalau jadi kebiasaan makan ikan terus. Tidak praktis. Wet food kalengan jauh lebih praktis dan ekonomis. Akhirnya saya sodorkan Pet Forrest kalengan yang biasa dikonsumsi. Hasilnya, dia hanya mencicip secuil lalu ditinggalkan. Saya coba beli wetfood merk Whiskas Junior, dengan pertimbangan lebih halus dan aromanya lebih menyengat. Ternyata dicuekin juga. Yasudahlah. :D
Etapi, besoknya ternyata dia mau! Dua sendok makan penuh wetfood dihabiskan dalam sekejap. Hari itu setiap kali dia mengeong lapar, saya berikan satu sendok. Nafsu makannya sudah kembali! Yiaaaay. Masalah dia belum mau dryfood, itu urusan belakangan. Tar aja dipikirin ngatasinya. Hehehe.
Oya, janin di perut si Bocil akhirnya keluar pada hari Jumat (20 November). Saat pulang jam istirahat, saya dihadapkan seekor janin yang sudah tergeletak di lantai kamar dengan darah berceceran. Besok paginya, seekor lagi keluar setelah si Bocil mengeong-ngeong dan seperti sedang mencari tempat untuk melahirkan. Akhirnya saya pindahkan ke dalam kandang dan saya pijat-pijat perutnya. Tak lama lahir pula seekor anaknya! Horee .. saya lulus sebagai bidan.
Sayang kedua anaknya lahir dalam keadaan tak bernyawa. Hiks ... padahal kedua janin itu sudah berbentuk utuh. Seandainya tidak terkena virus ini, dalam dua minggu ke depan tentu saya sudah memiliki dua kitten lucu. Huhuhu. Ah sudahlah, yang penting Bocil sudah sehat kembali. Itu yang paling penting bukan?
Kemarin (23 November), nafsu makan si Bocil kembali lagi sepenuhnya. Dia akhirnya mau menyentuh kembali dryfoodnya. Alhamdulillah ... sehat! Sehat! Sehat! Insya Allah, Sabtu ini si Bocil akan ketemu Vet lagi untuk vaksinasi. Mencegah memang jauh lebih baik (dan lebih murah) daripada menyembuhkan. Dan saya tidak ingin mengalami hal yang sama kedua kalinya.
Buat teman-teman yang mengalami hal yang sama, percayalah, meskipun tipis, harapan itu selalu ada. Jangan panik dan pasrah begitu saja. Perjuangan dan pengorbanan pasti dibutuhkan, karena kita tentu tidak akan menyerahkan nyawa kucing kesayangan begitu saja, bukan? Kalaupun memang sudah waktunya, setidaknya kita sudah memberikan kasih sayang sepenuhnya untuk mereka. Tetap semangat!
Bocil sebelum sakit |
Saya akhirnya memberikan Blackwood saja tanpa campuran. Tapi, kotorannya tetap lembek, dan semakin parah! Muntahnya semakin sering terjadi, dan diarenya semakin akut. Si Bocil sudah tidak mengenal lagi litter box nya. Ia buang kotoran tanpa bisa ditahan lagi. Muntahan dan kotoran berceceran di mana-mana. Nafsu makannya pun perlahan-lahan menghilang. Dia hanya mau makan sedikit wetfood dan tidak menyentuh dry foodnya sama sekali.
Bocil saat sakit. Bulunya kotor sekali |
Yang membuat saya panik adalah; apakah ini tanda-tanda si Bocil keguguran? Ya, saat itu si Bocil sedang hamil beberapa minggu. Perkiraan, awal Desember ini dia melahirkan. Kecurigaan saya semakin bertambah ketika keluar cairan darah dari vaginanya terus menerus. Huwaaa ... ini adalah kehamilan pertama yang sudah kami tunggu. Setelah beberapa kali menahan birahi kawinnya karena masih terlalu muda, awal Oktober saya akhirnya mengawinkan si Bocil dengan jantan dari ras Himalayan.
Panik membuat saya segera membawanya ke Vet (14 November 2015). Kondisinya sudah semakin parah. Selain tidak mau makan sama sekali, muntah dan diarenya semakin berkelanjutan. Hasil konsultasi dan pemeriksaan, Vet mengatakan kalau si Bocil kemungkinan besar terkena virus Panleukopenia!
DUAAARRRR!!
Buat penyayang kucing, Panleukopenia (Cat Distemper) adalah sebuah kata yang sangat mengerikan; mimpi buruk yang paling buruk. Bagaimana tidak, virus ini begitu mematikan dan belum ada obat apapun yang dapat menangkalnya. Kucing yang terjangkit virus ini akan sulit sekali untuk disembuhkan dan selalu berujung pada ... kematian. Hiks.
Apa itu Panleukopenia? Silakan baca selengkapnya di sini.
“Si Bocil sudah divaksin belum, ya?” tanya Vet bingung. Kucing yang sudah divaksin cenderung lebih kebal terhadap virus ini.
Saya jawab belum. Dulu, saya sempat membawa si Bocil untuk vaksinasi. Ternyata, dia malah terkena scabbies (tertular kucing liar yang sering mampir ke rumah meminta makan). Akhirnya Vet memutuskan untuk perawatan menyembuhkan scabbiesnya dulu sebelum vaksin. Selama sebulan Si Bocil mendapatkan suntikan anti scabbies (4 kali suntik). Tiba jadwal vaksin, kondisi keuangan saya yang tidak memungkinkan karena saat itu sedang banyak sekali pengeluaran. Ujung-ujungnya, si Bocil keburu hamil dan saya pikir, kucing hamil tidak boleh divaksin. Sok tahu memang, karena menurut Vet, kucing dengan kehamilan muda masih bisa dilakukan vaksinasi. *jeduk-jeduk*
Panleukopenia positif mengakibatkan keguguran pada janin si Bocil. Setelah diinfus beberapa jam, dibersihkan kotoran di sebagian besar bulunya bagian belakang, saya membawa si Bocil pulang dengan perasaan lemas dan sangat bersalah. Bayangan saya, kami akan segera kehilangan si Bocil tak lama lagi. Istri dan anak saya sudah mulai menangis. Dokter tidak ingin menyembunyikan masalah ini agar kami tidak terlalu banyak berharap dan mempersiapkan kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Kucing penderita Panleukopenia biasanya hanya bisa bertahan beberapa hari saja. :(
Perasaan berdosa (karena tidak melakukan vaksinasi lebih awal) membuat saya googling tentang Panleukopenia sebanyak-banyaknya. Hasilnya, saya semakin lemas dan hilang harapan. Judul tulisan yang saya temukan di google seringkali membuat saya bergidik.
90% kucing penderita panleukopania akan mati!
Gustiii ... gitu-gitu amat ya bikin judul tulisan? Dan saya membesarkan hati; masih ada harapan 10% bagi si Bocil. Begitu pula saat membaca tulisan lain yang berbeda, yang menulis 85% kucing penderita Panleukopenia akan mati. Saya membesarkan hati lagi, kemungkinannya meningkat menjadi 15% bagi Bocil.
Saya browsing kembali, keluar-masuk forum-forum pecinta kucing yang membahas tentang penyakit ini, membaca puluhan artikel yang isinya lagi-lagi tak jauh beda, membaca kesedihan para penyayang kucing yang ditinggalkan kucing kesayangannya. Hingga akhirnya saya terdampar di blog ini.
Di sana saya menemukan sebuah harapan. Seseorang berbagi cerita kalau kucingnya yang mengidap virus Panleukopenia dapat diselamatkan! Ia menuliskan perjuangannya menyelamatkan si Cemong (kucingnya) untuk kembali sembuh. Saya baca artikelnya, saya print untuk dijadikan panduan menyelamatkan si Bocil.
Kucing penderita Panleukopenia hanya mengandalkan pada kekebalan tubuhnya untuk bisa sembuh. Masalahnya, dalam kondisi kritis seperti itu, nafsu makannya benar-benar sudah hilang! Selezat apapun makanannya, dan semahal apapun, kucing sama sekali tidak akan tertarik. Yang harus diupayakan adalah bagaimana caranya agar makanan itu bisa masuk!
Dokter membekali saya dengan obat anti muntah dan vitamin untuk Bocil. Untuk asupan makanannya, vet menyarankan saya memberikan a/d Feline Canine, makanan khusus untuk kucing yang sakit berat.
“Paksakan si Bocil untuk makan. Kalau perlu, suapi dengan tangan atau menggunakan pipet/spouit ke mulutnya,” kata vet.
Dan perjuangan itu tidak pernah mudah. Pemberian obat dan makanan butuh perjuangan tersendiri. Saya harus memaksa si Bocil membuka mulutnya untuk melesakkan obat dan makanan berkali-kali. Meski tubuhnya lemah, dia masih kuat untuk menggigit atau mencakar. Tangan saya penuh cakaran dan berdarah-darah. Kadang istri saya membantu memegang badan si Bocil saat saya memaksanya membuka mulut. Bocil harus makan!
Berdasarkan artikel dari pemilik si Cemong yang selamat dari virus ini, saya coba ikuti kiat-kiat yang dilakukannya. Setiap hari saya memberikan :
• Obat dokter (anti muntah & vitamin) - 2 kali sehari (atau sesuai dosis masing-masing)
• Madu dicampur kuning telur – 2 kali sehari (pagi dan malam). Suapkan menggunakan pipet/spouit.
• Makanan yang diencerkan (saya pakai a/d Feline Canine) – 2 kali sehari (bagusnya sih 3 kali sehari). Karena nutrisinya cukup tinggi, saya memberikan satu sendok makan yang diencerkan dengan air. Disuapkan menggunakan pipet/spouit.
Bulu si Bocil mulai bau. Leleran makanan yang menempel pada bulunya membuat bulunya kusut dan kotor. Belum lagi bau dari kotoran yang menempel pada bagian belakang bulunya (dia sudah tidak sanggup lagi untuk menjilati bulunya sendiri). Setidaknya dua kali sehari saya harus memandikan bagian belakang badannya biar tidak terlalu bau dan dikerumuni lalat. Hiks ... sumpah, saya tidak tega melihat lalat-lalat mengerubunginya saat si Bocil saya jemur biar bulunya kering. Kalau sudah begitu, saya bawa masuk lagi dan mengeringkan bulunya dengan hairdryer.
Hari ketiga (16 November), saya kembali membawa Bocil ke Vet. Badannya masih lemas, ditambah darah yang mengalir terus dari vaginanya. Kalau memang virus ini menyebabkan keguguran, janin di dalam perutnya belum keluar sampai saat itu. Bagaimana kalau membusuk di dalam rahimnya dan menyebabkan bakteri penyakit tambahan? Huwaaa ...
Tak banyak yang bisa Vet lakukan selain memberikan antibiotik. Suntik mulas untuk mengeluarkan janin sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya (dan belum ada efeknya). Saya minta Bocil untuk dirawat di petshop tersebut saja. Apa kata dokter?
“Infus hanya membantu kekurangan cairan sementara saja. Apakah selama ini obat dan makanan masuk?”
Saya mengangguk. Meskipun dipaksa, Bocil mau menelan apa yang disuapkan ke mulutnya.
“Saran saya, Bocil sebaiknya dirawat di rumah saja. Yang jauh lebih dibutuhkannya sekarang adalah kasih sayang dari pemiliknya. Semakin besar dia melihat kasih sayang Bapak sekeluarga, semakin besar keinginannya untuk kembali sembuh.”
Ucapan itu meruntuhkan harapan saya. Dokter sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Di sisi lain, kalau memang umur Bocil pendek, dia harus tahu kalau kami sangat menyayanginya. Kami bawa Bocil pulang. Perhatian kami berikan full dari seluruh keluarga. Anak-anak saya minta untuk mengabaikan bau dan penampilan Bocil yang kusut. Bocil harus sering diajak bicara dan diusap-usap. Kucing penderita Panleukopania selain tidak nafsu makan, juga akan lebih banyak tidur sepanjang hari dan tidak tertarik untuk beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena tubuhnya yang lemas.
Setiap hari saya melakukan rutinitas menyuapinya. Jam istirahat kantor saya pulang (untungnya kantor saya tidak terlalu jauh) hanya untuk menyuapinya lagi atau menyeka bulu kotornya. Malam pun rutinitas itu berlanjut. Aktivitas saya berhenti total hanya untuk si Bocil. Saya tidak keberatan harus menjumput kotorannya dan mengepel rumah berkali-kali. Saya mencuci tangan berpuluh kali setiap hari. Entah sudah berapa kotak tisu kering dan tisu basah yang saya beli.
Yang tidak pernah memelihara binatang pasti melihat kelakuan saya dengan heran. Seperti yang disampaikan salah seorang tetangga saya. Untuk apa saya (dan kami) mati-matian seperti itu. Kucing mati kan bisa beli lagi? Buat apa repot-repot? Tapi, untuk penyayang binatang pasti akan sangat mengerti. Kucing (atau binatang lain pun) tidak lagi sekadar piaraan. Mereka sudah menjadi bagian keluarga kami. Jadi, abaikan saja omongan mereka daripada saya napsu lalu nabok!
Kalau mikir cape, tentu saya cape. Tapi saya tidak tega membayangkan anak-anak (bahkan istri saya) apabila kehilangan kucing kesayangannya. Setiap hari si Bocil selalu jadi rebutan untuk dipeluk dan diciumi. Setiap hari anak-anak selalu bertanya; “Ayah, kapan si Bocil sembuh?”, “Kapan si Bocil boleh tidur di kasur lagi?”, “Ayah, si Bocil nggak bakalan mati, kan?”. Hiks.
Hari ke lima (18 November) sejak masa kritis, Bocil sudah bisa jalan-jalan keliling rumah. Muntah dan diarenya sudah berhenti (meski pupnya masih lembek). Dia sudah bisa minum sendiri dan pup di litter box-nya. Dia juga sudah punya tenaga menjilati bulu-bulunya. Sebuah perkembangan yang membuat saya semakin memiliki harap (meski masih tetap belum tenang). Sembuh! Sembuh! Sembuh!
Sore itu juga, saya coba merebus ikan laut yang kebetulan istri saya beli untuk makan malam. Saya potong sedikit bagian ekornya, lalu direbus sebentar. Dengan penuh harap, saya sodorkan ke hidung si Bocil. Dia mengendus sebentar, lalu melengos. Saya manyun. Cape-cape ngerebus ikan, eh malah dicuekin. Penasaran, saya cuil sedikit ikan, lalu paksakan masuk mulutnya. Eh, dikunyah! Tak lama si Bocil mengendus-endus dan seperti mencari lagi. Saya terbelalak, lalu menyodorkan piring makannya berisi cuilan daging ikan. Dan ternyata ... di makan! Huwaaaa .... alhamdulillah. *joged-joged*. Saya langsung ultimatum istri agar menu makan malam segera diganti, karena ikan kembung yang dibeli akan dijadikan stok makanan si Bocil! Hehehe.
Akhirnya mau makan sendiri! Yiaay .. |
Perjuangan saya mulai berbuah. Bocil tidak perlu disuapi lagi. Setiap hari saya berikan ikan laut yang direbus, setengah potong ikan saja untuk satu kali makan. Obat-obatan (kecuali anti muntah) masih dilanjutkan. Tiga hari menu makan Bocil tidak berubah, hingga saya pikir bakalan gawat kalau jadi kebiasaan makan ikan terus. Tidak praktis. Wet food kalengan jauh lebih praktis dan ekonomis. Akhirnya saya sodorkan Pet Forrest kalengan yang biasa dikonsumsi. Hasilnya, dia hanya mencicip secuil lalu ditinggalkan. Saya coba beli wetfood merk Whiskas Junior, dengan pertimbangan lebih halus dan aromanya lebih menyengat. Ternyata dicuekin juga. Yasudahlah. :D
Etapi, besoknya ternyata dia mau! Dua sendok makan penuh wetfood dihabiskan dalam sekejap. Hari itu setiap kali dia mengeong lapar, saya berikan satu sendok. Nafsu makannya sudah kembali! Yiaaaay. Masalah dia belum mau dryfood, itu urusan belakangan. Tar aja dipikirin ngatasinya. Hehehe.
Oya, janin di perut si Bocil akhirnya keluar pada hari Jumat (20 November). Saat pulang jam istirahat, saya dihadapkan seekor janin yang sudah tergeletak di lantai kamar dengan darah berceceran. Besok paginya, seekor lagi keluar setelah si Bocil mengeong-ngeong dan seperti sedang mencari tempat untuk melahirkan. Akhirnya saya pindahkan ke dalam kandang dan saya pijat-pijat perutnya. Tak lama lahir pula seekor anaknya! Horee .. saya lulus sebagai bidan.
Sayang kedua anaknya lahir dalam keadaan tak bernyawa. Hiks ... padahal kedua janin itu sudah berbentuk utuh. Seandainya tidak terkena virus ini, dalam dua minggu ke depan tentu saya sudah memiliki dua kitten lucu. Huhuhu. Ah sudahlah, yang penting Bocil sudah sehat kembali. Itu yang paling penting bukan?
Sudah bisa bobo dengan centil lagi ^_^ |
Kemarin (23 November), nafsu makan si Bocil kembali lagi sepenuhnya. Dia akhirnya mau menyentuh kembali dryfoodnya. Alhamdulillah ... sehat! Sehat! Sehat! Insya Allah, Sabtu ini si Bocil akan ketemu Vet lagi untuk vaksinasi. Mencegah memang jauh lebih baik (dan lebih murah) daripada menyembuhkan. Dan saya tidak ingin mengalami hal yang sama kedua kalinya.
Buat teman-teman yang mengalami hal yang sama, percayalah, meskipun tipis, harapan itu selalu ada. Jangan panik dan pasrah begitu saja. Perjuangan dan pengorbanan pasti dibutuhkan, karena kita tentu tidak akan menyerahkan nyawa kucing kesayangan begitu saja, bukan? Kalaupun memang sudah waktunya, setidaknya kita sudah memberikan kasih sayang sepenuhnya untuk mereka. Tetap semangat!
Komentar
Alhamdulillah, semoga Bocil sehat selalu:)
Aamiin ... semoga sehat juga buat si Glundung dan emaknya :D
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Semoga Mueza kuat dan sembuh kembali ya. Aamiin.
Sekarang cimo awal dia baik2 saja tiba2 ga nasu makan karna kahwatir takut penyakit yg sama dengan carlie taj bawa lagi k klinik yang ada dia bilang ga kenapa2 cuma demam aja akhirnya di kasih lagi vitamin dan imunate sehari kemudian mau makan sedikit demi sedikit...
Esok harinya tiba2 total ga mau makan sama sekali di suapin malah muntah terus di bawa lagi k clinic sama dokter cuma di kasih obat cacing dan vitamin lagi....
Ampunn penangannya itu2 aja udah hopelesss bener2 akhirnya aku browsing cari clinic yg lain dekat rumah ku
Alhamdullilah clinic yg sekarang cepat penagangannya di invus dah di beri 5macam suntikan dan masuk incubator...
Doa kan semoga cimo sehat dan jauh dari mauttt
Carlie meninggal saja masih membekas rasa sakitnya keluarga ku jangan sampai cimo pun pergi meninggalkan kamu
Mohon doannyaa....
Sekarang cimo awal dia baik2 saja tiba2 ga nasu makan karna kahwatir takut penyakit yg sama dengan carlie taj bawa lagi k klinik yang ada dia bilang ga kenapa2 cuma demam aja akhirnya di kasih lagi vitamin dan imunate sehari kemudian mau makan sedikit demi sedikit...
Esok harinya tiba2 total ga mau makan sama sekali di suapin malah muntah terus di bawa lagi k clinic sama dokter cuma di kasih obat cacing dan vitamin lagi....
Ampunn penangannya itu2 aja udah hopelesss bener2 akhirnya aku browsing cari clinic yg lain dekat rumah ku
Alhamdullilah clinic yg sekarang cepat penagangannya di invus dah di beri 5macam suntikan dan masuk incubator...
Doa kan semoga cimo sehat dan jauh dari mauttt
Carlie meninggal saja masih membekas rasa sakitnya keluarga ku jangan sampai cimo pun pergi meninggalkan kamu
Mohon doannyaa....
Semoga Cimo baik-baik saja dan segera sehat kembali ya. Oya, sering-sering Cimo ditengok di klinik, biar dia tidak kesepian dan merasa selalu diperhatikan oleh pemiliknya dan menjadi dorongan Cimo untuk sembuh.
Kucing saya kucing kampung, ginger, namanya Neko. pernah diare smpi berhari-hari, muntah-muntah juga, dan gak mau makan. orang tua dan kakak-kakak saya selalu ngatain saya lebay karena nangisin kucing sampai gak selera makan dan mata sembab. memang benar pak Awok, hanya penyayang binatang yg mengerti.
Saya tinggal di kota kecil yg tidak ada Vet, harus ke Medan dulu 3-4 jam perjalanan. keuangan saya juga pas-pasan, sangat pas-pasan. jadi mentok paksa Neko makan dengan ikan rebus berhari-hari walaupun setelah itu dia buang kotoran lembek atau muntah.
alhamdulillah ada kabar di kota sebelah yg hanya 1 jam perjalanan ada vet yg tempat praktek nya sederhaaaaaana sekali. walaupun begitu setelah Neko suntik 2 kali, dan alhamdulillah hanya terserang virus biasa dan Infeksi Pencernaan 4 hari kemudian Neko sembuh.
Bayangin perasaan Bapak Bocil udah kena virus 'itu', gimana sakit nya ya pak? Neko aja hanya infeksi pencernaan saya nangis lebih dari putus sama pacar *ups
Biar tambah sehat sekedar saran ya pak, dari Cat Lover temen saya di Padang yg adopsi lebih dari 20 ekor kucing jalanan di rumahnya, dia nya rajin suapin semua kucing nya VCO minyak kelapa (selain vit seperti nutriplus gel atau minyak ikan). sehari satu sendok. udah saya coba ke Neko dan Chiki, kucing-kucing saya. Alhamdulillah smpi sekarang mereka sehat-sehat, blm pernah sakit. terbukti pas Neko stres di suntik vaksin gak mau makan dan mulutnya berbuih,daaan mulai diare lagi, saya kasih VCO sehari 2 kali, besoknya dia udah normal lagi.
berguna buat saya yg tinggal di kota kecil, dengan keuangan pas-pasan.
salam untuk Bocil pak...
@Dewi carelsz
Betul mba Dewi, buat saya Bocil udah bukan sekadar kucing piaraan lagi, tapi sudah kayak anggota keluarga. Makanya, tiap kali kita mau liburan keluar kota, masalah paling bingung adalah; si Bocil gimana? Dititip di mana? Hehehe ... Apalagi kalau terlihat sakit, wah bisa kepikiran siang malam.
Syukurlah kalau Neko baik-baik saja ya. Eh, namanya kayak kucing temen saya, sama-sama dinamain Neko. :D
Terima kasih juga sarannya untuk pemberian VCO. Kebetulan saya punya, tapi biasanya buat kalau si Bocil ketularan jamur. Bisa dicoba juga nih sekali-sekali, meski dia paling anti nyium bau VCO. baru mau dioles aja dia udah ngibrit sejauh-jauhnya. Hehehe
Salam buat Neko ya ^^
Ane juga punya kucing yg sepertinya kena virus ini karena gejalanya sama kayak yg mati (mudah"an gk kena aminn..).
Hari pertama keluar liur dimulutnya setelah itu sembuh. Selang 2-3 hari beliur lagi sampai membuat ane gk tidur, tiap jam ane liat dan ane elus" sekalian ane selimuti pake kain bekas. Alhamdullilah sampe hari ini (kira" 6 hari) sekarang dia mau makan dan minum sendiri yg sebelumnya gk mau sama sekali.
1. Bisa dikatakan sembuh dari virus ini berapa hari?
2. Boleh divaksin lagi kapan?
3. Katanya kalo sembuh dari virus ini nanti mencret karena ususnya rusak benar kah?
4. Ada 2kucing lagi kayaknya tidak kena virus ini dan belum divaksin. Masi mau makan dan minum. Cuma kayaknya kena ringworm jadi ane kasi salep mycoral. Walopun suka dijilat" sih sama kucingnya. Yg jelas 2kucing ini sudah dikarantina
5. Anak kucingnya apakah berpotensi terkena virus ini juga gk? Soalnya sebelum mati induknya masi sempat nyusuin.
Sebagai gantinya bayinya ane rawat sendiri sampe berumur 4minggu dan 2minggu.
Terus apa yg harus saya lakukan lagi?
jujur saya sedih+bingung(campur" rasanya gk bisa ane ungkapin)
sampe ane depresi gara" ditinggal 3kucing itu karena merekalah yg mengisi hari" ane.
Aku seminggu pertama dia dirawat juga hopeless karena vet nya juga bilang kebanyakan panle itu bikin kucing mati..
Tappi kucingku super kuat..2 minggu tanpa makan dan minum tetap hidup dan beranjak sembuh.
Ayoooo semangat temen2 yang kucingnya lagi sakit..berikan perawatan yang terbaik dari kita supaya kita ga nyesel di kemudian hari :)
sedikit curhat...
sudah 4 hari yang lalu kucing saya si jecko di opname dan belum ada perkembangan sama sekali, dia masih lemas dan hanya terdiam di ruang isolasi dengan suntikan infus yang menempel dikakinya... sungguh sedih dan sakit hati melihat kucing kesayangan saya tak berdaya diruang kecil itu, berkali-kali menitikkan air mata karna saking ga kuatnya liat dia, setiap ketemu dokternya selalu bilang bahwa harapan untuk jecko sembuh sangat sedikit, berdoa saja semoga ada keajaiban. ini sungguh membuat hati semakin kecil harapan untuk jecko bs sembuh.. :( :(
tapi setelah baca blog ini sedikit kekuatan yang menguatkan hati untuk terus memperjuangkan jecko, saya telah memutuskan untuk merawat jecko sendiri karna benar kata penulis blog ini bahwa "Semakin besar dia melihat kasih sayang kami sekeluarga, semakin besar keinginannya untuk kembali sembuh :)"
mohon doanya kawan kawan catlovers untuk kesembuhan jecko :)
semoga nasib jecko sama seperti bocil bisa sembuh dan sehat seperti semula :)
Untuk semua pertanyaannya, sebaiknya langsung dikonsultasikan dengan dokter hewan terdekat ya, biar lebih detil dan akurat penjelasannya. Saya tidak bisa menjawab karena tidak terlalu tahu persis juga jawabannya.
Salam buat Jecko dari Bocil :)
Feline panleukopenia memang momok bagi pecinta kucing. Virus penyebab penyakit ini sangat susah untuk dihilangkan karena mampu bertahan lama dilingkungan, dan mempunyai tingkat penyebaran dan kematian yang tinggi.
petsocietal.com
petsocietal.com/socialmedia
jika berkenan silahkan kunjungi web saya
masih beta version, nantinya ingin membuat suatu mediasocial untuk petlover dan memudahkan petlover untuk mencari dokter hewan terdekat diwilayahnya
@Amarillys Enika - Apa kabar dengan Cupsi? Apakah dia sudah baikan sekarang? Semoga sudah sehat kembali ya. Saya doakan dari sini. Maaf baru sempat balas komennya sekarang.
@Fabio Testy - Panle memang jahat ya? Semoga masih ada harapan untuk kucingnya ya Fabio. Doa saya dari jauh.
@drh. Henri - terima kasih mas Henri sudah berkunjung. Betul mas dokter, seringkali ketika berkunjung ke vet, banyak kucing yang terkena kasus panle ini. Saya bisa merasakan para pemiliknya karena pernah mengalami kasus seperti ini. Semoga virus ini segera ditemukan obatnya ya. Aamiin.
Oya, siap meluncur ke webnya :)
Aku sedih skrg. .
Mpus minie lagi di rawa sama dokter. . Dia kena panleu . .
Dokter kaya ga ngasih harapan lagi
. Tp td mpus ku di rawat inap. . Kd dokter jngn hbungi dia dalam waktu dkt. . . . Biar dia yg hibungi saya. . Yg bikin saya sedih katanya jika dokter ngehubungi saya dalam wktu dekat brti minie kucing saya udah gak ada lagi. . Tolong bantuanya ya mas. . Saya harus apa. .
Cimory kucing milik tetangga saya yg tiap hari main ke rumah saya, kadang sampe nginep. Setiap hari Cimory mendekati saya, tidur di kaki, makan bareng, sampe nonton tipi bareng hehehehe
Tapi sejak satu Minggu lalu Cimory tidak mau makan, badannya lemas dan tidur melulu. Hingga kini saya tdk tau harus berbuat apa, walaupun Cimory bukan punya saya tapi saya tdk ingin kehilangannya.
Sepertinya dia terkena panleu, hikss.
Saya rindu keceriaan , keusilan dan mengeongnya Cimory hujuhuuu
@Kamal - Kita memang tidak bisa memprediksi kesehatan kucing yang terkena panleu. Semoga dokter dapat menangani kesehatan Minie ya. Kita berikan doa agar dia kuat dan bertahan. Aamiin
@Ika - Aamiin .. semoga Cimol sehat kembali ya.
@Erni - saya bisa faham kok perasaan Erni terhadap Cimory. Meskipun bukan kucing mililk sendiri, tapi kita sudah menyayanginya. Semoga Cimory kuat dan lekas sembuh ya. Aamiin.
ikut prihatin dengan kondisi Pizza ya. Mudah-mudahan Pizza segera sembuh dan aktif kembali. Kemungkinan sembuh masih tetap ada kok. Beri perhatian penuh buat Pizza ya, biar dia merasa disayangi dan kuat keinginannya untuk sembuh. Doa saya untuk kesembuhan Pizza ^^
Halo Muspitalia,
Dokter sudah memberikan obat? Paksa Moy agar mau makan dan menelan obatnya ya, karena kalau tidak mau makan justru daya tahan tubuhnya akan berkurang. Beri perhatian juga agar Moy tahu kalau banyak yang sayang padanya, dan dia berkeingin untuk segera sembuh. Biasanya daya tahan tubuhnya juga bisa meningkat kalau Moy berkeinginan sembuh. :)
dan stlh 5hari masa kritis alhamdulillah yaa Allah tabby sembuh dan skrg sdh bs berlarilari..
makasih ms iwok berbagi pengalaman dan ilmu,yg penting kita semangat mmberi asupan makanan dan minum dan satu lagi si mpus jg tau klo kita sll sayang padanya biar bisa semangat melawan virus2...🙏
Alhamdulillah ... ikut senang ya kalau Tabby sudah sehat kembali. Betul mba, dalam konidisi seperti itu, harus kita yang sabar menghadapi kucing. Mereka membutuhkan ketelatenan kita merawat dan menyuapi makanan dan obatnya, karena hanya dengan cara sepeti itula daya tahan tubuh mereka bisa meningkat kembali.
Semoga teman-teman lain yang mengalami hal yang sama bisa membaca pengalaman Mba Kristin juga, agar tetap semangat merawat kucingnya yang terkena distamper atau Panleu ini.
Ikut berduka ya untuk kucing-kucingnya. Semoga yang sedang dalam perawatan sekarang masih bisa sembuh dan sehat kembali. Tetap semangat ya, saya doakan dari jauh.
@Fibi
Ikut berduka ya buat Moza, Coki, dan Caw-Caw. Semoga Kucai masih bisa tertolong dan punya keinginan besar untuk sembuh. Tetap semangat Fibi agar Kucai juga ikut semangat dan berjuang untuk sembuh.
@Karina
Saya bisa merasakan kesedihannya ditinggal kucing-kucingnya. Semoga yang 2 lagi kuat dan berjuang untuk kembali sembuh ya. Tetap semangat ya merawat kucing-kucingnya. Berikan kasih sayang agar mereka tahu kita menginginkan mereka untuk sembuh kembali.
Makasih.
Kalau boleh tahu,selain perawatan ini :
• Obat dokter (anti muntah & vitamin) - 2 kali sehari (atau sesuai dosis masing-masing)
• Madu dicampur kuning telur – 2 kali sehari (pagi dan malam). Suapkan menggunakan pipet/spouit.
• Makanan yang diencerkan (saya pakai a/d Feline Canine) – 2 kali sehari (bagusnya sih 3 kali sehari). Karena nutrisinya cukup tinggi, saya memberikan satu sendok makan yang diencerkan dengan air. Disuapkan menggunakan pipet/spouit.
Apakah kucingg juga diberikan minum/cairan? Kalau iya,apa saja (air putih saja, atau air kelapa, atau apa?)
Terima kasih
Maaf baru sempat saya balas komennya. Bagaimana kabar si Tompel sekarang? Mudah-mudahan baik-baik saja ya. Vaksinasi biasanya membuat kekebalan tubuh kucing lebih kuat dalam menangkis serangan virus panleu. Semoga Tompel sehat-sehat terus :)
@Aja Indah
Bocil sudah langsung disteril begitu sembuh kok. Saya sudah adopt kitten jantan buat nemenin Bocil sekarang. Insya Allah 2 saja cukup rame di rumah :D
@Ulfa Fauzi
saya pakai telur biasa saja kemarin. Kayaknya kalau pakai telur ayam kampung lebih baik ya :)
@Anonim
Halo, gimana kabarnya Bolu? Semoga baik-baik saja ya. Saya doakan dari jauh untuk kesembuhan Bolu :)
@Menik Damayanti Pratiwi
Terima kasih mba Menik sudah mampir. Waktu kejadian sama Bocil, saya tidak memberinya minum, karena sulit sekali. Kalau memang bisa, upayakan cairan juga bisa masuk ya. Air putih saja sudah cukup saya rasa. Tapi kalau memang ada air kelapa, bisa dicoba mba sesekali. Semoga kucingnya lekas sembuh ya.
Kalau madu+telur, misal tidak habis sekali pakai,apakah dibuang nanti bikin baru lagi atau bisa disimpan di kulkas?
Saat memberi madu+telur,apakah di jeda jam makan, misal 3 jam sekali? Miu dapat antibiotik,anti mual,dan vitamin dengan dosis 2x sehari.
Maaf ya pak,kalau pertanyaannya banyak dan panjang 😀
Terima kasih
Semoga kucing saya bisa jadi salah satu yg survive seperti Bocil, aamiin..kalo bisa dipindah ke saya sih pindahin aja sini panleunya ke saya, rela banget.
Sehat selalu ya Bapak, Bocil & keluarga.
Duh, maaf saya baru bisa online kembali. Mudah-mudahan nggak telat jawabannya ya.
Madu telur sebaiknya sekali saji saja. Kalau tidak habis sebaiknya dibuang, karena takutnya kalau dibiarkan terlalu lama malah mengundang adanya bakteri.
pemberian madu & telur boleh 3jam sekali (kalau Miu mau), sementara obat-obatan sesuai dosis yang dianjurkan dokter ya.
Semoga Miu cepat sembuh ya. Saya doakan dari jauh :)
@Nocturnalioness
Aamiin ... semoga kucingnya bisa sehat kembali ya. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Semoga sehat buat kita semua :)
@Vann
Saya kurang tahu apakah efek dari virus ini mengakibatkan diare semua atau tidak. Tapi kalau vet sudah mendiagnosa terkena panleu, usahakan Embul dirawat sebaik-baiknya ya. Jangan lupa menyuapinya makan agar daya tahan tubuhnya tidak drop. Semoga Embul sehat kembali ya, saya doakan dari jauh. :)
Ini PR-nya masih kudu telaten menyuapi makan dan air, juga antibiotik dan vitamin suppaya tidak drop lagi :) Saya sudah senang sekali saat miu mau menjilati tubuhnya dan mengeong pada saya :')
Oiya, kemarin malah tidak diperbolehkan pak waktu saya tanya untuk disuapi madu+kuning telur :( yasudah saat ini saya kasih RC veterinary sesuai anjuran dokter.
Terima kasih untuk sharing dan doanya pak Iwok, semoga Bocil dan pak Iwok sekeluarga selalu diberi kesehatan :)
Saat ini sy sedang mengalaminya,kucing sy pamela umur 3bulan, bbrp hr kmrn sudah mulai tidak nafsu mkn tp masih mau main main sm kucing sy yg lainnya, br kemarin dan hari ini sy mengetahui bhw pamela sedang sakit, dan siang td sy bw k petshop, d situ d bilang pamela kemungkinan kena virus, dan 50 50 buat bertahan hidup, stlh itu d suntik antibiotik sm vitamin,, skr sy tgh berjuang semampu sy, krn kl rawat inap sy tidak percaya dan sy jg tidak ad biaya cukup,, sy dl bgt pnh menyelamatkan cimuk kucing kampung sy yg jg mengalami virus ini, demam, lemas, muntah, mulut mengatup, ketika itu sy suapin rutin ok bubur bayi sachetan, lm lm bisa sembuh, namun kali ini, trjd sm pamela kucing sy persia mix mancon, yg tdk mgkn sy lakukan treat yg sm spt cimuk. mhn doanya untuk sy smg bisa melewati ujian ini, amin
Buat pecinta kucing, rawatlah dgn penuh kasih sayang kucing kalian,,
Smg pamela bahagia ada d alam sana, amin
@Sarah Akasse - Apa kabar Milo? semoga sudah sehat juga ya? Kucing ras atau lokal sama saja kok, rasa sayang itu tidak berdasarkan tebal bulunya saja kan? Semuanya sama cantik dan uniknya :)
@Bima Wahyu - Halo Bima, apa kabar dengan kucingnya? Semoga sekarang sudah sembuh ya. Ya, Panleu memang banyak menyerang kitten atau kucing hamil. Duh, kasihan sekali kitten yang harus ditinggalkan induknya pas umur 2 minggu ya? Mereka masih harus menyusu induknya sebetulnya, dan belum sangat sulit dibantu manusia. Makanya jarang yang bisa bertahan. Mudah-mudahan kitten yang satu lagi bisa bertahan dan selamat ya.
@Sini - Halo Sini, ikut berduka untuk Pamela ya. Semoga kamu tidak kapok untuk menyayangi kucing karena kehilangannya. Jangan lupa untuk vaksin kalau memelihara lagi ya, karena vaksin bisa membantu mencegah terjangkitnya virus panleu.
Di sana ada dokter hewan lain ngga? Buat perbandingan, bisa coba konsultasikan lagi. siapa tahu dokter yang baru lebih mengetahui kondisi Bobin hingga bisa cepat ditangani. Semoga cepat sembuh lagi ya.
Anyway terima kasih mas Iwok... kita semangat perhatiin Bobin karena baca blog ini. Sembuhnya dari panleu selain obat memang karena perhatian.
Untuk jamur, saya akan rutin mandikan dengan sampo anti jamur dan coba cari second opinion dengan drh lain. Thanks a lot mas Iwok
Ada yg punya pengalaman dgn kucing yg tidak mau makan dryfood?
Saya punya2 anak kembar (komo&momo) mereka kucing domestic, saya temu di jalan karna kasian tengak tengok di dlm kardus yg sengaja di buang, saya ambil dan merawatnya. Karna saya pecinta kucing (walaupun tdk punya kucing sebelum mereka) saya selalu sedia makannan kucing di rumah, untuk kucing" tetangga yg numpang makan aja. Saat itu d rumah cuman ada wetfood wiskas, lalu saya kasihin k mereka.. kira" waktu itu mereka usia 4bln, keciill, bulunya putih polos semua gk ada itemnya sama sekali.
Saat itu jg saya putuskan untuk memelihara mereka, sebelum membeli kandang, mereka bobo di luar, ada kandang kecil, mereka bobo di luar kedinginan di dlm kandang kecil. Saya merasa sangat bersalah.. mohon maklum karna saya msh serumah dgn orangtua, wlwpun mereka jg suka kucing tp tdk merestui kalau kittens bobo d dlm rumah, karna msh pup sembarangan.
Dua hari berlalu (mereka msh mkn wiskas wetfood sesekali di oplos dgn dry nya). Nhaaa.. hari k 4, mlm minggu kakak saya datang&menginap d rumah, dia sama sekali tdk suka kucing, lalu dgn berat hati mereka bobo d kandang dengan kain dan baju"ku yg saya korbankan biar mereka hangat.
Keesokan harinya, si komo terlihat lemas, gk mau makan dan pucat, lalu saya beri susu khusus kitten dan pagi nya alhamdulilah sembuh.. tapiiii keesokan harinya lagi, si momo gantian lemah lesu gk mau makannn.. saya coba kasih susu sperti kakaknya, tapi paginya dia belom sembuh :( secepat kilat saya ke vet, sehari setelah itu momo alhamdulilah sehat, namun cobaan buatku blm berakhir, si komo sakit lagi, diare :,( lalu komo pun gan tian ke vet. 2hr masa pengobatan komo, si momo ikut"an kena diare.. sedih rasanya! Sewaktu di vet blm bsa vaksin karna msh kecil, dokternya menganjurkan suntik cacing aja dulu..
Di masa masa suram itu, mereka saya kasih RC recovery, karna sehabis diare si komo malah terkena saryawan..
Setelah mereka sudah melalui demam, diare, saryawan secara brgantian dan waras sehat wal'afiat langsung saya bawa k vet untuk suntik vaksin..
Dalam masa perawatan itu mereka hnya merasakan wetfood, saat mau coba dryfood mereka gk napsu sama sekali, saya mix wet dan dry nya, mereka hanya menjilati wet nya.. saya ganti alternatif lain dgn mengkukus ikan (pindang,bandeng,lele) saya mix dengan dry waktu itu RC jenis apa lupa yg pasti kitten. Hasilnya alhamdulilah, lumayan mau makan banyak. Lama lama saya hilangi pindangnya dgn memberi RC aja, hasilnya pulang kerja mereka mengeong ngeong minta makan karna RC nya dicuekin :(
Mungkin krna slama pengobatan mreka tfk kenal dryfood, Saya pun gk menyerah, saya coba ganti dry equi, proplan, frieskis, cat eye, powercat, vitapet, maxi, meo, felibite, apa lagi saya sampe lupaaa, yg trakhir ini Brit yg tuna, chiken, duck, semua rasa saya cobain semua.. dan hasilnya.. mereka tetap gk mau tanpa campuran ikan :(
Heeeelllppp! Sampe putus asa rasanya, walopun mereka merepotkan tp tetap saya tetap cinta sma mereka.
Tp tetep, saya pinginnya mereka mau makan dryfood tanpa campuran pindang sperti kucing" yg lain. Karna kalo kelamaan/makanannya gk habis jd bauk.. belum lg merepotkan tiap pagi sblum kerja harus ngukus ikan duluuu :(
Dryfood dr harga selangit sampe sedengkul sudah saya cobain, tp blm nemu yg cocok..
Cat lovers ada yg punya pengalaman sperti saya? Mohon pencerahannya agar anak" manja saya mau makan dryfood.. terimakasih.. 😸
Maaf baru sempat saya balas. Kuning telurnya yang mentah ya.
@Cahyanti Wening
Halo Cahya, sepertinya Komo dan Momo sudah kebiasaan dikasih wetfood, jadi nggak mau ketika disodori dryfood. Saya pernah mengalami hal ini dengan kucing-kucing saya. karena kebaiasaan dikasih wetfood, mereka sama sekali nggak mau menyentuh dryfoodnya. Karena itu saya mencoba untuk sedikit tega. Siang hari saya hanya menyediakan dryfood saja di tempat makannya. Kalau malam, baru saya kasih wetfood (yang jumlahnya saya kurangi sedikit demi sedikit). Awalnya memang kasihan, karena mereka tidak mau memakan dryfoodnya. Tapi karena lapar, mereka lama-lama mau juga kok. Dan akhirnya berjalan seperti itu. Siang hari mereka tidak pernah lagi merengek-rengek minta wetfood. Jadi kalau lapar mau makan dryfoodnya. Nah, kalau malam baru deh ribut kalau belum dikasih wetfood. Udah jadwalnya soalnya. hehehe.
@Igaayu
Saat terkena panleu umurnya 8 bulanan.
@Difya Reina
Halo Difya, bagaimana kabar Mican? Maaf saya baru bisa buka blog lagi sekarang. Semoga Mican sudah sembuh ya.
@Fitri Handayani
Halo Fitri, umur berapa si Uning? Bagaimana kabarnya sekarang? Mohon maaf saya tidak tahu cara mengatasi gejala gemetaran seperti itu. Mudah-mudahan setelah diobati vet si Uning sudah sembuh ya.
@Afniartsad
Halo Afni, maaf baru dibalas komennya. Bagaimana kucingnya sekarang? Sudah sehat kah? Untuk menjaga antibodinya, upayakan tetap mau makan ya. Diberikan madu dan kuning telur lebih bagus, agar kekebalan tubuhnya terus meningkat. Oya, ada yang menyarankan diberikan vco juga katanya, biar cepat sehat kembali.
Skrg sedang saya ikuti tips2 mas iwok. Skrg kondisi bocil gmn? Masih sehatkah?
Duh, maaf saya baru sempat buka blog lagi. Gimana keadaan kucingnya sekarang? Apakah bisa bertahan dan sembuh? Panleukopenia memang ganas sekali, hanya daya tahan tubuh yang baik saja yang bisa membuat kucing bisa bertahan. Semoga kucingnya membaik ya :)
@Dimas Afatha
Wah, kucing-kucingnya tertular juga ya? Sudah dibawa ke dokter kah? Semoga semuanya baik-baik saya ya. Aamiin.
@Noorlatifa
Halo Noor, sebaiknya ikuti instruksi dokter ya. Kalau menurut saya sih, coba kasih kuning telur dan madu juga, soalnya bagus buat meningkatkan daya tahan tubuh.
@Powercard
Apanya nih? Madu dan telurnya? pokoknya asal ada yang masuk aja. Kalau bisa banyak tentu lebih baik, karena kadang termuntahkan lagi. Mudah-mudahan masih ada nutrisinya yang terserap.
@Setya Mahanani
Bocil sekarang sangat sehat. Umurnya sudah 2 tahun dan gemuk sekali (karena sudah steril). Sejak saat itu, Bocil belum pernah sakit lagi, dan saya tidak pernah lupa untuk vaksin.
Semoga kucingnya lekas sembuh ya. Insya Allah :)
Bagaimana kabar Caca sekarang, apakah sudah membaik? Mudah-mudahan sudah sehat kembali ya. Betul, sepertinya halnya manusia, kucing juga membutuhkan kasih sayang dari pemiliknya. Dengan begitu ia merasa disayangi dan ketika sakit pasti berkeinginan untuk sembuh.
Mungkin gak gejala diatas distemper? Saya gak tau kondisi sebelumnya karena kan dia stray cat. Dan untuk biaya ke vet berapa ya? Saya mahasiswa dan uang saya sudah hampir habis buat beli kebutuhan dia. Mohon pencerahannya.
Mohon infonya dong
Makasih
Halo mas Egi, bagaimana keadaan kucingnya sekarang? Mohon maaf saya tidak bisa membalas lebih cepat sebelumnya. Memelihara kucing liar memang serba awam ya, karena kita tidak tahu sejarah pastinya keadaan kucing tersebut seperti apa. untuk lebih pastinya, sebaiknya dibawa ke dokter hewan saja. Di sini biaya pemeriksaan sekitar 25-30ribu rupiah. Obat-obatan yang diberikan juga tidak terlalu mahal sepengetahuan saya. Semoga sehat kembali kucingnya ya :)
@Jemi
HAlo mas Jemi, obat muntah dan vitamin yang diberikan hasil racikan dokter, jadi tidak ada merk-nya mas.
Halo Grace, bagaimana kondisi Bantet sekarang?
Dulu Bocil juga sempat berak darah, tapi muntahnya tidak sampai berbusa. Kalau menurut dokter harus dirawat, sebaiknya dirawat saja. Semoga dengan begitu Bantet akan segera pulih kembali ya. Saya ikut mendoakan kesembuhan Bantet dari jauh.
- Mba Eka Dayana, apa kabarnya Memeng? Mudah-mudahan sudah sehat kembali ya. Terima kasih juga sudah sharing tips dan perawatan kucingnya.
- Hanhan Nur, duh maaf sekali saya baru buka blog lagi. Bagaimana kabar kucingnya? mudah-mudahan sudah membaik ya. Aamiin.
- Saras Kurnia, apakabarnya dengan Joy? Ada kabar baik kah?
- Hehe, terima kasih sudah berkunjung. Bagaimana keadaan kucingnya sekarang?
- Unknown, maaf saya terlambat membalas. Bagaimana kabar Chino sekarang? Semoga sudah sembuh ya.
- Hadiah Ichsan, bagaimana kabar ciput sekarang?
- Reahana, maaf baru dibalas. kuning telurnya mentah kak, dicampur madu. Suapkan ke kucingnya biar ada tenaga lagi.
- Nasyiatul, duh saya juga nggak ngerti kalau gejalanya seperti itu. Matanya tapi kelihatan sehat nggak ya? Mudah-mudahan sih sekarang sudah sehat lagi ya. Maaf saya telat membalasnya.
- Unknown, Bagaimana kabar Miyu, Miku, dan Wolfi? Semoga semua baik-baik saja dan sehat lagi ya. Kalau sedang dalam keadaan seperti ini, paksakan untuk makan ya, karena distemper hanya bisa dilawan dengan kekebalan dan daya tahan tubuh yang baik. Dengan makan, daya tahan tubuh juga dapat ditingkatkan.
Smoga bocil sehat slalu... peluk cium tuk bocil 🤗
Anakku menyelamatkan kitten dari jalanan yg terkena radang mata dan langsung d rawat inap di dr hewan krn pd dasarnya saya tidak bgt suka kucing, walaupun anak2 sangat suka sekali ama kucing.
Alhamdulillah baby kitten itu sembuh dan d bawa k rumah. Keawaman saya ttg cara mengasuh anak kucing yg dibesarkan tanpa induk telah membuat saya kehilangan"Nemu" padahal anak saya telah berniat untuk memeliharanya.
Apa daya saya tidak tahu klo dia kena virus paleo dan saya juga tidak tahu klo baby kitten rentan terhadap penyakit ini. Saya melihat dia tidak makan dan minum tapi saya do nothing. Dan saya jg tidak tahu klo ttg anak kucing semuanya harus bergerak cepat.
Besoknya Nemu dibawa ke drh. Di rawat inap. Dan akhirnya Nemu mati di pagi harinya.
Buat saya yang notabene tidak bisa deket ama kucing, setelah kematiannya, selama 2 hari sll sedih dan menangis karena penyesalan yang dalam. Karena kematian Nemu saya brwsing semuanya ttg kucing terutama anak kucing yang dibesarkan tanpa induk.
Hari ke3 saya menemukan web bapak Iwok ini. Saya merasa siap jika kemudian anak saya membawa pulang anak kucing yang butuh bantuan.
Kematian Nemu telah memberikan saya pelajaran berharga. Di hari ke3 ini sedih saya sudah mulai berkurang karena kematian Nemu. Hari 1 & 2 aduuh saya selalu ingat Nemu dan nangis, gak fokus karena rasa bersalah karena tidak merawat Nemu dg benar karena ketidak tahuan saya ttg perawatan anak kucing.
Dan saya setidaknya bisa mulai sayang dan berkompromi dg kehadiran kucing.
Dan benar pak Iwok buat yang bukan pecinta kucing tidak akan mengerti kenapa kita bisa menangis karena kehilangan kucing
@Astia Rafly - Ikut berduka atas kehilangan Muezza dan anak-anaknya ya. Bisa kebayang sedihnya ditinggal kucing kesayangan seperti itu. Ya, merawat kitten yang baru lahir memang tidak mudah, karena mereka masih sangat bergantung pada induknya. Semoga kelak dapat pengganti dan menyayangi seperti lada Muezza ya.
@Fardayanti - VCO banyak kok di apotek.
@Pelopor kedamaian - sayangnya saya tidak tahu merk obat-obatan yang diberikan, karena bentuknya sudah berupa kapsul racikan. Sebenarnya, beli obat di petshop dan ongkos berobat ke dokter tidak jauh berbeda kok. Pengalaman saya, selisihnya sedikit saja. Tapi kalau kita ke dokter, kita bisa lebih yakin karena kucing akan diperiksa dulu gejala-gejalanya, jadi tidak sembarangan memberikan obat. Takutnya tidak tepat obatnya.
Agar kucing tidak stress karena dicekoki makan dan obat terus menerus, memberikan obatnya bisa digunakan selang waktu. Gunakan interval waktu sekitar sekitar 30 menitan, atau disesuaian dengan kondisi kucingnya. Semoga cepat sembuh ya.
@Sakura Blossom - Sama-sama Mba, terima kasih sudah mampir ke blog saya. Ikut berduka buat Nemu ya. Saya memahami kesedihan dan penyesalan mba. Tetapi ini menjadi pengalaman dan pelajaran buat ke depannya ya. Semoga esok lusa kalau sudah siap adopsi kucing lagi, bisa lebih perhatian dan lebih siap lagi dengan segala sesuatunya. Salam saya buat putra/putrinya ya. :)
kucing saya si moci lagi ngedrop banget, drh msh curiga kena virus, tp moci malah ga pup udah seminggu n 4hari terakhir ga muntah, tp hari ini ngedrop, suhunya turun dan lemes banget
Tapi hari ini sy mendadak seperti disambar petir kembali, salah Satu kucing saya.. Sejak kemarin dia tidak mau makan, tidak ada diare dan muntah2 diawal. Junot muntah setelah saya kasih kuning telur mentah 3cc. Setelah muntah dia minum... Lalu beberapa saat saya coba kasih madu, dia kembali muntah.. Jadi dia akan muntah ketika saya kasih sesuatu kecualu air putih.
Pagi ini, hari minggu saya langsung larikan ke klinik. Disana dia di infus. Siang saya dapat kabar dia kemungkinan kena infeksi pencernaan.. Saya sedikit tenang, tetapi sore nya sy dapat kabar kalau junot ada indikasi kena panleu... Saya msh mintakan agar di cek di lab, selain itu Junot tidak ada ciri2 panlue.. Diare dan muntah2... Dia hanya tidak mau makan kemarin saja.
Mendengar nama penyakit ini sy sedih...
Tapi... Alhamdulillah.. Sy baca tulisan bapak, Insha-Allah Junot sehat, dia sudah vaksin 2x umur nya 1 tahun.
Mohon doanya yah bapak2 dan ibu2
Kucing ane selamat.dari virus panle
Berkat motivasinya/cerita nya si bocil
Sedih banget pak, tiap liat dia pasti nangis, sejak hari minggu, 3 hari opname, tapi tdk ada perubahan, dan malah diare beserta darah. Lalu sya bwa pulang krna baca di blog dia perlu ksih sayang dri keluarga.
Skrg hari kelima dia lagi kritis :( sedih bgt rasanya, harapan seprti sia" :'(
sebelumnya adek dollar namanya rici sdh meninggal duluan, karena distemper juga..udh saya bawa ke drh setelah itu sembuh untuk 2 hari tp hari ke 3dia malah sesak nafas sama air liurnya berceceran, saya tanya ke drh katanya dia stres dan harus di taro di tempat yg sejuk...tapi singkat cerita dlm jangka satu malam si richi meninggal, selang 1 bulan kemudian..doyay kakaknya richi kena distemper juga...cuma saya ga sadar...akhirnya keburu masuk masa kritis...dia sesak nafas juga kaya rici...ga mau kehilangan lagi, dengan putus asa saya kasih obat pengencer dahak saya sekaligus stimuno plus kapsul merah sebagai antibodynya..saya encerkan di pipet..saya paksakan masuk...alhamdulillah si doyay bisa nafas dan mulai tenang...tp badannya ttp gemetar dan kayak limbung..tatapan mata kosong dan lemes banget deh pokoknya...akhirnya saya temukan artikel om iwok ini...disitu ada harapan bagi saya untuk nyembuhin si doyay...akhirnya saya ikutin saran om iwok tp bedanya komposisi makanan aja...kalo saya komposisinya..bubur bayi beras merah merk sun, wetfood wiskas junior, susu kucing, minyak ikan, kuning telur yang direbus dan terakhir gula merah, sedangkan minumnya aku kasih susu kucing encer dan sedikit gula merah...akhirnya berkat kesabaran..kini doyay udh bisa jalan wlaupun masih sempoyongan, udh bisa ngrespon sentuhan juga, dan mulai mandi seperti sediakala.. mulai banyak kemajuan yang lain...doakan moga doyay bisa gemuk dan lincah lagi seperti sediakala...dan semoga kisah saya ini bisa menginspirasi temen2 semua agar tetep semangat memperjuangkan nyawa si kesayangan.
Selama imut dirawat di dokter, ada banyak kucing yang juga dirawat inap karena virus panle. Semuanya tidak selamat, kecuali imut. Saya tahu ada kucing yang masuk rawat inap sebelum imut. Ia tidak selamat keesokan harinya. Ada juga kucing yang masuk rawat inap bersama imut. Tapi selang dua hari ia tidak selamat. Ketika imut diopname, ada kucing yang masuk untuk dirawat inap. Tapi hasilnya selalu sama. Tidak selamat. Selama 5 hari imut disana, saya melihat datang dan perginya banyak kucing silih berganti. Hal itu membuat saya sedih. Saya tahu bahwa tiap kali satu kucing meregang nyawa, tentu dibelakang ada majikan yang hancur hatinya.
Dan disini saya amat bersyukur karena imut masih diberi kesempatan. Imut masih sangat muda, dan saya berjanji akan terus memberikan kualitas hidup yang layak baginya hingga akhir hayatnya.
Apakah virus ini benar benar bisa bisa bersih dari tubuh kucing?
Terimakasih sebelumnya..
Nama kucing saya Kelly baru 3 bln.. kucing Dom, dy tangguh itu yg bkin sy gk pgn nyerah.. ini udah hari k4 dy kna Virus, dy lg seneng menyendiri di tempat dibgin dan lembab.. dokter saranin Infus tp kondisi keuangan sy tdk memungkinkan.. krn sy udh lama nganggur.
Sy mau coba cara di atas.. semoga berhasil dan Kelly si Kucing Lincah bisa sehat lagi.. Aaammiinn..
Mohon do'a nya..
Oia, Om Iwok mo nanya donk utk obat n Vitamin yg d kasih dokter namanya apa????
Terimakazih.
Namun, dari beberapa pertanyaan yang masuk, izinkan saya merangkum beberapa yang bisa saya jawab ya.
1. Kuning telurnya mentah atau matang? Dari info yang saya baca, sebenarnya yang bagus itu kuning telur matang, agar terbebas dari virus salmonela. Tapi dalam kondisi kucing lemah seperti itu, memberikan telur matang pasti akan sulit sekali. Lebih mudah memberikan kuning telur mentah yang sudah dicampur madu dengan spuit/pipet. Jadi saya memberikan kuning telurnya memang yang mentahh.
2. Madunya merk apa? Bebas. Saya menggunakan madu yang mudah didapatkan di minimarket atau apotek saja. Insya Allah semua madu bagus kok manfaatnya.
3. Vitamin dan obatnya merek apa? Vitamin dan obat yang diberikan Vet kucing saya merupakan obat racikan atau yang sudah tanpa kemasan, jadi saya kurang tahu merknya apa. Sebaiknya kalau kucing kita menunjukkan gejala-gejala seperti dalam kasus Bocil ini, segera dibawa ke dokter saja ya, biar lebih cepat tertangani gejalanya.
4. Berapa lama kucing benar-benar sehat (pertanyaan mba Retno Puji)
Saya sendiri kurang tahu berapa lama kucing benar-benar dinyatakan sehat. Tapi pengalaman saya, dalam 2 minggu sejak mulai pulih, kondisinya benar-benar harus dijaga. Benar-benar nggak lepas dari perhatian deh. Kalau sudah lewat sebulan dan mulai lincah lagi, insya Allah sudah sembuh. Oya, kalau sudah mulai sembuh gitu, bersihkan kandang dan area rumah dengan cairan antiseptik ya, biar kuman-kumannya musnah semua.
Oya, terima kasih juga buat teman-teman yang sudah sharing dan membantu menjawab pertanyaan teman-teman lainnya. Sehat-sehat terus buat miawnya ya. ^^
Itu obat muntah bwt kucing
Saya bingung mau ngasih obat apa, soalnya dokter dan petshop di kampung saya ga ada.
Saya bisa minta saran gak, gmana cara mengobati kucing saya :'(
1 anak kucing ku tiba-tiba lemas & akhir nya mati. yang 2 mengalami gejala yang sama langsung kami bawa ke klinik hewan dan di nyatakan panleukopenia.
1 dari 2 ekor akhir nya meninggal di pagi hari, 1 masih kami rawat di rumah dengan pegangan obat dokter & perawatan rumah.
kalau dari hasil googling yang hasil nya menyeramkan hati seperti ter tusuk2 bahwa vonis nya pasti akan mati. Namun setelah membaca blog ini ada secercah harapan bahwa panleukopenia bisa di sembuhkan.
Mohon doa nya untuk anak kucing yang masih sakit semoga di berikan kesembuhan dan juga kesehatan untuk 1 lagi anak kucing (sehat) semoga tidak tertular penyakit tersebut.
kucing teman sakit, kelihatannya panleu. mau sy beri link ke forum kucingkita, eh sudah expired. untung ada satu salinannya di sini.. makasih mas iwok. aku silent reader di situ dl. br ngeh forumnya udh tutup ya, 404 not found semua. sayang sekali, aku bnyk bookmark info bagus dari thread2 di situ.
Sebaiknya pake telur ayam kampung ya, yang mentah saja. Tapi kalau kucingnya mau kuning telur setengah matang boleh juga. Tapi dalam kondisi begini biasanya susah nelannya, jadi kuning telur mentah saja, biar sekali glek nelannya.
Saya ngga diberitahu ttg sel darah putihnya. Dan kalau ngga salah memang tidak di cek darah sebelumnya.
Mudah-mudahan kucingnya bisa bertahan ya. Insya Allah bisa sembuh dan sehat lagi seperti Bocil. Aamiin ... Saya bantu doa dari jauh ya. Tetap semangat.
2 hari yg lalu, chillo nggak mau makan,
diare, mulai lemes dan nafasnya cepet. Lalu saya putuskan untuk bawa ke vet, setelah di periksa ternyata suhu tubuhnya cukup tinggi dan sudah dehidrasi, sehingga dokter menyarankan untuk opname. Sampe saat itu saya belum tau chillo sakit apa. Rasanya nggak tega ninggal dia di opname, karena dia tidak biasa dikandang. Hari minggu sebenernya saya ingin bawa pulang chillo, akan tetapi dokter bilang kondisi nya masih belun stabil dan belum diketahui penyebabnya apa. Kemudian hari senin pagi saya dapat kabar yang membuat hati saya hancur, dokter menghubungi saya kalau chillo udah nggak ada, secepat itu. Saya menyesal sekali nggak jadi jemput dia pas hari minggu. Kemudian saya tanya sebenernya chillo sakit apa? Dan ternyata panleu ����. Saya pun mencoba mengikhlaskan chillo.
Kemudia sekarang bergantian, eyon yg sakit. Awalnya dia diare, kemudian sembuh. Tapi beberapa hari kemudian dia nggak mau makan dan semakin lemes. Saya suapin dikit, kemudian dia muntah. Saya khawatir eyon ketularan virus panleu. Kemudian saya bawa ke vet. Sampe sana dokter bilang, kalau eyon belum kena virus karena suhu badannya belum tinggi. Namun ditawarin untuk opname karena sudah lemas. Karena saya trauma dg apa yg terjadi sama chillo, saya memutuskan untuk merawat eyon sendiri. Sambil berkonsultasi dg dokter. Dokter pun menyuntikkan antibiotik dan anti muntah, kemudian membekali eyon dg kapsul antibioti, untuk diminumkan sehari 2x, setiap 2 jam dia harus disuapin meskipun cuma sedikit2, dan diberi minum (kalo ada oralit lebih bagus). Sampe Saat ini saya masih merawat eyon. Mohon doanya agar eyon bisa segera sembuh. Saya sangat sedih jika kucing2 saya sakit, nggak mau makan dan tidak berdaya. Saya juga berdoa untuk kucing2 mas iwok dan pengunjung blog mas iwok agar semua diberi kesehatan dan kesembuhan, aamiin.
Oia mas kemal punya hak lho untuk visite ke kucingnya. Justru kucing yg sdg di tempat asing(bukan dirumah) harus tetap bisa rasakan kasih sayang kita. Itu sprit loh buat dia. Saya pernah alami sekian kali diantara kucing saya yg hrs dirawat. Yg terjadi justru diluar dugaan. Kucing itu spt punya kekuatan saat kita jenguk , kita panggil namanya,kita elus.. dia tau loh.. dan keajaiban terjadi.. dia kuat buka mata.kuat bangun walau sempoyongan..meski tangannya diinfus. Dan akhirnya dia sehat hingga kini.
Awalnya dokterpun bilang harapan tipis..tapi sekali lagi seperti mas iwok bilang.. kucing bukan sekedar piaraan dan dia adalh bagian dari keluarga kita... ya akhinya sepenuh hati saya lakukan sebisanya. Berangkat dan pulang kerja saya sempatkan mengelusnya.walau dg perjuangan sedikit berat.(semua cat lovers pasti tau rasanya) dan blm lagi sedikit dijutekin sama perawat or dokternya.. tapi lanjuttt
Yang penting kan kita tetap sopan sama mrk yg merawatnya disana. Intinya kita memang hrs sopan menanyakan dan melihat sendiri perkembangannya. Bahkan jangan segan turut membantu beresin situasi kandang(bila mungkin) so mrk jg gak ngerasa spt diperintah oleh kita.. pasti mrk bisa paham kok perasaan kita
Semoga bermanfaat ya
Baru tau kena virus ini dari resume VET dan di blok ini saya punya harapan untuk Groot yang saat ini mengalami gejala yang sama.
Cuma bisa berdoa Groot bisa kuat. Semua saran saya ikutin dan saya merawat sendiri. Kalaupun Tuhan berkehendak lain saya lebih siap.
Makasih banget blog ini, karena banyak yang kami dapatkan disini.
Setelah saya baca tulisan mas iwok, ada keinginan untuk merawat koko di rumah, dgn penuh kasih sayang. Saya gak mau koko pergi (amit2) ketika dia jauh dr saya.
Tapi setelah saya konsul dgn dokter nya, katanya tiap ada asupan makanan koko pasti muntah, dan pup nya pun sudah bercampur darah. Jd vitamin2 dan nutrisi pun bisa nya di masukan via infus. Dan bila di bawa pulang ttp tiap hari pagi dan sore koko mesti dtg ke klinik untuk di suntikkan obat2an.
Mendengar penjelasan spt itu saya jd bingung.. Klopun di bawa pulang takut nya malah tambah parah keadaan nya. Dan kasian jg klo koko harus bolak balik k klinik tiap pagi dan sore, bukan nya itu malah tambah menyiksa dia?
Sementara di tinggal diklinik pun saya gak tega. Tiap saya jenguk, saya buka pintu kandang nya, koko pasti berusaha berdiri walau sempoyongan, dia berjalan bbrp langkah keluar kandang lalu ambruk di depan saya. Sakit ht banget melihat dia seperti itu. Sampe saya gak bs menahan tangis. Saya peluk dia walaupun dia kotor dan bau.. Berat badan nya semakin ringan.. Saya sangat2 menyesal telah menyepelekan kebutuhan vaksin untuk koko..
Sekarang saya cuma bisa memohon pada Allah, agar di beri kesempatan koko pulang dlm keadaan sehat. Aamiin..
Mohon do'anya untuk kesembuhan koko..
Saya bantu doa dari sini untuk kesembuhan koko ya. Aamiin.
Bener2 sangat menyesal akan keteledoran saya, gak ngasih vaksin buat koko.
Sebuah pelajaran berharga..
RIP koko, setidaknya kamu gak merasakan sakit lagi..