Setelah Nias, Apakah Batam?

Pulau Nias. Dulu, saya mengenal pulau ini dari selembar rupiah pecahan seribu. Ya, gambar atraksi Lompat Batu, ciri khas masyarakat Nias, tertera di sana dan mengingatkan saya terhadap sebuah warisan budaya yang luar biasa.

Nias berada di ujung barat Sumatera Utara. Untuk mencapai ke sana, rute yang harus dilakukan tentu saja melalui Medan. Sebagai kota besar di tanah air, tidak sulit mencari penerbangan ke Medan. Hampir seluruh maskapai terbang menuju bandara Kualanamu. Dari Jakarta, saya menggunakan Lion Air. Untuk maskapai  ini saja, setiap harinya tidak kurang dari 15 jadwal penerbangan menuju Medan. Belum lagi maskapai lainnya seperti Garuda Indonesia, Citilink, Air Asia, Sriwijaya Air, Batik Air, dan lain-lain.

Dari Kualanamu Medan, saat itu hanya ada dua maskapai yang terbang menuju Bandara Binaka, Gunung Sitoli Nias. Tetapi, setelah kemarin ngecek Airpaz.com, ternyata sudah ada Garuda pula yang terbang ke sana. Asyik! Untuk kemudahan, sebaiknya memesan tiket langsung menuju Gunung Sitoli dari lokasi keberangkatan, sehingga begitu sampai di Kualanamu tinggal menunggu connecting flight tanpa harus ribet mengurus tiket lagi.

Ya'ahowu!
Penerbangan dari Kualanamu menuju Binaka Gunung Sitoli ditempuh 50 menit. Dari ketinggian, pemandangan pulau seluas 5.625 km ini tersaji hijau merata. Kerapatan hutan masih kuat mendominasi, meneduhkan pandangan dari sengatan matahari siang itu. Tidak percaya rasanya pulau sehijau ini pernah tersapu gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 dan gempa bumi hebat pada 28 Maret 2005 dengan sekian banyak korban jiwa.

Nias adalah pulau yang indah. Berada di sini seolah meleburkan diri dalam kesunyian yang menenteramkan. Alamnya yang hijau, pantainya yang indah, budayanya yang kaya, jauh dari segala kebisingan dan hiruk pikuk modernisasi sebuah kota. Pantai-pantai perawan yang belum terjamah, adat budaya yang masih terjaga, menjadi daya tarik yang luar biasa.

Pantai-pantai di Nias masih alami seperti ini (dokpri)
Nias mungkin belum menawarkan kelengkapan sarana dan prasarana sebuah destinasi wisata unggulan. Namun, Nias menawarkan tujuan wisata yang mengesankan. Siapa tidak mengenal Pantai Sorake dan Pantai Lagundri? Keindahan kedua pantai ini sudah dikenal luas di mancanegara, khususnya bagi mereka penyuka olahraga surfing. Di pantai ini, ombak bisa mencapai ketinggian 10 meter dengan gulungan ombak sepanjang 200 meter, sehingga para peselancar dapat melakukan atraksinya dengan nikmat. Posisi pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia memungkinkan ombak bergulung besar dengan dorongan arus yang kuat. Ombak seperti inilah yang konon dicari oleh para surfer. Tak heran kalau di pantai ini sering diselenggarakan turnamen surfing baik skala nasional maupun internasional. Sebuah asset berharga untuk dunia pariwisata tanah air, bukan?

Salah satu sudut Pantai Sorake (dokpri)

Surfers ready to surf!
Yang tak kalah menarik, tentu saja atraksi fahombo (lompat batu) yang menjadi atraksi andalan masyarakat Nias. Meskipun fahombo hanya ada di Pulau Nias, tidak di setiap wilayahnya kita dapat menyaksikan atraksi ini. Desa Bawomataluo adalah salah satunya di mana kita bisa menyaksikan atraksi fahombo. Sebagai desa adat/budaya yang masih memegang adat dan tradisi leluhur, desa ini sempat diajukan sebagai warisan budaya dunia pada situs warisan dunia UNESCO.

Senangnya bisa menyaksikan Fahombo secara langsung
Fahombo adalah atraksi prajurit Nias melompati monumen batu setinggi 2 meter! Tanpa alat bantu, lho. Mereka hanya perlu ancang-ancang sejauh kurang lebih 25 meter untuk kemudian berlari kencang lalu melompati monumen batu dengan sekali tolakan. Konon, fahombo dilakukan zaman dulu untuk menguji kedewasaan dan kesiapan seorang lelaki Nias untuk berperang. Saat itu, setiap wilayah kerajaan dibatasi oleh benteng setinggi 2 meter. Untuk memudahkan penyerangan apabila terjadi perang, setiap lelaki diharuskan berlatih melompati monumen batu. Dengan demikian, halangan benteng tinggi tidak akan jadi masalah lagi saat berperang.

Saat ini tradisi fahombo masih dilestarikan pada masyarakat Nias, tidak lagi sebagai uji kedewasaan atau kesiapan berperang, melainkan sebagai pelaksanaan adat dan tradisi yang harus dilestarikan.

Novel saya mejeng di Batam (foto kiriman pembaca)


Batam menjadi salah satu incaran destinasi jalan-jalan saya berikutnya. Batam memiliki banyak destinasi wisata yang patut diperhitungkan. Jembatan Balerang salah satunya. Jembatan ikonik ini menjadi landmark yang wajib dikunjungi karena menghubungkan 6 pulau (Batam, Tonton, Nipah, Rempang, Galang, dan Galang Baru). Bahkan nama Barelang sendiri di ambil dari nama pulau BAtam, REmpang, dan gaLANG, yang merupakan tiga pulau terbesar. Nama asli jembatan ini adalah Jembatan Fisabilillah.

Jembatan Balerang (Foto : www. flickr.com)

Kampung Vietnam adalah tempat lain yang ingin saya kunjungi di Batam. Berada di Pulau Galang, tempat ini dulunya merupakan penampungan manusia perahu asal Vietnam. Meski daerah ini sekarang tidak berpenghuni, namun peninggalannya tentu masih menarik untuk disaksikan sebagai saksi sejarah.

Selain itu, masih ada Pantai Marina, Pantai Nongsa, Pantai Melur, Pantai Melayu, yang menawarkan keindahan untuk dieksplorasi. Dan jangan salah, Batam menjadi gerbang pula untuk menuju kekayaan wisata lain di Kepulauan Riau. Sebut saja Pulau Bintan yang dikenal dengan resortnya yang menawan, Pulau Penyengat dengan peninggalan sejarah kebudayaan Melayu, Pulau Abang dengan keindahan terumbu karangnya, Pantai Lagoi, Pantai trikora, dan masih banyak lagi.

Menuju Batam tentu tidak sulit. Banyak maskapai yang memiliki rute penerbangan ke kota ini, seperti Garuda, Citilink, Lion Air, Batik Air, Air Asia, Sriwijaya Air, dan Nam Air. Kalau saya mendapatkan tiket pesawat gratis dari Airpaz.com, saya ingin menggunakan Batik Air, karena belum pernah terbang menggunakannya selama ini. Semoga saja Airpaz mengabulkan keinginan saya. [794 words]

http://blog.airpaz.com/id/lomba-menulis-airpaz-tulis-keinginanmu-menangkan-10-tiket-pesawat-gratis-keliling-nusantara/

Komentar

Anonim mengatakan…
Ikuuutt om ke batam hehehe...
Good luck...moga dapet terus hadiahnya :)

~Amy~
Meity Mutiara mengatakan…
Kata temen yang udah pernah naik Batik Air, maskapai itu keren! Perlu dicoba tuh
Haya Aliya Zaki mengatakan…
Aaakkk keren! Atraksi lompat batu itu ngehitz banget, ya. Jadi pengin ke Nias. Good luck utk destinasi berikutnya, Mas! ^^
Iwok mengatakan…
@Amy - nuhuuun .. hayu atuh ikutan, siapa tahu menang barengan. hehehe
@Meity - nah, itu dia Mei. penasaran dengan Batik. katanya memang cihuy :D
@Haya - Dari Medan tinggal dikit lagi mba. Ayo mampir ke Nias :D
Ali Muakhir mengatakan…
Semoga bisa sampai ke Kampung Vietnam Mas ... lewat Jambatan Buleleng yang panjang ... jangan lupa kalau ke Kampung Vietnam foto sama perahu yang sempet ditenggelamkan para pengungsi ya ...
Meity Mutiara mengatakan…
@Mas Ali: Itu namanya Jembatan Barelang, bukan Jembatan Buleleng :D
Iwok mengatakan…
Aamiin ... semoga impian ini bisa kesampaian melalui Airpaz mas Ali, Insya Allah, Kampung Vietnam harus dijelajahi kalau saya berkesempatan ke Batam. Doain menang ya :)
Airpaz Team mengatakan…
Hi,

Terimakasih telah berpartisipasi Lomba Menulis Keliling Nusantara dengan tiket pesawat gratis dari Airpaz.com . Semoga menang. :)
#TiketGratisAirpaz

Airpaz Team
Ria mengatakan…
Wah, semoga menang yah..
Iwok mengatakan…
@Airpaz - aamiin ... semoga bisa terwujud melalui Airpaz. terima kasih sudah mampir.
@Ria - aamiin .. makasih ya :)
nunik utami mengatakan…
Semoga berhasil, Kang. Batam memang keren. Puas menjelajah Batam, bisa nyeberang ke Singapore, deh. Mantaapp ^^
wylveraleisure.com mengatakan…
Selalu menyimpan obsesi pengin ke Nias.
Pas tau Kang Iwok dapat kesempatan ke sana, iiih ... mupeng. Btw, gudlak buat destinasi selanjutnya ya. :)
H2H Token Listrik mengatakan…
Semoga bisa sampai ke Kampung Vietnam gan .
mantap iartikelnya gan.
Naqiyyah Syam mengatakan…
Seruuu jadi pengen ke Nias dan Batam juga :)
Iwok mengatakan…
@Nunik - aamiin ... semoga rezekinya bisa ke Batam Nik. doain ya :D
@Wiwiek - hihihi ayo ke Nias pas pulkam mba Wik. dari Medan kan tinggal loncat tuh. hehehe
@Token - aamiin .. makasih supportnya :)
@naqiyyah - hayu jalan-jalan mba. :D
Lina W. Sasmita mengatakan…
Yeah...selamat datang di Batam Mas :D
Sandi Iswahyudi mengatakan…
Saya mau yang ke Nias itu pak. Suasananya menarik untuk dibelakang. Kemudian juga ingin melihat adat yang masih terjaga di sana
Iwok Abqary mengatakan…
Mba Lina, terima kasih banyak. Alhamdulillah ... diberi kesempatan menginjakkan kaki di Batam oleh Airpaz nih. :)

Mas Sandi, ayo ke Nias mas, alam dan budanyanya luar biasa indah :)
Rosanna Simanjuntak mengatakan…
saya pengen ke Pulau Mursala di Sibolga. Sudah pernah kesana ke?
btw,, selamat ya ,,
mampir di blog ku ya,,
Iwok Abqary mengatakan…
Wah, saya belum pernah ke Pulau Mursala. Kayaknya menarik juga nih.
Terima kasih sudah mampir ya, siap meluncur ke blognya :)
ciri ciri vimax asli mengatakan…
thanks for sharing

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?