Farmhouse, Tempat Selfie Yang Asyik

Baru pukul setengah 9, tetapi antrian panjang kendaraan sudah terlihat di depan gerbang yang masih tertutup. Arus lalu lintas menuju dan dari Lembang sudah cukup padat, sesekali terjadi kemacetan kecil saat kendaraan besar bermaksud melintas area ini. Saya pikir kami sudah cukup pagi berangkat dari hotel tadi, tapi ternyata masih kalah pagi. Puluhan kendaraan lain sudah antri membentuk sebuah barisan panjang sejak setengah jam lalu. Yiay!


Farmhouse, nama ini memang bergaung cukup tinggi belakangan ini. Sebagai area wisata baru, foto-foto dengan latar belakang area Farmhouse seringkali wara-wiri di beranda halaman facebook saya. Dan yang memikat, hampir seluruh foto yang ditampilkan memang keren! Itulah yang mendorong saya akhirnya memutuskan liburan keluarga kali ini kita akan menyambangi Lembang (lagi), dengan salah satu target kunjungan tentu saja lokasi ini.


Pukul 9 pagi, gerbang Farmhouse mulai dibuka. Kendaraan mulai merangsek maju perlahan dan berhenti sejenak di mulut gerbang. Petugas tiket menghampiri setiap kendaraan dan menyodorkan tiket masuk seharga Rp. 15.000,- per orang. Tiket yang masih sangat terjangkau untuk seluruh kalangan, apalagi [saat itu] tidak ada atraksi yang mengharuskan pengunjung untuk merogoh kocek lagi di dalam sana.


Sepertinya, tiket masuk ditukar dengan  minuman sedang menjadi tren saat ini. Seperti halnya di beberapa tempat wisata lain, pengelola Farmhouse menerapkan pola yang sama. Selembar tiket bisa ditukar dengan segelas susu segar atau sebuah sosis bakar. Asyik, soalnya susunya memang fresh banget, beda dengan rasa susu yang biasa dinikmati dalam kemasan. kalau bawa anak, sosis bakarnya juga lumayan buat ganjel perut sebelum memulai penelusuran area Farmhouse.


So, ada apa sih sebenarnya di Farmhouse ini? Menurut saya, Farmhouse menawarkan konsep wisata taman [kalau tidak bisa dibilang wisata foto]. Sebagai besar area ini dipenuhi dengan beragam kehijauan yang bikin mata adem. Area lembang yang berada di dataran tinggi jelas menjadi lokasi yang tepat di mana tanaman bisa tumbuh dengan subur. Tak heran kalau kita dapat menyaksikan bunga tumbuh di setiap sudut lokasi ini dan menjadi dekorasi yang sangat cantik. Mulai dari morning glory beragam warna sampai ungunya bunga lavender.

  
Yang tidak kalah menariknya, Farmhouse pun dikenal sebagai miniatur perkampungan Eropa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bangunan-bangunan ala Eropa di beberapa tempat, lengkap dengan dekorasi-dekorasi pelengkapnya. Bahkan, agar bisa lebih menikmati suasananya, atau juga agar foto-foto yang diambil di area ini lebih mantap, disediakan juga penyewaan kostum tradisional Belanda [?]. Tak heran kalau banyak berseliweran gadis-gadis cilik berpakaian warna-warni ala pakaian tradisional Belanda di seputar area [termasuk anak saya yang kayaknya girang banget bisa pake baju kayak gitu].


Yang paling utama tentu saja ikon utama yang tidak bisa dilepaskan sebagai daya tarik utama Farmhouse; Rumah Hobbit! Bangunan mungil, seperti biasa kita lihat dalam film trilogy Lord of The Ring atau The Hobbit ini, jadi sasaran berfoto para pengunjung. Mengunjungi Farmhouse tanpa berfoto di depan rumah hobbit ini sepertinya akan menjadi tidak afdol, tak ubahnya pergi ke Singapura tanpa berfoto berlatar Patung Merlion. Karena itulah, antrean berfoto di tempat ini bakalan sangat panjang.


Area Farmhouse memang tidak terlalu luas. Selain parade taman dan bangunan cantik ala eropa, tidak banyak lagi yang bisa kita nikmati. Ah ya, ada mini zoo di bagian belakang yang ketika saya ke sana masih dalam taraf pembangunan. Setidaknya anak-anak sepertinya akan betah di sini kalau pembangunan sudah rampung semuanya. Beberapa ekor kambing dan domba berbulu tebal (biasa diambil bulunya untuk benang wool) berkeliaran dalam sebuah area terbuka. Kelinci-kelinci lucu pun ditempatkan dalam sebuah kandang besar di mana anak-anak bisa memberinya makan atau menggendongnya sejenak. Selain itu, beberapa jenis burung ditempatkan di deretan kandang.Tidak dikenakan biaya tambahan untuk bermain di mini zoo ini.



Tidak butuh waktu lama mengitari seluruh area Farmhouse. Kalau anda tidak suka foto-foto, setengah jam saja anda sudah bisa menelusuri setiap tempat yang ada. Tapi kalau anda memang selfier sejati, satu jam pun pastinya tak akan pernah cukup karena anda pasti ingin berfoto di setiap lokasi cantik yang ada. Tidak percaya? Buktikan saja! ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?