Catatan Dari Pesta Blogger + 2010

Kali ini tekad saya sudah bulet, harus datang ke Pesta Blogger. Bukan karena saya terlibat jadi salah satu juri di event lomba yang diadakan PB 2010, tapi karena memang saya tidak ingin ketinggalan lagi keriuhan perhelatan akbar para blogger. Setelah 3 tahun sebelumnya selalu absen (karena jauh. Huhuhu), kali ini saya harus datang! Tidak peduli harus berangkat jam 11 malam. Tak peduli harus terkantuk-kantuk dan diombang-ambingkan laju bus selama 5 jam. Tak peduli pula harus tiba di Ibu kota jam 4 pagi! Pokoknya saya harus hadir di PB 2010. Rasanya saya nggak bisa ngeluh lokasi rumah yang jauh dari Jakarta lagi, dan dijadikan alasan untuk ketidakhadiran. Buktinya, di lokasi PB 2010 saya menemukan blogger-blogger yang datang penuh semangat dari Makasar, Kalimantan, Sumatra dan Ambon! Wow, jarak mereka jauh sekali dibandingkan rumah saya yang ‘hanya’ ada di Tasikmalaya. Perjuangan mereka pasti lebih berat untuk mencapai Jakarta.

Setelah dijemput jam 4 pagi di terminal Lebak Bulus oleh Ragil (peluk Ragil dengan haru, yang udah mau jemput pagi buta begitu), lalu leyeh-leyeh serta numpang mandi dulu di rumahnya, akhirnya saya siap ber’pesta’. Mata boleh sepet gara-gara tidur nggak bener di dalam bis, tapi badan dan pikiran seger bener. This was the day! Saya akan ikut menjadi saksi perhelatan akbar blogger-blogger terbaik Indonesia di tahun 2010. Makanya, udah nggak sabar banget saat meluncur menuju Epicentrum Walk. Seperti apa kemeriahan pesta yang dibawa dari dunia maya ke dunia nyata ini?

Nyampe di Epi-Walk jam setengah delapan. Panitia masih sibuk berbenah.  Meja-meja masih digotong, sound system masih di cek, dan koordinasi satu sama lain masih berlangsung. Datang kepagian? Gapapa. Selalu menarik melihat kesigapan panitia untuk persiapan seperti itu. Kalau saya datang hanya untuk menikmati apa yang tersedia, beda lagi dengan mereka. Pastinya jauh-jauh hari para Panitia sudah jungkir balik memikirkan dan mempersiapkan semuanya. Mereka pasti ingin menyajikan yang terbaik untuk seluruh blogger yang datang. Salut buat Rara dan tim panitia lainnya yang sudah berjibaku untuk menyelenggarakan Pesta Blogger ini agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Mba Indah Juli, pentolan Blogfam yang juga termasuk ke dalam panitia inti (Steering Committee) PB 2010 tampak sudah standby sejak pukul setengah enam pagi (waks). Dia menyambut saya dan Ragil dengan senyum cerah. Di balik keletihannya ikut menyiapkan PB ini sejak jauh-jauh hari, tampak semangatnya yang membara. Cieee ... Top dah. Plok-plok-plok buat Bunda Indjul. Begitu pula dengan Pak Amril T. Gobel yang sama-sama ikut gabung dalam SC PB 2010. Blogfam ternyata menempatkan 2 wakilnya dalam jajaran kepanitiaan. Siapa yang tidak ikut bangga?

Semakin siang, gerombolan Blogfam mulai berdatangan satu per satu. Ini dia yang ditunggu. Ada Shinta Handini, member baru yang langsung aktif di kegiatan offline. Ada Dahlia, Salman, Meity, Tatut Dian, Diaz Fitra, Irwan Rouf, Donna, Isman, Ippen, Pritha, Etna Hanny, Lischantik, Macan Gadungan, Izza, dan .... Maknyak! Aaaah ... kalau dengan yang lain ini adalah pertemuan kesekian kalinya, tapi dengan seorang Labibah Zain ini adalah kali pertama pertemuan saya. Nggak heran kalo pas ketemuan langsung jerit-jerit nggak jelas. Hehehe .... sejak gabung di Blogfam tahun 2006 lalu, ya baru kali ini aja sempet ketemuan sama Maknyak. Ternyata ini toh biang kerok berdirinya Blogfam? hehe

Sebenarnya, banyak sekali member Blogfam yang hadir pas PB kemarin itu (maaf kalau saya nggak hafal nama-namanya). Hanya saja, beberapa dari mereka saat itu mengusung nama komunitas lain yang mereka ikuti juga. Sama sekali tidak masalah, karena kebersamaan kita masih terlihat kok. Bukankah kebersamaan itu tidak selalu harus berada dalam satu wadah? Buktinya, masih terdengar jeritan-jeritan heboh saat bertemu, cipika-cipiki, salaman, lalu foto bareng satu sama lain. Misalnya, kita bertemu dengan Moenk dkk.  yang sekarang mengelola komunitas ‘Ngaji Yuk’, atau bertemu dengan Intan dkk. Yang datang dengan bendera Angingmamiri. Atau ... siapa ya ... yang membawa bendera ‘1001 Buku’. Rame, heboh, seru. Pesta Blogger + 2010 sudah mempertemukan kembali dan mempererat tali persahabatan kita. Apapun wadahnya, kita ada untuk dunia blog Indonesia. Huhuuy.

Oya, opening ceremony sudah berlangsung. Sebuah kejutan karena M. Nuh, Mendiknas, hadir untuk membuka perayaan keragaman ini. Ada juga perwakilan dari kedubes Amerika, Perwakilan Maverick, ACER, JCU, dan tentu saja seleblog yang selama ini hanya dikenal wara-wiri di dunia online.

Bayangkan berpuluh komunitas hadir di Epi-Walk dengan tidak kurang dari 1500 blogger di dalamnya. Bagaimana tidak rame? Belum lagi setiap komunitas hadir dengan stand dan booth masing-masing di setiap sudut ruangan. Masing-masing menunjukkan eksistensi masing-masing yang begitu berbeda dan beragam. Ada yang membawa cenderamata daerah masing-masing, makanan khas, atau bahkan hanya sekadar karya-karya nyata dari setiap komunitasnya. Tak heran kalau pengunjung dapat menikmati setiap sajian yang ada dan berbeda ini.

Siapa bilang blogger hanya bisa ngeblog? Siapa bilang komunitas hanya ajang kumpul-kumpul saja? Lihatlah apa yang mereka perbuat. Komunitas ‘1001 Buku’ mongkoordinir sumbangan buku-buku untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, ada komunitas yang peduli dengan sampah dan mengetuk untuk mempergunakan kantong daur ulang, bahkan tidak sedikit yang terketuk untuk membuka dompet peduli bencana. Kita tidak hanya ber’pesta’ di sini, tapi kita juga menggalang dan mengasah kembali kepedulian terhadap lingkungan sekitar.  See, blogger juga peduli kok.

Di tengah geliatnya untuk bangkit kembali, Blogfam berusaha unjuk gigi. Sebagai salah satu komunitas blog paling tua dan masih eksis, Blogfam hadir meramaikan Pesta Blogger. Tidak tanggung-tanggung, Maknyak berdiri paling depan untuk mengenalkan kembali Blogfam terhadap setiap blogger yang datang ke stand. Apalagi Blogfam Reborn ini akan diperkuat dengan beberapa program menarik, seperti Workshop penulisan online (cerita anak, remaja, dan creative blogging). Yang mau bergabung silakan, karena workshop penulisan ini tentu saja hanya dishare untuk member Blogfam saja. Yang menarik, untuk mereka yang mau bergabung di stand Blogfam, kita memberikan sebuah buku karya member Blogfam secara gratis! Hueeey ... asyik nggak tuh?  Makanya stand Blogfam selalu terlihat ramai.

Pesta Blogger 2010 juga membawa poin tersendiri buat Blogfam. Gimana nggak, 3 orang member Blogfam didaulat menjadi juri dalam beberapa lomba yang diadakan; Labibah Zain, Primadonna Angela, dan saya. Huwaaa ... itu menunjukkan bahwa Blogfam masih ada dan diakui keberadaannya. Hebat nggak tuh?

PB  adalah sebuah ajang Kopdar Akbar, baik secara blogger keseluruhan, maupun masing-masing komunitas. Jangan heran kalau anda mendapati kamera dijepretkan dimana-mana, blogger-blogger bergaya di setiap suasana, atau gaya-gaya narsis yang bertebaran. Itulah sebuah luapan atas perayaan kebersamaan yang jarang sekali bisa terjadi.  Kapan lagi foto-foto bareng kalau bukan saat itu?

Hari menjelang sore ketika Pesta Blogger harus berakhir. Banyak cerita yang ditebar, dan banyak kenangan yang disimpan. Rombongan Blogfam bergerak menuju tempat ngumpul baru. Kita memilih Seven Eleven Pasar Festival untuk melepas penat dan letih, melepaskan diri dari keriuhan sesiangan itu.  Ada saya, Ragil, Salman, Maknyak, Shinta, Meity, lalu disusul Mba Indjul, Macan gadungan, dan juga Alarix. Euforia kembali meluap. Hahah-hihih kembali terdengar ramai. Padahal sedari pagi udah cekikikan terus tuh.  Kalau sudah begitu, mana inget cape? Malam masih muda, dan cuaca Jakarta begitu bersahabat, so mari kita nikmati selagi bisa ngumpul bareng  begitu.

Pesta Blogger 2010 sudah berakhir, tapi gaungnya masih tetap terasa. Semoga bukan kebersamaan sesaat, tapi kebersamaan yang akan tetap terpelihara selamanya. Amin. Hidup Blogger Indonesia! Hidup Blogfam!

Komentar

Anonim mengatakan…
whoa seru bnageddd
Iwok mengatakan…
iya, rame! :D

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?