[Laporan] Workshop di QSMART - SMA Al-Muttaqien

Ternyata satu setengah jam itu tidak pernah cukup. Tadinya saya mikir, dengan tempo waktu selama itu, saya harus ngomong apa aja ya. Makanya, saat nyusun presentasi, saya siapin dua materi buat ngisi slot waktu yang sudah disiapkan panitia. Ealah, rupanya saya lupa kalo udah ngomong, saya tuh susah banget brentinya. Terbukti waktu satu setengah jam berlalu begitu saja, sementara materi yang harus disampaikan masih banyak! Hiyaaa..... *ngebut presentasi*

Siang ini (Sabtu, 7 April 2012), saya berkunjung ke SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya untuk memenuhi undangan jadi pembicara dalam acara Workshop bertema Relevansi Sosial Media dan Pembentukan Remaja. Keren kan temanya? Berhubung saya merasa dilahirkan dari Media Sosial (khususnya blog), dan sekarang pun masih berkecimpung sebagai bagian dari sosial media yang ada, tawaran ini pun saya terima dengan senang hati. Apalagi dengan tema seperti itu, saya mau banget sharing tentang apa yang pernah saya lakukan seputar sosial media yang saya geluti, dan dampak positif yang pernah saya raih. Mudah-mudahan bisa sedikit menginspirasi puluhan adik-adik dari SMP dan SMA peserta gelaran Workshop ini yang datang tidak hanya dari area Tasik, tapi juga dari Ciawi, Ciamis, sampai Banjar! Wow.

Jam setengah sembilan saya sudah nongkrong di parkiran SMA Al-Muttaqin. Sebagai pembicara pertama, tentunya nggak lucu kalo saya datang telat. Makanya, meski acara baru dimulai pukul sembilat lewat (pada akhirnya, karena ada seremonial yang dilakukan), jauh sebelumnya saya sudah siap. Apalagi lokasi sekolah ini nggak begitu jauh dari rumah, lima-sepuluh menit berkendara saja sudah sampai di lokasi. Tak lama saya dijemput Afrilia, salah seorang panitia dari Qsmart, yang kemudian mengajak ke ruang acara.

Acara sudah dimulai. Lantunan ayat suci Al-quran menyambut kedatangan saya. Ternyata sudah ada Pak Jenal, Kepala Sekolah SMA Al-Muttaqien, yang akan membuka resmi workshop tersebut, dan juga Pak In In, Wakasek Kurikulum/Pembina Kirlistik, yang ternyata masih mengingat saya karena dulu pernah diundang ke sekolah ini pula saat diminta menjadi juri Lomba Blog. Seremonial pun berlanjut sampai akhirnya tiba giliran saya untuk berbicara. *eng-ing-eng*

Materi yang saya paparkan saat itu adalah seputar dunia tulis menulis dan kaitannya dengan sosial media. Dengan materi seperti ini, saya merasa tertarik kembali beberapa tahun ke belakang, saat saya baru memulai aktivitas ngeblog, gabung di komunitas blogger (blogfam), yang kemudian membuka jalan terhadap dunia penulisan. Tak heran saya begitu bersemangat menceritakan bagaimana lewat Sosial Media akhirnya saya menemukan bakat terpendam; menulis. Mengingat banyak peserta workshop yang ternyata memiliki ketertarikan terhadap dunia penulisan, saya pun berusaha menekankan bahwa kesempatan itu selalu terbuka lebar, bahkan melalui media sosial yang tengah marak sekarang ini. Banyaknya ajang penimbaan ilmu lewat grup-grup penulisan di facebook dan event-event lomba penulisan, adalah peluang yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. Sosial Media tidak lagi hanya ajang untuk berinteraksi dan menjalin pertemanan belaka, lebih dari itu menawarkan banyak sekali kesempatan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki.

Banyak contoh sukses yang bisa kita lihat bagaimana sebuah sosial media bisa melambungkan bakat dan kemampuan seseorang. Siapa tidak kenal Raditya Dika? Tulisan iseng dan ngocol di blognya telah mengangkat dia sebagai seorang selebritas baru di dunia penulisan. Atau Arief Mohammad yang gara-gara akun Poconggg-nya di twitter berhasil mengangkat namanya ke jenjang yang lebih tinggi. Sebut juga Trinity yang karena blog 'The Naked Traveller'nya sudah mengukuhkan dia sebagai backpacker paling terkenal di Indonesia. Tidak lupa, tentu saja sosok humble rupawan bernama ... Iwok Abqary! *hiyaaaat.... geplak! pentung! Bantai!*

Tanpa jeda lama, saya kemudian lanjut ke materi berikutnya mengenai tips-tips penulisan. Dibanding materi pertama, sesi kedua lebih terlihat menarik perhatian peserta. Mungkin karena bahasannya lebih spesifik ke jalur penulisan. Dan saya pun nyerocos kembali sampe kemudian baru nyadar kalo ada seorang panitia yang ngasih kode ke moderator kalo waktunya sudah habis. Hah, habis? tapi materi saya kan belum habis? Hiyaaa... gimana nih? Pas saya tanya ke moderator, ternyata dikasih waktu lima menit lagi buat tanya jawab. Lah, tapi materi saya belum selesai! *keukeuh* hehehe. Akhirnya  saya ngebut menyampaikan materi, karena nggak lucu juga kalo bahasannya kok ngegantung. Penanya pun akhirnya cuma dibatasi dua orang saja, mengingat waktu yang sudah kebablasan. Dari rumah sebenarnya saya sudah bawa 4 buku buat doorprize. Mengingat hanya dua penanya saja, hanya dua buku pula yang akhirnya dibagikan. Penanya yang beruntung masing-masing memilih novel DOG'S LOVE dan Antologi FIGHT, LOVE,HOPE.

Seru! Senang sekali saya bisa terlibat dalam gelaran yang melibatkan banyak anak muda (remaja) di dalamnya. Panitia-panitianya yang gesit dan cerdas dalam menyusun sebuah workshop bergizi, plus pesertanya yang antusias mengikuti rangkaian acaranya. Selain saya, ada dua pembicara lain yang akan menyemarakan wawasan peserta workshop tentang arti dan manfaat sosial media dalam kaitannya dengan dunia jurnalistik. Mereka adalah Yudha P. Sunandar (Pimred SalmanITB.com) yang saya kenal sewaktu sama-sama diundang ke acara ASEAN Blogger Conference di Bali, dan Yogi Ahmad Fajar (pimred Bulaksumur.com - UGM) yang telah saya kenal sewaktu dia masih sekolah di SMA Al-Muttaqin ini dan mengundang saya sebagai juri lomba blog.

Dunia penulisan memang sudah menarik banyak remaja saat ini. Usai menyelesaikan tugas saya sebagai pembicara, perbincangan pun kembali berlanjut dalam suasana santai. Kebetulan usai materi saya dilanjutkan acara break salat zuhur dan makan siang. Beberapa peserta dan panitia merubung untuk menanyakan banyak hal yang belum tuntas terbahas dalam materi tadi. Asyik. Melihat semangat mereka, saya yakin mereka akan berkiprah banyak setelah ini dan beberapa tahun ke depan. Amin. Semoga apa yang saya sampaikan memang bisa menginspirasi mereka, kalau peluang mereka sangat terbuka lebar. Kuncinya cuma satu, ada kemauan, mau belajar, dan ada usaha. *eh, itu mah tiga ya, bukan satu* :D

Yang menyenangkan, dalam obrolan singkat dengan Pak Zainal, Kepsek SMA Al-Muttaqin ini, tercetus keinginan adanya program lanjutan pelatihan penulisan tidak saja untuk siswa, tapi juga untuk guru-guru dan kepala sekolahnya. Lebih jauh, diharapkan program itu dapat menghasilkan sebuah karya nyata dalam bentuk buku. Amiiin.... ayo Pak, kita laksanakan!

Ucapan terima kasih buat Fathia, Affrilia, dan seluruh panitia dari QSmart yang sudah mengundang saya untuk hadir dalam acara ini. Tetap pertahankan semangatnya ya.
*Foto diculik dari Affrilia Utami

Komentar

Shofiyatun mengatakan…
Waw.. kereeenn..
curhat ceritanya mah hihihi
tp Subhanallah, ceritanya rame2 :D

terima kasih juga atas ilmu yg di berikan ya kang :)
Iwok mengatakan…
Shofiyatun - Hehehe ... iya, blog kan media yang pas buat curcol. wkwkwk
sama-sama. Terima kasih juga ya atas kesempatannya untuk bisa berbagi dengan adik-adik semua :)
Shofiyatun mengatakan…
iya, bener bgt.. apalagi kalo yg semangat buat ngetik :D
sama-sama kang :)

oya, kalau di komunitas blog tasik udah saya follow, terus nanti kesananya gimana yah? udah ngisi biodata juga yg ada di blogger tasik.. selanjutnya bagaimana? :)
Iwok mengatakan…
gabung Komunitas blogger Tasik di grup facebooknya juga ya. klik link ini aja : https://www.facebook.com/groups/265790906792560/

ditunggu di sana ya :)
Shofiyatun mengatakan…
oh iya, makasih kang :)
outbound malang mengatakan…
kunjungan gan.,.
bagi" motivasi.,.
Orang miskin bukanlah seseorang yang tidak mempunyai uang,
tapi ia yang tidak memiliki sebuah mimpi.,
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?