[Laporan Perjalanan] Workshop Menulis Cerita Konyol - Depok, 18 Oktober 2012

Yihaaa ... jalan-jalan ke Jakarta lagi. Kali ini dalam rangka Workshop Cerita Konyol yang digelar oleh Penerbit Noura Books yang mendaulat saya sebagai narasumbernya. Ecieee ... gaya banget, ya? Halah, ya iyalah Noura minta saya yang jadi narasumber, soalnya workshop ini kan dalam rangka promo novel saya terbaru juga; Cewek-Cewek Tulalit - Traveling Gokil. Udah pada beli, kan? Belum? Hiks... beli atuh, kan biar novel saya laku dan best seller. Hehehe ... melas banget ya?

Rabu malam saya berangkat, biar bisa ngejar pagi sampai Jakarta. Soalnya kalau berangkat pagi alamat nggak bakalan tiba tepat waktu. Apalagi acaranya di Mizan Book Store di Depok. Hiyaa ... masih jauh lagi dari Jakarta. belum lagi antisipasi macetnya, nyasarnya, dan lain-lain. Makanya, berangkat lebih cepat lebih baik. Yah, bengong-bengong bentar di terminal nunggu siang sih nggak masalah lah ya.

Yang bikin ribet kalau mau berangkat malam itu adalah; naik apaan ke terminal bus? Saya biasanya ngejar bus yang berangkat pukul 12, dan jam-jam segitu tuh susah banget nyari angkutan umum. Ojeker masih kepagian buat nongkrong di perempatan-perempatan, angkot udah jarang yang lewat, dan Iren males nganterin dengan alasan; "Nanti Ibu pulangnya sama siapa? Nggak mau kalau nyetir sendirian mah. Takut malem-malem di luar sendirian." Hiiiy ... nggak bisa aja lihat suaminya pergi dengan nyaman ke terminal.

Ya wes, akhirnya seperti biasa saya membulatkan tekad untuk menerjang setiap halangan *halah*. Saya harus berjalan menyusuri jalan sambil celingukan nyari tukang ojek yang sudah mangkal, atau angkot yang mungkin akan lewat. Kalau tidak beruntung? Jalan kaki dah sampe terminal. Tapi ternyata eh ternyata, hujan turun dengan indahnya sodara-sodara, bikin saya langsung layu sebelum berkembang. Gimana ceritanya saya bisa ke terminal kalau hujan begini. Lagian, rumah saya kan agak-agak nyempil gitu dari jalan raya. Harus jalan kaki lagi sekitar 500 meteran melewati gang dan belokan. Bawa payung? Aiiih ... cakep bener ya? Dan saya pun menunggu detik demi detik menunggu malam dengan gelisah, memandangi gerimis yang semakin deras. *hadeuh, bahasanya deh coba*

Gerimis mereda, tapi saya belum tenang. gerimis begini ojeker pun makin bakalan susah dicari. Naik beca? Hiyaaa ... jam segini bisa nemu beca di mana? Dan .... datanglah penyelamat itu. Mamah mertua datang dan kaget melihat menantu tersayangnya lagi dilanda bimbang. Setelah nanya ini-itu, akhirnya Mamah bilang kalau pacar adik iren yg bungsu ada di rumah, lagi jadwal ngapel hari Rabu (ada gitu?). "Suruh dia yang ngantar aja, biar nanti Mamah yang ngomong." Dan saya pun langsung bersorak gembira! Yipiiiiie ... Ibuku, Pahlawanku.

Setengah 11 malam, pacar adik saya datang ke rumah buat jemput. Kayaknya dia sudah mulai diusir Mamah karena ngapelnya kelamaan. Lagian, masih ada hari esok, kan? Sebenernya, setengah 11 itu masih kesorean, karena saya kan berniat naik bus yang jam 12. Tapi daripada nggak ada tumpangan ke terminal, nggak papalah cengo sejaman di terminal. So, melompatlah saya ke jok motornya; "Tarik Bang!" *lo kira ojek?*

Sebenarnya rumah si cowok ini berlawanan sama terminal. Tapi, berhubung dia takut calon kakak iparnya nggak merestui hubungan mereka, dan akhirnya malah menghambat kisah cinta mereka, akhirnya dia harus pasrah nganter saya ke terminal. Masih gerimis, dan sepanjang jalan saya ngumpet dibalik badannya yang tinggi. Lumayan anget. Tapi calon iparku ini kayaknya mulai menggigil. Eh, tengah jalan hujan malah ngegedein.
"Hujan A, gimana?" tanya dia.
"Gapapa, tanggung udah deket," jawab saya sambil makin meringkuk dibalik badannya.
Calon adik saya itu ngangguk, tapi saya yakin dia lagi ngedumel; "Lo yang gapapa, gue yang kedinginan tahu!" Hihihi ... maaf ya Dek, kalau mau mengambil hati calon kakak, mending nurut aja. Perjuangan itu diperlukan kok untuk mencapai kemenangan. *apa coba?*

Akhirnya, tibalah saya di terminal. Setelah dadah-dadah dengan si calon adik, saya pun duduk manis menunggu. Baru jam sebelas. Bus menuju Jakarta sudah siap sih, tapi masa iya harus naik yang jadwal sekarang. Bukan apa-apa, entar sampe Jakarta kepagian. Yasud, mending twitteran dulu dan apdet status BBM. Eh, baru aja ganti status, BBM bunyi. Ada pesan dari Candra, teman masa kuliah yang sekarang tinggal di Ciamis. "Wok, mau ke Jakarta? Candra juga. Ini lagi meluncur menuju pool bus." Ihiiir ... pucuk dicinta Candra pun tiba, akhirnya bisa punya teman di perjalanan menuju ibu kota. Teman bobo di bus maksudnya, lah baru ngobrol bentar aja kita udah pada teler. Hehehe.

Jam 5 pagi nyampe deh di Kampung Rambutan. Say bye to Candra, lalu ngacir ke masjid, Subuhan sekalian selonjoran dulu barang sekejap. Soalnya, Mba Dee dari NouraBooks berencana untuk menjemput. Asyik dah, enak nggak perlu pusing bakalan nyasar di rimba betawi seperti biasanya kalau saya pergi ke Jakarta. Jam 6 Mba Dee datang bersama seorang sopir taksi, eh maksudnya jemput pake taksi, lalu segera menculik saya ke kantor Noura Books di wilayah Jagakarsa. Horeeey ... senang banget akhirnya bisa menyatroni kantor penerbit yang sudah menerbit beberapa novel saya ini. Lebih senang lagi karena di sana saya bisa numpang mandi, ganti baju, terus dikasih sarapan. *Ups, kelihatan banget kelaparannya nih*

Mandi sudah, ganti baju sudah, sarapan sudah, eh di kamar ada kasur empuk pula. Tiduran deh sampe akhirnya kepulesan! Hiyaaaa ... tamu nggak sopan! Sudah dikasih numpang mandi, dikasih sarapan, eh malah sekarang ikut bobo. Sampe nggak sadar kalau Mba Dee nge-BBM ngajak kumpul bareng kru Noura Books untuk berdoa bersama memulai pagi. *ngumpet di lemari*

Jam setengah 9 bangun dong, karena nggak mungkin kan numpang bobo sampai siang? Woy, saya ke sini kan buat ngasih workshop, bukan numpang tidor! Mba Dee ngajak saya Noura Tour, keliling kantor Noura sambil dikenalin sama seluruh staf yang ada. Horeeeey ... akhirnya kenalan sama semua orang yang berada di belakang layar buku-buku saya selama ini. Ketemu mas Noor H. Dee yang sudah menjadi editor untuk 3 novel saya, ketemu Pak Deden Ridwan, Person in Charge-nya Noura Books, dan semuanya. Terima kasih banyak semua atas kerjasamanya selama ini.


Jam sembilan, saya bersama Mba Dee dan Mba Putri meluncur ke Depok Mall. Tujuannya adalah Mizan Book Store, dimana Workshop Menulis Cerita Konyol akan segera dilangsungkan. Hiyaaaa ... mulai deh gemeteran. Ini adalah kali pertama saya jadi pembicara dalam sebuah workshop yang membahas tentang proses menulis cerita konyol! Nah loh, bisa ngomongnya nggak saya nanti? Bismillah ....

Perlahan tapi pasti, peserta workshop berdatangan satu per satu. Ada beberapa yang sudah saya kenal, dan ada pula yang benar-benar baru bertemu saat itu. Senangnya kegiatan seperti ini memberi kesempatan saya bertemu teman-teman baru. Peserta yang terdaftar ada 45 orang, sesuai dengan kuota ruangan yang tidak terlalu luas. Langsung merinding melihat semua kursi mulai terisi penuh. Mudah-mudahan mereka tidak sia-sia sudah jauh-jauh datang ke sini, dan ada -minimal- sesuatu yang bisa mereka peroleh dari semua ulasan saya nanti.

Dan, seperti apakah cerita tentang workshopnya itu sendiri? Kayaknya mending baca sendiri ulasannya di Annida Online dan TNol.co.id - Portal Komunitas yang pada saat itu datang meliput.


Ow, perjalanan saya di Depok belum selesai. Tuntas dengan workshop ini, saya harus segera meluncur ke Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, karena ada talkshow 'Traveling Gokil' di event UI BookFest yang digelar sore hari. Hayuk, lanjuuuut.

Ini adalah kali pertama saya memasuki Universitas Indonesia, jadi cukup excited juga. Suasananya hijau royo-royo banget, asyik! Jadi ngebayangin kuliah di sana, terus setiap ada waktu kuliah kosong bisa nongkrong-nongkrong di bawah pohon sambil ngobrol, pacaran, atau nyontek tugas kuliah (Hus!). Yang jelas, berasa jadi mahasiswa lagi pas masuk area ini. *nggak sadar diri emang*


Ey, di auditorium IX tempat akan diselenggarakan talkshow ini ketemu Maknyak Labibah Zain, founder Blogfam.com yang ternyata lagi ikut konferensi internasional tentang perpustakaan di tempat ini. Horeee ... kopdar dadakan. Bahkan gara-gara tahu saya akan talkshow di sana, Maknyak rela bolos di kegiatan selanjutnya. hihihi ... *peluk Maknyak*

Ternyata talkshow di sini pun tidak kalah serunya, hanya saja atmosfernya memang terasa beda. Ruangannya lebih luaaas ... dan pesertanya mahasiswa semua! Wow, gemeteran lagi, takut mereka nanya-nanya yang saya nggak bisa jawab, soalnya mahasiswa kan suka kritis nanyanya. hehehe .... alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar. Setidaknya, semua pertanyaan yang masuk saya jawab dengan kapasitas yang saya ketahui. Kalau kurang puas, maaf yaaa. ^_^

Talkshow harus dihentikan karena sudah masuk adzan magrib. Satu setengah jam memang nggak kerasa ya. Sudah saatnya kegiatan saya di Depok disudahi. Setelah salat magrib, dinner di cafe Al4a (alay? hihihi) yang ada di fakultas komunikasi (bener ya?), saya pun diantar Mba Dee kembali ke habitatnya. Eh, ke terminal Kampung Rambutan! Sudah pukul delapan lewat saat saya tiba di terminal, dan saya pun bersay goodbye pada Mba Dee yang sudah menemani saya seharian itu. Tengkyu Mba Dee, sudah jemput dari pagi buta, nganter ke mana-mana, jadi moderator workshop dan talkshow, sampai kembali nganterin ke terminal. Nggak sekalian nganterin ke Tasik? *Jitak!* hehehe ... #Kidding

Sejam kemudian, saya sudah terombang-ambing lagi dalam bus malam yang membawa saya pulang. Nyampe pukul 3 pagi di kota Tasik disambut gerimis mengundang. Hiiiy ... kejadian lagi harus ujan-ujanan. Yawes, gapapalah, toh sekarang mah ujan-ujanannya pulang ke rumah.
"OJEEEEEEK!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?