Mejeng di Tnol.co.id

Menjelang workshop 'Menulis Cerita Konyol' bareng Penerbit Noura Books di Depok Mall tanggal 18 Oktober lalu, saya sempat diajak ngobrol Mas Safari Sidakaton, reporter dari Tnol.co.id yang merupakan sebuah portal komunitas. Obrolan berkisar tentang riwayat kepenulisan saya. karena waktunya yang tidak cukup leluasa, akhirnya kita bertukar pin BB, dan interview pun dilaksanakan jarak jauh dan di setiap ada kesempatan. Sekarang, profil saya sudah ditayangkan di portal tersebut. Semoga bermanfaat :)

Iwok Abqary, Si Pendiam yang Mahir Menulis Buku Komedi

Safari Sidakaton

Senin, 22 Oktober 2012

Buku cerita lucu pertamanya adalah 'Suster Nengok' yang merupakan plesetan dari film 'Suster Ngesot'.
Iwok Abqary, produktif hasilkan buku komedi./ Foto: Safari TNOLIwok Abqary, produktif hasilkan buku komedi./ Foto: Safari TNOLDikenal sebagai penulis buku komedi dan konyol, bukan berarti mahir bercerita lucu juga lho. Ini dialami oleh Iwok Abqary, penulis cerita komedi yang telah menghasilkan beberapa buku hits, seperti Suster NengokGanteng is Dumb, Batman Saroong, Gokil Dad, Cewek-cewek Tulalit, dan Cewek-Cewek Tulalit Traveling Gokil.

Iwok mengaku tidak bisa bercerita lucu dihadapan umum. Oleh karena itu, dilingkungan kerjanya, lelaki yang menjabat sebagai HRD (Human Resource Development) pada sebuah perusahaan koperasi ini dikenal pendiam dan berperilaku kalem. "Setiap orang punya sense of humor tersendiri. Bentuk pelampiasan becanda saya lewat tulisan," ujar Iwok Abqary, mengawali pembicaraaan dengan TNOL.

Iwok menuturkan, kemahiran menulis dalam berbagai cerita lucu karena sejak bisa baca-tulis, Iwok sudah keranjingan untuk menulis. Kala itu, Iwok kecil kerap menulis dalam bentuk puisi atau cerpen. Bahkan, ada diantara tulisan cerpennya dimuat di majalah anak-anak Bobo.
"Zaman masih SD tulisan saya sudah masuk majalah Bobo," papar Pemenang II Lomba Cerpen BWS (Bestari Writing School) ini.

Iwok bersama dua buku karyanya./ Foto: Safari TNOLIwok bersama dua buku karyanya./ Foto: Safari TNOLKeahliannya menulis terus dipupuknya hingga duduk di bangku SMP. Selain menulis puisi dan cerpen, lelaki kelahiran Madiun, 28 Desember 1970 ini  juga menulis di kolom untuk majalah anak-anak. Bahkan kala itu, ia juga menulis cerita anak untuk majalah Mangle, yakni majalah berbahasa Sunda.

Namun, ketika duduk di bangku SMA, semangatnya menulis sempat menurun. Bahkan sempat timbul dalam benaknya untuk tidak menulis lagi. Pasalnya, kala itu banyak tulisan cerpennya yang ditolak oleh berbagai media dan penerbit dengan alasan yang tidak jelas. Akibatnya, Iwok pun vakum menulis berbagai cerpen atau cerita lainnya.

Iwok mulai aktif menulis kembali pada tahun 2006. Apalagi setelah ia bergabung dengan komunitas blogger yang bernama Blogfam (Blogger Family). Blog itulah yang kemudian menginspirasi Iwok untuk menulis kembali, karena telah memberikan dukungan serta membuka jalan baginya untuk mengenal dunia penerbitan. Di blog tersebut, Iwok diberikan pelatihan menulis secara online yang diasuh oleh Benny Rhamdani (penulis dan sekarang chief editor Penerbit Mizan lini anak dan remaja).

Semangat menulis juga menggelora ketika berhasil menjadi juara dalam lomba menulis yang diadakan blog tersebut. "Dari sana saya mikir, ternyata saya masih bisa menulis," papar lelaki yang bernama asli Ridwan Abqary ini.

Di tahun itu pula, passion sebagai penulis pun muncul. Ia telah dikenal sebagai penulis remaja yang produktif. Di tahun itu pula Iwok telah berhasil menghasilkan buku cerita fiksi yang berjudul Jangan jadi Cewek Cupu yang diterbitkan oleh Penerbit Cinta. Selain itu, Iwok juga tetap aktif menulis cerita untuk anak-anak yang telah menjadi keahliannya sejak kecil.

Iwok dalam sebuah workshop./ Foto: Safari TNOLIwok dalam sebuah workshop./ Foto: Safari TNOLCerita Lucu
Nama Iwok mulai dikenal sebagai penulis cerita lucu ketika memasuki tahun 2008. Ia berhasil menulis cerita lucu yang kala itu sedang ngetren di masyarakat. Buku cerita lucu pertamanya adalah Suster Nengok yang merupakan plesetan dari film Suster Ngesot. Walaupun judulnya agak mirip, namun jalan cerita dan isi Suster Nengok berbeda jauh dengan Suster Ngesot.

Buku pertamanya tersebut  ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Tercatat buku tersebut terjual diatas 5.000 copies. Tak heran, buku Suster Nengok pun dicetak ulang, dan itu merupakan suatu prestasi yang mengagumkan bagi seorang penulis cerita lucu pemula.

Iwok mengaku menulis cerita lucu karena ditantang oleh Ali Muakhir, pemegang rekor penulis cerita anak terproduktif di Indonesia.  Waktu itu Ali Muakhir menantangnya untuk membuat cerita komedi. Pada awalnya memang ada keraguan, apakah ia mampu menulis cerita lucu. Karena, sebelumnya Iwok belum pernah menulis cerita yang mengundang gelak tawa.

Uji cobanya ternyata berhasil, karena buku Suster Nengok mendapat respon yang positif dari masyarakat. Keberhasilnya membuat penerbit menawarkan kembali untuk membuat cerita lucu. Buku cerita lucu kedua pun muncul dengan judul Pulau Huntu yang merupakan plesetan dari film Pulau Hantu.
Gairahnya menulis cerita lucu semakin mengebu-gebu ketika Iwok berhasil menjadi pemenang sebagai penulis konyol yang berbakat. Judul cerita lucu dalam lomba yang digelar oleh Gramedia adalah Ganteng is Dumb. "Dari situ sudah mulai enak dan bakat saya menulis cerita konyol," ujar lulusan D3 Bahasa Inggris dari Universitas Padjadjaran ini.

Setelah itu, Iwok juga menulis cerita lucu yang diperuntukan untuk remaja. Diantaranya adalah Batman Saroong, Tikil (Titipan Kilat), Dog’s Love, dan Cewe-cewe Tulalit. Selain itu, Iwok juga menulis buku-buku religi untuk anak-anak diantaranya adalah 101 Info tentang Al-Quran, 101 Info tentang Ilmuwan Muslim, 101 Info tentang Sedekah, Pangeran Bahri Sang Bijaksana, dan Kisah Masa Kecil Nabi & Rasul.

Peluang menulis cerita lucu kedepannya sangat terbuka lebar./ Foto: Safari TNOLPeluang menulis cerita lucu kedepannya sangat terbuka lebar./ Foto: Safari TNOLTerkait dengan target menulis cerita lucu, Iwok mengungkapkan, itu karena ia ingin memberikan hiburan kepada pembaca. Apalagi, dalam cerita lucu kerap timbul hal yang tidak masuk akal, sehingga bisa memberikan alternatif hiburan kepada pembaca. Jadi, selama pembacanya terhibur, ternyata ada hikmahnya atau pesan moral yang bisa diambil.

Selain itu, dengan membaca cerita lucu maka sang pembaca pun bisa terhibur dan menghilangkan stresnya. "Intinya untuk hiburan, just for fun," jelas Iwok lagi.

Sebagai penulis cerita lucu, Iwok mengakui ada juga kesulitan untuk menuangkan ceritanya. Biasanya, kesulitan juga timbul karena harus menulis setiap hari sehingga kadang menemukan titik jenuh. Ditambah, siang harinya, ia juga bekerja sebagai HRD di kantor koperasi. Jika sudah demikian, maka ia tidak akan menulis dalam waktu 2-3 hari.

Di sisi lain, Iwok menuturkan, peluang menulis cerita lucu ke depannya sangat terbuka lebar. Karena, cerita lucu tidak akan pernah ada habisnya dan tidak mengikuti tren. Sehingga, setiap waktu cerita lucu pasti ada. Selain itu, komunitas pembaca cerita lucu juga selalu setia menanti cerita-cerita lucu yang akan diterbitkan.
"Ada orang yang sengaja mencari buku komedi. Dan itu banyak. Jadi peluangnya cukup besar karena penulis buku komedi juga belum terlalu banyak dibandingkan dengan penulis genre lain," paparnya.

Sementara itu terkait pembagian waktu antara kerja di kantornya dan menulis, Iwok mengaku memang cukup berat. Karena, dua dunia tersebut sangat dicintainya. Oleh karena itu ia harus pandai mengatur waktu, yakni siang bekerja dan malamnya menulis.

Tak heran, ketika awal-awal menulis, keluarga yang tidak mengetahui perkembangan tentang dunia penulisan sempat tidak mendukungnya. Namun saat ini keluarga telah mendukungnya, apalagi Iwok juga telah berhasil mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan dari hasil tulisannya tersebut. Dan Iwok pun bisa membagi waktu antara menulis, pekerjaan dan keluarganya.

"Mereka tidak komplain lagi kalau saya begadang sampai malam," pungkasnya sambil tersenyum. **MS 
 
Sumber asli : http://www.tnol.co.id/profil/16970-iwok-abqary-si-pendiam-yang-mahir-menulis-buku-komedi.html
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?