[Kuliner] Pecel Oranye, Pecel Legenda

Jl. Empang (Pasar Mambo) Tasikmalaya
Buat orang Tasikmalaya, Pecel Oranye mungkin masih kalah pamor dengan deretan pecel di daerah kalektoran. Sebut saja pecel Bi Iyoy atau Bi Encar. Tapi, kalau menilik jauh ke belakang, Pecel Oranye tetaplah sebuah legenda yang belum tergantikan. Bagaimana tidak, Pecel Oranye sudah berdiri sejak tahun 1925! Sejak zaman Belanda masih berkuasa di bumi Indonesia, bro! Informasi inilah yang membuat saya dan beberapa teman dari Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT) ternganga ganteng. 1925, zaman bapak saya aja belum lahir! Hiyaaa ...

Tidak salah memang kalau jadwal KWKT minggu kemarin adalah menjajal lokasi pecel legendaris ini. Karena ternyata, sebagian besar anggota KWKT belum pernah nyicipin pecel yang satu ini. Termasuk saya!  Sebagai anggota komunitas yang ngakunya pencinta kuliner Tasik, kenyataan bahwa pecel ini sudah unjuk gigi sejak zaman penjajahan jelas sangat-sangat menohok. Hellow, where have we been?  Fyuh, maafkan kami (Eh, saya ding) yang nggak pernah aware tentang sebuah kuliner yang harus tetap dilestarikan.

Buat saya yang doyan sama pecel, karedok, lotek, dan semua jenis kuliner sejenis, pecel yang satu ini memang tidak boleh dilewatkan. Really worth trying, lah. Apalagi karena cita rasanya yang cukup menggoyang lidah dan unik. Berbeda dengan pecel khas Sunda biasanya yang semua bumbu kacangnya diulek, lalu bumbu dan sayurannya diaduk-aduk hingga jungkir balik, Pecel Oranye cukup berbeda. Semua sayuran rebus (kol, kacang panjang, toge, dll) ditata di atas piring. Setelah sayuran tersaji dengan cantik dan mempesona (halah), siram deh dengan bumbu kacangnya. Sajikan dengan kerupuk aci, maka pecel oranye pun siap untuk dihajar! Jebreeeet.

Gado-gado Pecel Oranye
Eh, sebenernya, saya kemarin pesan Gado-Gado sih, bukan pecelnya. Halah, ini kenapa ya kok saya plin-plan begini? Tenang, di Pecel Oranye ini, pecel dan gado-gado tidak jauh berbeda dalam rasa dan bentuknya. Beda isiannya doang. Jadi, review saya nggak bakalan jauh meleset (mungkin). Kalau pecel seperti yang saya jelaskan di atas, nah kalau gado-gado ada sedikit beda. Selain sayuran yang sama, untuk gado-gado ditambahkan potongan kentang, tahu, dan juga telur rebus. Biar rame dan meriah (halah lagi), setelah disiram bumbu saus kacang, dihias dengan kerupuk aci dan emping. Itulah bedanya. Jadi, kalau doyan emping, pesennya harus gago-gado, karena paket pecel nggak pake emping. Tapi kalau keukeuh pengen pecel plus emping, coba aja minta sama si Ibu. Mudah-mudahan aja dikasih empingnya. Hehehe.

Yang membedakan pecel/gado-gado di sini, selain bumbu kacangnya yang sudah dibikin terpisah (kayaknya sih diblender, soalnya haluuus banget bumbunya), juga adanya perasan jeruk sambal. Biasanya di tempat lain, jeruk sambel diberikan opsional dan disajikan terpisah. Nah, di Pecel Oranye ini, jeruknya sudah diperesin sama si Ibu. Jadi, rasa pecel dan gado-gadonya sudah ada aroma jeruk dan rasa asem-asem seger gitu. Kalau misalnya anda nggak suka jeruk makan jeruk, eh ... nggak suka ditambahin jeruk maksudnya, jangan lupa wanti-wanti ke si ibu sebelumnya ya.

Pecel Oranye berada di Jalan Empang (Pasar Mambo) Tasikmalaya. Posisinya pas di belokan ke arah kiri dari Jalan Pemuda, tepat di seberang Hotel Selamat. Menurut cerita Bu Edi, Pecel Oranye ini sudah ada dan dikelola turun temurun selama 3 generasi. Siapakah Bu Edi ini? Perkenalkan, dialah penjual pecelnya saat ini! Jadi, yang pertama berjualan Pecel Oranye ini adalah Neneknya, lalu dilanjutkan sama Ibunya. Saat Ibunya Bu Edi ini wafat tahun 1990, Bu Edi-lah yang akhirnya meneruskan usahanya.  Sampai sekarang.

Meskipun tidak seterkenal Pecel Kalektoran saat ini, Pecel Oranye masih memiliki penggemar tersendiri. Terbukti dari banyaknya pelanggan yang berdatangan. Apalagi ternyata Pecel Oranye ini juga menerima penjualan bumbu pecel keringnya. jadi, kalau mau bikin pecel sendiri di rumah, tinggal seduh bumbunya, jadi deh Pecel Oranye buatan sendiri.

Doyan pecel (atau gado-gado)? Yang satu ini harus anda coba. Dengan  harga Rp. 15.000,- per porsi, anda bisa menikmati sepiring pecel legenda di Tasikmalaya.

Komentar

Unknown mengatakan…
Salah satu kuliner Tasik favorit saya kang. Suka bikin kangen pengen pulang kalau ingat pecel ini. Dulu namanya pecel Thailand. Tp mungkin orang pada males kali ya kalauada makanan luar ga jelas, trus ganti nama jadi pecel oranye.

Tapi sayang ga selalu buka. Kadang warungnya tutup di hari-hari yang ngga bisa ditebak.
Iwok mengatakan…
iya, si ibunya bilang kadang bukanya ga tentu karena sudah sepuh. sering sakit katanya. terus, ngga ada yg bantuin juga. jadi semua dikerjain sendiri.

oya, namanya pernah Pecel Thailand ya? saya malah baru tahu. hehehe ...
Anonim mengatakan…
Intruksi hehe..
Ad yg salah tuh. Namanya ibunya ibu dedi.
Pecel oranye ga prnah jd pecel thailand. Dri dulu namanya ttep pecel oranye. Tp bbrp taun kbelakang sempet jualan masakan thailand juga.
TQ for review :)
Iwok mengatakan…
Waah terima kasih atas koreksinya. Bu dedi ya ternyata namanya. Terima kasih juga atas tambahan informasinya :)

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?