[Behind the Book] Misteri Gua Jepang

Zaman kecil dulu, saya begitu tergila-gila dengan serial petualangannya Enid Blyton. Sebagian besar serial petualangan yang ditulisnya dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, pernah saya baca. Mulai dari Lima Sekawan, Sapta Siaga, Seri Petualangan, Pasukan Mau Tahu, Si Badung, Malory Towers, dan St. Claire. Semuanya seru, menegangkan, dan berhasil mengajak saya merasa ikut berpetualang di dalamnya. Dan yang sangat membekas, Enid Blyton berhasil mengajak saya untuk berimajinasi merangkai cerita petualangan sendiri. Ya, peran Enid dalam meracuni imajinasi saya sungguh luar biasa.

Saya juga salah satu fans berat Trio Detektif-nya Alfred Hitchcock. Hampir seluruh judul serial ini pernah saya baca juga. Tidak heran kalau novel pertama yang saya tulis tidak lepas dari genre ini. 'Sandal Jepit Beda Warna' adalah novel petualangan/detektif cilik yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2006 oleh Darmizan. Setelah itu, berturut-turut Misteri Lemari Terkunci (Darmizan), Misteri Payung Terbakar (Darmizan), Misteri Hilangnya Penulis Terkenal (Rajawali Press - ditulis bareng Dewi Cendika), Misteri Prasasti Hutan Larangan (Talikata), dan Misteri Lorong Bawah Tanah (Talikata). Setelah itu saya belum menulis cerita petulangan lagi.

Belakangan ini, novel petualangan anak kembali ramai, dan saya seperti dibangunkan kembali dari salah satu genre yang saya sukai dan belum pernah ditulis lagi. Apalagi setelah membaca beberapa Serial Misteri Favorit yang diterbitkan oleh Penerbit Kiddo, keinginan saya untuk berpetualang kembali menggebu. Serial ini sangat menarik, karena tidak hanya mengajak anak-anak berpetualangan memecahkan misteri, tetapi juga menyusuri bukti-bukti sejarah dan fakta-fakta unik yang menjadi setting dalam cerita. Seru dan jelas memberi nilai lebih.


Beberapa ide cerita mulai berkelebatan dan saya harus memilahnya agar bisa mengangkat dan memasukkan nilai-nilai sejarah yang rencananya akan saya libatkan. Saya mulai menyisir, kira-kira di kota mana ide yang terlintas ini bisa diterapkan. Ternyata jatuhnya tidak jauh-jauh, saya memilih Pangandaran, sebuah lokasi wisata yang sudah seringkali saya kunjungi. karena tidak jauh dari tempat tinggal saya di Tasikmalaya. Tidak saja karena menawarkan keindahan sebuah pantai wisata, tapi juga terdapat sumber sejarah yang bisa diangkat, dan bahkan dijadikan inti cerita; Gua Jepang!

Ini adalah naskah pertama yang saya tulis untuk Penerbit Kiddo. Agar tidak salah langkah, saya mengubungi sahabat saya, Fitria Chakrawati, yang novelnya sudah tergabung dalam Serial Misteri Favorit ini lebih dulu. Judulnya Misteri Taman Berhantu, dengan lokasi di kota Makassar. Dan, mulailah saya merecoki Fita, nanya ini dan itu yang berkaitan dengan proses penulisan serial ini. Hehehe.

Yang saya lakukan selanjutnya adalah riset! Mengambil seting cerita di lokasi asli, apalagi menyerempet sejarah yang terjadi di lokasi tersebut tentu tidak bisa asal tulis.  Meski saya sudah seringkali ke Pangandaran, tetap saja banyak fakta sejarah yang belum saya ketahui dengan baik. Apalagi tidak setiap kali liburan ke Pantai Pangandaran saya mengunjungi Gua Jepang. Pernah saya dan keluarga diserbu sekawanan monyet saat memasuki cagar alam, sehingga membuat anak-anak saya trauma dan tidak mau masuk lagi ke sana sampai sekarang. Hehehe.

Akhirnya saya googling sana-sini, mencari tahu tentang cagar alam, Gua Jepang, dan hal-hal lain yang akan saya angkat dan tulis nantinya. Saya print setiap informasi yang ada, pelototi setiap detil gua lewat foto-foto yang saya lihat di google, lalu saya catat poin-poin yang sekiranya dibutuhkan nantinya. Data ini sebagai bekal untuk memperkuat alur cerita yang akan saya tulis nanti.

Dan mulailah saya kemudian menulis. Berhubung alur ceritanya sudah terbayang, kurang lebih 1 bulan, naskah ini sudah selesai. Dengan suka cita saya mengirimkannya ke mba Pradikha Bestari, editor Penerbit Kiddo, yang menangani serial ini. Yang langganan majalah BOBO pasti mengenal mba yang satu ini. Cerita-cerita detektif/misterinya sering sekali muncul di majalah ini.

Yang bikin surprise, keesokan harinya sudah ada balasan kalau naskah saya lolos untuk diterbitkan. WHUAAAT? Jujur saja, ini adalah rekor tercepat dari seluruh naskah yang pernah saya kirim ke penerbit.  Jingkrak-jingkrak dooong ... Tapi tunggu, naskah saya belum lolos 100%. Ada beberapa catatan yang ditulis untuk perbaikan.

Revisi? Okesip. Saya tidak pernah alergi dengan yang namanya revisi. Sebelumnya saya sudah yakin kalau naskah saya sudah cukup menarik. Kalau sekarang diminta revisi, berarti naskah saya akan semakin bagus dan menarik lagi nantinya. Ya kan? So, mulailah saya bermain kembali dengan alur dan cerita. Beberapa hal yang jadi catatan saya perhatikan baik-baik, lalu saya revisi sesuai yang diinginkan.

Cukup? Ternyata belum! Revisi pertama yang saya kirimkan berbalas dengan beberapa catatan tambahan. Ada revisi yang ternyata belum mengena, dan ada alur cerita yang dianggap masih mengganjal dan tidak relevan. Revisi kedua? Hajaaar ....

Revisi kedua kembali saya kirim, dan saya mulai deg-degan menunggu review selanjutnya. Saya khawatir revisi saya belum memuaskan dan akan ditemukan inkonsistensi lain. Sebagai seorang editor merangkap penulis spesialis cerita misteri dan petualangan, Mba Dikha pasti bisa menangkap plot hole yang ada. Dan kekhawatiran saya terbukti. Ada ganjalan yang cukup mendasar antara dua tokoh utama. Tidak tanggung-tanggung, inkonsistensi terjadi di seluruh alur! Hiyaaaa .... *koprol*

Tapi, yang membuat saya jadi tambah deg-degan, Mba Dikha memberikan catatan tambahan sekaligus mengabarkan kalau naskah ini sudah dijadwalkan terbit menjelang libur sekolah (Mei 2015). Uwoooow ... kebayangkan perasaan campur aduk saya saat itu? Mau tidak mau, revisi ketiga harus segera saya tuntaskan. *koprol lagi*

Di tengah kebingungan melanda untuk mengeksekusi revisi ketiga, akhirnya saya mengambil keputusan sadis; Rewrite bab awal! Dari hasil pengamatan saya, bab awal inilah yang cukup bermasalah dan saya cukup kebingungan bagaimana harus merevisinya. Daripada bingung bagian mana yang harus saya edit, menulis ulang bab 1 ini ternyata lebih memudahkan saya untuk masuk kembali ke dalam ritme cerita. Tidak hanya itu, saya juga mencoba memutar susunan posisi 4 bab awal. Tentunya dengan beberapa revisi keterangan waktu agar alurnya tidak menjadi lompat-lompat maju-mundur. Bener-bener refresh!

Beres! Entah kenapa, setelah melakukan revisi ketiga ini, saya optimis naskah ini akan meluncur mulus. Dan ternyata? Betuul ... Mba Dikha langsung oke dengan keseluruhan revisi yang saya lakukan. Meskipun setelah itu ada diskusi lagi mengenai beberapa revisi dan editing tambahan, sifatnya hanya minor saja. Fyuuh ... alhamdulillah. *joget-joget*

Proses selanjutnya adalah pembuatan panduan ilustrasi sebagai pegangan ilustrator dalam menyusun gambar-gambarnya nanti.  Asyik, saya bisa memilih adegan-adegan yang sekiranya bakalan seru dijadiin ilustrasi. Untuk ilustratornya, seri Misteri Favorit ini dipercayakan pada mas Indra Bayu, baik untuk cover maupun ilustrasi bagian dalam. Gambar-gambarnya cihuy! Pada saat disodori draftnya saja, saya sudah langsung oke.

Rp. 35.000,- saja. Ayo beliiii .... ^_^
Hari ini, tanggal 18 Mei 2015, Misteri Gua Jepang sudah beredar di seluruh toko buku. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo buruan beli! Hihihi.

Mau ikutan nulis untuk Seri Misteri Favorit di Penerbit Kiddo? Ini dia syaratnya :
  • Ceritanya harus berbau petualangan dan misteri dong.
  • Panjang naskah 80 halaman A4, spasi 1,5.
  • Sertakan (minimal 10) fakta-fakta yang berkaitan dengan cerita, baik itu setting lokasi, sejarah, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan alur cerita.
  • Biar ada gambaran formatnya seperti apa, mendingan beli dulu novelnya. Hihihi.
  • Kirim naskahnya ke alamat Penerbit Kiddo. Alamat ada di kaver belakang novelnya.
  • Selamat menulis :)

Komentar

Obat Herbal Diare mengatakan…
penasaran nih sama ceritanya, sekarang sudah tersebar di seluruh toko buku ya? langsung deh nyari buku ini :)
Iwok mengatakan…
@Obat Herbal - sudah beredar di toko buku mulai dari kemarin. Makasih banyak ya :)
Unknown mengatakan…
Sukses terus kak iwok ^_^ jadi kepingin ikutan nulis seri ini, deh ... hihihi
Iwok mengatakan…
@Alifia - aamiin ... ayo ikutan nulis seri misteri juga :D
Vanda Yulianti mengatakan…
Buku cerita impian banget ini! Boleh saya promo dan ulas pendek di Fanpage komunitas saya? Mommie Stories?

Salam sukses ya.
Iwok mengatakan…
Silakan mba Vanda, dengan senang hati. Terima kasih banyak lho :)
terimakasih mas informasinya, barang kali teman saya mau ikutan nulis untuk Seri Misteri ini
Iwok mengatakan…
@Obat - sama-sama. Terima kasih sudah mampir :D
MEINE WELT mengatakan…
Ya ampyuun, baru baca! Mau cari ahh... :) deuh, terlambat banget yah...
Iwok mengatakan…
Hahaha ... Tengkyu mba Agnes. ngga terlambat kok, kan baru terbit 3 bulanan. hehehe.

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?