Floating Market Lembang

Akhirnya bisa jalan-jalan juga ke Floating Market Lembang. Setelah selama ini Cuma bisa mupeng setiap kali melihat postingan foto teman-teman di sosmed, kali ini saya menggiring anak-anak untuk berkunjung. Kebetulan sedang ada acara di Bandung, jadi sekalian saja Floating Market dijadikan target utama kunjungan. Jalan-jalan ke tempat lain jadi bonus saja, kalau masih ada waktu. Hehehe.


Pukul 7.15 pagi, kami sudah bersiap bersangkat. Karena menginap di Buah Batu yang jaraknya lumayan jauh menuju Lembang, kami tidak ingin terperangkap dalam kemacetan pagi. Sudah pada tahu dong kalau arah menuju Lembang jadi langganan macet? Tidak siang tidak malam, apalagi weekend seperti kemarin, kemacetan selalu mengular panjang. Semakin pagi sampai di lokasi tentu lebih baik. Biar tidak terlalu panas juga.



Untuk menghindari kepadatan yang mungkin terjadi di dalam kota, saya masuk tol dan keluar di gerbang Pasteur. Dari sana sengaja mengambil rute arah Sukajadi (Universitas Maranatha) sehingga bisa tembus langsung di Gegerkalong. Benar saja, jalanan pagi itu masih cukup lancar. Kepadatan hanya terjadi di area terminal Ledeng. Setelah itu, kendaraan bisa membius cepat. Tiba di lokasi Floating Market sudah pukul 8.30. Lahan parkir masih terlihat lengang, hanya terdapat beberapa kendaraan roda 4 saja. Saya bahkan masih bisa parkir tepat di pintu masuk lokasi. Cakep, kan?



Floating Market berada di jantung kota Lembang, tepat berada di belakang lokasi Grand Hotel Lembang. Dari arah Bandung, kita harus memutari dulu area pasar Lembang sebelum menemukan pintu gerbang. Kalau baru pertama kali ke daerah Lembang, tidak perlu khawatir. Pasar Lembang ini bisa dijadikan patokan agar tidak terlewat.


Sebagai lokasi wisata yang lagi happening saat ini, pengelola Floating Market tampaknya sudah mempersiapkan pra sarana yang sangat menunjang. Halaman parkir tersedia luas, memungkinkan ratusan kendaraan roda 4 bisa masuk, tidak terkecuali lahan untuk rombongan besar yang menggunakan bus. Melihat halaman parkirnya saja saya sudah berharap banyak dengan lokasi wisata ini; rapi dan bersih. Para petugas tiket pro-aktif mendatangi kendaraan yang antri berdatangan. Sempat tanda tanya juga, kenapa pengunjung tidak bayar di loket yang tersedia? Ternyata, petugasnya mengatakan agar tidak terjadi penumpukkan kendaraan di gerbang masuk. #okesip



Masuk ke area Floating Market Lembang dikenakan tiket Rp. 15.000,- per orang ditambah tiket parkir Rp. 10.000,- untuk kendaraan roda 4. Jangan buang tiketnya, karena setiap tiket dapat ditukarkan dengan segelas minuman gratis di dalam lokasi; kopi, cokelat, lemon tea, dan lain-lain. Ada papan petunjuknya kok di mana kita bisa menukarkan tiket tersebut. Bahkan para petugasnya tidak pernah sepi mengingatkan pengunjung untuk menukarkan tiket di counter mereka. Oya, di pintu masuk terdapat juga lokasi penukaran tiket dengan minuman gratis. Kalau anda belum haus, tahan dulu untuk menukarkan tiketnya. Di area penjualan makanan juga banyak terdapat lokasi penukaran minuman kok. Jadi, saat waktunya jajan, anda tidak perlu lagi membeli minuman. Lumayan, kan?


Memasuki area floating market kita langsung disambut oleh dua buah koin raksasa berwarna biru dan kuning. Koin ini adalah simbol mengenai cara transaksi pembayaran untuk jual dan beli di area Floating Market. Ya, sebelum nanti berbelanja makanan dan minuman di area pasar terapung, pastikan anda sudah menukarkan dulu uang ke dalam bentuk koin. Ada 3 pecahan koin sebagai pengganti nominal uang anda;  kuning (Rp. 5.000), biru (Rp. 10.000), dan merah (Rp. 20.000).

Siapkan kamera anda karena acara potret memotret akan dimulai dari sini. Trust me!

Dibelakang patung koin ini, kita akan disuguhkan pemandangan danau (Situ Umar) yang luar biasa indah. Sangat terlihat kalau danau ini sudah ditata ulang dengan berbagai tanaman dan ornamen bangunan cantik. Deretan bangunan di seberang danau tampak terlihat dengan tulisan ‘Floating Market Lembang’ di atasnya, lengkap dengan pemandangan hijau perbukitan di kejauhan. Sementara masih di barisan patung koin, deretan kursi dan meja bertenda berjajar rapi di sepanjang dermaga. Cantik!


Keriuhan pasar terapung memang lebih diposisikan di seberang danau, di mana para penjual makanan berperahu ditempatkan di sana. Kita harus berjalan memutari pinggiran danau untuk sampai ke lokasi tersebut. Tapi jangan khawatir, pengelola sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat baik. Selain jalanan yang sudah ber-paving block rapi, jalan setapak menuju lokasi floating market menyuguhkan banyak pemandangan yang menyenangkan. Deretan toko souvenir dan oleh-oleh berjajar dalam bangunan-bangunan kayu yang teduh. Semakin jauh kita berjalan, pepohonan hijau nan rindang pun cukup memayungi dan memberikan keteduhan.

Tidak mau cape berjalan? Tersedia perahu yang akan mengantarkan anda menuju area jajanan di seberang danau. Cukup membayar Rp. 2.000,- per orang (pakai uang, tidak perlu koin), anda akan diajak menyeberangi danau. Tetapi, kalau anda menaiki perahu, berarti anda akan melewati beberapa tempat hiburan anak-anak di sebelah kanan danau. Tidak masalah sebenarnya, karena toh anda bisa berjalan memutar kembali ke tempat ini kalau sudah jajan dan perut kenyang di lokasi jajanan.

Naik perahu ini untuk menyeberang
Selain menikmati transaksi jual beli di pasar terapung, Floating Market menyuguhkan beberapa lokasi permainan yang cocok untuk anak. Tampaknya pengelola cukup paham bagaimana memberikan paket hiburan lengkap untuk seluruh keluarga. Karena itu, mereka menyediakan banyak taman hiburan yang akan membuat anak-anak betah bermain di sana. Salah satunya adalah Taman Kelinci! Bayangkan anak-anak dikelilingi oleh puluhan kelinci lucu yang bisa mereka gendong dan peluk sepuasnya. Dengan membayar sebesar Rp. 20.000,- per orang (tiket bisa dibeli di depan pintu masuk Taman Kelinci), anak-anak bisa bermain dengan kelinci sepuasnya. Tak hanya itu, setiap anak boleh mengambil dua buah wortel untuk diberikan kepada Kelinci. Bayangkan histerianya mereka saat kelinci-kelinci datang mendekat dan berebut wortel di tangannya. Seru sekali.


Untuk anak-anak yang suka dengan mainan kereta, ada sesuatu yang bisa membuat mereka jingkrak-jingkrak kesenangan; Taman Kereta! Di taman ini terdapat beberapa rangkaian miniatur kereta api yang sama persis dengan wujud aslinya. Kereta ini akan bergerak di atas relnya mengelilingi wahana yang cukup luas, melewati jembatan, memasuki terowongan, memutari perbukitan, tak ubahnya pemandangan yang biasa dilalui. Kereta-kereta ini memang hanya bisa dilihat saja, tapi cukup menarik karena replika dari bentuk kereta api aslinya. Harga tiket masuknya Rp. 20.000,- per orang.

Tak hanya itu permainan yang disediakan untuk anak-anak. Masih ada kolam pancing magnet, mewarnai boneka keramik, becak mini, komidi putar, dan lain-lain. Kalau anda datang bersama keluarga dan membawa anak kecil, banyak permainan yang bisa dinikmati mereka di tempat ini. Cukup siapkan budgetnya saja. Hehehe.


Setelah melewati deretan permainan anak, kita tiba di spot utama yaitu pasar terapung. Pada awalnya, saya menduga kalau saya harus menaiki perahu terlebih dahulu agar dapat berbelanja makanan yang dijual di tengah danau. Ternyata tidak seperti itu. Hanya pedagangnya saja yang menggunakan perahu, sementara pengunjung tetap berjalan di pinggir dermaga. Berbeda dengan pasar terapung di perairan Kalimantan yang biasa disaksikan di TV, di mana perahu-perahu bisa bergerak bebas, perahu-perahu di sini sudah ditambatkan di tepian. Pengunjung tinggal berdiri di sampingnya untuk memesan dan menerima pesanan.

Salah satu perahu penjual makanan

Apa saja yang dijual? Buanyak! Mulai dari jajanan sampai makanan berat, mulai dari siomay, batagor, sampe sate lontong. Dari gorengan tempe, ragam olahan tahu, sampai lontong kari. Dari wedang ronde sampai es pisang ijo. Dari kentang panggang sampai sosis bakar. Semuanya berderet untuk dijadikan pilihan. Nah, di sinilah koin dipergunakan sebagai alat pembayaran. Kalau anda belum sempat menukarkan koin di pintu masuk, banyak sekali  loket penukaran koin di setiap sudut lokasi. Karena koin-koin ini bernilai kelipatan 5000, harga makanan pun semuanya dalam kelipatan 5000. Yang saya amati, range harga mulai dari Rp. 10.000,- sampai Rp. 30.000,-. Karena berada di lokasi wisata, tentu saja harganya sedikit berbeda dibandingkan di tempat biasa, sedikit lebih mahal. Wajar dan bisa dimaklumi, apalagi cita rasanya tidak lantas menjadi asal-asalan. Makanan yang kami coba di sini enak semua, kok.


Yang harus diperhatikan, koin yang tersisa tidak bisa ditukar kembali ke dalam nominal uang. Jadi, bijaklah sebelum menukar uang ke dalam koin dalam jumlah yang terlalu banyak. Lebih baik bolak-balik nukar daripada banyak koin sisa yang tidak terpakai. Kecuali kalau sisa koin akan disimpan dan dipergunakan kalau anda kembali ke tempat ini.


Di depan deretan pedagang, sejumlah meja makan pun di tata rapi. Sambil bersantap, anda dan keluarga bisa menikmati pemandangan indah yang disajikan. Gunung Tangkuban Perahu menjulang di kejauhan tanpa ada halangan. Di arah sebaliknya, Boscha (lokasi Peneropongan Bintang) berada di atas rerimbunan bukit. View yang sangat asyik, bukan? Tidak hanya itu, di pinggiran dermaga sepanjang lokasi makan, ratusan ikan mas berebut menghampiri untuk diberi makan. Anak-anak pasti akan suka melihat pemandangan ini. Biar lebih asyik, mereka bisa ikut memberi makan. Cukup membeli pakan seharga Rp. 5.000,- keseruan mereka akan semakin bertambah. Coba saja.


Main di danau tentu tidak asyik kalau tidak dilengkapi permainan air. Karena itu sudah tersedia pula banyak pilihan yang bisa disewa; becak air (perahu berbentuk binatang yang digowes sendiri), perahu dayung (mendayung perahu sendiri dengan kapasitas 4 orang), atau kereta air (perahu-perahu kecil yang ditarik boat). Menikmati keindahan Situ Umar akan semakin sempurna karena bisa disaksikan langsung dari tengah danau. Harga sewa Rp. 20.000,- per orang per 30 menit. Atau Rp. 70.000,- per perahu dayung per 30 menit. Cobalah perahu dayung, dan rasakan sensasi mendayung perahu sendiri!


Floating Market Lembang memang lokasi wisata yang cocok untuk keluarga. Meskipun pengelola menyediakan gazebo-gazebo untuk disewa pengunjung (rate sekitar Rp. 200.000,- an per jam), mereka juga tidak pelit menyediakan banyak kursi dan meja berpayung di sepanjang jalur lintasan pejalan kaki. Saat lelah atau harus menunggu anak-anak yang sedang asyik di taman-taman permainan,  kita bisa beristirahat sejenak di kursi-kursi ini.

Kebersihan juga menjadi salah satu yang tidak luput saya perhatikan. Banyak tempat sampah (organik dan non organik) yang tersedia, hingga kita tak perlu bingung saat harus membuang sampah ke mana. Tidak hanya itu, petugas kebersihan pun selalu terlihat beraksi membersihkan sampah dedaunan yang tercecer. Inilah yang membuat kami merasa nyaman berada di area wisata.

Yang pasti, Floating Market Lembang adalah tempat yang asyik buat foto-foto! Hehehe. Selamat berlibur :)




Komentar

Yas Marina Dewi mengatakan…
Waduh, keduluan sama orang Tasik uy hihi...
Makasih Kang Iwok sudah share pengalamannya. Dari dulu maju mundur mau ke tempat wisata itu males macetnya. Memang mesti berangkat nyubuh kali ya :)
Yas Marina Dewi mengatakan…
Waduh, keduluan sama orang Tasik uy hihi...
Makasih Kang Iwok sudah share pengalamannya. Dari dulu maju mundur mau ke tempat wisata itu males macetnya. Memang mesti berangkat nyubuh kali ya :)
Iwok mengatakan…
Hahaha .. akhirnya ada juga orang Bandung yang bisa saya salip. xixixi .. iya Teh Yas, baiknya sih berangkat pagian biar jalanannya masih lancar. Sabtu minggu sudah buka mulai pukul 8 pagi kok. Masih adem pula. Tambah siang tambah panaaas :D
BROTOD mengatakan…
Wuiiihh.. so wonderfull banged mba :) semoga bisa sgera nysul kesana..

game offline android | game android one piece | game horor android | game adventure petualangan
webponsel mengatakan…
boleh nih wisatanya

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?