[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit
Ternyata, masih banyak yang sering kebingungan mengenai cara mengirimkan naskah ke penerbit. Sampai saat ini saya masih sering menerima pertanyaan tentang itu. Agar tidak perlu menjelaskan berulang, ada baiknya saya menuliskannya saja, sehingga kalau ada pertanyaan serupa saya bisa mengarahkannya ke postingan ini.
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
- Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Hal yang sepele tapi masih saja ada yang melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Plis deh!
- Sinopsis - Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis lengkap (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oya, sinopsis ini LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending ya. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi, seperti; "Bagaimana akhir kisah ini? Temukan sendiri di dalam novelnya."
- Biodata Penulis - Tuliskan data kita selengkap-lengkapnya. Nama asli, Nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba nulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.
- Profil Penulis - Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis berupa deskripsi untuk diletakan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat (contohnya pasti sudah pada tahu, kan? Bisa dibaca di setiap buku kok). Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi, bukan?
- Surat Pernyataan Keaslian Naskah - Kalau anda masih kebingungan seperti apa sih surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak perlu memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan.
- Surat Pengantar - Ibaratnya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus halaman, masa menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa?
- Daftar Isi - Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, Judul-judul bab, sampai ke profil penulis.
- Ah, jangan lupa, buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik. Biasanya halaman pertama dari naskah selalu saya buatkan sampul. Saya tuliskan judul naskah saya besar-besar. Di bawah judul saya tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya saya browsing dari internet. Di bawah gambar kemudian saya tuliskan nama, alamat, email, dan nomor telepon.
- Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Kalau perlu, tambahkan lapisan plastik di luarnya. Tampilan yang menarik tentu akan lebih enak dipandang. Siapa tahu menarik editor juga agar penasaran membaca isinya.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Komentar
Halo Brian, tidak ada batasan usia kok untuk menulis sebuah novel. Kalau ceritanya menarik, tapi masih banyak kesalahan, nanti akan dipandu kok oleh editornya untuk direvisi. Atau, kalau kesalahannya tidak terlalu banyak, biasanya akan ditangani langsung oleh editornya :)
@Ninda
Halo Ninda. Sekarang ini jarak domisili dengan lokasi penerbit tidak ada masalah kok. Hubungann dan komunikasi kan bisa via internet ataupun pos. Untuk usulan penerbit, sepertinya banyak sekali ya nama penerbit. Sebaiknya Ninda banyak baca novel terbitan dari beragam penerbit, agar bisa tahu jenis-jenis naskah yang sudah mereka terbitkan. Oke? :)
@Kety - sebenarnya, tidak setiap penerbit meminta surat pernyataan ini. Bisa disusulkan nanti kalau naskahnya sudah lolos untuk diterbitkan. Bahkan, dalam surat kontrak pun nanti ada klausul ttg keaslian naskah ini. Selamat menulis ya :)
Saya Ai, mau tanya sesuatu sama Oom iwok..
Biasanya saya baca novel, ada satu halaman untuk ucapan terimakasih dari penulis untuk pihak2 yg membantu mereka dlm proses penulisan novel itu.. saya mau tanya, biasanya ucapan terima kasih itu dilampirkan sekalian dengan naskah pas pertama kali kirim naskah, atau dikirim ulang kalau naskah yg kita kirim dinyatakan layak terbit?
Thanks jawabannya, Oom..
terima kasih ka, sebelumnya
terima kasih banyak
Terus, kalau kirim naskah, selengkap2nya ya. Jadi, masukin juga daftar isi, kata pengantar, sinopsis, dll. oke? :)
@ervina - boleh pake pengiriman apa saja. Pos, JNE, TIKI, atau yang lainnya. Insya Allah sampai kok :)
@ervina - ya, pasti ada pengaruhnya untuk kerjasama selanjutnya. saran saya, kirim ke satu penerbit dulu ya. kalau ditolak, baru deh kirim ke penerbit lain. oke :)
salam kenal ya aku meiza,aku pengen nanya nih om.aku kan baru pertama kali nih buat novel,
aku itu pengen buat novel yang berbau itu horor gitu. nah misalnya ya om naskah novelnya udah kita kirim tuh kepenerbit dan kepilih udah itu naskahnya udah mau diterbitin, nah cover depannya itu pakek gamabr yang kita buat atau pakek gambar yang penerbitnya buat om..?
dan biasanya tuh harga novelnya itu ditentuin ama penerbitnya ya om dan keuntungan yang kita dapet kalo novelnya laku itu berapa ?
Kalau naskah sudah lolos untuk diterbitkan, urusan cover akan diurus oleh penerbit kok. jadi, kita nggak perlu bingung lagi membuat cover yang bagus untuk novel kita. Oke?
Harga novelnya juga ditentukan oleh penerbit kok, tentunya setelah dihitung ongkos produksi dan lain-lain, termasuk royalti untuk penulisnya. royalti untuk penulis rata-rata 10% dari harga jual dikurangi pajak :)
Semoga faham ya :)
oh iya, katanya kan kalo mau ngirim naskah juga harus pake biodata nah itu ikut di jilid apa gak usah? kalo dijilid di bagian depan apa belakang?
mkasih sebelumnya :))
biodata ikut dijilid. biasanya saya tempatkan paling belakang. tetapi da juga yang senang menempatkan di depan, jadi nggak masalah kok :)
nama saya galuh
saya sangat butuh pencerahan
kira-kira redaksi yang berkenan menerbitkan novel bergenre fantasi itu apa saja ya?
terus boleh ndak saya minta tolong untuk tanggapan, plus saran untuk novel sya? boleh minta alamat emailnya? agar saya bisa mengirimkan novel saya plus minta saran atas novel tersebut ^^
hiksss saya bingung...
tolong jawab pertanyaan saya via email saja ya? ^^
galuh.cahya11@Gmail.com
merciiiiiiii ^^
@lilis - Penentuan jumlah huruf, kalimat, atau panjang halaman dalam setiap bab tidak ada aturannya kok. Tergantung kebutuhan penulis saja. Kalau bab tersebut menceritakan sebuah bagian yang sangat panjang, tentu akan panjang juga jadinya. begitu pula sebaliknya. :)
@Galuh - saya balas di sini saja ya. Penerbit yang menerima naskah fantasi saat ini sudah cukup banyak lho. Coba deh jalan-jalan ke toko buku, lalu perhatikan novel-novel fantasi yang ada. Lihat di cover belakang, pasti ada nama penerbit dan alamatnya. Catat alamatnya, dan coba kirim naskah kamu ke sana. oke?
Untuk tanggapan dan saran mohon maaf saya belum bisa saat ini, karena membaca sebuah naskah dan mengkritisinya pasti butuh waktu. Saat ini kebetulan saya sedang banyak kegiatan. Mungkin lain kali ya. Tetap semangat :)
dapatinnya dari penerbitnya atau darimana? Soalnya Bibi aku bilang,
kalau mau nerbitin buku harus ada hak ciptanya, biar gak di
salahgunakan sama orang lain. Kan suka ada kayak gini "Hak cipta
dilindung oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit".
Begitu Om :)
Kalau naskah sudah dinyatakan diterima (aac) untuk diterbitkan oleh penerbit, tugas kita sebagai penulis adalah menunggu instruksi selanjutnya dari editor yang menangani naskahnya. Terkadang ada bagian naskah yang harus direvisi, atau ada kelengkapan naskah yang harus ditambahkan (misalnya ucapan terima kasih, profil penulis, dll). Selain itu pasti ada komunikasi lanjutan seperti membahas ttg cover, kontrak, dll. :)
Terus, nerbitin secara indie itu gimana?
nama aku Ayu, masih pelajar =)) aku punya niatan pengen jadi penulis novel nihh om, sampai sekarang naskah pertama aku masih dalam proses penyelesaian. niatnya kalau udah jadi, mau aku publish di bentang pustaka. aku mau nanya nihh om :
1. maksudnya kategori pembaca atau lini apa yaa om? contohnya sihh B-First gitu. emang ada apa aja kategori pembaca atau lini, om?
2. kalau aku bikin novel tentang idol k-pop yang lagi digandrungi anak remaja akhir-akhir ini bisa kan yaa om? tapi yang aku bingungin kalau ceritanya itu ada unsur pernikahannya, masuknya ke kategori remaja atau dewasa yaa om?
mohon dijawab yaa om, maaf kalau banyak tanya dan sampai ngeganggu =)) kalau bisa jawabnya ke email aku aja yaa om di ayushafira407@gmail.com. kalau bisa itu juga =))
makasih sebelumnya om =))
sinopsis sampai 3 halaman yang kita kirim itu apakah akan dimasukkan ke dalam novel kita yang telah diterbitkan?
sinopsis sampai 3 halaman yang kita kirim itu apakah akan dimasukkan ke dalam novel kita yang telah diterbitkan?
@Ayu - kategori/lini pembaca itu maksudnya sasaran pembaca kita siapa? apakah anak2, remaja, atau dewasa? apakah laki-laki, atau perempuan? itu yg dimaksud target pembaca.
maksudnya, menggunakan karakter tokoh Kpop yg ada? maksudnta fanfic mungkin ya? kalau itu target pembacanya sudah jelas, yaitu fans Kpop, tanpa memandang usia :)
@Rindu - sinopsis itu tidak dicantumkan dalam novelnya, melainkan untuk konsumsi penilaian editor saja :)
iyaa kayak semacem fanfict gitu, jadi gimana om kalau diceritanya menceritakan kehidupan pernikahan? apakah termasuknya dewasa atau remaja?
tolong dijawab lagi yaa om, makasih sebelumnya :))
kalau alur ceritanya menggambarkan ttg pernikahan, sepertinya sudah masuk ke lini dewasa ya, karena cerita remaja kan pastinya tidak sejauh itu.:)
pertama saya bingung maksudnya spasi 1,5 itu 'spacing' atau 'line spacing' nya? di pengaturan spasi ada dua pilihan itu yang bikin saya bingung.
kedua, surat pernyataan keaslian naskah dan surat pengantar seperti apa? minta tolong diberi contohnya.
ketiga, kalau misal naskah kita ditolak, apa pihak penerbit memberitahu letak kesalahan dari naskah tersebut? stidaknya sebagai penulis pemula bisa tau dan memperbaiki gitu :)
mohon bantuannya lagi pak. makasih sebelumnya :)
pertama saya bingung maksudnya spasi 1,5 itu 'spacing' atau 'line spacing' nya? di pengaturan spasi ada dua pilihan itu yang bikin saya bingung.
kedua, surat pernyataan keaslian naskah dan surat pengantar seperti apa? minta tolong diberi contohnya.
ketiga, kalau misal naskah kita ditolak, apa pihak penerbit memberitahu letak kesalahan dari naskah tersebut? stidaknya sebagai penulis pemula bisa tau dan memperbaiki gitu :)
mohon bantuannya lagi pak. makasih sebelumnya :)
@Angelina Lim
Ini contoh surat pengantarnya : http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html
Kalau ditolak, terkadang ada penerbit yang memberikan kelemahan dari naskah tersebut, ada juga yang tidak :)
@marza
Untuk kalimat pembuka, coba deh lihat-lihat novel yang sudah diterbitkan, kita bisa belajar dari sana, lho, bagaimana seorang penulis menuliskan kalimat2 pembukanya.
Di gagas tidak ada batasan minimal umur kok. Siapa saja boleh mengirimkan naskahnya :)
Halo Nino,
Untuk bertanya kepada penerbit, bisa gunakan telepon saja biar jelas dan langsung dapat jawabannya. Tapi kalau mau menghubungi via email atau akun sosial media juga boleh kok.
maksudnya kata pengantar utk di dalam buku? menurut saya sih tidak perlu dulu, kecuali nanti diminta oleh editornya.
tapi kalau maksudnya kata pengantar yang menyertai pengiriman naskah, tentu saja akan lebih bagus disertakan.
untuk cover nanti diurus oleh penerbitnya kok, jadi kita tidak perlu pusing ngurusin cover dari sekarang :)
Buat di depan amplop nya selain nulis genre novelnya perlu dituliskan apa lagi ya?
Saya liat di facebook nya GPU itu katanya harus disertakan informasi seperti ini:
1) Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang
sudah ada di pasar?
2) Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan
dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?
3) Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang
bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa
diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat
jaringan toko buku?
4) Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan
bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50
orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya")
Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut
dalam setahun?
5) Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum
yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx
tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini
akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training
untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan
dipakai sebagai panduan.")
Apa harus Mas? Mas juga begitu?
Maaf bila pertanyaannya panjang ._.
Sebaiknya memang menulis genre naskah yang kita tulis di depan amplop, agar Sekred langsung bisa memilah-milah naskah untuk disampaikan kepada editor yang berkaitan :)
Anonim (2)
Beberapa penerbit memang mencantumkan aturan seperti disebutkan di atas, dan itu akan menjadi nilai tambah terhadap naskah kita. Setidaknya pihak penerbit bisa menilai apa yang akan kita lakukan dengan naskah kita :)
Selama ini saya tidak melampirkan persyaratan tersebut sewaktu menerbitkan novel di GPU. Mungkin karena novel saya hasil penyaringan dari lomba novel yang diadakan oleh GPU dan tidak ada persyaratan tsb dalam aturan lomba :)
Kira-kira berapa lama yak dikonfirmasi naskah kita diterima atau ditolaknya??
Sudah 4 bulan berlalu nih masih belum ada kabar.
Terimakasih
Rimba - 4 novel saya diterbitkan oleh GPU dengan masa tunggu yang masing-masing berbeda. Paling cepat dikabarinya 6 bulan, dan paling lama adalah setahun. Jadi bersabar dulu ya, karena antrian naskah di GPU panjang banget :)
anonim 2 : langsung kirim aja, asal persyaratannya lengkap ya :)
Untuk pengisian checklist formulir, mungkin bisa saya bantu jelaskan ya.
- Prakiraan pembaca yang diharapkan adalah target usia dan kalangan yang sekiranya akan membaca novel tersebut. Misalnya, usia 15 - 19 tahun dari kalangan menengah ke atas dan tinggal di kota besar.
- Novel-novel yang akan jadi saingan. Coba tuliskan novel-novel yang pernah izzah baca dan bergenre sama dengan naskah yang Izzah tulis, atau bisa juga novel yang pernah dilihat di toko buku. Sebutkan yang sekiranya tahu saja.
Biasanya, penerbit memiliki aturan yang berbeda dalam persyaratan genre. Atau bisa juga sama. Harus diperhatikan dan dibaca benar-benar persyaratannya ya.
Untuk penulisan genre bisa ditulis di sampul naskah yang dijilid. Biasanya kan kita tulis sampul tuh, dengan menuliskan Judul Naskah, dan nama penulisnya. Bisa dituliskan di sana, genre apa yang dimaksud. Lalu, jangan lupa tuliskan juga di luar amplop ya, biar redaksi bisa langsung memilah naskah Izzah masuk di genre mana.
Semoga dimengerti ya :)
mau nanya nih, to do point aja ya hhe.
satu minggu yang lalu aku dapat surat balasan dari penerbit mizan tentang novel yang aku kirim. ceritanya novel aku di tolak :( alasannya karena tehnik penulisan belum rapih.
maksudnya karena banyak typo, singkatan dan kata2 yang tidak baku'_'? atau itu cuma alasan sja yg sebenarnya novel aku emang gak menarik. bang iwok kan udah kerja ditempat seperti itu pastinya tau dong hhe minta sarannya dong. apakah ada peluang buat ngebenerin novel aku itu trus dikirim kepenerbit lain. atau mening di buang aja dan buat yang baru.
mksih sbelumnya ^_^
Banyak pertimbangan ketika sebuah naskah layak diterbitkan atau tidak. Salah satunya adalah tehnik penulisan.
Naskah yang rapi dan nyaman dibaca salah satu poin penting agar editor tergerak untuk membaca keseluruhan dan akhirnya bisa memutuskan kelayakan terbitnya.
Begitupula kalau naskahnya masih berantakan, tentu akan membuat editornya malas untuk membaca naskahnya. Yang ngirim naskah ke penerbit itu pasti banyak sekali. Karena itu, usahakan kita bisa menarik perhatian editor pertama kali lewat penulisan yang rapi.
Kalau menurutmu sendiri, cerita naskahnya cukup menarik, gapapa kok kamu beres-beresin lagi penulisannya. Typonya dirapikan, singkatan2nnya di dipanjangkan lagi, kata2 yang tidak bakunya diedit lagi, lalu coba kirim ke penerbit lain.
Oke? Tetap semangat ya :)
Gitu pak, akupun kurang paham. :D
menampung tulisan aku. Aku juga masih canggung buat ngirim ke penerbitan. Oiyah,makasih pak atas balasannya :)
@Anonim - bisa saja kok, selama naskahnya bagus dan menarik tentu bisa dipertimbangkan untuk diterbitkan :)
Lalu kalau kita mau menanyakan kabar naskah kita lewat telepon, cara ngomongnya yang sopan bagaimana ya?
Terima kasih ^^
ada baiknya memang telpon ke redaksi untuk menanyakan kabarnya.bilang saja inyin konfirmasi naskah berjudul anu, yg sudah dikirim sejak tanggal sekian. gpp, mereka baik2 kok :)
terima kasih...
- Cover
- Daftar Isi
- Surat Pengantar
- Surat Pernyataan Keaslian naskah
- Naskah Novelnya
- Profil penulis
Semoga membantu ya :)
@Wido - menurut saya, boleh kok konfirmasi ke penerbit tersebut untuk minta klarifikasi. karena, siapa tahu itu hanya masalah kesamaan ide. pigak penerbit tentu bisa menjelaskan :)
oya, maksudnya mendaftarkan ke mana ya?
@anonim - okeee :)
nama saya devi..sbnernya udah lmyan lama sya nyelesain novel sya,tp bru skrg syang pngen cb krim k penerbit..wlopun msh agak takut dan minder si..hehe
wktu itu sya udah prnah cb searching ttg prsyaratan pngriman naskah k GPU,dan pnjang hlman naskah ny adl 150-200hlman..blh lbh asal tdk berlebihan..
nah yg ingin sya tnyakan kpd om iwok adl mslah margin..mnrut info om iwok d atas,margin sesuai deafult,tdk usah dganti..itu mksud ny gmna ya om?
soal ny untuk novel sya ini,sya mnggunakan margin 4-3-4-3 spt yg bys dgunakan pd makalah atau krya tulis,dan novel sya pnjang ny jd 263 hlaman..bgaimana mnrut om iwok?apakah itu trmsuk berlebihan?
trima kasih sblom nya om iwok ya..info2 ny d atas membantu bgt :)
Kang saya mau nerbitin novel, dengan tema keluarga,cinta,impian.. itu masuk ke dalam genre apa kang ?
Kira-kira cocok coba penerbit mana?
kalau Mizan ada di bandung kan kang, apa harus datangi langsung, atau dikirim aja?
hatur nuhun kang
Biasanya saya mengirimkan naskah dengan margin default ke GPU (2,54cm setiap sisinya), dengan spasi 1,5 untuk kertas A4. kalau memang sudah diubah ke margin 4-3-4-3, coba diganti lagi ke margin standarnya Dev.
Tapi, ada beberapa penerbit yang saya tahu memang menerapkan margin 4-3-4-3. Pengalaman saya waktu ikut lomba novel di Bentang Belia dan IceCube, mereka meminta marginnya diset ke 4-3-4-3.
Semoga membantu ya :)
@Anonim - rampeees .. mangga kalebet. hehehe
Tema novelnya romance bukan? kalau roman bisa dikirim ke mana-mana tuh; GPU, Gagasmedia, Grasindo, Mizan, dll.
Untuk kirim naskah bisa via pos/kurir kok. Tapi kalau mau datang langsung juga tentu tidak masalah :)
Saya mau nanya saran penerbit yang cocok buat genre romance trus ada unsur2 rohani/agama gitu apa ya? genrenya itu apa (rohani/agama)? Saya udah buat novelnya baru nyampe sekitar 40 halaman lebih tapi sempet kena writers block semoga karya saya cepet selesai hehe *curhat.
Kalo boleh tau fb om Iwok apa buat sekedar ngobrol konsultasi? Makasih sebelumnya om Iwok. :)
Untuk genre romance yang ada unsur rohaninya (kristiani), di GPU ada genrenya tersendiri kok. Genrenya; CHROM. Kalau untuk romance islami, bisa coba ke Qanita Mizan, GPU juga bisa, dan beberapa penerbit lain.
Oya, ini FB saya : https://www.facebook.com/iwok.abqary
saya baru saja mengirimkan naskah kira-kira belasan hari yang lalu ke salah satu penerbit, dan yang ingin saya tanyakan adalah, apakah sangat fatal jika saya mengesampingkan penggunaan huruf besar? soalnya pada saat saya menuliskan naskah tersebut, saya belum terlalu mahir dalam penggunaan huruf besar, sehingga saya berasumsi bahwa lebih baik tidak menyertakan salah satu hal yang termasuk dalam EYD. Dan saya sudah-sangat-sangat-galau sekarang, jika Anda ingin tahu.
diterima atau tidaknya sebuah naskah tergantung pada banyak hal. salah satunya adalah kerapian dan patuh pada aturan penggunaan EYD.
kira-kira, dalam naskahmu tidak ada huruf besar sama sekali atau bagaimana? maaf saya belum paham :)
nah, makanya saat ini saya pusing banget...
Tapi cara menulis saya mudah dimengerti kok.
Jadi, apakah besar kemungkinan novel saya ditolak gara-gara kelalaian saya tersebut, sekalipun novel saya cukup menarik?
Mohon do'anya, dan semoga di waktu yang akan datang naskah saya bisa terbit, dan Anda, Mas Iwok, menjadi salah satu pembaca saya. :D
kalau kirim naskah itu harus via pos? kalau pakai JNE atau TIKI nggak boleh ya?
@ismi - boleh kok :)
apakah artinya naskah saya tidak di terima?
bagaimana dengan keamanan naskah yang tidak di kembalikan?
lalu apakah saya bisa mengirim naskah yang sama ke penerbit yang lain?
terima kasih
Mengenai keamanan naskah, insya Allah aman kok. Penerbit pasti tidak akan sembarangan membuang naskah yang tidak lolos. sepengetahuan saya, naskah2 yang tidak lolos akan dihancurkan :)
saya menulis fan fiction, baiknya ke penerbit mana yang saya kirim?
apakah khusus penerbit fan fiction atau penerbit yang lain.
karena penerbit khusus fan fiction yang saya tahu, masih sedikit ragu.
Iya, untuk fanfiction baiknya dikirim ke penerbit yang sudah menerbitkan novel2 fanfiction sebelumnya. Kalau ke penerbit umum takutnya akan lebih sulit dipertimbangkan untuk lolos.
Coba cek novel-novel fanfiction yang ada di toko buku ya, dan lihat nama penerbitnya. semanagt ya :)
Kalau aku mau buat novel tapi aku ga mau kasi profile? Soalnya kan kalo di terbitkan pasti ada profile pengarang di belakang dan nama pengarang di cover depan..
Aku tu istilahnya ga mau terekspos.. Tapi aku juga mau orang yang baca novelku bisa masuk ke dunia imajinasi aku juga.. Itu kendala dan penghalang aku buat kirim naskah ke penerbit
Aku mau nanya kalau aku ga mau namaku terekspos bisa ga? Biasanya kan nama pengarang tercantum di cover dan profile di belakang.
bisa pake nama pena kok kalau memang tidak mau identitasnya diketahui orang banyak. profile di belakang novel juga bisa dihilangkan kalau memang tidak mau.
selamat menulis ya :)
Thanks balasannya
terimakasih
Sepengetahuan saya, Proposal naskah adalah pengajuan konsep naskah yang akan kita tulis. Mudah-mudahan tidak salah ya :)
Misal, naskah kita tentang science-fiksi, terus itu kita cantumkan dalam proposal tsb?
Thx
Yup, proposal semacam pengajuan dan pengenalan mengenai naskah seperti apa genrenya, target pembacanya, dll :)
kira2 agustus lalu saya mengirimkan naskah saya ke sebuah penerbit. awal september saya di beritahu lewat email jika naskah saya sudah sampai dan akan di nilai selama 3-4 bulan. sampai awal maret belum ada kabar sama sekali dari penerbit. karena itu saya kirim email ke redaksi bagaimana nasib naskah saya. mereka menjawab kalau naskah saya masih dalam tahap penilaian.
menurut pak iwok naskah saya di terima atau nggak ya pak?
boleh nggak saya ngirim naskah yang sama ke penerbit lain? karna saya berencana ngirim naskah saya ke penerbit yang lain lagi. soalnya ini udah lebih dari 4 bulan.
Kalau sudah ada kabar bahwa naskah masih dalam tahap penilaian, sebaiknya bersabar menunggu dulu beberapa saat lagi. Takutnya sedang dalam tahap dirapatkan oleh redaksi. Keputusan lolos atau tidaknya sebuah naskah diterbitkan, biasanya akan melibatkan editor, tim marketing, dan tim redaksi lainnya. Terkadang karena banyaknya naskah yang masuk, penilaian pun akan bertambah panjang dan lama, karena harus menunggu antrian.
Coba ditunggu satu bulan lagi. Kalau belum ada kabar, coba diemail lagi ya. Good luck ya Dew :)
saya mau tanya, misalkan nih kita ngirim naskah pada penerbit, tapi kita belum tau bakal di terima atau enggak
kalau di novel biasanya tuh ada special thanks gitu, semisal keluarga teman dll, kalau baru kirim naskahnya apa perlu enggak dicantumin special thanks itu di naskah atau enggak usah? thnks ditunggu responnya ya
saya mau tanya, misalkan nih kita ngirim naskah pada penerbit, tapi kita belum tau bakal di terima atau enggak
kalau di novel biasanya tuh ada special thanks gitu, semisal keluarga teman dll, kalau baru kirim naskahnya apa perlu enggak dicantumin special thanks itu di naskah atau enggak usah? thnks ditunggu responnya ya
ucapan terima kasih dikirim belakangan aja, kalau naskahnya sudah lolos. biasanya editor nanti akan nanya kok, apakah mau dilengkapi dgn ucapan terima kasih atau tidak :)
ya, kalau kirim via jne atau tiki, amplop kosong yg audah ditempeli perangko juga dimasukan ke dalamnya ya :)
ya, kalau kirim via jne atau tiki, amplop kosong yg audah ditempeli perangko juga dimasukan ke dalamnya ya :)
Lalu untuk menjelaskan fungsi lagu tersebut, dimana bisa saya tuliskan? di sinopsis atau di biografi penulis?
Kalau mau menyisipkan CD lagu, sepetinya harus sepersetujuan penerbitnya dulu nanti, karena akan berkaitan dengan ongkos produksi. Master lagunya tidak perlu dikirim dulu, tunggu diminta editornya saja. Tapi, fungsi lagu bisa dijelaskan dalam proposal naskah, agar tim editor bisa mengetahui kalau naskahnya akan dilengkapi lagu-lagu. Contoh Proposal naskah saya coba posting nanti ya
saya mau belajar nulis novel nih,kang minta tipsnya dong supaya penulisan novel gak mogok tengah jalan soalnya saya kalo nulis novel banyak yang gantung ditengah atau cepet bosen
@wiwit - Ribet gimana ya? Bukannya kirim lewat email lebih praktis? :D
boleh minta alamat email pak iwok ngga? saya pingin nunjukin sinopsis saya, bagus/ngga trus juga minta kritik dan saranya. nanti mw saya terusin ke pembuatan novel soalnya..
Terima kasih pak Iwok
Ris Eko C.S
jadi naskah saya kan udah dikirim ke gagas media, setelah hampir 5 bulanan nunggu dan mereka sempet bilang kalau naskahnya sedang proses penilaian.
nah, jadi kalau misalnya naskah yang sama saya posting di blog itu gpp pak?
jika berkenan, pak iwok boleh baca2 blog saya bunganurnisa.blogspot.com disitu banyak hasil tulisan saya, dari artikel,puisi dan novel....jika ada yang kurang sy harap masukkannya dari pak iwok
@Dewi - wah, jangaaan ... sebaiknya tahan dulu posting di blognya sampai sudah ada keputusan dari gagasmedia/penerbit ya. Terkadang ada penerbit yang tidak mengizinkan naskahnya di publish di media online.
@Bunga - Cara menerbitkan naskahnya sepertinya sudah jelas saya paparkan di postingan ini ya. Silakan dibaca kembali :)
mohon jawabannya
Saya ingin mengirimkan naskah ke penerbit dar mizan untuk pinkberry lho!
Tapi saya bingung, kalau mau mengirimkannya pakai cover gak? Klo pakai cover, bisa gak cuman judul doang gak pake ilustrasi? Dan bahan covernya kira-kira apa ya?
Lalu, kan katanya harus disertai biodata! Biodatanya berbentuk deskripsi atau terinci?
Saya berencana ingin membukukan tulisan saya, jadi saya bikin naskah mengenai perjalanan asmara dan cinta saya dari SD sampai perkuliahan, Pak,, naaah, yang saya ingin tanyakan kepada Bapak, apakah harus menggunakan kata baku dan formal dalam penulisan naskah kita tersebut, Pak ?
Sedangkan, penulisan naskah saya benar-benar bahasa remaja sehari-hari yang dituliskan dengan huruf ditambah lagi dengan pemakaian Lo/Gue.
Mohon arahannya, Pak via email jaim.romance@yahoo.com
Terima kasih Banyak, Pak.
semoga bapak gak bosan, untuk kesekian kalinya saya bertanya lagi :D
Saya mau minta pendapat bapak. jadi naskah yang sudah saya kirimkan ke Gagas Media sudah genap setahun dan belum ada kabar sama sekali. setiap awal bulan, saya selalu bertanya ke redaksi tentang naskah saya, kadang di jawab kadang tidak. kalaupun di jawab, jawabannya, naskah saya sedang tahap penilaian. menurut bapak, naskah saya itu ditolak atau diterima ya pak?? karena dari pengalaman teman-teman ada yang 3-4 bulan, sudah di beritahu kalau naskah nya di tolak. saya jadi galau pak... ;(
lalu kalau kira-kira saya tarik naskah nya nanggung gak pak? udah setahun soalnya...
mohon jawabannya ya pak...
dewicarelsz@gmail.com
@Yasmin - maaf baru sempat dibalas ya. Mengirim naskah tidak perlu pakai cover (ilustrasi) kok. Nanti, cover akan dibikin sendiri oleh penerbit kalau naskahmu lolos diterbitkan. Tapiiii ... kalau untuk jilid/sampul naskah yang kamu kirim, boleh kok pakai gambar-gambar yang ada di internet. Atau kalau sekadar tulisan juga gapapa.
Untuk biodata, bikin yang rinci aja ya. Nanti kalau sudah lolos, biasanya akan diminta biodata dalam bentuk deskripsi. Eh, kalau mau bikin dua biodata juga boleh kok, jadi lebih lengkap :D
@Anonim - untuk dialog, boleh kok menggunakan bahasa lisan/sehari-hari. :)
@Yuda - halo Yuda, tasiknya di mana? Di tasik sepertinya belum ada penerbitan untuk buku-buku komersial ya. Kalau pun ada, skalanya mungkin masih sangat kecil dengan skala distribusi terbatas.
@Dewi - Halo Dewi, saya tidak bisa memastikan naskahnya akan diterima atau ditolak, karena saya bukan tim editor di sana. Tapi saya yakin, naskah yang masuk ke Gagas itu banyak sekali, jadi butuh proses penilaian yang tidak sebentar.
Kalau Dewi sudah tidak sabar, bikin saja surat penarikan naskahnya agar diketahui secara resmi. Setahun memang cukup lama untuk menunggu. Tapi kalau masih bisa bersabar, coba tunggu sebulan lagi sebelum memutuskan untuk menarik naskahnya :)
1. Urutan klengkapan naskah itu bgaimana? Sinop dlu atau gmn? ..
2. Klo via email, klengkapan naskah hrus pakai halaman skian .. gitu ga? Atau nggak perlu dtulis hlmn brp..
3. emm.. Nourabooks nerima via email ga ?
4. Klo tntang sabar nerima cemoohan, dikhianati sahabat, menang lomba, kakak adek akur.. Itu smua klo dijadiin stu naskah genreny gmn?
Thanks om
penarikan naskah ke penerbit boleh pakai email gak? atau harus via pos.
boleh minta contoh surat penarikan naskah pak iwok??
1. Yang penting, sinopsis diletakkan sebelum naskah utuhnya, biar editor ada gambaran tentang ceritanya.
2. Boleh pakai halaman, boleh juga nggak. :)
3. Noura terima via email kok. Cek di websitenya Noura ya.
4. Lihat dari usia tokohnya. Kalau usianya masih remaja, berarti masuk teenlit. Kalau anak kuliahan, masuk young adult.
@Hana Berliani
Saya kurang tahu kalau penerbit yang menerbitkan prosa, nggak bisa rekomen ke penerbit mana. Saran saya, coba lihat buku-buku prosa yang ada di toko buku, cek alamat penerbitnya. Hana bisa coba kirim ke sana :)
@store deca
Saya biasanya kirim via email saja. Coba nanti saya cari arsipnya ya, mudah-mudahan masih ada contonya :)
Kalau mennurut saya, naskahmu berarti masih dalam tahap evaluasi pihak penerbit. Biasanya, lolos atau tidaknya pasti akan ada pemberiahuan. Kalau Tia penasaran, boleh kok konfirmasi ke penerbitnya via email atau telepon, menanyakan status naskahnya sampai saat ini. Good luck ya :)
Penerbit banyak sekali lho. Untuk mengetahui penerbit apa saja, dan membutuhkan naskah seperti apa, sering-sering aja main ke toko buku, dan lihat buku-buku di sana. Beli atau catat alamat-alamat penerbitnya, lalu coba kirim naskah kamu ke sana. Oke? Good luck ya :)
@Tri Hermawan
Menyusun dialog disesuaikan dengan kebutuhan. Terkadang kita harus membubuhkan keterangan tambahan agar pembaca tahu siapa yang sedang berbicara, dan sedang apa tokoh itu saat berbicara. Misalnya; "aku tahu siapa yang menyebarkan gosip itu," bisik Dinda sambil mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Ayu.
Apakah setiap dialog harus seperti itu? Tidak juga. Kalau sudah jelas siapa yang berbicara, tidak perlu seperti itu juga. Ayo buka-buka lagi novel yang Tri punya, dan lihat percakapan/dialog yang ada di novel tersebut. Oke?
@Amar maulana
Cover buku, layout dan lain-lain akan diatur tersendiri oleh tim penerbit kok. Jadi jangan khawatir. Tugas kita sebagai penulis adalah menuliskan naskahnya saja dengan baik dan menarik. Semoga faham ya :)
1. AKU MAU TANYA GIMANA KALO CERITA YANG AKU BUAT INI TENTANG CEWEK YANG BIASA NGOMONG DENGAN BAHASA KASAR, MISALNYA .. MAAF YA SEBELUMNYA ( BRENGSEK, SIALAN , JALANG , ATAU BAJINGAN ) SAAT BERANTEM DENGAN LAWAN JENIS, SOALNYA TEMA YANG AKU ANGKAT DISINI TENTANG CEWEK TOMBOY YANG SUKA TONJOK-TONJOKAN SAMA COWOK . ITU BISA LOLOS SELEKSI GAK SI OM ? ATAU LEBIH BAIK DI HILANGIN AJA KATA-KATA ITU NYA ? TERUS YANG LEBIH BAGUS DI GANTI KATA APA ? BIAR NGEGANTI KATA ITU
2. BIASANYA KALO MAU KIRIM NASKAH KE PENERBIT ITU HARUS CANTUMIN GENRE APA ENGGA OM ? AKU GA NGERTI NIH, TAKUTNYA KALO DARI AWAL ENGGA DIKASIH TAU GENRENYA, SI PENERBIT MALES BACA ? ATAU CUKUP DENGAN SINOPSIS AJA, NANTI BIAR PENERBIT YANG KASIH GENRE BUAT CERITA AKU ?
3. CERITA YANG AKU ANGKAT INI TENTANG CERITA CINTA ANAK SEKOLAHAN GITU OM, TERUS KEBANYAKAN PERBINCANGAN DARI PADA NYERITAIN SEKITAR, ITU MENURUT OM BAIKNYA GIMANA .. DUH AKU BINGUNG NIH KASIH TAU MAKSUD AKUNYA .. OM NGERTI GA MAKSUD AKU ? HAHAHA .. SUMPAH AKU BINGUNG
..
MAKASIH OM ...
sebelum mau jadi penulis, harus difahami juga tentang etika penulisan ya. Penulisan dengan huruf besar semua tolong dihindari, karena bisa dianggap tidak sopan terhadap yang diajak bicara.
1. Penggunaan bahasa kasar bisa saja digunakan dalam dialog selama memang dibutuhkan dan sesuai dengan karakter tokohnya. Tapi tentu saja jangan dijadikan alasan untuk mengumbar bahasa kasar terus-terusan ya, karena cerita yg kita tulis tetap harus memberikan muatan yang positif bagi pembaca.
2. Sebaiknya genre dicantumkan, agar penerbit bisa menyerahkan naskahnya utk dibaca oleh editor yang tepat. Sebagai penulis, sudah seharusnya kita tahu isi dari cerita yang kita tulidanng genrenya, kan? Kalau masih bingung genre naskah kita apa, berarti harus memperbanyak baca novel-novel terbitan beragam penerbit biar dapat masukan ya.
3. Maksudnya terlalu banyak dialog? Hmmm ... harus seimbang sih antara dialog dan deskripsi, biar nggak jenuh bacanya. Kalau mau lolos diterbitkan, ayo koreksi dan revisi lagi biar naskahnya makin keren. Oke?
Tapi biar begitu aku masih berharap komentku dibalas sama mas iwok.
Mas saya mau tanya jika kita menulis kisah nyata dan mengikutkan beberapa instansi kampus misalnya juga beberapa perusahaan. Itu bahaya tidak menggunakan nama instansi atau perusahaa itu langsung atau kita harus menyamarkan namanya. Atau ada tidak undang2 yang mengatur itu.?.
Takutnya ketika suatu saat nanti tulisan itu diterbitkan ( amin ya allah ) malah terkena pasal pencemaran nama baik. Meskipun memang yg diceritaka itu nyata.
Mohon bimbingannya mas.!
Tapi biar begitu aku masih berharap komentku dibalas sama mas iwok.
Mas saya mau tanya jika kita menulis kisah nyata dan mengikutkan beberapa instansi kampus misalnya juga beberapa perusahaan. Itu bahaya tidak menggunakan nama instansi atau perusahaa itu langsung atau kita harus menyamarkan namanya. Atau ada tidak undang2 yang mengatur itu.?.
Takutnya ketika suatu saat nanti tulisan itu diterbitkan ( amin ya allah ) malah terkena pasal pencemaran nama baik. Meskipun memang yg diceritaka itu nyata.
Mohon bimbingannya mas.!
Kalau saya mau menuliskan buku novel boleh nggak melebihi dari 50,000 words soalnya kalau hanya 35,000 kurang complete aku merasa ceritanya jadi terbata-bata, dan dalam fiction story boleh nggak membicarakan atau menulis kekagumanya terhadap sebuah buku terkenal dan film terkenal misalnya? Saya tunggu replay nya suksema..
Menurut saya, sebaiknya nama instansi disamarkan saja. Betul seperti kata mas Ari, takutnya nanti malah terkena pasal pencemaran. Saya belum mencaritahu undang-undangan mengenai hal ini, tapi daripada bermasalah di kemudian hari, sebaiknya dihindari saja dan gunakan nama lain. Yang penting, pembaca bisa mengambil manfaat dari kisah yang kita tulis. Tetap semangat ya :)
Mas Restu Wijaya,
Setiap penerbit memiliki aturan sendiri mengenai batasan panjang sebuah naskah. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi nantinya. Semakin tebal sebuah buku, maka biayanya akan semakin tinggi. Untuk penulis yang sudah memiliki nama dan fans tersendiri, penerbit berani menerbitkannya karena sudah ada gambaran akan laris atau tidaknya. Tetapi, kalau untuk penulis baru, terkadang penerbit masih ragu. karena kalau tidak laku, tentunya tidak akan balik modal, bukan?
Menulis kekaguman terhadap sebuah buku atau film boleh kok, selama yang ditulis tidak menjelek-jelekkan. Kalau menjelek-jelekkan, ditakutnya akan dianggap sebagai pencemaran nama baik. Baca juga komentar saya untuk mas Ari di atas ya :)
Selamat menulis :)
Saya seorang calon penulis yang baru akan memulai. Saya ingin bertanya bang,
Untuk sebuah awal, sebenarnya yang menentukan buku itu terkenal apakah buku itu sendiri atau si penerbitnya?
Karena saya merasa buku saya sangat luar biasa. Saran Anda, saya langsung ke penerbit besar atau biasa aja? Biasa dalam arti tak sebesar GPU, Gagasmedia, Bukune, dll.
Dan lagi, menurut pengalaman Anda, jika pernah nerbitin, penerbit mana yang paling bagus pelayanannya serta cocok untuk penulis pemula?
Terima kasih bang.
Sebuah buku yang terkenal (dalam hal ini best seller) tentu ditentukan oleh berbagai faktor. Penulis, penerbit, distribusi, promosi, dan tentu saja isi dari buku itu sendiri, akan saling menunjang dalam menciptakan pencapaian penjualan yang baik. sebuah buku yang bagus dan menarik, meski ditulis oleh penulis baru, tetapi mendapatkan penerbit yang baik dan dukungan promosi serta distribusi yang baik pula, akan sangat berpeluang mencapai penjualan bagus. Karena itu, memilih penerbit adalah salah satu yang harus diperhatikan oleh penulis. Penerbit yang baik itu yang seperti apa? Jawabannya bisa dilihat di toko buku. Perhatikan buku-buku yang ada di rak best seller, penerbit yang memiliki rak/display tersendiri, penerbit yang mengemas bukunya dengan tampilan yang ekslusif dan menarik, dll. Nah, lihatlah nama penerbitnya, lalu kirim naskahnya ke sana.
Setiap penerbit tidak mengenal istilah penulis baru atau senior. Yang mereka cari hanyalah naskah yang bagus dan menarik untuk bisa diterbitkan. Jadi, jangan minder duluan kalau mau kirim naskah ke penerbit besar ya. Apalagi kalau sudah percaya diri naskahnya luar biasa, langsung tembak saja penerbit-penerbit terkemuka. Oke? Semoga membantu ya :)
@restu - hiyaaaa ... maafkan daku *sungkem* hehehe
Gimana caranya agar ide kita itu gak dicuri penerbit mas?
Maaf bukannya berburuk sangka tapi bisa saja tulisan kita ga bagus tapi idenya diambil.
Terima kasih..
saya ingin dapat email mas iwok pribadi boleh nggak ya? Akan jadi idea bagus bila saya bisa kirim 200-300 words untuk mas iwok baca mungkin hanya butuh waktu 5 menit saja untuk membacanya, maaf kalau mas iwok lagi nggak sibuk sih!sebagai pertimbangan bahwa naskah atau alur cerita yang saya tuliskan layak atau tidaknya heehee..! Terkadang saya merasa kurang percaya diri :) restuwijaya75r@gmail.com
ini contoh yang saya ingin tanyakan <"selama-lamanya"> dua kata berulang apa itu di bolehkan ya mas iwok? Trims atas replay yang sangat membantu
Selama ini saya menaruh kepercayaan penuh terhadap naskah yang saya kirimkan ke penerbit. Meskipun naskah saya tidak lolos, saya percaya mereka tidak akan mempergunakan ide cerita saya untuk kepentingan lain. Pastinya mereka memiliki kode etik tersendiri pula dalam memperlakukan naskah2 yang masuk ke redaksi.
Kalau menurut saya, hilangkan ketakutan terhadap hal itu ya, jadi kita lebih nyaman setiap kali mengirimkan naskahnya.
Halo ketemu lagi Restu,
Maaf sekali saya belum bisa bantu saat ini. Kebetulan lagi banyak sekali kegiatan sekarang ini. Takutnya saya belum sempat membaca naskahnya. Mungkin lain kali ya kalau waktu saya sudah lebih luang. Tetap semanagt :)
Saya sudah punya imajinasi untuk dituliskan di novel.
tapi saya kurang paham menggunakan ms.word
-saya tidak tau cara membuat nomor halaman di ujung kanan halaman
-saya juga tidak tau cara membuat arti kalimat gitu, yang biasanya ada di bawah halaman novel.. semacam penjelasan arti kata di halaman itu juga yang biasanya seperti di novel sherlock kata itu bercetak miring(biasanya pake bahasa luar negri) dan di beri nomor di atas kata itu.. trus penjelasannya sesuai nomor dan berada di bawah page itu sendiri..kalau boleh tau itu namanya apa?
1. Untuk membuat nomor halaman, gampang kok. di menu words, klik saja menu insert, lalu pilih page number. Nanti ada pilihan lagi posisi nomor halaman mau di sebelah mana; top, bottom, dll. Pilih itu saja.
2. Maksudnya footnote ya? itu juga mudah kok. di halaman word, klik menu REFERENCES. nanti ada pilihan Insert footnote. klik saja itu.
Selamat menulis ya :)
@Gabriella - Halo, terima kasih sudah mampir. Saya coba jawab ya.
Naskah yang disukai editor tentu saja yang alurnya menarik, konflik yang tidak klise, tidak bisa ditebak endingnya, serta penokohan karakternya yang kuat. Dengan 4 kriteria itu, editor pasti bakalan suka dengan naskahnya :)