[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit

Ternyata, masih banyak yang sering kebingungan mengenai cara mengirimkan naskah ke penerbit. Sampai saat ini saya masih sering menerima pertanyaan tentang itu. Agar tidak perlu menjelaskan berulang, ada baiknya saya menuliskannya saja, sehingga kalau ada pertanyaan serupa saya bisa mengarahkannya ke postingan ini.


Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?

Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.

Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4

Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)

Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?

Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?

Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.

Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.

Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?

Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
  • Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Hal yang sepele tapi masih saja ada yang melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Plis deh!
  • Sinopsis - Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis lengkap (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oya, sinopsis ini LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending ya. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi, seperti; "Bagaimana akhir kisah ini? Temukan sendiri di dalam novelnya." 
  • Biodata Penulis - Tuliskan data kita selengkap-lengkapnya. Nama asli, Nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba nulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.
  • Profil Penulis - Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis berupa deskripsi untuk diletakan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat (contohnya pasti sudah pada tahu, kan? Bisa dibaca di setiap buku kok). Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi, bukan?
  • Surat Pernyataan Keaslian Naskah - Kalau anda masih kebingungan seperti apa sih surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak perlu memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan.
  • Surat Pengantar - Ibaratnya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus halaman, masa menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa?
  • Daftar Isi - Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, Judul-judul bab, sampai ke profil penulis.
  • Ah, jangan lupa, buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik.  Biasanya halaman pertama dari naskah selalu saya buatkan sampul. Saya tuliskan judul naskah saya besar-besar. Di bawah judul saya tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya saya browsing dari internet. Di bawah gambar kemudian saya tuliskan nama, alamat, email, dan nomor telepon. 
  • Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Kalau perlu, tambahkan lapisan plastik di luarnya. Tampilan yang menarik tentu akan lebih enak dipandang. Siapa tahu menarik editor juga agar penasaran membaca isinya.
Jilid? Kenapa harus dijilid? Bukannya naskah bisa dikirim via email?

Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.

Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.


Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?

Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.

Agar aman naskah kita kirim pakai apa?

Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.

Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).

Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.

Semoga postingan ini membantu. :)

image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html

Komentar

Unknown mengatakan…
Hy mas iwok saya lagi pusing cri alamat penebit buat novel remaja saya , kira kira ada ng usulan untuk saya tentang alamat penerbitan karna sya tinggalnya di sorowako sulawesi selatan!!!!!
Iwok mengatakan…
@Brian
Halo Brian, tidak ada batasan usia kok untuk menulis sebuah novel. Kalau ceritanya menarik, tapi masih banyak kesalahan, nanti akan dipandu kok oleh editornya untuk direvisi. Atau, kalau kesalahannya tidak terlalu banyak, biasanya akan ditangani langsung oleh editornya :)

@Ninda
Halo Ninda. Sekarang ini jarak domisili dengan lokasi penerbit tidak ada masalah kok. Hubungann dan komunikasi kan bisa via internet ataupun pos. Untuk usulan penerbit, sepertinya banyak sekali ya nama penerbit. Sebaiknya Ninda banyak baca novel terbitan dari beragam penerbit, agar bisa tahu jenis-jenis naskah yang sudah mereka terbitkan. Oke? :)
Anonim mengatakan…
mas iwok, jika disebutkan font size harus 12, apa judul juga harus 12? trus jika ada kata asing haruskah dikasih note dibagian bawah?
Anonim mengatakan…
om, perkrnalkan nama saya kety dari solo.. saya mau tanya, apa setiap mengirim novrl harus ada surat pertanyaan itu asli buatan sendiri atau bukan.. terimakasih om sudah ngepost info ini,
Iwok mengatakan…
@Anonim - Untuk judul boleh kok pake font yang lebih besar, atau jenis font lain. Dan untuk kata asing, kalau memang sudah sangat umum seperti Thank you, how are you, dll. sepertinya tidak perlu pakai footnote, karena rata2 sudah faham artinya.

@Kety - sebenarnya, tidak setiap penerbit meminta surat pernyataan ini. Bisa disusulkan nanti kalau naskahnya sudah lolos untuk diterbitkan. Bahkan, dalam surat kontrak pun nanti ada klausul ttg keaslian naskah ini. Selamat menulis ya :)
Unknown mengatakan…
terima kasih infonya, sangat membantu
Ai mengatakan…
Boleh saya panggil Oom? :D
Saya Ai, mau tanya sesuatu sama Oom iwok..

Biasanya saya baca novel, ada satu halaman untuk ucapan terimakasih dari penulis untuk pihak2 yg membantu mereka dlm proses penulisan novel itu.. saya mau tanya, biasanya ucapan terima kasih itu dilampirkan sekalian dengan naskah pas pertama kali kirim naskah, atau dikirim ulang kalau naskah yg kita kirim dinyatakan layak terbit?
Thanks jawabannya, Oom..
Iwok mengatakan…
hallo Ai, ucapan terima kasih nanti aja kalau naskahnya sudah di acc. biasanya editor akan minta kelengkapan lainnya spt ucapan terima kasih ini.
Unknown mengatakan…
ka, kan kita disuruh lampirkan form checklist naskah yg di download dari webnya, sebaiknya kita cara isinya bagaimana? di print dulu baru diisi (tulis tangan)atau langsung kita ketik isinya trus kita print?
terima kasih ka, sebelumnya
Unknown mengatakan…
oiya, ka. format pengiriman naskahnya apakah naskahnya saja atau sebelum naskahnya ada daftar isi, kata pengantar, dll. mohon bantuannya ka.
terima kasih banyak
Ervina Dyah mengatakan…
Om mau tanya, kalau kirim naskah itu enaknya pakai pos atau JNE ya?:3 Terus terjamin sampai ke tangan penerbit kan?
Iwok mengatakan…
@Putri Dinny - Kalau bisa diisi, sebaiknya diisi dulu formnya lalu diprint. Tapi kalau nggak bisa, boleh kok diprint dulu lalu ditulis tangan. :)
Terus, kalau kirim naskah, selengkap2nya ya. Jadi, masukin juga daftar isi, kata pengantar, sinopsis, dll. oke? :)

@ervina - boleh pake pengiriman apa saja. Pos, JNE, TIKI, atau yang lainnya. Insya Allah sampai kok :)
Unknown mengatakan…
mau tanya dong. kalau kita mengirim naskah dalam bentuk hardcopy, sebaiknya diprint bolak-balik atau 1lembar=1halaman?
Ervina Dyah mengatakan…
Oom tanya lg dong hehehe. Misalkan kita kirim naskah ke bbrp penerbit langsung. Dan andaikata yg menerima lebih dr satu, otomatis kita harus membatalkan salah satu kan? Itu bisa mengganggu kerjasama di kemudian hari nggak Oom? Mohon di jawab ya, makasiii :)
Iwok mengatakan…
@yogi - sebaiknya jangan print bolak balik ya. kalau tidak salah penerbit tidak menyukai naskah dgn print seperti itu.

@ervina - ya, pasti ada pengaruhnya untuk kerjasama selanjutnya. saran saya, kirim ke satu penerbit dulu ya. kalau ditolak, baru deh kirim ke penerbit lain. oke :)
Anonim mengatakan…
hay, om iwok.
salam kenal ya aku meiza,aku pengen nanya nih om.aku kan baru pertama kali nih buat novel,
aku itu pengen buat novel yang berbau itu horor gitu. nah misalnya ya om naskah novelnya udah kita kirim tuh kepenerbit dan kepilih udah itu naskahnya udah mau diterbitin, nah cover depannya itu pakek gamabr yang kita buat atau pakek gambar yang penerbitnya buat om..?
dan biasanya tuh harga novelnya itu ditentuin ama penerbitnya ya om dan keuntungan yang kita dapet kalo novelnya laku itu berapa ?
Iwok mengatakan…
Halo Meiza, terima kasih ya sudah mampir.
Kalau naskah sudah lolos untuk diterbitkan, urusan cover akan diurus oleh penerbit kok. jadi, kita nggak perlu bingung lagi membuat cover yang bagus untuk novel kita. Oke?

Harga novelnya juga ditentukan oleh penerbit kok, tentunya setelah dihitung ongkos produksi dan lain-lain, termasuk royalti untuk penulisnya. royalti untuk penulis rata-rata 10% dari harga jual dikurangi pajak :)

Semoga faham ya :)
Ervina Dyah mengatakan…
Oh ya Oom, satu lg. Kalau kirim naskah via pos, didepan amplopnya ditulisin apa? Atau nggak usah ditulisin apa-apa? Hehe makasih Oom :D
Iwok mengatakan…
@Ervina - oiya, di sudut kiri atas bisa ditulisin genre naskah yg dikirim. misalnya tulis NASKAH TEENLIT. :)
Unknown mengatakan…
pak saya mau nanya, saya kan masih pelajar kalo saya ngirim naskah saya ke penerbit kira kira ada kemungkinan gak ya bakal diterima?

oh iya, katanya kan kalo mau ngirim naskah juga harus pake biodata nah itu ikut di jilid apa gak usah? kalo dijilid di bagian depan apa belakang?

mkasih sebelumnya :))
Iwok mengatakan…
@annisa - siapa saja boleh mengirimkan naskahnya, dan akan diterbitkan kalau lolos penilaian dari tim editornya. jadi nggak lihat umur kok :)

biodata ikut dijilid. biasanya saya tempatkan paling belakang. tetapi da juga yang senang menempatkan di depan, jadi nggak masalah kok :)
Anonim mengatakan…
bang iwok , boleh kirimin contoh naskah novel bang iwok gak? Masih bingung cara pengirimannya . Kirim kesini ya esthybolobolo@gmail.com makasi sebelumnya :)
Mujeres Meggracia mengatakan…
Pak iwok saya mau Tanya, novel Yg saya buat tinggal d print saja, Tapi nama2 Tempat Yg terdapat dlm novel itu, nama2 Tempat Yg Ada dluar negeri, lalu Apa Itu Jadi masalah Pak iwok?
Iwok mengatakan…
mega, kalau seting ceritanya memang di luar negeri, tentu saja tidak masalah. tapi kalau ceritanya di indonesia, tentunya harus disesuaikan dengan tempat juga ya penamaannya, biar tidak terkesan aneh nantinya :)
Unknown mengatakan…
salam om iwok. aku ini pelajar yang mau bikin novel pertamaku. tapi aku masih bingung sama Surat Pernyataan Keaslian Naskah. ada contohnya gak ? bingung nih. mohon bantuannya ya om
Lilis Putri Anggraeni mengatakan…
Om, mau nanya nih. Biasanya dalam satu bab di novel itu berapa huruf? Masih bingung sampai sekarang . Makasih:)
Anonim mengatakan…
salam pak iwok ^^
nama saya galuh
saya sangat butuh pencerahan
kira-kira redaksi yang berkenan menerbitkan novel bergenre fantasi itu apa saja ya?
terus boleh ndak saya minta tolong untuk tanggapan, plus saran untuk novel sya? boleh minta alamat emailnya? agar saya bisa mengirimkan novel saya plus minta saran atas novel tersebut ^^
hiksss saya bingung...
tolong jawab pertanyaan saya via email saja ya? ^^
galuh.cahya11@Gmail.com

merciiiiiiii ^^
Iwok mengatakan…
@Zulvika - Surat pernyataan keaslian naskah sebenarnya bisa dibikin sendiri kok, yang penting isinya menyatakan bahwa naskah itu adalah asli karya sendiri, bukan saduran atau terjemahan. Kapan-kapan saya coba posting contohnya ya :)

@lilis - Penentuan jumlah huruf, kalimat, atau panjang halaman dalam setiap bab tidak ada aturannya kok. Tergantung kebutuhan penulis saja. Kalau bab tersebut menceritakan sebuah bagian yang sangat panjang, tentu akan panjang juga jadinya. begitu pula sebaliknya. :)

@Galuh - saya balas di sini saja ya. Penerbit yang menerima naskah fantasi saat ini sudah cukup banyak lho. Coba deh jalan-jalan ke toko buku, lalu perhatikan novel-novel fantasi yang ada. Lihat di cover belakang, pasti ada nama penerbit dan alamatnya. Catat alamatnya, dan coba kirim naskah kamu ke sana. oke?

Untuk tanggapan dan saran mohon maaf saya belum bisa saat ini, karena membaca sebuah naskah dan mengkritisinya pasti butuh waktu. Saat ini kebetulan saya sedang banyak kegiatan. Mungkin lain kali ya. Tetap semangat :)
Unknown mengatakan…
Membantu banget. Makasih Mas Iwok. Mau tanya, kalau tentang hak cipta gimana dapatinnya ya? Saya kurang mengerti. Mohon penjelasannya
Iwok mengatakan…
halo Ismi, syukurlah kalau postingan saya bisa membantu. maksudnya dapatin hak cipta itu apa ya? saya kurang faham pertanyaannya.
Unknown mengatakan…
Itu Om, kan di setiap Novel selalu ada hak Cipta. Itu hak cipta di
dapatinnya dari penerbitnya atau darimana? Soalnya Bibi aku bilang,
kalau mau nerbitin buku harus ada hak ciptanya, biar gak di
salahgunakan sama orang lain. Kan suka ada kayak gini "Hak cipta
dilindung oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit".
Begitu Om :)
Iwok mengatakan…
@Ismi - ooh, kalau itu nanti diatur sama penerbitnya kok. kalau naskahnya sudah di-acc, semuanya akan diatur oleh penerbit :)
Anonim mengatakan…
Mas mau tanya, kalau misalkan naskah kita sudah diterima sama penerbit. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Saya pernha baca di blog, itu kayaknya ribet hehe
Iwok mengatakan…
Halo Anonim,
Kalau naskah sudah dinyatakan diterima (aac) untuk diterbitkan oleh penerbit, tugas kita sebagai penulis adalah menunggu instruksi selanjutnya dari editor yang menangani naskahnya. Terkadang ada bagian naskah yang harus direvisi, atau ada kelengkapan naskah yang harus ditambahkan (misalnya ucapan terima kasih, profil penulis, dll). Selain itu pasti ada komunikasi lanjutan seperti membahas ttg cover, kontrak, dll. :)
Anonim mengatakan…
Makasih banget Mas, jadi semangat pengen nerbitin buku. Oh ya Mas,saya Febby. kalau kita buat Novel, tapi tokoh utamantya kita sendiri dan bukan dari kehidupan nyata itu boleh gak mas
Unknown mengatakan…
Wahhh... Makasih Ma Iwok atas jawabannya sangat membantu :)
Iwok mengatakan…
Halo febi, tokoh utamanya diri sendiri tidak apa-apa kok. Kalau alur ceritanya bagus dan menarik serta ditulis dengan gaya yang asyik pasti akan dipertimbangkan untuk diterbitkan :)
Iwok mengatakan…
Sama-sama Ismi, selamat menulis ya :)
Anonim mengatakan…
Terimakasih Mas Iwok jawabnnyaaa
Iwok mengatakan…
Sama-sama Febi :)
Alexsandra Angelina Liem mengatakan…
Hai Pak Iwok, mau tanya nih, kertas yang digunain untuk print hasil tulisan HVS(F4) atau kuarto(A4)?

Terus, nerbitin secara indie itu gimana?
Unknown mengatakan…
Assalamu'alaikum om =))
nama aku Ayu, masih pelajar =)) aku punya niatan pengen jadi penulis novel nihh om, sampai sekarang naskah pertama aku masih dalam proses penyelesaian. niatnya kalau udah jadi, mau aku publish di bentang pustaka. aku mau nanya nihh om :

1. maksudnya kategori pembaca atau lini apa yaa om? contohnya sihh B-First gitu. emang ada apa aja kategori pembaca atau lini, om?

2. kalau aku bikin novel tentang idol k-pop yang lagi digandrungi anak remaja akhir-akhir ini bisa kan yaa om? tapi yang aku bingungin kalau ceritanya itu ada unsur pernikahannya, masuknya ke kategori remaja atau dewasa yaa om?

mohon dijawab yaa om, maaf kalau banyak tanya dan sampai ngeganggu =)) kalau bisa jawabnya ke email aku aja yaa om di ayushafira407@gmail.com. kalau bisa itu juga =))

makasih sebelumnya om =))
Unknown mengatakan…
permisi numpang tanya..
sinopsis sampai 3 halaman yang kita kirim itu apakah akan dimasukkan ke dalam novel kita yang telah diterbitkan?
Unknown mengatakan…
permisi numpang tanya..
sinopsis sampai 3 halaman yang kita kirim itu apakah akan dimasukkan ke dalam novel kita yang telah diterbitkan?
Iwok mengatakan…
@angelina - rata2 penerbit menentukan standar kertasnya A4 (kuarto).

@Ayu - kategori/lini pembaca itu maksudnya sasaran pembaca kita siapa? apakah anak2, remaja, atau dewasa? apakah laki-laki, atau perempuan? itu yg dimaksud target pembaca.

maksudnya, menggunakan karakter tokoh Kpop yg ada? maksudnta fanfic mungkin ya? kalau itu target pembacanya sudah jelas, yaitu fans Kpop, tanpa memandang usia :)

@Rindu - sinopsis itu tidak dicantumkan dalam novelnya, melainkan untuk konsumsi penilaian editor saja :)
Unknown mengatakan…
makasih om atas jawabannya :)) tapi aku masih bingung om, itu yang lininya nulisnya biasa aja misal : remaja / dewasa. gitu atau gimana?

iyaa kayak semacem fanfict gitu, jadi gimana om kalau diceritanya menceritakan kehidupan pernikahan? apakah termasuknya dewasa atau remaja?

tolong dijawab lagi yaa om, makasih sebelumnya :))
Iwok mengatakan…
Halo ayu Shafira,
kalau alur ceritanya menggambarkan ttg pernikahan, sepertinya sudah masuk ke lini dewasa ya, karena cerita remaja kan pastinya tidak sejauh itu.:)
Unknown mengatakan…
ohh, berarti kalau cerita yang temanya pernikahan mau di kirim ke bentang pustaka gaboleh ke bentang belia-nya yaa om?
Alexsandra Angelina Liem mengatakan…
terimakasih atas balasannya, pak :) saya mau tanya lagi, ada beberapa pertanyaan.
pertama saya bingung maksudnya spasi 1,5 itu 'spacing' atau 'line spacing' nya? di pengaturan spasi ada dua pilihan itu yang bikin saya bingung.
kedua, surat pernyataan keaslian naskah dan surat pengantar seperti apa? minta tolong diberi contohnya.
ketiga, kalau misal naskah kita ditolak, apa pihak penerbit memberitahu letak kesalahan dari naskah tersebut? stidaknya sebagai penulis pemula bisa tau dan memperbaiki gitu :)
mohon bantuannya lagi pak. makasih sebelumnya :)
Alexsandra Angelina Liem mengatakan…
terimakasih atas balasannya, pak :) saya mau tanya lagi, ada beberapa pertanyaan.
pertama saya bingung maksudnya spasi 1,5 itu 'spacing' atau 'line spacing' nya? di pengaturan spasi ada dua pilihan itu yang bikin saya bingung.
kedua, surat pernyataan keaslian naskah dan surat pengantar seperti apa? minta tolong diberi contohnya.
ketiga, kalau misal naskah kita ditolak, apa pihak penerbit memberitahu letak kesalahan dari naskah tersebut? stidaknya sebagai penulis pemula bisa tau dan memperbaiki gitu :)
mohon bantuannya lagi pak. makasih sebelumnya :)
Anonim mengatakan…
Halo ka iwok, mau nanya boleh? Gimana ya cara biar bikin kalimat pembuka dari suatu cerita ,soalnya kadang suka ga bisa bikin kalimat pembuka padahal dipikiran itu udh kebanyang, pas menuliskannya itu yg sering ke susahan. Ohya untuk di gagas media, adakah minimal umur untuk mengirim naskah novel? Terimkasih ka ,sukses terus ^^ . Marza
Iwok mengatakan…
@Ayu - coba pastikan dulu apakah penerbit Bentang menerima Fanfic? sepengetahuan saya sih Bentang nggak terima naskah bertema Fanfic :)

@Angelina Lim
Ini contoh surat pengantarnya : http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html

Kalau ditolak, terkadang ada penerbit yang memberikan kelemahan dari naskah tersebut, ada juga yang tidak :)

@marza
Untuk kalimat pembuka, coba deh lihat-lihat novel yang sudah diterbitkan, kita bisa belajar dari sana, lho, bagaimana seorang penulis menuliskan kalimat2 pembukanya.

Di gagas tidak ada batasan minimal umur kok. Siapa saja boleh mengirimkan naskahnya :)
Putri Dwi Yanita mengatakan…
akang, boleh tanya? kebanyakan novel yang diterbitkan di mizan fantasi pake bahasa 'aku-kamu-kau' , aku lagi buat novel fantasi juga, tapi gaya bahasanya elo-gue. kira-kira bisa ditrima ngga yah? atau ada saran untuk ngirim ke penerbit mana lagi yang mau trima novel yang lagi aku buat? makasih sebelumnya.
Anonim mengatakan…
Halo pak, nama saya nino. Pak, saya mau tanya, kalau mau tanya kabar naskah kita di terima atau tidak, kita harus bertanya lewat media apa? Lewat email penerbitnya atau bagaimana?
Anonim mengatakan…
Halo pak nama saya nino. Saya mau tanya. Kalau naskah kita tidak ada kabar dari penerbit kita harus bertanya ke penerbit lewat media apa? Tolong di jawab di email saya saja azumm.nino@gmail.com
Iwok mengatakan…
Halo Putri, maaf baru dibalas pertanyaannya. Menurut saya, yang menentukan lolos tidaknya sebuah naskah adalah ceritanya yang bagus dan menarik. Masalah kata sapaan elo-gue, selama memang sesuai dengan cerita yang diangkat sepertinya sah-sah saja :)

Halo Nino,
Untuk bertanya kepada penerbit, bisa gunakan telepon saja biar jelas dan langsung dapat jawabannya. Tapi kalau mau menghubungi via email atau akun sosial media juga boleh kok.
Dewanti M mengatakan…
Kak, mau tanya kalo buat novel. Kita tinggal nulis ceritanya saja atau pake kata pengantar? Lalu untuk cover bagaimana? Apa cover ny kita yg buat atau penerbit yg buat? Mohon di jwb. Terimakasih, slamat malem
Iwok mengatakan…
Halo Dewanti,
maksudnya kata pengantar utk di dalam buku? menurut saya sih tidak perlu dulu, kecuali nanti diminta oleh editornya.

tapi kalau maksudnya kata pengantar yang menyertai pengiriman naskah, tentu saja akan lebih bagus disertakan.

untuk cover nanti diurus oleh penerbitnya kok, jadi kita tidak perlu pusing ngurusin cover dari sekarang :)
Anonim mengatakan…
Permisi Mas, mau nanya nih...
Buat di depan amplop nya selain nulis genre novelnya perlu dituliskan apa lagi ya?
Anonim mengatakan…
Permisi Mas, mau nanya lagi nih...
Saya liat di facebook nya GPU itu katanya harus disertakan informasi seperti ini:

1) Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang

sudah ada di pasar?

2) Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan

dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?

3) Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang

bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa

diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat

jaringan toko buku?

4) Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan

bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50

orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya")

Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut

dalam setahun?

5) Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum

yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx

tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini

akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training

untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan

dipakai sebagai panduan.")

Apa harus Mas? Mas juga begitu?
Maaf bila pertanyaannya panjang ._.
Iwok mengatakan…
Halo Anonim (1)
Sebaiknya memang menulis genre naskah yang kita tulis di depan amplop, agar Sekred langsung bisa memilah-milah naskah untuk disampaikan kepada editor yang berkaitan :)

Anonim (2)
Beberapa penerbit memang mencantumkan aturan seperti disebutkan di atas, dan itu akan menjadi nilai tambah terhadap naskah kita. Setidaknya pihak penerbit bisa menilai apa yang akan kita lakukan dengan naskah kita :)

Selama ini saya tidak melampirkan persyaratan tersebut sewaktu menerbitkan novel di GPU. Mungkin karena novel saya hasil penyaringan dari lomba novel yang diadakan oleh GPU dan tidak ada persyaratan tsb dalam aturan lomba :)
Anonim mengatakan…
Baik, terima kasih sudah menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan saya ^^
Anonim mengatakan…
Mas, sinopsis boleh 4 halaman tidak?
Terusir dari Rimba mengatakan…
Mas Iwok,,pernah kirim naskah ke GPU?
Kira-kira berapa lama yak dikonfirmasi naskah kita diterima atau ditolaknya??

Sudah 4 bulan berlalu nih masih belum ada kabar.

Terimakasih
Iwok mengatakan…
Anomim - sebaiknya sinopsis tidak terlalu panjang ya. Tulis alur cerita garis besarnya saja, tidak perlu terlalu detil. 1-2 halaman saja cukup :)

Rimba - 4 novel saya diterbitkan oleh GPU dengan masa tunggu yang masing-masing berbeda. Paling cepat dikabarinya 6 bulan, dan paling lama adalah setahun. Jadi bersabar dulu ya, karena antrian naskah di GPU panjang banget :)
Anonim mengatakan…
Tapi mas, setahu saya, sinopsis harus menceritakan detil ceritanya, kan? Saya takut kalau hanya dua halaman, malah menjadi tidak jelas ceritanya
Anonim mengatakan…
om Iwok, kalau mau menerbitkan naskah kita, apakah ita harus menepon si penerbit dulu atau langsung kirim aja ke penerbitnya tanpa pemberitahuan?
Iwok mengatakan…
anonim 1 - sinopsis kan tidak perlu menceritakan secara detil,garis besarnya saja :)

anonim 2 : langsung kirim aja, asal persyaratannya lengkap ya :)
Unknown mengatakan…
Sy kan download checklist format pengisian identitas untuk gagas media, trus ada yang nggk ngerti. Pas bagian dimana disuruh ngisi perkiraan pembaca yang diharapkan, trs juga disuruh ngisi novel2 yang akan jadi saingan ketika diterbitkan. sy nggak ngerti bagian ini memang harus diisi yaa? Trus untuk dalam pengiriman naskah untuk format pengiriman naskahnya itu beda genre beda formatnya yaa? Mohon bantuan jawabnya yaaa. lagi butuh bannget :"
Unknown mengatakan…
Om iwok, apa beda genre beda juga format penulisan identitasnya? trus genrenya ditulis dibagian mana ya om? harap dijawab ya om. pertanyaan saya sebelumnya juga tidak dijawab sm si om :(
Iwok mengatakan…
Halo Izzah, maaf ya baru saya bales komentarnya. hehehe

Untuk pengisian checklist formulir, mungkin bisa saya bantu jelaskan ya.

- Prakiraan pembaca yang diharapkan adalah target usia dan kalangan yang sekiranya akan membaca novel tersebut. Misalnya, usia 15 - 19 tahun dari kalangan menengah ke atas dan tinggal di kota besar.

- Novel-novel yang akan jadi saingan. Coba tuliskan novel-novel yang pernah izzah baca dan bergenre sama dengan naskah yang Izzah tulis, atau bisa juga novel yang pernah dilihat di toko buku. Sebutkan yang sekiranya tahu saja.

Biasanya, penerbit memiliki aturan yang berbeda dalam persyaratan genre. Atau bisa juga sama. Harus diperhatikan dan dibaca benar-benar persyaratannya ya.

Untuk penulisan genre bisa ditulis di sampul naskah yang dijilid. Biasanya kan kita tulis sampul tuh, dengan menuliskan Judul Naskah, dan nama penulisnya. Bisa dituliskan di sana, genre apa yang dimaksud. Lalu, jangan lupa tuliskan juga di luar amplop ya, biar redaksi bisa langsung memilah naskah Izzah masuk di genre mana.

Semoga dimengerti ya :)
Unknown mengatakan…
Kak mau nanya. Udh berapa naskah anda yg berhasil terbit?
Unknown mengatakan…
Mau nanya, anda udh berpa naskah yang berhasil terbit?
Iwok mengatakan…
Halo Rara, buku saya yang sudah diterbitkan diantaranya 44 buah buku solo, 3 buku duet, dan 23 buku antologi :)
Anonim mengatakan…
salam kenal bang iwok :)
mau nanya nih, to do point aja ya hhe.
satu minggu yang lalu aku dapat surat balasan dari penerbit mizan tentang novel yang aku kirim. ceritanya novel aku di tolak :( alasannya karena tehnik penulisan belum rapih.
maksudnya karena banyak typo, singkatan dan kata2 yang tidak baku'_'? atau itu cuma alasan sja yg sebenarnya novel aku emang gak menarik. bang iwok kan udah kerja ditempat seperti itu pastinya tau dong hhe minta sarannya dong. apakah ada peluang buat ngebenerin novel aku itu trus dikirim kepenerbit lain. atau mening di buang aja dan buat yang baru.

mksih sbelumnya ^_^
Iwok mengatakan…
Halo, namanya siapa? hehehe

Banyak pertimbangan ketika sebuah naskah layak diterbitkan atau tidak. Salah satunya adalah tehnik penulisan.

Naskah yang rapi dan nyaman dibaca salah satu poin penting agar editor tergerak untuk membaca keseluruhan dan akhirnya bisa memutuskan kelayakan terbitnya.

Begitupula kalau naskahnya masih berantakan, tentu akan membuat editornya malas untuk membaca naskahnya. Yang ngirim naskah ke penerbit itu pasti banyak sekali. Karena itu, usahakan kita bisa menarik perhatian editor pertama kali lewat penulisan yang rapi.

Kalau menurutmu sendiri, cerita naskahnya cukup menarik, gapapa kok kamu beres-beresin lagi penulisannya. Typonya dirapikan, singkatan2nnya di dipanjangkan lagi, kata2 yang tidak bakunya diedit lagi, lalu coba kirim ke penerbit lain.

Oke? Tetap semangat ya :)
Anonim mengatakan…
Halo, saya Mrs Emmanuel Ruth, pemberi pinjaman pinjaman swasta yang memberikan pinjaman kesempatan seumur hidup. Apakah Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau hipotek? mencari lebih karena kita di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu. Kami meminjamkan dana kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi di bisnis di tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui email di: (emmanuelruth536@gmail.com)
putri mengatakan…
Kalau ga ada reverensi gimana? Apa bisa buat diterbitkan?
Iwok mengatakan…
Halo Putri, referensi apa ya maksudnya?
putri mengatakan…
Disalah satu penerbit persyaratannya harus ada referensi. Katanya utuk mengetahui apakah cerita itu kitayang bikin asli.atau plagiat dari buku lain
Gitu pak, akupun kurang paham. :D
putri mengatakan…
Aku punya 58 lembar cerita pak, ini aku mencoba ngetik lagi untuk yang ke 3kalinya. Aku mulai nulis dari smp. Cuma belum punya tempat yang bisa
menampung tulisan aku. Aku juga masih canggung buat ngirim ke penerbitan. Oiyah,makasih pak atas balasannya :)
Anonim mengatakan…
mas iwok apakah penerbit akan menerima naskah yg baru saya buat pdahal naskah berbeda sebelumnya belum diterbitkan???
Iwok mengatakan…
@Putri - tetap semangat ya :)
@Anonim - bisa saja kok, selama naskahnya bagus dan menarik tentu bisa dipertimbangkan untuk diterbitkan :)
Anonim mengatakan…
Permisi Mas, mau nanya nih... Kalau novel kita tidak dapat balasan lebih dari 3 bulan, padahal mereka menjanjikan untuk mengabari setelah 3 bulan, apa itu artinya naskah kita ditolak?
Lalu kalau kita mau menanyakan kabar naskah kita lewat telepon, cara ngomongnya yang sopan bagaimana ya?
Terima kasih ^^
Iwok mengatakan…
seringkali sebuah penerbit membutuhkanwaktu lebih dari 3 bulan untuk evaluasi. sebuah naskah saya ada yg baru dapat kabar setelah menunggu 9-12 bulan.

ada baiknya memang telpon ke redaksi untuk menanyakan kabarnya.bilang saja inyin konfirmasi naskah berjudul anu, yg sudah dikirim sejak tanggal sekian. gpp, mereka baik2 kok :)
Anonim mengatakan…
Postingan yang bermanfaat. Om Iwok, kalau contoh surat pernyataan keaslian naskah itu kayak gimana ya Om? Nggak ngerti. Heheh :D
Anonim mengatakan…
Postingan yang bermanfaat. Om Iwok, kalau contoh surat pernyataan keaslian naskah itu kayak gimana ya Om? Nggak ngerti. Heheh :D
Iwok mengatakan…
contoh surat pernyataan keaslian naskah belum pernah diposting, nanti saya posting tersendiri ya. terima kasih sudah mampir:)
chilyatun nisa mengatakan…
mau tanya, struktur penjilidannya gmn ya ?
terima kasih...
Iwok mengatakan…
@Chilyatun Nisa - Struktur penjilidan gimana ya maksudnya? Urutan dokumen yang dilampirkan? Kalau saya biasanya seperti ini :

- Cover
- Daftar Isi
- Surat Pengantar
- Surat Pernyataan Keaslian naskah
- Naskah Novelnya
- Profil penulis

Semoga membantu ya :)
Unknown mengatakan…
pak iwok, sampulnya itu yang buat penulis apa penerbitnya?terima kasih
Anonim mengatakan…
Oke Om saya tunggu contoh surat keaslian naskahnya :) Terima kasih
Iwok mengatakan…
@Firman - cover bukunya nanti? itu akan diurus sama penerbitnya kok, jadi kita tidak perlu khawatir ttg itu :)

@Wido - menurut saya, boleh kok konfirmasi ke penerbit tersebut untuk minta klarifikasi. karena, siapa tahu itu hanya masalah kesamaan ide. pigak penerbit tentu bisa menjelaskan :)

oya, maksudnya mendaftarkan ke mana ya?

@anonim - okeee :)
Unknown mengatakan…
salam kenal om iwok..
nama saya devi..sbnernya udah lmyan lama sya nyelesain novel sya,tp bru skrg syang pngen cb krim k penerbit..wlopun msh agak takut dan minder si..hehe
wktu itu sya udah prnah cb searching ttg prsyaratan pngriman naskah k GPU,dan pnjang hlman naskah ny adl 150-200hlman..blh lbh asal tdk berlebihan..
nah yg ingin sya tnyakan kpd om iwok adl mslah margin..mnrut info om iwok d atas,margin sesuai deafult,tdk usah dganti..itu mksud ny gmna ya om?
soal ny untuk novel sya ini,sya mnggunakan margin 4-3-4-3 spt yg bys dgunakan pd makalah atau krya tulis,dan novel sya pnjang ny jd 263 hlaman..bgaimana mnrut om iwok?apakah itu trmsuk berlebihan?
trima kasih sblom nya om iwok ya..info2 ny d atas membantu bgt :)
Anonim mengatakan…
Sampurasun kang iwok..
Kang saya mau nerbitin novel, dengan tema keluarga,cinta,impian.. itu masuk ke dalam genre apa kang ?
Kira-kira cocok coba penerbit mana?
kalau Mizan ada di bandung kan kang, apa harus datangi langsung, atau dikirim aja?
hatur nuhun kang
Iwok mengatakan…
Halo Devi, salam kenal kembali.
Biasanya saya mengirimkan naskah dengan margin default ke GPU (2,54cm setiap sisinya), dengan spasi 1,5 untuk kertas A4. kalau memang sudah diubah ke margin 4-3-4-3, coba diganti lagi ke margin standarnya Dev.

Tapi, ada beberapa penerbit yang saya tahu memang menerapkan margin 4-3-4-3. Pengalaman saya waktu ikut lomba novel di Bentang Belia dan IceCube, mereka meminta marginnya diset ke 4-3-4-3.

Semoga membantu ya :)


@Anonim - rampeees .. mangga kalebet. hehehe
Tema novelnya romance bukan? kalau roman bisa dikirim ke mana-mana tuh; GPU, Gagasmedia, Grasindo, Mizan, dll.

Untuk kirim naskah bisa via pos/kurir kok. Tapi kalau mau datang langsung juga tentu tidak masalah :)
Seneng banget bisa ketemu blog ini dr googling. :D Awalnya saya mau nyari bentuk pengaturan ukuran penulisan novel di ms. word. Tapi akhirnya dapet sesuatu yg komplit di sini.
Saya mau nanya saran penerbit yang cocok buat genre romance trus ada unsur2 rohani/agama gitu apa ya? genrenya itu apa (rohani/agama)? Saya udah buat novelnya baru nyampe sekitar 40 halaman lebih tapi sempet kena writers block semoga karya saya cepet selesai hehe *curhat.
Kalo boleh tau fb om Iwok apa buat sekedar ngobrol konsultasi? Makasih sebelumnya om Iwok. :)
Iwok mengatakan…
Halo Tyo, terima kasih sudah mampir.
Untuk genre romance yang ada unsur rohaninya (kristiani), di GPU ada genrenya tersendiri kok. Genrenya; CHROM. Kalau untuk romance islami, bisa coba ke Qanita Mizan, GPU juga bisa, dan beberapa penerbit lain.

Oya, ini FB saya : https://www.facebook.com/iwok.abqary
Viola Kasih mengatakan…
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih, yang di mana adalah usaha agar pertanyaan saya bisa dijawab sesegera mungkin.

saya baru saja mengirimkan naskah kira-kira belasan hari yang lalu ke salah satu penerbit, dan yang ingin saya tanyakan adalah, apakah sangat fatal jika saya mengesampingkan penggunaan huruf besar? soalnya pada saat saya menuliskan naskah tersebut, saya belum terlalu mahir dalam penggunaan huruf besar, sehingga saya berasumsi bahwa lebih baik tidak menyertakan salah satu hal yang termasuk dalam EYD. Dan saya sudah-sangat-sangat-galau sekarang, jika Anda ingin tahu.
Iwok mengatakan…
Halo Paizin,
diterima atau tidaknya sebuah naskah tergantung pada banyak hal. salah satunya adalah kerapian dan patuh pada aturan penggunaan EYD.

kira-kira, dalam naskahmu tidak ada huruf besar sama sekali atau bagaimana? maaf saya belum paham :)
Viola Kasih mengatakan…
Saya hanya menggunakan huruf besar di awal kalimat. Kan harusnya tidak hanya di awal kalimat, tapi juga jika menggunakan nama orang, tempat, DLL.
nah, makanya saat ini saya pusing banget...

Tapi cara menulis saya mudah dimengerti kok.

Jadi, apakah besar kemungkinan novel saya ditolak gara-gara kelalaian saya tersebut, sekalipun novel saya cukup menarik?
Iwok mengatakan…
kalau ceritanya cukup menarik, mudah2an bisa pertimbangkan ya. setidaknya diminta untuk revisi terlebih dahulu :)
Viola Kasih mengatakan…
Terima kasih banyak, Mas Iwok, saya lumayan lega setelah membaca jawaban dari Anda.

Mohon do'anya, dan semoga di waktu yang akan datang naskah saya bisa terbit, dan Anda, Mas Iwok, menjadi salah satu pembaca saya. :D
Iwok mengatakan…
aamiin ... tetap semangat ya :)
Irena Novelisa mengatakan…
om maaf mengganggu,,
kalau kirim naskah itu harus via pos? kalau pakai JNE atau TIKI nggak boleh ya?
Iwok mengatakan…
Irenaa - kirim via TIKI atau JNE boleh kok, sama saja dgn pengiriman lewat Pos :)
Anonim mengatakan…
Terimakasih infonya mas iwok, dari dulu saya mau nerbitin karya saya tapi masih bingung sama cara buat novel dan penerbitan yg benar.. infonya sangat membantu. Saya mau tanya kalau berkenan tolong di jawab, apa boleh menggunakan karakter dan setting dari luar negeri sekaligus memasukkan sedikit bahasa mereka ke dalam novel ? Contoh : "Gomenasai, (maafkan aku)" itu pake bhsa jepang, apa boleh dalam penulisannya juga di beri arti bahasanya dalam tanda kurung seperti itu ? Intinya sihh pngen bagi2 ilmu biar tau arti bahasa2 itu.. :) jdi gmna mas ?
Iwok mengatakan…
Halo, menggunakan setting luar negeri dan menyisipkan bahasa asing boleh kok. selamat menulis ya :)
Anonim mengatakan…
Om iwok, surat keaslian naskahnya boleh dikirim lewat email? :) aku butuh contohnya Om. Dikirim leat email Ke Santilestari2823@gmail.com . Maaf ya om kalau repotin :)
Unknown mengatakan…
Om, kan aku lagi buat novel. Dari awal sampai akhir pakai sudut pandang orang pertama, tapi di epilog aku pakai sudut pandang orang ketiga. Bisa nggak Om? :)
Iwok mengatakan…
@santi - nanti saya cari dulu ya :)
@ismi - boleh kok :)
Unknown mengatakan…
Saya sudah mengirim naskah ke salah satu penerbit. beberapa minggu saya setelah saya kirim saya mendapat balasan dari penerbit jika naskah saya sudah sampai, dan akan di proses selama 3-4 bulan. tapi sudah kira2 6 bulan saya belum menerima jawaban apapun. naskah juga tidak di kembalikan.

apakah artinya naskah saya tidak di terima?
bagaimana dengan keamanan naskah yang tidak di kembalikan?
lalu apakah saya bisa mengirim naskah yang sama ke penerbit yang lain?

terima kasih
Iwok mengatakan…
Halo Dewi, coba ditelepon saja ke redaksinya, minta konfirmasi tentang naskahnya apakah lolos atau tidak. Biar pasti :)

Mengenai keamanan naskah, insya Allah aman kok. Penerbit pasti tidak akan sembarangan membuang naskah yang tidak lolos. sepengetahuan saya, naskah2 yang tidak lolos akan dihancurkan :)
Unknown mengatakan…
halo pak awok pertanyaan kedua saya.
saya menulis fan fiction, baiknya ke penerbit mana yang saya kirim?
apakah khusus penerbit fan fiction atau penerbit yang lain.
karena penerbit khusus fan fiction yang saya tahu, masih sedikit ragu.
Iwok mengatakan…
Halo lagi Dewi,
Iya, untuk fanfiction baiknya dikirim ke penerbit yang sudah menerbitkan novel2 fanfiction sebelumnya. Kalau ke penerbit umum takutnya akan lebih sulit dipertimbangkan untuk lolos.

Coba cek novel-novel fanfiction yang ada di toko buku ya, dan lihat nama penerbitnya. semanagt ya :)
Anonim mengatakan…
Hai kak, salam kenal.
Kalau aku mau buat novel tapi aku ga mau kasi profile? Soalnya kan kalo di terbitkan pasti ada profile pengarang di belakang dan nama pengarang di cover depan..
Aku tu istilahnya ga mau terekspos.. Tapi aku juga mau orang yang baca novelku bisa masuk ke dunia imajinasi aku juga.. Itu kendala dan penghalang aku buat kirim naskah ke penerbit
Anonim mengatakan…
Hai kak, salam kenal
Aku mau nanya kalau aku ga mau namaku terekspos bisa ga? Biasanya kan nama pengarang tercantum di cover dan profile di belakang.
Iwok mengatakan…
halo juga,
bisa pake nama pena kok kalau memang tidak mau identitasnya diketahui orang banyak. profile di belakang novel juga bisa dihilangkan kalau memang tidak mau.

selamat menulis ya :)
Anonim mengatakan…
Kalau pakai nama pena.. Nnti kirim ke penerbitnya gmn nulisny? Profile pengarang yg asli tetap di cantumkn ato ga?

Thanks balasannya
Iwok mengatakan…
Iya, biodata asli tetap harus dicantumkan, karena kalau lolos diterbitkan untuk pencantuman dalam kontrak perjanjian penerbitan :)
Anonim mengatakan…
mas iwok, adakah penerbit yang menerima penulis yang memakai nama pena? seperti tere-liye, tere-liye kan nama pena.cepat jawab ya, terima kasih!B
Iwok mengatakan…
setiap penerbit menerima kok, jangan khawatir :)
Anonim mengatakan…
kalau kkpk mizan nerima nggak ya mas?
terimakasih
Iwok mengatakan…
kKPK untuk anak usia dibawah 12 tahun :D
Anonim mengatakan…
proposal naskah itu apa ya mas? B
Anonim mengatakan…
emm, saya jadi ingin segera menjadi seorang penulis terkenal, lebih terkenal daripada J.K Rowling...
Iwok mengatakan…
Halo Anonim,

Sepengetahuan saya, Proposal naskah adalah pengajuan konsep naskah yang akan kita tulis. Mudah-mudahan tidak salah ya :)
Kejora Pratiwi mengatakan…
Mau tanya, apakah ada aturan/urutan penulisan tersendiri dalam isi naskah yg akan dikirim? spt Judul naskah, pengantar, isi naskah, bio, daftar isi, dll? mohon penjelasannya, Terimakasih.
Iwok mengatakan…
Aturan baku sih nggak ada ya, disusun sesuai keinginan penulis saja :)
Anonim mengatakan…
Kita memberi semacam penjelasan tentang naskah yang mau kita kirim?
Misal, naskah kita tentang science-fiksi, terus itu kita cantumkan dalam proposal tsb?
Thx
Anonim mengatakan…
Oh, ya, mas, penerbit buku semacam KKPK mana ya yg mau terima penulis dengan nama pena, ya?
Iwok mengatakan…
halo anonim, umurnya berapa sih sekarang? karena KKPK dan sejenisnya untuk penulis usia dibawah 12 tahun saja. kalau memang kamu masih di bawah 12 tahun, coba aja kirim dulu naskahnya. masalah nama pena nanti bisa dibicarakan dgn editornya. oke? :)
Iwok mengatakan…
Anonim lagi :
Yup, proposal semacam pengajuan dan pengenalan mengenai naskah seperti apa genrenya, target pembacanya, dll :)
Unknown mengatakan…
halo pak iwok..
kira2 agustus lalu saya mengirimkan naskah saya ke sebuah penerbit. awal september saya di beritahu lewat email jika naskah saya sudah sampai dan akan di nilai selama 3-4 bulan. sampai awal maret belum ada kabar sama sekali dari penerbit. karena itu saya kirim email ke redaksi bagaimana nasib naskah saya. mereka menjawab kalau naskah saya masih dalam tahap penilaian.
menurut pak iwok naskah saya di terima atau nggak ya pak?
boleh nggak saya ngirim naskah yang sama ke penerbit lain? karna saya berencana ngirim naskah saya ke penerbit yang lain lagi. soalnya ini udah lebih dari 4 bulan.
Iwok mengatakan…
Halo Dewi,
Kalau sudah ada kabar bahwa naskah masih dalam tahap penilaian, sebaiknya bersabar menunggu dulu beberapa saat lagi. Takutnya sedang dalam tahap dirapatkan oleh redaksi. Keputusan lolos atau tidaknya sebuah naskah diterbitkan, biasanya akan melibatkan editor, tim marketing, dan tim redaksi lainnya. Terkadang karena banyaknya naskah yang masuk, penilaian pun akan bertambah panjang dan lama, karena harus menunggu antrian.

Coba ditunggu satu bulan lagi. Kalau belum ada kabar, coba diemail lagi ya. Good luck ya Dew :)
hanna suwanto mengatakan…
halo kak, panggil saya Hanna
saya mau tanya, misalkan nih kita ngirim naskah pada penerbit, tapi kita belum tau bakal di terima atau enggak
kalau di novel biasanya tuh ada special thanks gitu, semisal keluarga teman dll, kalau baru kirim naskahnya apa perlu enggak dicantumin special thanks itu di naskah atau enggak usah? thnks ditunggu responnya ya
hanna suwanto mengatakan…
halo kak, panggil saya Hanna
saya mau tanya, misalkan nih kita ngirim naskah pada penerbit, tapi kita belum tau bakal di terima atau enggak
kalau di novel biasanya tuh ada special thanks gitu, semisal keluarga teman dll, kalau baru kirim naskahnya apa perlu enggak dicantumin special thanks itu di naskah atau enggak usah? thnks ditunggu responnya ya
Iwok mengatakan…
halo Hanna,
ucapan terima kasih dikirim belakangan aja, kalau naskahnya sudah lolos. biasanya editor nanti akan nanya kok, apakah mau dilengkapi dgn ucapan terima kasih atau tidak :)
Unknown mengatakan…
Maaf saya mau tanya perihal perangko balasan, kalau ngirimnya lewat JNE atau TIKI, perangko balasan itu apa ikut dimasukkan jg? Terima Kasih.
Iwok mengatakan…
halo oriza,
ya, kalau kirim via jne atau tiki, amplop kosong yg audah ditempeli perangko juga dimasukan ke dalamnya ya :)
Iwok mengatakan…
halo oriza,
ya, kalau kirim via jne atau tiki, amplop kosong yg audah ditempeli perangko juga dimasukan ke dalamnya ya :)
TanArd mengatakan…
Mas,selain membuat naskah, saya juga lagu, jadi per chapter ( babak ) ada lagunya. Ceritanya mau bikin novel berbonus Cd lagu begitu. Apa harus saya kirimkan juga master lagu-lagu tersebut bersamaan dengan naskah kepada penerbit?
Lalu untuk menjelaskan fungsi lagu tersebut, dimana bisa saya tuliskan? di sinopsis atau di biografi penulis?
Iwok mengatakan…
Halo TanArd,
Kalau mau menyisipkan CD lagu, sepetinya harus sepersetujuan penerbitnya dulu nanti, karena akan berkaitan dengan ongkos produksi. Master lagunya tidak perlu dikirim dulu, tunggu diminta editornya saja. Tapi, fungsi lagu bisa dijelaskan dalam proposal naskah, agar tim editor bisa mengetahui kalau naskahnya akan dilengkapi lagu-lagu. Contoh Proposal naskah saya coba posting nanti ya
Unknown mengatakan…
Kang, untuk genre dewasa, kepada penerbit manakah yang cocok untuk saya kirimkah naskah? Boleh minta infonya? Hatur nuhun
Iwok mengatakan…
halo Ardha, penerbit genre dewasa banyak kok. di antaranya GPU, gagasmedia, dll. lengkapnya bisa lihat novel2 di toko buku, trus cek nama penerbitnya. oke? :)
Unknown mengatakan…
kak!maksud dari 150 halaman itu apa sih???
Iwok mengatakan…
halo dimi, maksudnya 150 halaman ketik di komputer (words)
nabila mengatakan…
terimakasih infonya kang iwok
saya mau belajar nulis novel nih,kang minta tipsnya dong supaya penulisan novel gak mogok tengah jalan soalnya saya kalo nulis novel banyak yang gantung ditengah atau cepet bosen
Unknown mengatakan…
maaf pak, mau tanya klo ngrim naskah lewat email ribet gk sh?
Iwok mengatakan…
@nabila - coba usahakan selesaikan naskahnya satu per satu. Jangan menulis naskah baru sebelum tulisan sebelumnya selesai. dengan begitu, Bila lebih fokus untuk menyelesaikan naskahnya tanpa terganggu konsentrasi dengan ide atau tema lainnya.

@wiwit - Ribet gimana ya? Bukannya kirim lewat email lebih praktis? :D
Anonim mengatakan…
Permisi pak Iwok, salam kenal :)
boleh minta alamat email pak iwok ngga? saya pingin nunjukin sinopsis saya, bagus/ngga trus juga minta kritik dan saranya. nanti mw saya terusin ke pembuatan novel soalnya..
Terima kasih pak Iwok

Ris Eko C.S
Unknown mengatakan…
Pak Iwok, untuk kesekian kalinya nanya lagi nih.
jadi naskah saya kan udah dikirim ke gagas media, setelah hampir 5 bulanan nunggu dan mereka sempet bilang kalau naskahnya sedang proses penilaian.
nah, jadi kalau misalnya naskah yang sama saya posting di blog itu gpp pak?
Unknown mengatakan…
pak iwok, saya kan suka nulis puisi atau novel dan blog saya banya karya tulisan sy, cm saat ini sy masih bingung mau dterbitkan, bagaimana caranya?apasaja persyaratannya?kmana??dan seperti apa bentuknya....
jika berkenan, pak iwok boleh baca2 blog saya bunganurnisa.blogspot.com disitu banyak hasil tulisan saya, dari artikel,puisi dan novel....jika ada yang kurang sy harap masukkannya dari pak iwok
Iwok mengatakan…
@Ris Eko - silakan kirim via inbox facebook saya saja ya :)

@Dewi - wah, jangaaan ... sebaiknya tahan dulu posting di blognya sampai sudah ada keputusan dari gagasmedia/penerbit ya. Terkadang ada penerbit yang tidak mengizinkan naskahnya di publish di media online.

@Bunga - Cara menerbitkan naskahnya sepertinya sudah jelas saya paparkan di postingan ini ya. Silakan dibaca kembali :)
Unknown mengatakan…
Kalau udah sampai 300 halaman, ada yang mau ngga yah?
mohon jawabannya
Iwok mengatakan…
Halo Gregorius, boleh-boleh aja kok kirim naskah 300 halaman. Kalau ceritanya menarik dan asyik pasti akan dipertimbangkan oleh tim editornya :)
selvi mengatakan…
Kak, aku lagi mau nyelesain novelku nih, genre nya sih Teen Romance. Kalau misalkan sudut pandangnya Aku sebagai peran utama, dan aku pakai kata-kata anak muda kak. Misalnya seperti yang kalau biasanya nya "akupun tak tahu mengapa mereka seperti itu". Tapi aku makai kata-katanya seperti ini "aku engga tau kenapa mereka kaya gitu". Gapapa kak?
Iwok mengatakan…
@Selvi - boleh kok, gapapa. Untuk dialog kita bisa menggunakan bahasa lisan yang sering digunakan sehari-hari. Selamt menulis ya :)
Unknown mengatakan…
Om Iwok, kalau surat keaslian naskah itu kayak gimana? Aku mau kirim naskah ke penerbit. Cuma bingung sama surat keaslian naskahnya. Contohnya Om. Terima kasih :)
Unknown mengatakan…
Pak mau tanya nih.
Saya ingin mengirimkan naskah ke penerbit dar mizan untuk pinkberry lho!
Tapi saya bingung, kalau mau mengirimkannya pakai cover gak? Klo pakai cover, bisa gak cuman judul doang gak pake ilustrasi? Dan bahan covernya kira-kira apa ya?

Lalu, kan katanya harus disertai biodata! Biodatanya berbentuk deskripsi atau terinci?
Anonim mengatakan…
Malam, Pak Iwok.
Saya berencana ingin membukukan tulisan saya, jadi saya bikin naskah mengenai perjalanan asmara dan cinta saya dari SD sampai perkuliahan, Pak,, naaah, yang saya ingin tanyakan kepada Bapak, apakah harus menggunakan kata baku dan formal dalam penulisan naskah kita tersebut, Pak ?
Sedangkan, penulisan naskah saya benar-benar bahasa remaja sehari-hari yang dituliskan dengan huruf ditambah lagi dengan pemakaian Lo/Gue.
Mohon arahannya, Pak via email jaim.romance@yahoo.com

Terima kasih Banyak, Pak.
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
mas @iwok kalo di Tasik emangnya gak ada penerbit ya? saya juga orang Tasik mas
Unknown mengatakan…
Assalamu'alaikum pak Iwok.
semoga bapak gak bosan, untuk kesekian kalinya saya bertanya lagi :D
Saya mau minta pendapat bapak. jadi naskah yang sudah saya kirimkan ke Gagas Media sudah genap setahun dan belum ada kabar sama sekali. setiap awal bulan, saya selalu bertanya ke redaksi tentang naskah saya, kadang di jawab kadang tidak. kalaupun di jawab, jawabannya, naskah saya sedang tahap penilaian. menurut bapak, naskah saya itu ditolak atau diterima ya pak?? karena dari pengalaman teman-teman ada yang 3-4 bulan, sudah di beritahu kalau naskah nya di tolak. saya jadi galau pak... ;(
lalu kalau kira-kira saya tarik naskah nya nanggung gak pak? udah setahun soalnya...
mohon jawabannya ya pak...
dewicarelsz@gmail.com
Iwok mengatakan…
@Ismi - surat keaslian naskah itu berupa pernyataan bahwa naskah yang kamu kirim itu adalah asli karyamu sendiri, bukan saduran atau meniru karya orang lain. Kapan-kapan saya coba posting contohnya ya :)

@Yasmin - maaf baru sempat dibalas ya. Mengirim naskah tidak perlu pakai cover (ilustrasi) kok. Nanti, cover akan dibikin sendiri oleh penerbit kalau naskahmu lolos diterbitkan. Tapiiii ... kalau untuk jilid/sampul naskah yang kamu kirim, boleh kok pakai gambar-gambar yang ada di internet. Atau kalau sekadar tulisan juga gapapa.
Untuk biodata, bikin yang rinci aja ya. Nanti kalau sudah lolos, biasanya akan diminta biodata dalam bentuk deskripsi. Eh, kalau mau bikin dua biodata juga boleh kok, jadi lebih lengkap :D

@Anonim - untuk dialog, boleh kok menggunakan bahasa lisan/sehari-hari. :)

@Yuda - halo Yuda, tasiknya di mana? Di tasik sepertinya belum ada penerbitan untuk buku-buku komersial ya. Kalau pun ada, skalanya mungkin masih sangat kecil dengan skala distribusi terbatas.

@Dewi - Halo Dewi, saya tidak bisa memastikan naskahnya akan diterima atau ditolak, karena saya bukan tim editor di sana. Tapi saya yakin, naskah yang masuk ke Gagas itu banyak sekali, jadi butuh proses penilaian yang tidak sebentar.
Kalau Dewi sudah tidak sabar, bikin saja surat penarikan naskahnya agar diketahui secara resmi. Setahun memang cukup lama untuk menunggu. Tapi kalau masih bisa bersabar, coba tunggu sebulan lagi sebelum memutuskan untuk menarik naskahnya :)
Tiia Mutia mengatakan…
Malam, om.. Saya mau tanya.. maaf bnyk tnya..
1. Urutan klengkapan naskah itu bgaimana? Sinop dlu atau gmn? ..
2. Klo via email, klengkapan naskah hrus pakai halaman skian .. gitu ga? Atau nggak perlu dtulis hlmn brp..
3. emm.. Nourabooks nerima via email ga ?
4. Klo tntang sabar nerima cemoohan, dikhianati sahabat, menang lomba, kakak adek akur.. Itu smua klo dijadiin stu naskah genreny gmn?

Thanks om
Unknown mengatakan…
Halo mas saya ingin tanya, kalau ingin menerbitkan kumpulan prosa itu kira-kira penerbit mana yg sekiranya cocok? Soalnya biasanya keterangan yang ada hanya menerima novel. Padahal di toko2 banyak jg kumpulan puisi/prosa/cerpen. Bahkan jumlah halamannya tidak sebanyak novel juga ada. Saya sampai sekarang belum menemukan yang sesuai. Ada saran, mas? Terima kasih.
Unknown mengatakan…
pak iwok mau tanya ni.
penarikan naskah ke penerbit boleh pakai email gak? atau harus via pos.
boleh minta contoh surat penarikan naskah pak iwok??
Iwok mengatakan…
@Tiia Mutia - maaf ya baru sempat balas komennya. Saya coba bantu jawab ya :
1. Yang penting, sinopsis diletakkan sebelum naskah utuhnya, biar editor ada gambaran tentang ceritanya.
2. Boleh pakai halaman, boleh juga nggak. :)
3. Noura terima via email kok. Cek di websitenya Noura ya.
4. Lihat dari usia tokohnya. Kalau usianya masih remaja, berarti masuk teenlit. Kalau anak kuliahan, masuk young adult.

@Hana Berliani
Saya kurang tahu kalau penerbit yang menerbitkan prosa, nggak bisa rekomen ke penerbit mana. Saran saya, coba lihat buku-buku prosa yang ada di toko buku, cek alamat penerbitnya. Hana bisa coba kirim ke sana :)

@store deca
Saya biasanya kirim via email saja. Coba nanti saya cari arsipnya ya, mudah-mudahan masih ada contonya :)
Unknown mengatakan…
Kak aku mau nanya. waktu bulan februari yang lalu aku ngirm novel kebeberapa penerbit. terus dari beberapa itu aku dapet kabar penolakannya, satu dari email dan satu lagi di kirim kembali kerumah. tapi dari satu penerbit yang tersisa, masih belum ada konfirmasi sampai sekarang. kira-kira kenapa ya kak?padahal saya udah dapet email konfirmasi penerimaan naskah saya dari penerbit tersebut. mohon bantuannya ya kak.
Iwok mengatakan…
Halo Tia, terima kasih sudah mampir
Kalau mennurut saya, naskahmu berarti masih dalam tahap evaluasi pihak penerbit. Biasanya, lolos atau tidaknya pasti akan ada pemberiahuan. Kalau Tia penasaran, boleh kok konfirmasi ke penerbitnya via email atau telepon, menanyakan status naskahnya sampai saat ini. Good luck ya :)
Anonim mengatakan…
Pa saya ingin sekali menjadi penulis tpi saya selalu bingung tentang penerbit. Saya tidak tau harus mengirim tulisan saya pada penerbit mana.. mohon minta arahannya paa. Terimakasih
Unknown mengatakan…
Selamat pagi mas iwok mohon pencerahannya, saya sedang mencoba membuar novel yang kebetulan bergenre sci-fi tapi saya bermasalah dengan kata pengantar dialog ex. "ujar", "ucap", "bisik", dll. Pertanyaan saya apakan di setiap dialog harus disisipkan pengantar seperti itu? Terimakasih sebelumnya mas :)
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
Hallo pak iwok . Saya maulana ingin bertanya pak mengenai penerbitan buku di atas . Apakah cover buku, design dan lainnya harus di lampirkan juga saat pengiriman naskah ?
Iwok mengatakan…
@Anonim
Penerbit banyak sekali lho. Untuk mengetahui penerbit apa saja, dan membutuhkan naskah seperti apa, sering-sering aja main ke toko buku, dan lihat buku-buku di sana. Beli atau catat alamat-alamat penerbitnya, lalu coba kirim naskah kamu ke sana. Oke? Good luck ya :)

@Tri Hermawan
Menyusun dialog disesuaikan dengan kebutuhan. Terkadang kita harus membubuhkan keterangan tambahan agar pembaca tahu siapa yang sedang berbicara, dan sedang apa tokoh itu saat berbicara. Misalnya; "aku tahu siapa yang menyebarkan gosip itu," bisik Dinda sambil mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah Ayu.
Apakah setiap dialog harus seperti itu? Tidak juga. Kalau sudah jelas siapa yang berbicara, tidak perlu seperti itu juga. Ayo buka-buka lagi novel yang Tri punya, dan lihat percakapan/dialog yang ada di novel tersebut. Oke?

@Amar maulana
Cover buku, layout dan lain-lain akan diatur tersendiri oleh tim penerbit kok. Jadi jangan khawatir. Tugas kita sebagai penulis adalah menuliskan naskahnya saja dengan baik dan menarik. Semoga faham ya :)
Desbilo mengatakan…
Maaf sebelumnya saya mau tanya. Kalo 150 halaman di novel, berapa halaman kalo di kertas A4..?
Iwok mengatakan…
@Desbilo - sebenarnya patokan penulisan itu justru dari jumlah halaman A4-nya, bukan dari novel yang sudah dicetak. Karena jumlah halaman yang ada dalam novel yang sudah dicetak akan sangat dipengaruhi oleh jenis font, ukuran font, dan kerapatan barisnya yang di setiap novel tidak selalu sama. :)
Unknown mengatakan…
SIANG OM, AKU MAU TANYA NIH .. JADI AKU PENULIS YANG BENER-BENER BUTA INFORMASI TENTANG PROSES PENULISAN

1. AKU MAU TANYA GIMANA KALO CERITA YANG AKU BUAT INI TENTANG CEWEK YANG BIASA NGOMONG DENGAN BAHASA KASAR, MISALNYA .. MAAF YA SEBELUMNYA ( BRENGSEK, SIALAN , JALANG , ATAU BAJINGAN ) SAAT BERANTEM DENGAN LAWAN JENIS, SOALNYA TEMA YANG AKU ANGKAT DISINI TENTANG CEWEK TOMBOY YANG SUKA TONJOK-TONJOKAN SAMA COWOK . ITU BISA LOLOS SELEKSI GAK SI OM ? ATAU LEBIH BAIK DI HILANGIN AJA KATA-KATA ITU NYA ? TERUS YANG LEBIH BAGUS DI GANTI KATA APA ? BIAR NGEGANTI KATA ITU

2. BIASANYA KALO MAU KIRIM NASKAH KE PENERBIT ITU HARUS CANTUMIN GENRE APA ENGGA OM ? AKU GA NGERTI NIH, TAKUTNYA KALO DARI AWAL ENGGA DIKASIH TAU GENRENYA, SI PENERBIT MALES BACA ? ATAU CUKUP DENGAN SINOPSIS AJA, NANTI BIAR PENERBIT YANG KASIH GENRE BUAT CERITA AKU ?

3. CERITA YANG AKU ANGKAT INI TENTANG CERITA CINTA ANAK SEKOLAHAN GITU OM, TERUS KEBANYAKAN PERBINCANGAN DARI PADA NYERITAIN SEKITAR, ITU MENURUT OM BAIKNYA GIMANA .. DUH AKU BINGUNG NIH KASIH TAU MAKSUD AKUNYA .. OM NGERTI GA MAKSUD AKU ? HAHAHA .. SUMPAH AKU BINGUNG

..

MAKASIH OM ...
Iwok mengatakan…
Halo Cimull,
sebelum mau jadi penulis, harus difahami juga tentang etika penulisan ya. Penulisan dengan huruf besar semua tolong dihindari, karena bisa dianggap tidak sopan terhadap yang diajak bicara.

1. Penggunaan bahasa kasar bisa saja digunakan dalam dialog selama memang dibutuhkan dan sesuai dengan karakter tokohnya. Tapi tentu saja jangan dijadikan alasan untuk mengumbar bahasa kasar terus-terusan ya, karena cerita yg kita tulis tetap harus memberikan muatan yang positif bagi pembaca.

2. Sebaiknya genre dicantumkan, agar penerbit bisa menyerahkan naskahnya utk dibaca oleh editor yang tepat. Sebagai penulis, sudah seharusnya kita tahu isi dari cerita yang kita tulidanng genrenya, kan? Kalau masih bingung genre naskah kita apa, berarti harus memperbanyak baca novel-novel terbitan beragam penerbit biar dapat masukan ya.

3. Maksudnya terlalu banyak dialog? Hmmm ... harus seimbang sih antara dialog dan deskripsi, biar nggak jenuh bacanya. Kalau mau lolos diterbitkan, ayo koreksi dan revisi lagi biar naskahnya makin keren. Oke?
Anonim mengatakan…
Kak iwok mau nanya, bisa gak kita kirim naskah setengah saja ke penerbit ?
Iwok Abqary mengatakan…
Halo Anonim, sebaiknya kirim naskah utuh ya, karena rata-rata penerbit meminta naskah yang sudah selesai untuk direview :)
Unknown mengatakan…
Saya ingin bertanya bagaimana cara menerbitkan novel yang telah saya tulis?
Unknown mengatakan…
Sepertinya postingan ini sudah lama.
Tapi biar begitu aku masih berharap komentku dibalas sama mas iwok.
Mas saya mau tanya jika kita menulis kisah nyata dan mengikutkan beberapa instansi kampus misalnya juga beberapa perusahaan. Itu bahaya tidak menggunakan nama instansi atau perusahaa itu langsung atau kita harus menyamarkan namanya. Atau ada tidak undang2 yang mengatur itu.?.
Takutnya ketika suatu saat nanti tulisan itu diterbitkan ( amin ya allah ) malah terkena pasal pencemaran nama baik. Meskipun memang yg diceritaka itu nyata.
Mohon bimbingannya mas.!
Unknown mengatakan…
Sepertinya postingan ini sudah lama.
Tapi biar begitu aku masih berharap komentku dibalas sama mas iwok.
Mas saya mau tanya jika kita menulis kisah nyata dan mengikutkan beberapa instansi kampus misalnya juga beberapa perusahaan. Itu bahaya tidak menggunakan nama instansi atau perusahaa itu langsung atau kita harus menyamarkan namanya. Atau ada tidak undang2 yang mengatur itu.?.
Takutnya ketika suatu saat nanti tulisan itu diterbitkan ( amin ya allah ) malah terkena pasal pencemaran nama baik. Meskipun memang yg diceritaka itu nyata.
Mohon bimbingannya mas.!
Unknown mengatakan…
Hi.. mas iwok saya mau tanya lagi nih..
Kalau saya mau menuliskan buku novel boleh nggak melebihi dari 50,000 words soalnya kalau hanya 35,000 kurang complete aku merasa ceritanya jadi terbata-bata, dan dalam fiction story boleh nggak membicarakan atau menulis kekagumanya terhadap sebuah buku terkenal dan film terkenal misalnya? Saya tunggu replay nya suksema..
Iwok mengatakan…
Halo mas Ari Negara, terima kasih sudah mampir.
Menurut saya, sebaiknya nama instansi disamarkan saja. Betul seperti kata mas Ari, takutnya nanti malah terkena pasal pencemaran. Saya belum mencaritahu undang-undangan mengenai hal ini, tapi daripada bermasalah di kemudian hari, sebaiknya dihindari saja dan gunakan nama lain. Yang penting, pembaca bisa mengambil manfaat dari kisah yang kita tulis. Tetap semangat ya :)

Mas Restu Wijaya,
Setiap penerbit memiliki aturan sendiri mengenai batasan panjang sebuah naskah. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi nantinya. Semakin tebal sebuah buku, maka biayanya akan semakin tinggi. Untuk penulis yang sudah memiliki nama dan fans tersendiri, penerbit berani menerbitkannya karena sudah ada gambaran akan laris atau tidaknya. Tetapi, kalau untuk penulis baru, terkadang penerbit masih ragu. karena kalau tidak laku, tentunya tidak akan balik modal, bukan?
Menulis kekaguman terhadap sebuah buku atau film boleh kok, selama yang ditulis tidak menjelek-jelekkan. Kalau menjelek-jelekkan, ditakutnya akan dianggap sebagai pencemaran nama baik. Baca juga komentar saya untuk mas Ari di atas ya :)
Selamat menulis :)
Unknown mengatakan…
Bang Iwok, postingan Anda sangat bermanfaat. Saya memuji karena Anda pantas mendapatkannya.
Saya seorang calon penulis yang baru akan memulai. Saya ingin bertanya bang,
Untuk sebuah awal, sebenarnya yang menentukan buku itu terkenal apakah buku itu sendiri atau si penerbitnya?
Karena saya merasa buku saya sangat luar biasa. Saran Anda, saya langsung ke penerbit besar atau biasa aja? Biasa dalam arti tak sebesar GPU, Gagasmedia, Bukune, dll.

Dan lagi, menurut pengalaman Anda, jika pernah nerbitin, penerbit mana yang paling bagus pelayanannya serta cocok untuk penulis pemula?
Terima kasih bang.
Unknown mengatakan…
Waduh..! Kok mas Iwok panggil saya mas restu wijaya ya? Perasaan saya terlahir sebagai perempuan dan cukup di panggil restu aja =D kadang saya merasa sedih bila orang-orang di dunia maya selalu mengira kalau saya adalah lelaki, ingin menangis tapi saya malu meneteskan air mata di depan laptop, kwatir si laptop akan menertawai saya jadi cukup aku menghela napas aku lebih dalam..
Iwok mengatakan…
Halo mas Febry, terima kasih sudah mampir.
Sebuah buku yang terkenal (dalam hal ini best seller) tentu ditentukan oleh berbagai faktor. Penulis, penerbit, distribusi, promosi, dan tentu saja isi dari buku itu sendiri, akan saling menunjang dalam menciptakan pencapaian penjualan yang baik. sebuah buku yang bagus dan menarik, meski ditulis oleh penulis baru, tetapi mendapatkan penerbit yang baik dan dukungan promosi serta distribusi yang baik pula, akan sangat berpeluang mencapai penjualan bagus. Karena itu, memilih penerbit adalah salah satu yang harus diperhatikan oleh penulis. Penerbit yang baik itu yang seperti apa? Jawabannya bisa dilihat di toko buku. Perhatikan buku-buku yang ada di rak best seller, penerbit yang memiliki rak/display tersendiri, penerbit yang mengemas bukunya dengan tampilan yang ekslusif dan menarik, dll. Nah, lihatlah nama penerbitnya, lalu kirim naskahnya ke sana.

Setiap penerbit tidak mengenal istilah penulis baru atau senior. Yang mereka cari hanyalah naskah yang bagus dan menarik untuk bisa diterbitkan. Jadi, jangan minder duluan kalau mau kirim naskah ke penerbit besar ya. Apalagi kalau sudah percaya diri naskahnya luar biasa, langsung tembak saja penerbit-penerbit terkemuka. Oke? Semoga membantu ya :)

@restu - hiyaaaa ... maafkan daku *sungkem* hehehe
Laurentius Jeindra mengatakan…
Selamat Siang mas mau tanya.
Gimana caranya agar ide kita itu gak dicuri penerbit mas?
Maaf bukannya berburuk sangka tapi bisa saja tulisan kita ga bagus tapi idenya diambil.

Terima kasih..
Unknown mengatakan…
Selamat mas iwok
saya ingin dapat email mas iwok pribadi boleh nggak ya? Akan jadi idea bagus bila saya bisa kirim 200-300 words untuk mas iwok baca mungkin hanya butuh waktu 5 menit saja untuk membacanya, maaf kalau mas iwok lagi nggak sibuk sih!sebagai pertimbangan bahwa naskah atau alur cerita yang saya tuliskan layak atau tidaknya heehee..! Terkadang saya merasa kurang percaya diri :) restuwijaya75r@gmail.com
ini contoh yang saya ingin tanyakan <"selama-lamanya"> dua kata berulang apa itu di bolehkan ya mas iwok? Trims atas replay yang sangat membantu
Iwok mengatakan…
Halo Laurentius, terima kasih sudah mampir.
Selama ini saya menaruh kepercayaan penuh terhadap naskah yang saya kirimkan ke penerbit. Meskipun naskah saya tidak lolos, saya percaya mereka tidak akan mempergunakan ide cerita saya untuk kepentingan lain. Pastinya mereka memiliki kode etik tersendiri pula dalam memperlakukan naskah2 yang masuk ke redaksi.
Kalau menurut saya, hilangkan ketakutan terhadap hal itu ya, jadi kita lebih nyaman setiap kali mengirimkan naskahnya.

Halo ketemu lagi Restu,
Maaf sekali saya belum bisa bantu saat ini. Kebetulan lagi banyak sekali kegiatan sekarang ini. Takutnya saya belum sempat membaca naskahnya. Mungkin lain kali ya kalau waktu saya sudah lebih luang. Tetap semanagt :)
Diego mengatakan…
Salam kenal Pak Iwok , Nama saya Diego.
Saya sudah punya imajinasi untuk dituliskan di novel.
tapi saya kurang paham menggunakan ms.word
-saya tidak tau cara membuat nomor halaman di ujung kanan halaman
-saya juga tidak tau cara membuat arti kalimat gitu, yang biasanya ada di bawah halaman novel.. semacam penjelasan arti kata di halaman itu juga yang biasanya seperti di novel sherlock kata itu bercetak miring(biasanya pake bahasa luar negri) dan di beri nomor di atas kata itu.. trus penjelasannya sesuai nomor dan berada di bawah page itu sendiri..kalau boleh tau itu namanya apa?

Iwok mengatakan…
Halo Diego, maaf baru saya balas ya.

1. Untuk membuat nomor halaman, gampang kok. di menu words, klik saja menu insert, lalu pilih page number. Nanti ada pilihan lagi posisi nomor halaman mau di sebelah mana; top, bottom, dll. Pilih itu saja.

2. Maksudnya footnote ya? itu juga mudah kok. di halaman word, klik menu REFERENCES. nanti ada pilihan Insert footnote. klik saja itu.

Selamat menulis ya :)
Unknown mengatakan…
Malam pak Iwok..saya mau curhat sedikit..saya baru saja mengalami penolakan dari sebuah penerbit. Dia bilang jalan cerita novel saya bagus hanya saja tidak sesuai dengan tema mereka saat itu. Saya bingung harus kirim ke penerbit mana yang sesuai dengan naskah saya ( novel romance dewasa ). Bersediakah bapak membantu saya untuk membaca naskah saya tersebut dan apakah naskah saya itu bisa dikirim ke penerbit?. Bisakah saya upload via mobile? Kalau ソα bisa minta alamat email bapak? Terimakasih maaf mengganggu :)
precioustimewithme mengatakan…
Pak Iwok, saya mau numpang tanya. Kalau novel yang biasanya disenangi editor itu yang alurnya bagaimana dan yang tebalnya berapa? Hehe..saya yakin Anda pasti sudah berpengalaman. Apakah kemungkinan diterima oleh editor itu besar? Mengingat banyaknya pesaing dalam menulis novel. Terimakasih banyak Pak atas perhatiannya :)
Iwok mengatakan…
@Dewi Hana - Sebelumnya mohon maaf kalau saya belum bisa bantu review naskahnya. kebetulan saat ini saya sedang sibuk sekali. Mungkin lain waktu ya. Oya, kalau untuk naskah romance dewasa, dicoba aja kirim ke penerbit GPU (Gramedia Pustaka Utama). Mereka memiliki lini romance dewasa yang namanya Amore. Tetap semangat ya :)

@Gabriella - Halo, terima kasih sudah mampir. Saya coba jawab ya.
Naskah yang disukai editor tentu saja yang alurnya menarik, konflik yang tidak klise, tidak bisa ditebak endingnya, serta penokohan karakternya yang kuat. Dengan 4 kriteria itu, editor pasti bakalan suka dengan naskahnya :)
Laurentius Jeindra mengatakan…
Mas iwok kalo saya punya 2 naskah yg genrenya beda boleh ga ngirim ke penerbiy yg berbeda???
Iwok mengatakan…
Halo Laurentius, tentu saja boleh mengirimkan 2 naskah tersebut ke 2 penerbit yang berbeda. Yang satu ke penerbit A, dan satu lagi ke penerbit B. Good luck ya :)

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi