[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit

Ternyata, masih banyak yang sering kebingungan mengenai cara mengirimkan naskah ke penerbit. Sampai saat ini saya masih sering menerima pertanyaan tentang itu. Agar tidak perlu menjelaskan berulang, ada baiknya saya menuliskannya saja, sehingga kalau ada pertanyaan serupa saya bisa mengarahkannya ke postingan ini.


Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?

Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.

Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4

Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)

Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?

Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?

Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.

Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.

Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?

Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
  • Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Hal yang sepele tapi masih saja ada yang melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Plis deh!
  • Sinopsis - Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis lengkap (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oya, sinopsis ini LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending ya. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi, seperti; "Bagaimana akhir kisah ini? Temukan sendiri di dalam novelnya." 
  • Biodata Penulis - Tuliskan data kita selengkap-lengkapnya. Nama asli, Nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba nulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.
  • Profil Penulis - Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis berupa deskripsi untuk diletakan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat (contohnya pasti sudah pada tahu, kan? Bisa dibaca di setiap buku kok). Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi, bukan?
  • Surat Pernyataan Keaslian Naskah - Kalau anda masih kebingungan seperti apa sih surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak perlu memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan.
  • Surat Pengantar - Ibaratnya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus halaman, masa menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa?
  • Daftar Isi - Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, Judul-judul bab, sampai ke profil penulis.
  • Ah, jangan lupa, buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik.  Biasanya halaman pertama dari naskah selalu saya buatkan sampul. Saya tuliskan judul naskah saya besar-besar. Di bawah judul saya tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya saya browsing dari internet. Di bawah gambar kemudian saya tuliskan nama, alamat, email, dan nomor telepon. 
  • Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Kalau perlu, tambahkan lapisan plastik di luarnya. Tampilan yang menarik tentu akan lebih enak dipandang. Siapa tahu menarik editor juga agar penasaran membaca isinya.
Jilid? Kenapa harus dijilid? Bukannya naskah bisa dikirim via email?

Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.

Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.


Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?

Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.

Agar aman naskah kita kirim pakai apa?

Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.

Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).

Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.

Semoga postingan ini membantu. :)

image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html

Komentar

Anonim mengatakan…
mau tanya nih...

jadi kalau kirim naskah kan terdiri atas: naskah + kelengkapan (biodata,sinopsis,surat pengantar,dll)

nah, apakah semua kelengkapan itu terpisah dari jilidan naskah atau ikut dijilid juga biar gak tercecer?
atau hanya beberapa saja yang ikut dijilid bareng naskah? misal cuma sinopsis dan profil/bidoata penulisnya aja, lalu surat pengantar dan surat pernyataan keaslian naskah itu terpisah dari jilidan.

makasih jawabannya :)
Iwok mengatakan…
Sebaiknya semua kelengkapan dijilid jadi satu saja bersama naskahnya, sehingga kemungkinan tercecer tidak terjadi. Kemungkinan ini bisa terjadi mengingat jumlah naskah yg masuk ke penerbit biasanya sangat banyak, dan naskah kita harus mengantri untuk mendapatkan giliran dibaca.

Terima kasih sudah membaca :)
Anonim mengatakan…
terima kasih sharingnya pak iwok :)
Iwok mengatakan…
sama-sama pelangi, terima kasih sudah membaca :)
Aira Kimberly mengatakan…
tararengkyuu kang Iwok!:)
Info yang sangat bermanfaat.
Iwok mengatakan…
Sama-sama Zen (eh, panggilannya apa) :D semoga membantu ya :)
Anonim mengatakan…
Kang Iwok, makasih banget buat postingan ini, bener-bener ngebantu deh hehehehe...

Makasih juga yah waktu itu udah bersedia baca naskah first novel punya Nana, sarannya sangat membantu Nana ^^
Iwok mengatakan…
Sama-sama Nana, ayo rapiin lagi naskahnya, mudah2an dapat penerbit yang cocok ya.
Tetap semangat! :D
Andriani mengatakan…
hmmm... mau tanya nih, memangnya kalau mau menerbitkan novel ada biaya produksinya ??
Andriani mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Iwok mengatakan…
@andriani - menerbitkan novel nggak perlu pake biaya kok. Kalau naskah kita sudah dianggap lolos terbit oleh penerbit, semua biaya akan menjadi tanggungan penerbit. Malah kita siap-siap untuk dibayar. enak kan?

Oya, kecuali kalau mau menerbitkan novel sencara indie (tidak melalui penerbit), tentu saja biaya menjadi tanggungan kita semua.
Andriani mengatakan…
kalau menerbitkan secara indie, diseleksi juga ?
Iwok mengatakan…
Andriani - ooh kalau menerbitkan secara indie tidak ada seleksi, karena boss-nya kan kita sendiri. Kita yang membiayai seluruh proses produksi buku tersebut :)
kalau menerbitkan, kita pakai amplop bsr/kardus/apa, kak?
Iwok mengatakan…
Monica - ya, karena nanti naskahnya kan tebel ya, jadi kirimnya pakai amplop yang muat naskah kita itu. Biasanya amplop coklat ukuran A4 muat kok. Yang jelas, jangan sampe deh naskahnya dilipet-lipet. hehehe
Anonim mengatakan…
infonya sangat membantu, makasi ya..
o ya, saya mw tanya, naskah di prin per halaman, atau bolak-balik kayak buku yang udah di cetak? satu lagi, isi surat pengantar itu apa aja si????..
Iwok mengatakan…
@Anonymous - biar rapi, naskah jangan diprint bolak-balik ya. Tapi satu lembar satu halaman print saja. Untuk isi surat pengantar, bisa dilihat contohnya di sini ya : http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html

terima kasih sudah mampir :)
Anonim mengatakan…
makasi mas iwok.. mas iwok, saya udah selesai bikin novel dewasa, udah buka2 situs penerbit, standar hlmanny u novel 150-200 hlm. smntra novel saya 475 hlm...(waduuuh... ^^!) ada saran gak mas??
Iwok mengatakan…
waaaw panjang amat? hehehe ... gimana kalau naskahnya dipecah jadi 2 aja. Jadi bikin kisahnya menggantung (atau selesai sebagian dulu), biar nanti bisa dijadikan cerita sambungannya utk novel berikutnya.
Anonim mengatakan…
Wah, makasih mas iwok! Infonya bermanfaat banget. Cuma aku bingung sama surat pengantar. Bisa mencontohkan?

Makasih :)
Iwok mengatakan…
contoh surat pengantar bisa dilihat di sini ya :
http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html
terima kasih sudah berkunjung :)
Mohammad nur cahyo mengatakan…
naskah novel yg bisa dikirim via email di penerbit mana ya?
Cora Bellato mengatakan…
waduh itu bener maksimal 1 halaman sinopsisnya?? saya biasanya 3 halaman, hehe
salam kenal mas iwok, :D
Iwok mengatakan…
@M. Nur Cahyo - diantaranya Bentang Pustaka, Gradien Mediatama, Talikata, Lingkar Pena, dll.

@cora - hehehe kalo bisa sih jangan terlalu panjang. dibikin seringkas mungkin saja tapi bisa menjelaskan keseluruhan alur cerita ya :)
Anonim mengatakan…
Kak, kalau genrenya Fantasy, Romance. itu disebut apa, ya? Jujur, saya tidak begitu mengerti cara memberitahu Genre yang benar. terimakasih.
Iwok mengatakan…
Fantasi, romance, komedi itu adalah sebuah jenis cerita. Fantasi tentu saja bercerita tentang sesuatu/keadaan yang di luar dari kewajaran. Misalnya ttg sihir, mahluk asing, masa depan, dll.
Kalau romance pasti tahu dong, mengupas ttg kisah percintaan. Begitu pula komedi, pasti kisahnya akan mengajak pembaca untuk bisa tertawa.

Nah, ceritamu ttg apa? *eh, namanya siapa ya?*
Daniel Mukti mengatakan…
pak, saya mau tanya nih, mungkin ga sih penerbit menerima naskah dari para pelajar ?
Miracle Yun mengatakan…
Salam kenal pak Iwok.. Aku mungkin akan menjadi penulis baru. Tapi ada beberapa kendala yang ingi saya tanyakan :
1. Apakah aman mengirim naskah penuh pada penerbit? Apakah ide/ materi kita tidak akan dicolong?
2. Kalau aku mau menerbitkan novel, tapi novel itu hasil dari perkembangan fanfic yang aku bikin sendiri, apa boleh? Lalu tergolong ke jenis novel apakah novel aku itu bapak? Hehehe..
Trimakasih atas bantuannya ya pak.. :)
Iwok mengatakan…
@daniel - oh tentu mungkin dong. sekarang ini banyak sekali pelajar yang sudah menerbitkan karya-karyanya, baik itu novel bahkan komik. Ayo jangan ragu, kirim naskahmu sekarang juga :)

@Hiromy - saya coba bantu jawab ya.
1. Insya Allah aman karena penerbit pun pasti akan menjaga nama baik mereka. Tapi, waspada sih harus ya. Karena itu kirimlah naskah pada penerbit yang sekiranya bisa dipercaya. Penerbit besar pasti akan menjaga reputasi mereka dgn tidak menghilangkan kepercayaan penulis yg sudah mengirimkan naskah :)

2. Untuk fanfic saya tidak tahu banyak. pernah saya baca kalau Fanfic tidak bisa diterbitkan, tapi ada juga yg membolehkan. maaf ya untuk yg ini tidak bisa membantu.
Menurut saya, kalau sudah bisa membuat pengembangan dari fanfic,mendingan nulis cerita sendiri aja tanpa ada kaitannya dengan fanfic itu sendiri. oke? :)
Sagita mengatakan…
Ka saya pelajar nih,tapi saya pingin banget jadi penulis seperti kakak,gimana nih tips nya supaya novel sayaa bisa di terima pihak GPU?kendala nya juga saya jauh sih di pelosok-,-
mohon jawabannya ya kak :)
mampir juga di blog saya :D
terima kasih
Anonim mengatakan…
Terima kasih mas Iwok, infonya sangat membantu.
1.berapa lama penerbit memberi respon (jawaban) naskah kita di terima atau tidak?
2. setelah/sebelum mengirim naskah apakah kita harus konfirmasi ke penerbit yang bersangkutan?
Iwok mengatakan…
@Sagita - tips simple agar naskah kita bisa diterbitkan adalah; buatlah sebuah cerita yang bagus dan menarik. Jangan lupa tulis dengan kalimat yang baik dan benar, EYD yang rapi, dan hindarkan penulisan singkatan atau bahasa alay.

Tinggal di pelosok tidak masalah kok. Kirim naskahnya kan bisa via pos. :)

@anonymous (namanya siapa ya?) :
1. Lama respon dari penerbit bervariasi. ada yang sebulan sudah dikasih kabar, ada juga yang berbulan-bulan baru ada keputusannya. Saya pernah dikabari naskah saya lolos setelah hampir satu tahun menunggu lho :)
2. konfirmasi naskah ke penerbit tentu boleh saja, asal tidak terlalu sering. Katakalah, konfirmasi pertama adalah sebulan setelah naskah dikirim. konfirmasi berikutnya adalah 2 bulan berikutnya. jangan setiap minggu nanyain perkembangan naskahnya ya, biar redaksinya tidak terganggu :D
Ary atau Pras mengatakan…
Bisa Minta alamt penetbit Kang/Mas? baik yang hanya lewat email atau via Pos? kalau ada kirim ke email saya ary_pras@hotmail.com atau arypras22@gmail.com


terimakasih...

Ary
Iwok mengatakan…
@Ary - website penerbit sudah saya pajang linknya di sidebar sebelah kiri ya. tinggal di klik aja, nanti ada alamat-alamat dan email contact-nya di sana. :)
Lisa Intan P. mengatakan…
Pak iwok, bagaimana kalimat yang benar untuk menanyakan kabar naskah kita ya? Yang terkesan sopan tetapi tidak terlalu ingin tahu (meskipun rasanya pengen banget cepet dapet jawaban :) ). Saya mengirim naskah ke sebuah penerbit yang berjanji mengabari setelah 1 bulan, tetapi sudah 1 bulan lebih saya belum dapat kabar sama sekali. Saya ingin segera dapat kepastian sehingga saya bisa menawarkannya ke penerbit lain. Bisa kirim jawabannya ke alamat email saya lisaintan23@yahoo.com , pak? terimakasih.
Anonim mengatakan…
Kak, kalau misalnya naskah yang dikirim ke penerbit ditolak, apa ada kemungkinan diterima oleh penerbit lain?
Iwok mengatakan…
@Lisa - udah saya jawab by email ya :)

@anonymous (eh, namanya siapa nih?) - masih mungkin dong. Naskah dan penerbit itu jodoh-jodohan. Kalo tidak berjodoh dengan penerbit A, bisa saja berjodoh dengan penerbit B, C, atau D. karena itu, kalau ditolak jangan dulu down, coba deh kirim ke penerbit lainnya. Oke?
Fakhurin mengatakan…
pak, jika suatu saat saya ikut sayembara menulis novel namun kemudian ternyata tidak lolos, apakah naskah novel saya tersebut boleh saya kirimkan ke penerbit? trima kasih untuk jawabannya.
Iwok mengatakan…
@fakhrurin - boleh banget. Hak cipta naskah itu milik kita, jadi kalau memang tidak menang lomba dan tidak diterbitkan oleh panitia lomba, maka kita berhak untuk mengirimkannya pada penerbit lain. sukses ya :)
adif septian mengatakan…
Salam kenal, saya tomy.

Mau nanya nih. Saya punya naskah novel, tapi panjang banget. 200 halamam lebih. Kira-kira tanggapan penerbit bakal seperti apa kalau menerima naskah sepanjang itu? Mengingat kan seperti yang mas Iwok bilang di blog di atas, naskahnya antara 100-150 halaman. Makasih banyak jawabannya.
Iwok mengatakan…
Hallo Tomy, salam kenal juga.
Ya, rata-rata novel remaja memang berkisar 100-150 halaman. Tapi bukan berarti di atas itu tidak layak terbit lho. Kalau ceritanya menarik, pasti akan dipertimbangkan terbit juga oleh penerbitnya.
Saran saya sih, coba kirim dulu saja ke penerbit. Dari sana Tomy bisa tahu respon dari mereka. good luck ya:)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
salam kenal om iwok! :D
saya pelajar. tapi saya juga PENGEN BANGET JADI PENULIS! kalo misalnya saya pengen kirim novel bergenre 'Fantasi' tapi ada 'romancenya' kira-kira layak muat / diterima gak ya? pasalnya kan saya lebih sering liat novel fiksi yang tentang kehidupan nyata, yang cinta"an. tapi kalo yg fantasi saya belum pernah baca / nemu. jadi agak minder :/ mohon pencerahannya ya! :)
Iwok mengatakan…
Hallo Rasiva, tema fantasi romance boleh banget kok. pokoknya kalau ceritanya bagus, pasti penerbit juga mau menerbitkannya. Ayo, kirim aja. kalau minder, ga bakalan bisa-bisa dong :)
Anonim mengatakan…
Selamat malam.
Saya suka mengirimkan pada lebih dari satu penerbit. Kalau suratnya dijadikan satu dengan naskah, saya jadi bingung.
Kan tujuannya berbeda. Yth-nya berbeda.
Jadi bagaimana ya, Pak?
Iwok mengatakan…
@Anonym - berarti surat pengantarnya juga dibikin beda dong. Ga mungkin bikin surat pengantar yang sama, kan? hehehe
Oya, sebaiknya nggak kirim naskah sekaligus ke beberapa penerbit ya. Tunggu satu-satu dulu. kalau ditolak satu penerbit, baru kirim ke penerbit lain :)
adif septian mengatakan…
met pagi mas iwok..

Saya Tomy, mau nanya2 lagi nih, he..9989x
1. Kira-kira novel tuh perlu pakai daftar pustaka apa nggak, ya..? Soalnya kan saya dikit-dikit juga ngambil bahan dan kutipan dari buku-buku lain.
2. Setelah saya edit-edit, akhirnya naskah saya tinggal jadi 147 halaman dan siap untuk dijilid. Dengan naskah setebal itu kira-kira jilidan macam apa yang paling cocok, ya? Dijilid lakban kayak tugas-tugas kuliah apa dijilid tebal kayak skripsi? :)

maksaih banyak
Iwok mengatakan…
Hallo Tomy, saya justru senang dengan anak yang penuh semangat :)
1. Daftar Pustaka kalau memang kita memang mengambil banyak data dari berbagai sumber boleh juga dicantumkan. Minimal data yang kita cuplik tidak sekadar opini kita belaka, tapi memang merujuk pada sumber yang bisa lebih dipercaya.

Tapi kita mengambil cuplikan data yang diselipkan di paragraf tulisan kita, bisa juga dibikin dalam bentuk footnote. Di keterangan bisa kita cantumkan sumber data yang kita ambil ini. Misalnya judul buku dan halaman buku yg dikutip. Faham dengan footnote ini kan?

2. untuk jilid sebenernya bebas saja, tapi nggak usah yang hard cover kayak skripsi gitu, kebagusan. hehehe ... jilid biasa saja, yang penting terlihat rapi.

good luck ya :)
tantrini mengatakan…
mas Iwok, saya mau tahu sebenarnya seberapa besar sih wewenang penerbit untuk mengubah naskah penulis? Jika penulis sudah mengirim naskah final, dan pada saat akan diterbitkan ternyata naskah diubah total oleh penerbit (bahkan seperti ditulis ulang oleh penerbit) dari POV (orang 1 jadi orang ke 3), lalu ada penghilangan beberapa adegan dan diganti adegan lain, bahkan diberi tambahan adegan yang tidak ditulis oleh penulis asli....pokoknya kesannya ditulis ulang begitu...apakah itu bisa diterima? Apakah penulis masih mempunyai hak untuk mempertahankan naskah aslinya atau bahkan menarik kembali naskah asli? mengingat belum terjadi penandatanganan kontrak. Apakah kalau akhirnya penulis memutuskan untuk menarik naskahnya kembali nama penulis akan diblacklist dari penerbit? Terima kasih atas penjelasannya
tantrini mengatakan…
mas Iwok, saya mau tahu sebenarnya seberapa besar sih wewenang penerbit untuk mengubah naskah penulis? Jika penulis sudah mengirim naskah final, dan pada saat akan diterbitkan ternyata naskah diubah total oleh penerbit (bahkan seperti ditulis ulang oleh penerbit) dari POV (orang 1 jadi orang ke 3), lalu ada penghilangan beberapa adegan dan diganti adegan lain, bahkan diberi tambahan adegan yang tidak ditulis oleh penulis asli....pokoknya kesannya ditulis ulang begitu...apakah itu bisa diterima? Apakah penulis masih mempunyai hak untuk mempertahankan naskah aslinya atau bahkan menarik kembali naskah asli? mengingat belum terjadi penandatanganan kontrak. Apakah kalau akhirnya penulis memutuskan untuk menarik naskahnya kembali nama penulis akan diblacklist dari penerbit? Terima kasih atas penjelasannya
Iwok mengatakan…
Mba Tantrini - sebenarnya, penerbitan buku itu adalah kerjasama dua belah pihak; penulis dan penerbit. Jadi dalam setiap prosesnya harusnya selalu berdasarkan kesepakatan kedua pihak tanpa terkecuali, terutama kalau ada hal-hal yang sangat significant seperti yang dialami mba Tantri.

Apakah sebelum dilakukan make-over itu ada pemberitahuan sebelumnya mba? Seharusnya, perubahan POV, penambahan adegan, dan yg sifatnya mengubah 'jiwa' dari keseluruhan naskah menjadi tanggung jawab penulis. pengalaman saya, editor hanya memberikan intruksi saya harus merevisi ini dan itu, dan saya melakukan perubahan naskahnya sendiri.

Saya pernah diminta untuk revisi sebuah naskah secara mayor, dan saya pikir saya bakalan kesulitan karena harus menulis ulang dari awal! Karena saya berkeberatan, akhirnya saya meminta naskah ditarik saja. Pihak penerbit memperbolehkan dan akhirnya kerjasama tidak terjalin. Sampai saat ini saya masih berhubungan baik dengan penerbit ybs, karena penghentian rencana kerjasama pun dilakukan secara baik oleh kedua belah pihak.

Hak naskah masih milik penulis lho Mba. Kita berhak untuk mempertahankan naskah tersebut. Apalagi belum terjadi kesepakatan tertulis dengan penerbit. Hanya saja, sebaiknya memang semuanya dibicarakan dengan baik, karena nggak enak ya kalau punya masalah itu. Kalau memang kita tidak sepakat dengan perubahan yg dilakukan, sampaikan saja keberatannya dengan berbagai pertimbangan dari sisi kita sebagai penulis.

Semoga membantu ya Mba, dan permasalahannya bisa segera selesai :)
L mengatakan…
Siang Oom.. :D hehe

Saya pelajar dan saya ingin sekali bisa menerbitkan novel saya sendiri .. Saya mau tanya.. agar sesuai dengan keinginan dan kriteria penerbit, apakah kita harus memakai bahasa baku murni? atau justru harus dicampur dengan kata" seperti nggak, gue, loe dan sebagainya...?

Satu lagi Oom.. saya punya kenalan yang sudah pernah menerbitkan novel. dia bilang kalau novel" fantasi seperti yang pernah dia buat, GPU tidak mau menerima.. karena hanya mau menerbitkan cerita fantasi yang berupa terjemahan.. Apa Oom punya review tentang genre" tulisan yang dapat diterbitkan oleh masing penerbit? mohon jawabannya ya Oom..
bisa hubungi saya di livelander@gmail.com

Terima Kasih banyak Oom :)
Iwok mengatakan…
Halo L, selamat siang juga :)

Kalau sering baca novel terbitan penerbit2, pasti deh tahu kalau kalimat yang kita tulis tidak selalu harus baku atau resmi kok. Boleh banget pakai kata gue, elo, nggak, dll. Yang nggak boleh itu pake bahasa SMS atau bahasa Alay. hehehe

Betul, setiap penerbit beda-bedar kriterianya. Kalau disebutin satu-satu bakalan panjang banget. Cara paling mudah adalah dengan sering main ke toko buku. Coba deh lihat buku-buku terbitan dari setiap penerbit. Catat atau ingat-ingat kalau penerbit A banyaknya menerbitkan novel seperti apa, penerbit B seperti apa. Lebih bagus kalau kita membaca banyak novel terbitan penerbit2 itu, sehingga kita tahu cerita seperti apa sih yang biasanya mereka terbitkan?

jangan lupa, jadi penulis itu harus banyak membaca lho. Dari sana kita bisa tahu juga jenis2 tulisan yang lolos untuk diterbitkan. Oke? semangat ya :)
L mengatakan…
Ooo.. makasih Oom buat infonya... :D

Saya memang suka banget baca.. Tapi biasanya novel terjemahan.. Nah, kriteria buat menerbitkan novel lokal dan terjemahan itu berbeda jauh ngga si Oom?? Sekali lagi makasih Oom.. :)
#maaf banyak tanya.. hehe
Anonim mengatakan…
saya mau request, om ...

bisa tolong tulis syarat-syarat menerbitkan novel ke PT Gramedia Pustaka Utama yang terbaru dan akurat? saya sedang menulis novel dan berencana kirim kesana. saya tak mau sampai ditolak karena kesalahan teknis, om.

satu lagi, om. biasanya judul setiap bab novel selalu lebih besar daripada huruf isi babnya. om bilang ukuran font paling tidak 12. nah, apakah font judul bab juga harus begitu?

mohon dijawab dan terima kasih

from: yukito higarashi
Iwok mengatakan…
Halo lagi L,
Proses Nerbitin naskah lokal dan terjemahan sama saja kok. Hanya saja, untuk terjemahan pihak penerbit harus membeli hak ciptanya dulu dari penulisnya di luar sana. Kalau sudah deal, baru deh diproses terbitnya. begitu. hehehe

Yukito,
Saya bukan karyawan GPU, jadi kalau persyaratan teknis yang terbaru dan akurat saya tidak bisa menjamin 100% ya. Hanya saja, saya menuliskan tips ini secara umum saja untuk setiap prosedur standar pengiriman naskah ke penerbit.

oya, untuk mengirimkan naskah ke GPU, Yuki bisa baca di sini lengkapnya : https://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest&note_id=465256956981&id=31334154922

Ya, font 12 itu untuk isi tulisannya. untuk judul atau sub judul boleh-boleh saja kok dibuat lebih besar fontnya.

selamat menulis :)
kirana70 mengatakan…
Salam kenal mas Iwok, mau tanya, kalo untuk jenis novel spiritual dan agak berbau-bau filsafat, kira-kira penerbit mana ya yang cocok?. Makasih banget mas, infonya bermanfaat banget
Unknown mengatakan…
selamat siang...ini aku buat novel tokohnya itu idola aku....boleh nggak yah...
Anonim mengatakan…
makasih infonya mas iwok, sangat membantu :)
mas, perkenalkan saya Aida . saya mau bertanya
1. jika kita ingin menanyakan kabar naskah kita lewat apa ya? apakah lewat email?
2. penerbit yang cocok dengan novel fantasi romance apa ya mas?
3. misalnya kita sudah diterima oleh GPU, tapi kemudian kita ingin membuat novel dengan genre berbeda (krna GPU biasanya teenlit) nah, apakah boleh kita mengirim ke penerbit lain?
makasih mas iwok, maaf saya cerewet hehehe ;D
Unknown mengatakan…
Salam kenal pak iwok...
aku mau tanya:
1) klo naskahnya berfocus pada semuanya, kehidupan, percintaan, ilmu pelajaran, itu Ganrenya apa ya???
2) klo ceritanya bagus, tpi bahasanya kurang bagus, atou penggambaran suasanya kurg pas itu diterima atau direvisi si penulis lagi? pihak editor bisa membantu merevisi nggak pak???
3) klo cerita non fiksi, di peran antagonis, kita merahasikan nama, tpi teman/sahabat dekat tau org tau, apa tidak termasuk pencemaran nama baik atau dituntut... tapi emang kenyataannya kaya gitu, apa di karang sendiri aja biar permasalahannya lbih ringan...

terimakasih pak:)
Iwok mengatakan…
@Kirana - wah, novel filsafat ya? saya pikir, kalau ceritanya menarik, setiap penerbit yang menerbitkan novel fiksi pasti tertarik. Kalau mau, coba dulu ajukan ke GPU. :)

@Nur Evie - maksudnya gimana ya? tokoh ceritanya dibikin asli nama dan karakter sesungguhnya? Hati-hati lho, jangan sampai orangnya keberatan namanya digunakan sebagai tokoh cerita :)

@Aida - saya jawab satu-satu ya.
1. Bisa via email, ataupun kalau mau lebih pasti jawabannya, bisa via telepon.
2. Novel fantasi romance bisa diterima di banyak penerbit kok. Bisa coba ke GPU, Gagasmedia, GRadienmediatama, dll.
3. boleh dong. kontrak penulis dengan penerbit biasanya kontrak per naskah. Jadi kita mengirimkan berbagai naskah ke berbagai penerbit berbeda boleh-boleh saja.

semoga membantu ya :)
Iwok mengatakan…
@Maria Ulfa,
saya coba jawab ya, semoga tidak salah.
1. kalau menyeluruh seperti itu, menurut saya sih masuknya ke drama. Tapi abaikan dulu genre, yang penting tulis ceritanya aja sekeren mungkin.

2. Revisi dibutuhkan kalau menurut editor, naskahnya sudah bagus tapi ada hal-hal yang kurang pas dan butuh tambahan atau koreksi. Kalau yg harus direvisi sangat sedikit, mungkin editor bisa melakukannya sendiri. Tapi kalau sudah cukup banyak, tetap harus penulisnya yang melakukan revisi, karena penulislah yang bisa lebih mengetahui isi dan roh dari naskah tersebut.

3. maksudnya untuk kisah-kisah inspiratif gitu ya? Kalau memang sampai menjelekkan seseorang dan orang itu menyadari bahwa tokoh tersebut adalah dia, pasti akan timbul kondisi yang tidak mengenakan. Kalau bisa sih hindari menuliskan hal-hal seperti itu. Jangan sampai nantinya berbuntut panjang.
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
Terimakasih pak Iwok sangat membantu jawabannya...
untuk satu dan dua, Oke :)

untuk tiga...
minta emailnya Pak Iwok dong, tolong bacain satu judul aja naskah aku. hehehe
gimana baiknya menurut pak Iwok?
kalau memang itu nggak baik, aku batalkan, kalau baik aku teruskan. karna masalah tentang orang itu cuma aku jadiin satu judul aja.

alhamdulillah aku bisa menerima semua masukan, dan komentar kalau memang itu terbaik...

kirim di email ku ya:
ulfaa.mariia@yahoo.com

terimakasih :)
Anonim mengatakan…
Selamat pagi, Pak. Saya mau tanya.
Kalau untuk penulis baru lebih baik perjanjian royalti atau kontrak oplah ya?
Ada yang pernah mengatakan pada saya bahwa perjanjian royalti terlalu berisiko untuk penulis baru.
Terima kasih... :)
molla malik mengatakan…
Selamat siang Pak Iwok.
Kalau mau kirim naskah harus punya rekening bank ya pak?

terimakasih, salam kenal :)
Iwok mengatakan…
@anonim - untuk royalti dan jual putus, saya sudah tulis di sini ya : http://iwok.blogspot.com/2011/07/tips-jual-putus-atau-royalti.html semoga membantu :)

@molla - Sebaiknya seperti itu karena kalau naskah dimuat atau diterbitkan, idealnya penerbit akan mengirimkan honor melalui transfer bank. Kalau belum punya rekening sendiri, bisa pake rekening orangtua kok :)
Salam kenal kembali. semoga membantu ya :)
molla malik mengatakan…
tanya lagi pak,saya mau ngirim naskah ke bukune. salah satu persyaratannya yaitu harus menyertakan form pengiriman naskah yg didownload pada website bukune. terus pada bagian akhir form pengiriman naskah ada 4 kolom tanda tangan. itu ditandatangani oleh siapa saja? saya sedikit bingung. mohon penjelasannya. terimakasih :))
WieDy mengatakan…
Permisi Pak...
Saya Wiedya yang ingin mencoba menerbitkan tulisan pertama saya, mau tanya ini,Pak,maksud diprint-out di A4 itu gimana ya? Soalnya naskah yang saya buat memakai format ukuran kertas sebesar buku-buku novel kebanyakan...apa perlu saya ubah formatnya untuk sewaktu diprint??
Terima kasih banyak..

dimohon dijawab di e-mail saya juga yah Pak... wiedykris@gmail.com
Iwok mengatakan…
@Molla - saya belum pernah nerbitin di Bukune, jadi nggak tahu form dimaksud. nggak ada keterangannya gitu siapa saja yang harus tanda tangan?

@Wiedya - setiap naskah umumnya diketik di atas kertas ukuran A4. masalah nanti akan dicetak dalam ukuran apapun, itu akan ditentukan dan diatur oleh pihak penerbit, bukan oleh penulisnya. Jadi yang harus kita lakukan adalah membuat printout dalam ukuran kertas A4 saja, jangan dalam format kertas lain ya. semoga membantu :)
Anonim mengatakan…
Selamat Siang Bapak, :)
Perkenalkan, nama saya Ilham :)
Pak, saya ada pertanyaan, novel saya ini ceritanya ada unsur fantasy, tapi juga ada unsur romance-nya. kalau disatukan, itu genrenya apa ya?

Lalu, kira - kira penerbit mana yang bisa menerima karya dengan kriteria di atas?

Kalau tidak keberatan, mohon jawaban dikirimkan ke e-mail saya : worih.yuffakun@gmail.com

Terima kasih sebanyak - banyaknya :)
Anonim mengatakan…
Maaf mas.. Kalau naskah kita ditolak , pasti kita dikabarin penolakannya kan ????
writer mengatakan…
Assalamualaikum...
salam kenal admin blog
Anonim mengatakan…
Selamat siang Om Iwok. Salam kenal dari Surabaya, saya Zanne. Terima kasih banyak info-info nya di blog Om Iwok, sangat bermanfaat sekali

Saya pingin sekali nerbitin novel karya saya, tapi saya ragu dengan genre nya. Jika tidak keberatan mohon berbagi info dan penjelasan tentang macam2 genre novel donk, Om Iwok (1)

Saya pernah menulis semacam essay yang bercampur fiksi tentang perjalanan hidup seseorang sejak ia kecil hingga ia membina rumah tangga. Ada romance, ada tragedy, ada sedikit nafas dewasa, ada sisi inspiratif nya juga, dan sedikit humor di dalam nya. Tergolong genre apakah karya saya tersebut? (2)

Jika Om Iwok memiliki informasi mungkin berkenan sharing kepada kita semua, penerbit mana yang kira-kira menerima karya dengan genre tersebut? (3)

Dan satu lagi, jika misalnya saya pernah mempublikasikan karya tersebut di forum penulis online, apakah tidak apa-apa jika saya mengajukan karya tersebut kepada penerbit resmi dengan harapan dijadikan buku? (4)

Mohon maaf jika saya sangat ingin tahu sekali. Saya harap Om Iwok tidak keberatan menanggapinya. Terima kasih



Salam

Zanne Cahyana Insani
Iwok mengatakan…
@Anonymous - kalau ditolak pasti akan ada pemberitahuan kok. Biasanya sih yang saya alami seperti itu :)

@ahmad - walaikumsalam. salam kenal kembali :)

@Zanne - terima kasih sudah mampir. saya coba bantu jawab ya :
1. macam-macam genre banyak sekali, ada romance, komedi, motivasi, fantasi, horor, petualangan, thriller, dll.
2. kalau sudah dicampur fiksi, berarti bisa dikategorikan cerita fiksi. Memang ada based on true storiesnya, tapi sudah dicampur fiksi juga kan? berarti masuk ke kategori fiksi menurut saya sih :)
3. Hampir semua penerbit menerima naskah fiksi. Hanya saja, setiap penerbit punya kebijakan tema tersendiri yang akan diterbitkan. Coba cari tahu dengan mengunjungi masing2 website penerbit untuk melihat buku2 yang sudah mereka terbitkan. link penerbit ada di sebelah kiri blog ini :)
4. Ada penerbit yang tidak memperbolehkan sebuah naskah yang sudah dipublish di media online dan ada juga yang membolehkan. Biar aman, lebih baik hapus dari sekarang naskah yang dipublish di internet tersebut, dan coba kirim ke penerbit yang dikehendaki.

Semoga jawabannya memuaskan ya. Good luck Zanne. :)
Anonim mengatakan…
Terima kasih atas tanggapan Om Iwok. Saya akan coba menghapus karya saya di forum seperti yang Om Iwok sarankan

Saya juga ingin memperluas pertanyaan point 2 tentang genre. Dengan banyak nya genre atau tema yang terkandung dalam satu karya, seperti dalam contoh tersebut, apakah saya harus menyebutkan semua genre nya satu per satu?

Misalnya
Judul : XXX
Genre : Fiksi, romance, tragedy, komedi, thriller dan fantasy

Atau, apakah ada sebutan khusus untuk satu karya yang mencakup banyak genre seperti itu?

Saya sangat berterima kasih sekali atas bantuan Om Iwok



Salam

Zanne Cahyana Insani

dave mengatakan…
mau nanya om. saya kebetulan berniat ngirim naskah novel saya. cuma novel saya itu berisi kumpulan empat buah cerita. saya bingung apa sinopsis keempat-empatnya harus muat dalam satu halaman (yang udah saya coba dan jelas nggak mungkin) atau mengirim sinopsis masing-masing cerita (jadi ada emoat sinopsis). mohon bantuannya
Iwok mengatakan…
@Zanne - untuk penulisan genre, tidak perlu menyebutkan seluruh genre yang tergabung. Cukup tuliskan yang menjadi genre utama dari naskah itu saja. Misalnya Fantasi, Komedi romantis, atau horor komedi. oke?

@dave - wah, novel kok isinya 4 cerita? bukan novel lagi dong jadinya? Saya tidak tahu jenisnya apa kalau satu buku memuat 4 cerita, karena kalau disebut kumpulan cerpen juga bukan, kan? Kumpulan cerita?
Kalau memang mau mencoba mengirimkan ke 4 cerita itu ke penerbit, berarti sinopsisnya juga harus ada 4. Karena editor harus mengetahui isi dari ke 4 cerita tersebut.

Good luck ya Dave :)
el_ma mengatakan…
thank's mas atas infonya.. :-)
Yande Swandana mengatakan…
Kak iwok, salam kenal.
Saya juga suka nulis nih, tapi kebetulan baru nulisnya di blog. Tulisan saya itu tentang kisah nyata sehari-hari yang saya tuliskan dengan tokoh fiksi. Ceritanya sih tentang kesialan remaja soal asmara gitu. Mungkin kalau berkenan bisa mampir langsung ke ngejokenyacurhat.blogspot.com.

Nah, yang saya mau tanyakan, apa cerita yang kita buat itu harus ada benang merahnya? Nyambung dari bab ke bab gt. Soalnya cerita saya yang di blog itu kan random banget.
Trima kasih sebelumnya kan :)
Iwok mengatakan…
@Yande alias Kebbo. hehehe
saya sudah baca blognya, dan asyik banget. Kocak. Bisa tuh diajuin ke penerbit buat dibukukan. Siapa tahu kan lolos?

Benang merah pasti harus ada. Tapi yg namanya benang merah kan nggak mesti ceritanya bersambung dari bab ke bab. Itu mah cerita novel dong. Hehehe ... contohnya waktu blog saya dibukukan jadi buku Gokil Dad, cerita setiap babnya nggak nyambung, tapi ada benang merah yang menyatukannya, yaitu cerita-cerita konyol sebagai ayah.

Nah, kalo dilihat dari kisah2 Yande sih, benang merahnya adalah kisah2 cinta apes seorang mahasiswa. itu kali ya? Ayo, pilih-pilih dulu postingan sejenis yang paling kocak, buat dalam file tersendiri, lalu kiriiiim.

Good luck ya :)
Yande Swandana mengatakan…
Wah makasi banyak kak supportnya :)
saya jadi semangat nih.
Oh ya kak, satu pertanyaan lagi. Saya kan tinggal di Bali, dan sempet tanya2 penerbit di Bali, kayaknya gak ada penerbit novel. Ada saran gak saya kirim ke penerbit yg mana? saya lihat di blog kak iwok, banyak bngt nih nama penerbit. Makasi kak :)
Iwok mengatakan…
@Yande - untuk penerbit, menurut saya lebih baik coba penerbit nasional dulu agar distribusi bukunya juga lebih luas nantinya (kalau lolos terbit).

Coba kirim ke Penerbit Gradien Mediatama, Bentang Belia, atau Bukune, yang biasa menerbitkan buku-buku seperti ini.

Ayoooo ^^
Yande Swandana mengatakan…
Oke kak Iwok. makasi banyak ya :D
Nanti kalau terbit, Kak iwok orang pertama yang saya kabarkan hehe :D
Iwok mengatakan…
Siiip .. didoain naskahnya lolos terbit ya ^^
Alvina Tamara Wijaya mengatakan…
Boleh gak kalo di naskah di kirim lewat JNE atau Tiki ?
Iwok mengatakan…
@Vhiin- boleh banget. saya juga suka menggunakan salah satu dari dua jasa kurir itu :)
vivie mengatakan…
Om iwok..
aku udah lama suka nulis novel dan bingung syarat apa saja yang diperlukan. Dan baru kemarin saya menemukan blognya Om iwok, itu merupakan pencerahan bagi saya. Hehehe..
Om iwok kira2 aku boleh minta alamat e-mailnya nggak??
supaya jika sewaktu-waktu saya butuh masukan tentang karya tulis, saya bisa mengirim e-mail ke Om iwok.
alamat email saya minto_bluegirl@yahoo.co.id
Terima Kasih sebelumnya.
Kosong mengatakan…
Om, sama nih seperti kasus diatas. Naskah saya tebelnya hampir 400 lembar T.T, jadi niatnya mau dibagi 2. Tapi artinya ini yang dikirim naskahnya satu-satu atau dua-duanya aja ya? Soalnya bingung nulis sinopsisnya kalo cuma buku satu yang masih menggantung itu?
Iwok mengatakan…
@Vivie - udah dibalas ke email ya :)
@Spica - 400 lembar? wuoooow kereen. Ga kebayang deh saya nulis sepanjang itu. Pasti banyak intrik dan konfliks di dalam ceritanya ya hingga bisa sepanjang itu. Eh, ini untuk dua buku ya? Sinopsisnya digabung aja, soalnya biar editornya bisa membaca alur keseluruhan naskah Spica dari awal sampai ending. Masalah nantinya novelnya akan dijadikan 2 buku, itu diatur editornya nanti. Good luck ya :)
baby.roedy mengatakan…
pak iwok, nama saya Keny. Saya sedang nulis cerita tentang vampire, kira2 ada gak penerbit yg mw menerima naskah saya? Soalnya kisahnya berseting diluar negri? Email baby.roedy@gmail.com
Tasya Amalia mengatakan…
Pak, saya mau tanya nih. Contoh sinopsis gimana ya? Saya masih bingung dengan sinopsis yang bapak maksud.
Iwok mengatakan…
@Keny - sudah dibalas via email ya :)

@tasya - sinopsis itu adalah ringkasan cerita dari naskah yang kamu tulis. Jadi, alur cerita kamu itu seperti apa sih, nah tuliskan dalam ringkasan cerita sepanjang 1-3 halaman. Sinopsis ini sebagai gambaran awal sebelum editor membaca keseluruhan naskahnya. Semoga dimengerti ya :)
natih widhiarini mengatakan…
keren nih postingannya ..
aku ingin jadi penulis novel ,, dan postingan ini sangat membantu. salam kenal Pak Iwok :D
Iwok mengatakan…
Salam kenal juga Natih, terima kasih sudah mampir :)
Anonim mengatakan…
salam kenal ya mas iwok. saya juga suka menulis & pengen kalau novel saya diterbitin juga. ada yg mau saya tanyakan nih :
1. kalau kita kirim naskah novel kita ke penerbit, kira-kira biasanya berapa lama/bulan kita menunggu konfirmasi dari pihak penerbit?

2. kalo masalah ukuran font yang 12, bisakah diganti jadi 11?

3. dan masalah spasi yg 1,5, apa bisa juga gk pake? soalnya batasam=n halamannya aja 150an ditambah font 12 + spasi 1,5. bukannya sedikit banget? novel setipis itu menurutku bakal banyak di skip dan beberapa dihilangkan yg otomatis jd gak klimaks ceritanya.

segitu aja mas, maaf ya kalo kebanyakan. mohon masukannya. terima kasih.
Iwok mengatakan…
Halo Anonymous (namanya siapa ya? hehehe),
saya coba jawab ya :
1. Untuk masa review naskah standarnya sih 3 bulan. Tetapi untuk penerbit-penerbit besar (GPU misalnya), masa tunggunya bisa lebih lama dari itu. saya pernah menunggu keputusan lolos terbitnya sebuah naskah di GPU selama 9 bulan!

2. Untuk pengaturan font, spasi, dll, sepertinya itu standar baku dari penerbit ya. Tapi, bukan berarti tidak boleh lebih lho. Kalau naskahnya benar-benar menarik dan bagus, editor pasti akan tetap mempertimbangkannya meski jumlah halamannya cukup tebal.

Ketebalan halaman akan berpengaruh terhadap ketebalan buku cetaknya nanti, dan ongkos produksinya akan menjadi lebih tinggi. Harga jualnya juga jadi lebih mahal nantinya. Biasanya penerbit punya pertimbangan khusus mengenai hal tsb. Kalau harga bukunya mahal, tapi peluang lakunya kecil, pasti akan sulit dipertimbangkan. Kecuali untuk para penulis yang sudah punya nama besar dan punya fans tersendiri. contohnya Andrea Hirata, Tasaro GK, (atau bahkan JK Rowling yg buku terakhirnya setebal 700an halaman), yang setebal apapun bukunya pasti laku dan best seller.

Semoga memuaskan ya jawabannya :)
fifit mengatakan…
selamat sore,

terima kasih atas infonya, sangat membantu.
saya mau tanya, saat ini saya sedang menulis novel fantasy romance yg ber-setting di luar negeri. ini novel pertama saya dan saya berniat untuk mengirimnya ke penerbit.
mohon sarannya untuk penerbit mana saja yg mau nerima naskah fantasy romance seperti yg sedang saya kerjakan.

ini email saya, fifit_cs1@ymail.com

mungkin ada pertanyaan-pertanyaan lain yg akan saya tanyakan. maklum masih amatir, terima kasih.
Iwok mengatakan…
Halo fitfit,
untuk fantasy romance, sepertinya bisa coba kirim ke GPU, Mizan Fantasi, Ufuk fantasi, atau beberapa penerbit lain. Coba deh jalan-jalan ke toko buku, dan perhatikan novel2 fantasi yang ada di sana. Cek nama-nama penerbitnya ya :)

Oya, karena Fitfit senang menulis cerita fantasi, pasti sudah sering dong baca novel-novel fantasi yang sudah terbit? Naah ... bisa dilihat tuh nama penerbitnya apa saja. oke? :)
billy mengatakan…
mas iwok, aku billy. mau tanya dong :
mas kalo misalnya novelku udah diterima, trus jadi terbit. apa kalau udah gitu penerbit ngasih dead line buat novel selanjutnya? nah biasanya berapa lama ya deadline nya? oya, kalo misalnya gk sempet nulis trus udah deadline apa aku bakal dipecat gtu? thanks...
Iwok mengatakan…
@billy - Kalau sebuah naskah sudah di acc dan diterbitkan, penerbit tidak akan meminta untuk membuat novel selanjutnya kok. Itu terserah kita saja, apakah kita mau menulis lagi atau tidak. Tidak ada kewajiban kita harus menulis terus untuk penerbit tersebut :)
anggraini mengatakan…
Selamat pagi Om, salam kenal :)
terimakasih infonya sangat bermanfaat
saya berencana mengirimkan naskah novel pertama saya, doakan lancar Om, dan kira-kira boleh minta alamat emailnya? biar sewaktu-waktu saya bisa konsul mengenai penulisan yang baik dan benar, terima kasih
Iwok mengatakan…
@Anggraini - salam kenal kembali. Terima kasih sudah mampir ke blog ini ya. Untuk pertanyaan, langsung PM ke facebook saya aja ya, biar cepet dibaca dan dibalasnya. :)
suzie mengatakan…
mas iwok, tanya jawab ini sangat bermanfaat sekali. saya juga mau bertanya : mas, biasanya hal-hal apa aja sih yg membuat pihak penerbit menolak naskah seseorang? maksudnya kebanyakan karena apa, cerita? halaman yg terlalu banyak/sedikit? apa aja ya? makasih...
Iwok mengatakan…
@Suzie - terima kasih sudah mampir. Banyak hal yang membuat naskah seseorang tidak lolos review editor. Diantaranya :
- Naskah cerita tidak menarik atau temanya sudah sering ditulis penulis lain tanpa ada pembaruan cerita.
- Tema yang ditulis tidak sesuai dengan visi-misi penerbit yg dituju.
- naskah acak-acakan secara penulisan, misalnya masih banyak typo, EYD yang terlalu berantakan, termasuk jumlah halaman yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dari ketentuan yang dibutuhkan.

Untuk tips penulisan lainnya, bisa dicek di postingan saya berikut :
http://iwok.blogspot.com/search/label/Tips%20menulis
Anonim mengatakan…
Salam, mas. Infonya bermanfaat sekali. Saya juga ingin menulis novel fantasy romance. Tapi ini benar-benar kali pertama saya. Boleh tau penerbit apa yang tidak akan terlalu mengecewakan penulis pemula? Jadi setidaknya pengalam pertama saya adalah pengalaman yang istimewa. Hehehe...

Makasih sebelumnya.
Sebut saja saya, Oukiname Rakuen.
Anonim mengatakan…
sangat membantu banget, makasih ya pak
Iwok mengatakan…
sama-sama. terima kasih sudah mampir :)
Iwok mengatakan…
@Oukiname Rakuen - Sebenarnya semua penerbit sama saja kok perlakuannya. Kalau naskah kita bagus dan menarik, pasti mereka akan tertarik untuk menerbitkannya. Jadi, perlakukan naskah kita dengan istimewa dan poleslah sebaik-baiknya. oke? :)
Unknown mengatakan…
kak mau tanya, kalau ngirim novel, pembagian BAB nya langsung dibuat di dalam cerita atau kita ngirim naskah full tanpa pembagian bab? maksudnya apakah naskah yang kita kirim langsung kita penggal menjadi pembagian bab atau utuh full naskah?
mohon jawaban ya kak :)
Makasih
Iwok mengatakan…
@inka - ya betul, pemenggalan Bab menjadi tanggung jawab penulis karena hanya penulislah yang tahu bagian demi bagian ceritanya dengan baik. Jadi, saat menulis, sudah harus dipastikan pemisahan bab demi babnya ya. Selamat menulis :)
suzanna mengatakan…
mas, wkt naskah kita sampai ke penerbit, yg baca naskah kita itu siapa sih? siapa yg berwenang? apa cuma dibaca sama 1 orang? ato sama siapa aja? makasih..
Iwok mengatakan…
@Suzanna - yang membaca naskah kita adalah tim redaksi yang jumlahnya bisa sampai beberapa orang. Bisa melibatkan editor sampai ke bagian marketingnya. Naskah2 yang lolos terbit adalah yang sudah lolos keputusan rapat redaksi. Jadi memang tidak mudah ya prosesnya :)
Unknown mengatakan…
super sekali blog nya :D
saya baru kali pertama mengunjungi blog mas setelah diarahkan oleh mbak goggle ^_^ . . .
langsung pada rasa ingin tahu saya kepada mas yg pastinya sudah sangat profesional dalam karya tulis :

saya sedang mengarang sebuah novel, kira-kira genre yg berbahasa jenaka namun intinya adalah romance dan kisah kehidupan remaja, itu bagaimana gambaran mas ???
karena sepertinya basic saya adalah ingin mengundang tawa dari para pembaca, namun setelah itu sedikit meneteskan air mata :D "ya walau saya tidak bisa terlalu PD kalau-kalau sahabat yg membaca benaran bisa tersenyum dan lalu menangis karenanya :D . . .

semoga mas dapat membantu saya yg masih awam ini .. salam super :)

ID : sayuti
email : sayuti.nasution@gmail.com (kalau-kalau mas akan membalas pertanyaan saya ini via email)

terima kasih
Iwok mengatakan…
@Octarie Mustika - Terima kasih sudah mampir ke blog ini. Berarti cenderung ke penulisan komedi romantis ya? Asyik tuh, bisa mengajak pembaca untuk terharu dan tertawa dalam satu cerita.

Novel komedi romantis remaja sudah cukup banyak lho yang terbit, dan banyak sekali penikmatnya. Jadi, peluangnya juga cukup besar. Ayo coba aja tulis dan kirim ke penerbit, siapa tahu lolos diterbitkan lho.

Selamat menulis :)
romeo ferdian mengatakan…
mas iwok tercinta, hehe.. bisa minta tolong gak? kan jumlah halaman kalo mau nerbitin naskah novel tuh max sekitar 200 halaman / lebih, nah novelku aja halamannya 300an lebih dikit. gmn dong? apa cuma di indonesia aja yg dibates sebegitu dikitnya? setauku kalo diluar gak gitu amat ya, contohnya aja stephanie meyer, twilight kan novel debutnya dan novelnya itu loh tebel banget kan mas??? tapi kok bisa diterima ya tebel gitu padahal novel pertamanya? mas iwok, mungkin bisa tolong aku kasih saran sama para penerbit agar kebijakan batasan halamannya ditambah / ga ada sama sekali. thanks banget ya mas iwok.
Iwok mengatakan…
Halo Romeo,
hehehe ... saya tidak bekerja di penerbitan, jadi tampaknya sulit ya kalau meminta mereka mengubah kebijakan batasan halaman yang sudah mereka tentukan.

Menurut saya, penerbit masih bisa toleran kok mengenai panjang halaman. Contohnya saja novel-novel Andrea Hirata, kang Abik, Tasaro, atau Dee Lestari yang novelnya tebal-tebal juga. Dan penerbit berani menerbitkan novel tebal seperti itu (dan biaya produksi utk novel setebal itu cukup tinggi lho) karena mereka sudah memiliki penggembar sendiri. Bahkan novel-novel tersebut sudah ditunggu kehadirannya bahkan sebelum terbit. Dengan peluang novelnya akan laris, penerbit berani menerbitkan novel-novel mereka, setebal apapun halamannya.

Nah, kalau penulis baru yang karyanya belum dikenal, siapa yang menjamin kalau bukunya akan laku? Karena ongkos produksinya tinggi, penerbit pun akan sangat berhati-hati dalam hal ini karena resikonya cukup besar. Kalau novelnya tidak banyak yg beli lalu numpuk di gudang, berarti uang mereka banyak terbuang. Jangankan balik modal, yang ada mereka bisa rugi besar. menurut saya, pertimbangannya seperti itu.

Tapi, kalau ternyata kita memiliki naskah novel tebal dengan cerita yang bagus, temanya unik, menarik, dengan gaya bercerita yang hebat, saya yakin penerbit pun akan berani untuk menerbitkannya.

Nah, masalahnya, sehebat apakah naskah yang kita miliki? :)
Unknown mengatakan…
AMIIIIN ^_^ hehehee..
begitu mas iwok bilang "banyak penikmatnya dan peluang cukup besar dengan style/alur cerita komedi namun berakhir tragis (tertawa dahulu lalu menangis kemudian) saya jadi semakin menggebu untuk menyelesaikannya :D hehe...

hmm.. pertanyaan saya berikutnya :
1. (sejenak saya terkejut) ^_^
apa benar bahwa biaya produksi tidak ada urusan dengan kita sebagai penulis dan pemegang hak cipta karya. seperti misalnya telah ACC diterima, lalu operasional cetal, cover, type buku, marketing. . . apakah kita selaku penulis tidak diikut dan dibebankan dalam masalah "uang" dalam perkara demikian

2. domisili saya di medan (sumut).. apakah untuk pemula amatiran seperti saya dan mungkin sahabat lainnya, bisa langsung saja dilempar pada penerbit ternama di daerah pulau jawa (jakarta;nasional) agar komersial dari karya kita tidak hanya berkisar di daerah kita, terlebih lagi terpencil, sejauh mana peluang dan prospek untuk bermain skala nasional?

3. mengenai bab, pengalaman saya ketika membaca novel "harry potter" ada tampilan per bab, apakah novel karya anak bangsa/fiksi romance komedi juga tampil demikian? atau hanya cukup 1 alur cerita yg harus berjelanjutan atau lebih menarik dengan lompatan segment alur cerita dari satu fase ke fase yg lain???

maaf saya banyak tanya ^_^ karena besar harapan saya untuk mendapat arahan dari mas yg sudah profesional dan penuh pengalaman pastinya dalam karya tulis, jadi tidak salah jika saya ingin belajar banyak hal dari mas??? :)
Iwok mengatakan…
Halo Sayuti, saya coba jawab lagi ya :)
1. Ya betul, ongkos produksi sebuah buku akan diurus dan ditanggung sepenuhnya oleh penerbit. Begitu pula dengan biaya promosi nantinya. Hanya saja, kalau penulisnya mau ikut promosi bukunya sendiri (dan dengan biaya sendiri) tentu saja tidak dilarang. Kalau bukunya laku, yang senang penulisnya juga, kan?
Eh, bahkan kalau penulisnya diundang promo atau talkshow bukunya, kita bakalan dikasih uang transport juga lho. Asyik, kan? :D

2. Tidak ada pembatasan lokasi daerah tempat tinggal penulis kok. Penulis dari penjuru tanah air (bahkan kalau kebetulan tinggal di luar negeri) boleh-boleh saja mengirimkan naskahnya ke penerbit besar berskala nasional. Prospeknya sama saja dengan penulis yang tinggal di kota Jakarta. Apabila naskah kita di ACC oleh penerbit, hubungan selanjutnya bisa dilakukan dengan surat-menyurat, email, telepon, SMS, atau via chat di internet. Meski saya tinggal di pulau Jawa (Tasikmalaya), Sampai saat ini, urusan kontrak dan lain-lain tidak mengharuskan saya datang langsung ke kantor penerbit kok. Mereka akan mengirimkannya langsung ke alamat rumah atau via email.

3. Harus dipilah bab per bab dong sesuai pergerakan ceritanya. Kalau terus menerus tanpa ada pemisahan Bab, pasti pembaca akan merasa cape bacanya karena seakan tidak diajak untuk beristirahat sejenak. Tampaknya kamu harus lebih sering baca novel indonesia deh, biar terlihat juga kalau setiap novel pasti ada pemilahan Bab demi Babnya. Malah saya belum pernah lho membaca novel yang tidak ada bab per babnya. hehehe

Semoga membantu ya, dan selamat menulis.
Unknown mengatakan…
super sekali . . .
terima kasih atas sarannya agar saya lebih banyak membaca karya anak negeri, karena dengan demikian sepertinya saya akan lekas paham semua teknik menulis maupun SOP yg berlaku :D

baiklah, anak dari pelosok daerah akan segera menyambangi ibu kota :D
semoga lekas kelar dan saya minta bantuan arahannya dari mas iwok yg sudah lebih berpengalaman dan pastinya sudah profesional ... terima kasih sebelumnya, salam hangat.. hmmm bisakah saya menanyakan prihal lainnya via FB karena saya sudah berlangganan dengan akun mas :D ... semangat selalu
Iwok mengatakan…
@sayuti - boleh, silakan. Mudah-mudahan saya bisa menjawabnya. Salam hangat juga dan tetap semangat menulis :)
Anonim mengatakan…
mas iwok, aku mau tanya nih, kalo novel kita diterima trus aku sebagai penulis pengen ngasih saran supaya gambar covernya yg aku suka / pengen, bisa gak? soalnya jujur ya mas, aku kan sering ke toko buku trus liat". masa novel indo dewasa yg ceritanya tentang kehidupan sedih gitu covernya kartun sih? kan gak banget! kayak cover komik gtu mas, jelek banget. bukan maksud gmna tp supaya lebih baik lagi gitu.. makasih.
Iwok mengatakan…
Anonim - boleh banget. Setiap penulis boleh kok memberikan usulan untuk cover atau ilustrasinya. Editor biasanya malah senang diberi masukan seperti itu. Sebutkan saja usulannya seperti apa, lalu alasannya kenapa. Kalau ternyata usulannya menarik, biasanya akan dipertimbangkan untuk pembuatan covernya nanti. Tetapi keputusan final tetap ada di rapat redaksi ya.

salam :)
Anonim mengatakan…
selamat pagi kang :)

hmm.. saya mau tanya nih, bisa share gak style dari gaya menulis akang, lebih menyukai atas penciptaan karya dalam genre apa (merasa paling PD dan serasa mas iwok banget gitu :D ??

dan untuk era sekarang, genre apa yg paling membumi atas komersil penjualan???

dan terakhir (untuk tahap ini saja, besok2 tanya lagi :D ) dari semua karya akang, bisa share gak, yg paling "cetar" penjualannya atas judul karya yg mana dari bukunya???

semoga bisa memberi pengarahan kepada kami yg masih muda ini ..

Terima kasih ^_^

ID : sayuti
Anonim mengatakan…
maaf sebelumnya untuk 1 pertanyaan tertinggal (lagi dan lagi :D )

trik dalam membuat sinopsis adalah alur cerita dari awal sampai akhir tanpa harus menggantung seperti back cover seperti bentuk buku yg telah akang jelaskan sebelumnya..

hmmm apakah dalam sinopsis boleh diperkenalkan satu satu tokoh beserta sekilas wataknya, atau yg baik itu seperti apa ??? ^_^

salam pena
ID : sayuti :)
Iwok mengatakan…
Selamat pagi Sayuti, saya coba jawab lagi ya :

- Setelah mencoba berbagai jenis tulisan, saya sepertinya merasa lebih nyaman menulis cerita komedi remaja dan cerita anak.

- Genre yang sekarang sedang rame sepertinya novel berbau korea dan novel roman. Hal ini bisa dilihat dari serbuan novel-novel sejenis ini di toko-toko buku. Tapi tren buku di Indonesia ini bisa cepat berubah, jadi setahun ke depan bisa saja tergeser oleh tema lain.

- Buku saya yang paling cetar? kalau dari sisi penjualan adalah buku anak '99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Quran' dan novel 'KING' yang merupakan adaptasi dari film KING.

- Untuk sinopsis, bisa saja memperkenalkan salah satu tokoh di dalamnya asal keseluruhan alur cerita tersampaikan di dalam sinopsisnya ya.

Semoga membantu :)
Anonim mengatakan…
SANGAT membantu :) Tak terbantahkan...

wuihh... ternyata karya akang sudah sampai diangkat ke layar lebar T_T saya juga mauuuuu :') apa tips2 nya akang ^_^ ???

hmm.. baik lah, selagi terus bertanya, saya akan terus melanjutkan ketikan demi ketikan ini :D

-_-" kenapa harus korea ia ??? bukan kah kisah di negara kita lebih banyak yg menyayat hati dari segi romance :D

uppss "Salah satu tokoh" ???

bagaimana kalau saya memasukkan minimal 3 tokoh beserta wataknya. yg dimana merekalah penentu alur cerita sampai menuju klimaks???
Iwok mengatakan…
Kenapa Korea? karena demam korea masih melanda negeri ini. Dorama dan KPop kan lagi rame tuh. buku bertema korea menjadi pasar yang bagus untuk mereka yang suka dengan segala sesuatu yang berbau korea.

Tapi kisah roman dalam negeri pun lagi rame kok. Judul2 novel roman dalam negeri banyak banget di toko buku.

Untuk sinopsis, intinya adalah bisa memaparkan secara singkat alur kisah dari awal sampai akhir. Dalam hal kita ingin memasukkan tokoh2nya dalam sinopsis tidak masalah sama sekali. :)
Dan mengatakan…
mas, aku dan. mau tanya ya? langsung aja nih : aku lagi nulis novel temanya thriller-suspense-mystery gitu, yaa tentang pembunuhan gitu lah semisal sidney sheldon, agatha christie. nah pertanyaannya, apa jenis novel seperti itu akan diterima sama penerbit? trus kalau ada adegan yg "sakit" bisa diterbitkan juga? makasih bantuannya.
Iwok mengatakan…
Hallo Dan, terima kasih sudah mampir.
Genre thriller, suspense, misteri, berpeluang diterbitkan kok. Selama ceritanya keren dan menarik, pasti penerbit akan tertarik untuk menerbitkannya.
Oya, maksud adegan 'sakit' itu seperti apa ya?
Anonim mengatakan…
^_^ kang iwok

bagaimana dengan semisalnya nanti telah diterima penerbit, kertas A4 naskah awal kita kan tentunya akan diconvert dari yg semisal awalnya 150 lembar, tentunya misalnya akan menjadi 250 semisalnya, tidak kah itu menjadi kendala bagi penerbit atau seperti apa menurut mas??? terima kasih :)
Dan mengatakan…
thank you mas jawabannya. hmm, maksud adegan yg "sakit" itu ada adegan yg misalnya karakter yg sakit jiwa trus membunuh salah satu tokoh dengan darah dingin detail sampe ke daging" yg disayat, serpihan tulang belulang, yaa psycho lah semacam kalo nonton film jagal tapi dengan penulisan gtu... makasih mas iwok.
Setsuko Mizuka mengatakan…
aku mau buat tapi masih ragu,,, terlebih yang mau kubuat novel itu sudah ku-publish di FFn,,, apa itu nggak bisa ya?
Iwok mengatakan…
@Dan - saya jarang membaca novel dengan adegan seperti itu ya, jadi belum bisa ngasih rekomendasi jawaban. Tapi tidak ada salahnya kok dicoba. Kalau ternyata ceritanya menarik, tapi ada adegan yang harus diperhalus lagi, pasti akan ada permintaan revisi dari editornya. Semangat ya :)

@setsuko - saya kurang faham ya tentang aturan FFn itu (Fan Fiction ya?). Kalau menurut saya sih, lebih baik bikin cerita baru lagi. Oke? :)
Anonim mengatakan…
Mas Iwok, aku Eland, suka nulis dari smp sih, selama ini cerpen yg aku tulis lmyan bnyak tapi masih jadi koleksi pribadi.Aku pngennya sih di jadiin antologi cerepen aja, pnya usul nggak mas buat penerbit yg memungkinkan? trus, syaratnya apa2 aja ya kira2?
klo antologi itu, tema ceritanya boleh sma nggak Mas?
please replay ke email aku Mas, elands_area@ymail.com
makasih banyak MAS Iwok :)
Iwok mengatakan…
Halo Eland, saya jawab di sini saja ya :)

Sepengetahuan saya, untuk kumpulan cerpen sepertinya agak sulit ya sekarang ini, apalagi untuk penulis baru. Biasanya kumpulan cerpen yang terbit saat ini adalah karya penulis-penulis yang sudah berkiprah cukup lama dalam dunia penulisan (dan sudah dikenal sebagai cerpenis handal).

Kenapa cerpennya tidak dikirim ke majalah-majalah remaja saja? Sayang lho kalau hanya disimpan di dalam laptop saja. Tapi kalau mau coba kirim ke penerbit juga tidak masalah kok, bisa saja dicoba. Siapa tahu malah memang layak untuk diterbitkan.

Tema cerita boleh kok tentang anak SMA, nanti masuknya ke genre teenlit.

Sukses ya :)
MadPotato mengatakan…
Sya senang banget waktu ketemu Blog Oom Iwok ini. Bermanfaat banget. Walaupun bru sekarang krn dulu jangkauan Internet di daerah sya msh belum luas. Maaf baru ketemu skrg ini ya Oom?
Oom Iwok, sya boleh tanya ya??
Sya kalau nulis itu lambaaaaat banget kaya siput. Bagi waktunya juga kesulitan. sya jadi bingung? Gimana ya caranya biar cepat selesai gitu??
Oom Iwok, Itu berarti yang tertera di daftar isi, naskah novelnya belakangan dong?
pertanyaan sya yang terakhir, cara buat surat Pernyataan Keaslian gimana ya? Terima kasih.
yudhi arya wedha mengatakan…
buat apa di minta di terbitkan disini,perlu kalian tahu setiap orang diluar negeri pembuat cerita bentuk novel selalo dapat pembagian penjualan sebanyak 25 persen.Lebih baik kalian cari penerbit luar negeri agar dapat hak yang fair..
Iwok mengatakan…
@Na Pink - halo Na, terima kasih sudah mampir. Agar menulis bisa cepat selesai, tentu saja nulisnya pun harus rajin dan rutin. Biasanya saya menulis setiap malam. Saya selalu menyempatkan waktu agar bisa melanjutkan tulisan setiap malam. Kalau mau lebih cepat, pasang target harian. Misalnya, 5 halaman per hari. dengan demikian kita bisa mengukur kapan naskah itu akan selesai. Oke?

di daftar isi naskah novel belakangan? iya betul, tapi halaman2 sebelumnya kan tidak terlalu banyak juga. Gapapa kok.

@Yudhi - terima kasih banyak atas masukannya. :)
MadPotato mengatakan…
Oke deh. Terima kasih banyak ya Oom Iwok. Oh iya Oom, Sya kalau buat sinopsis selalu bingung sendiri nih, padahal kata teman sya yg jago buat cerpen bilang kalau sinopsis adalah hal paling mudah karena singkat dan memuat semua alur kerahasiaan dalam isinya. Sbenranya sya sih mau minta tolong dibuatin olehnya, tapi nanti sya gak bisa2 dong?? Minta tips-nya ya Oom :)
Iwok mengatakan…
@Na Pink - Tips membuat sinopsis? hmm .. gambarannya gini aja, sinopsis adalah ringkasan cerita naskah kita dari awal sampai akhir. Jadi, saat menulis sinopsis kita harus bisa menceritakan keseluruhan alur ceritanya dengan lengkap. Sinopsis ini penting agar editor dapat membaca keseluruhan cerita sebagai pertimbangan apakah naskahnya menarik atau sudah sering ditulis pengarang lain. Oya, panjang sinopsis ini berkisar 1-3 halaman ya.
Anonim mengatakan…
Ka iwok mau tanyaa. Saya kan org indonesia, Klo saya menulis novel fiksi dengan latar belakang barat baik dari segi pendeskripsian tokoh sprti rambut pirng mata biru, bahkan nama2 tmpat dsb ny latr blkgnya luar ngri (barat) aduh, kira2 diterima ga sih sm penerbit????? Klo ngulang parah banget :"(
Anonim mengatakan…
Ka iwok mau tanyaa. Saya kan org indonesia, Klo saya menulis novel fiksi dengan latar belakang barat baik dari segi pendeskripsian tokoh sprti rambut pirng mata biru, bahkan nama2 tmpat dsb ny latr blkgnya luar ngri (barat) aduh, kira2 diterima ga sih sm penerbit????? Klo ngulang parah banget :"( judul aj barat. :"( tp ksluruhaan bhaasa indonesiaa gmn dongg? Plis bls y ka mksii (yuri009)
MadPotato mengatakan…
Ooooh... Gitu. Makasih ya Oom Iwok :D
sukses selalu bwt oom Iwok
Unknown mengatakan…
Saya bingung nih nyari penerbit yang cocok. Kalau genrenya fantasi, semacam novel Narnia, yang romancenya nggak terlalu ada kira-kira di mana ya?
Iwok mengatakan…
@Na Pink - sama-sama. sukses juga buatmu ya. tetap semangat :)

@Beelze - sebenarnya penerbit novel fantasi di indonesia sudah mulai bermunculan. di antaranya Mizan Fantasi (melalui penerbit Nourabook, Bentang, Mizania), GPU, Ufuk Fantasi, Matahati, Mahda Books, dll. Coba deh baca novel2 fantasi terbitan mereka agar bisa kebayang cocoknya dikirim ke penerbit yang mana. oke? :)
Angie Angela mengatakan…
kalau penulisnya ada dua, gimana cara menulis biodatanya? digabung atau dipisahkan?
Sdit mengatakan…
pak iwok kalo buat sinopsisnya lebih dari 3 lbr gmn?
Iwok mengatakan…
@Angie - kalau ada dua penulis, biodatanya ditulis terpisah saja. :)
@intan - hmmm .. kalau bisa sih jangan kepanjangan ya, nanti sinopsisnya jadi kayak cerpen dong? hehehe .. coba deh dipangkas-pangkas lagi, biar sinopsisnya hanya menceritakan alur penting saja. oke? :)
Unknown mengatakan…
pengen rasanya cepet-cepet nyelesain tulisanku. hehehehehe........
Anonim mengatakan…
halloo, waktu ketemu postingan ini aku bener-bener seneng , terima kasih ya kak, oh ya kak boleh nanya? misal penerbitnya ada di luar kota, nih contohnya penerbitnya dijakarta akunya di palembang, kalau naskahnya diterbitin di palembang juga apa kita diberi tahu ya kak, maaf nanyanya gak penting hehhe
Iwok mengatakan…
@KHoirotun - ayo segera selesaikan tulisannya ^^

@Anonim - Biasanya penerbit akan mendistribusikan bukunya ke seluruh toko buku di Indonesia melalui jaringan mereka. Jadi, meskipun bukunya diterbitkan di Jakarta, di palembang juga pasti ada bukunya :)
Unknown mengatakan…
mkasih infonya...
missedstory mengatakan…
Pak Iwok, saya kan baru aja mulai belajar nulis..sebelumnya saya begitu bersemangat sekali dalam menulis dengan tujuan utama tulisan aku bisa diterbitkan dan dinikmati oleh orang banyak, tapi setelah baca-baca disini aku merasa minder banget yah..dan merasa tulisan ku masih jauh..kalau berkenan Pak Iwok bisa membaca dan sedikit berkomentar tentang cara dan sudut pandang tulisanku..email Pak Iwok aku tunggu ya missedstory@gmail.com.
Iwok mengatakan…
@annisa - sama-sama, semoga bermanfaat ya :-)

@missedstory - jangan pernah minder lho, karena itu akan menjatuhkan semangatmu sendiri. justru setelah banyak membaca karya orang lain, harus lebih semangat belajar agar tulisan kita lebih baik. oke? tetap semangat ya :-)
Anonim mengatakan…
makasih yaa om...
sangat membantu banget..
doa`in berhasil ya om..;-)
Anonim mengatakan…
Halo kak iwok :)
Aku pelajar 15th
Nama aku Aisyah D
Yang pengen ngajuin novel komedi aku ke penerbit
Kira kira novel komedi bisa gak bercerita tentang pengalaman diri sendiri?
soalnya aku pengen diary pengalaman lucu aku di jadikan buku komedi non fiksi
Dan kak iwok bisa gak kalau aku kirim novel komedi aku ke beberapa penerbit? Soalnya kalau nunggu 4 s/d 5 atau sampai setahun lebih bakal lama cuma nunggu ketolak atau enggaknya.
Mohon di jawab ya kak makasih :)
Iwok mengatakan…
halo juga Aisyah,
diari pengalaman lucu bisa aja kok diterbitkan dan sudah banyak buku2 seperti itu. misalnya serial kambing jantan raditya dika, anak kos dodol dewi rieka, atau gokil dad karya saya. coba aja kirim naskahnya.

oya, bagusnya sih kirim naskahnya satu2 dulu ya. kalo sudah ada penolakan dari penerbit pertama, baru kirim ke penerbit berikutnya. soalnya, kalo dikirim sekaligus ke bbrp penerbit, lalu semuanya menerima naskahnya gimana? ngga enak kan membatalkan ke penerbit yg ga terpilih?
Unknown mengatakan…
halo ka,

mau nanya boleh ? aku kan lagi bikin novel nih nah aku baru bkin 2 sequel, trus bhasa yg aku pake itu campuran antara indo sma korea, tapi yg romanjinya bukan hangulnya, itu boleh ga sih ka ?

trus klo mslnya boleh, aku boleh ga nambahin glosarium di akhirnya ?

trus juga genrenya ini itu berkisah tntang brothership, friendship tapi ada sadnya juga, jdi genrenya apa ka ?

aduh aku bnyak nanya ya ? maaf ka namanya juga blajar :D mohon bntuannya
Iwok mengatakan…
@Fenti - eh, bahasa campuran indonesia dan korea? Maksudnya, bahasa korea dalam bentuk percakapan kah? atau dalam deskripsi juga? Apa pembaca awam yang nggak ngerti korea bisa mengerti?

kalau diselipin dikit-dikit dalam dialog sih saya pikir nggak masalah, tergantung kebutuhannya. Apalagi kalau misalnya si tokohnya orang Korea atau menggunakan setting di Korea. Glosarium atau footnote memang sangat dibutuhkan agar pembaca tidak kehilangan arti dari bagian tersebut.

Genre ceritanya masuk ke drama. Tetap semangat ya :)
Widya mengatakan…
Selamat siang, Pak Iwok. Kenalkan saya Widya. Saya suka sekali dengan blog Pak Iwok, sangat informatif dan membantu :)
Saya mau bertanya, biasanya dalam satu bab di novel itu ada berapa halaman Ms Word ya? Saya mencoba membuat novel, tapi satu babnya berkisar antara 12-15 halaman, apa itu terlalu panjang?
Terima kasih sebelumnya :)
Iwok mengatakan…
halo widya,
untuk penulisan panjang halaman dalam satu bab nggak ada aturannya kok, tergantung penulisnya membutuhkan seberapa panjang untuk cerita dalam bab tersebut. tapi 10-15 halaman sudah cukup kok, saya pun biasanya sekitar itu kalau menulis novel.

selamat menulis. terima kasih sudah mampir :-)
Unknown mengatakan…
iya ka dlam bntuk percakapan tp bhasanya yg mudah dimengerti kya annyeong, hyung dll bhasa yg umumnya aja..

nah kbtulan prannya itu aku ambil dri slah satu member boyband korea hehe

hihi mkasih ya ka atas jawabannya, nnti aku mau nanya lagi ya :D
Iwok mengatakan…
@Fenti - berarti itu cerita Fanfic ya? Okedeh, good luck ya :)
Unknown mengatakan…
haloo kak iwok..
kak mau nanya, aku udah ngirim naskah novel ke GPU.
aku pernah telf 2 kali ke GPU balasannya sedang dibaca. itu pas naskah yang aku kirim udah 5 bulan. sekarang udah 7 bulan.

kalau aku tlf lagi. aku takut kalau nantinya dibilang rewel.

apa mungkin novel aku itu udah pasti ditolak ya, karena udah lewat 5 bulan.? mohon balasannya ya kak.
Iwok mengatakan…
halo Upik, terima kasih sudah mampir.
karena selang waktunya sudah cukup lama, boleh kok kalau mau telepon lagi. yang penting jangan telepon tiap minggu aja. hehehe

biasanya, GPU akan mengirimkan surat pemberitahuan kalau naskahnya ditolak kok. saya pernah dapat surat penolakan setelah nunggu 7 bulanan, apalagi sekarang yg antriannya semakin panjang ya?

oya, naskah saya Dog's Love diberitahu lolos terbit di GPU setelah nunggunya 9 bulan lho. jadi sabar aja ya. didoain semoga naskahnya lolos terbit. aamiin :-)
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
mas, maksudnya profil penulis itu seperti apa yah? trus kan, kalo saya liat novel2 lain, ada ucapan terima kasihnya mas. itu dibuat dan dikirim ke penerbit sekaligus naskah novel atau itu dibuat setelah naskah kita lolos? mohon jawabannya via email aja ya mas yayang_rise@yahoo.co.id
Unknown mengatakan…
aamiin. maksih kak, :D

waktu itu udah tlf. katanya suruh nunggu satu minggu lagi.
tapi udah satu minggu belum ada kabar.

mungkin benar, aku harus sabar kali. :)
Unknown mengatakan…
setelah baca komentar2 disini jadi semangat buat ngirim naskah ke penerbit besar. aku udah nerbitin novel di penerbit indie. udah keluar biaya cukup banyak tapi karena aku gak promosi, buku ku kurang laku. tapi udah beberapa bulan aku sering post cerpen di internet agar namaku cukup dikenal. aku pikir jika nama kita cukup dikenal orang setidaknya di dunia maya dan cerpen-cerpen yang aku posting dinilai bagus apakah ada peluang lebih agar novel kita lolos pihak penerbitnya?
Unknown mengatakan…
Ka boleh ga, naskahnya aku kirim dlu ke ka iwok..
Aku mau tau tanggapannya kaya gmna, aku msih tkut nih buat ngajuin naskah aku ke penerbit
Iwok mengatakan…
@upik - semoga segera ada kabar baiknya ya :-)

@avans - ya, resiko menerbitkan indie memang harus siap dengan promosi dan distribusinya, kalau tidak begitu tidak akan banyak orang mengetahui buku kita.

mengenai peluang ditdrbitkan penerbit besar, setiap orang memiliki peluang yg sama kok.selama naskah kita bagus dan menarik, serta memenuhi syarat, insya Allah akan diterbitkan. jadi, ayo tulis naskah semenarik mungkin :-)

@fenti - duh, maaf banget ya tidak bisa mengabulkan permintaannya. saat ini saya masih punya dedlen2 tulisan yg harus diselesaikan. saya juga harus ngantor setiap hari, jadi waktunya rebutan nih. mungkin lain kali ya. maaf banget :-)
chan_chan mengatakan…
surat pengantar di taruh di amplop khusus tersendiri / di jilid jadi satu dengan naskah kita?
thx
Iwok mengatakan…
chan chan - digabung dalam satu jilid boleh, tapi kalau terpisah juga gpp, selama masih dalam amplop yang sama. good luck ya :-)
Anonim mengatakan…
maaf saya peggy, saya mau nanya kalo naskah yang dikirimkan dalam bentuk print out itu, satu halaman, satu lembar, atau harus bolak balik? trus kalo penerbit mizankan naskah novel terbagi jadi KKPK sma PBC, umur saya 16 tahun, tapi kalo di mizan ith masuk katagori PBC,sedangkan saya buat novel remaja, bukan PBC, apa boleh?
terima kasaih
Iwok mengatakan…
Hallo Peggy, terima kasih sudah mampir :)
untuk printout naskah, jangan bolak-balik ya, soalnya bacanya pasti pusing nanti editornya. hehehe. Kalau naskahmu tidak sesuai dengan kriteria untuk PBC, berarti masuknya ke novel fiksi remaja umum. Coba saja dikirimkan, siapa tahu bisa diterbitkan. :)
Unknown mengatakan…
selamat malam bang iwok, saya mau tanya, gimana ya cara menanyakan kabar tentang naskah kita ke penerbit agar terdengar sopan dan tidak terlihat kurang sabaran?
mohon jawabannya di kirim via email ke : firaa88@gmail.com
terimakasih banyak sebelumnya ya bang :)
Anonim mengatakan…
Halo ,saya Ogy.
Mau nanya nih, contoh surat penghantar itu seperti apa ya? Maklum,saya masih pelajar dan ingin mengirim naskah tema remaja ke PT Gramedia. Tolong kirimkan ke alamat e-mail saya prabaswariyogiana@yahoo.com . Terimakasih sebelumnya :)
Iwok mengatakan…
@Peggy - Halo Peggy, waduh sori kalau saya telat banget jawabnya ya.
Ya, kalau print naskah jangan bolak-balik ya, tapi satu lembar satu halaman muka saja.
Boleh kok, berarti nanti kamu kirimnya naskah umum, bukan khusus untuk serial PBC :)

@Fira - Cara untuk menanyakan kepastian naskah kita bisa dengan cara menelepon atau mengirim email ke redaksi. Biar pasti sih lebih baik telepon saja. Minimal setelah satu bulan naskahmu dikirim deh. Kamu bisa bertanya mengenai status naskahmu saat itu. Jangan lupa ucapkan 'maaf mengganggu' dan 'terima kasih' agar terdengar sopan ya :)
Satu bulan sekali menelepon untuk menanyakan kabar naskah kita gak masalah kok sepertinya. Asal jangan setiap minggu saja ya :D

@Ogy
Halo Ogy, maaf jawabannya terlambat ya. Contoh surat pengantar bisa dibaca di postingan saya yang ini :

http://iwok.blogspot.com/2011/06/tips-contoh-surat-pengantar-ke-penerbit.html

semoga bermanfaat :)
Unknown mengatakan…
maap sebelumnya. ada yang saya tidak mengerti dari posting ini, jadi saya mau bertanya :D
pertama saya masih tidak mengerti dengan Surat Pengantar, Surat Pernyataan Keaslian Naskah, dan saya sedikit bingung dengan cara mengirimnya yang melalui pos karena saya belum pernah mengirim sesuatu lewat pos, bisa tidak sedikit dijelaskan?
terima kasih atas postingannya :) sangat membantu.
Unknown mengatakan…
ah iya, maap om sebelumnya belum memperkenalkan diri, pasti susah baca nama user saya hehhe. panggil saya icha saja om :)
oh ya. kalau bisa jawabannya tolong ke email saya saja om. chahiruma@gmail.com
kalau om gak keberatan heheh makasih om :)
Iwok mengatakan…
Halo Icha,
Surat Pengantar adalah surat yang menyertai pengiriman naskah saat dikirimkan ke redaksi penerbit. Isinya semacam pemberitahuan bahwa saat itu kita mengirimkan naskah untuk dipertimbangkan untuk diterbitkan. Semacam sopan santu gitulah. Contohnya ada di postingan saya kok di blog, silakan cari ya. Lihat saja postingan2 saya yang berlabel 'Tips Menulis'.

Surat pernyataan keaslian naskah adalah surat pernyataan bahwa naskah yang kita kirimkan itu adalah benar-benar naskah milik kita sendiri, bukan saduran atau terjemahan dari karya lain.

Belum pernah kirim sesuatu via pos? Ah, masa sih? Gampang kok. Naskah yang sudah dijilid dan dimasukkan amplop, tinggal dibawa ke kantor pos. Lalu serahkan ke bagian pengiriman untuk ditimbang dan dihitung ongkosnya. Setelah itu bayar biayanya dan selesai sudah. gampang kan? Hehehe
Unknown mengatakan…
oh. :D okelah nanti saya liat :)
-_- tetep enggak ngerti om sama surat pernyataannya. maksud om itu ketik kaya surat yang menyatakan bahwa tulisan/karya sendiri gitu? maap om agak2 lola saya -_-
oh. gitu. okelah :D biasanya om pakai prangko gak?? -_-a
Precillia Leonita mengatakan…
Permisi Pak, saya sudah agak lama mengirim naskah fiksi karya saya ke sebuah penerbit dan selang sebulan kemudian menerima surat bahwa naskah saya sedang dalam antrian untuk mendapat keputusan diterbitkan atau tidak. Tapi hingga kini, sudah hampir setengah tahun sejak saya menerima surat tersebut dan tidak ada kabar dari redaksi. Saya coba mengirim email ke redaksi fiksi penerbit tersebut, namun tidak dijawab, padahal jangka waktu yang disebutkan adalah tiga bulan. Saya berpikir untuk menelepon ke penerbit, dan bingung, "Nanti mau ngomong apa?" Bagaimana ya Pak, kata-kata yang pas dan sopan buat nanyain naskah kita ke penerbit, Pak? Terimakasih banyak buat bantuannya. Senang sekali kalau Pak Iwok bersedia membalas ke e-mail saya, precillia_l@yahoo.co.id
Iwok mengatakan…
@Icha - iya, surat pernyataan ditulis sendiri aja. Saya biasanya kirim lewat Kilat Khusus/tercatat, tanpa perangko :)

@Precilia - sudah dibalas via email ya :)
Anonim mengatakan…
from: chan chan
Kak Iwok sy maw tanya..
bulan juli kmarin sy sdh mengirimkan naskah sy ke GPU. pertanyaan sy, adakah konfirmasi dr pihak GPU ttg mereka sdh menerima naskah sy / blm? krn sampai skrg sy blm menerima konfirmasi apa2. sy jd cemas apakah naskah sy sdh sampai di sana atau blm. bs sy minta nmr telp GPU yg bs di hub mgkn. thx
Iwok mengatakan…
Halo Cha Chan, kalau belum terima surat konfirmasi, boleh kok telepon ke redaksi. Bilang saja kalau kamu sudah kirim naskah dari tanggal berapa, judulnya apa, dikirim melalui apa. Untuk nomor telepon GPU, coba dilihat di novel terbitan mereka ya. Ada kok di cover belakang. Atau bisa juga dicek di FB nya GPU atau websitenya. googling aja :)
Unknown mengatakan…
Permisi pak iwok, ini sanidya. boleh minta alamat emailnya tidak ya, terimakasih.
Ando AJo mengatakan…
Mas Iwok, thanks infonya diatas, saya jdi semangat lgi buat nulis.
skalian numpang nanya nih Mas, gimana kalo naskah fiksi yg lbih dari 300 halaman Mas?
apakah bisa sa kirimkan jg ke penerbit yg saya inginkan?
trimakasih Mas Iwok, smoga ditanggapi.
salam sukses buat smua
Iwok mengatakan…
@Sanindya - ngobrolnya di sini saja ya. maaf lho :)

@Louis - kesempatan selalu terbuka, lho. Jadi peluang naskahnya untuk diterbitkan akan selalu ada. Karena itu coba saja kirimkan dulu naskahnya Mas Louis, biar bisa direview oleh editor di penerbit yang bersangkutan. Good luck ya :)
Unknown mengatakan…
Permisi Pak Iwok , nama saya al dan saya ?mempunyai beberapa pertanyaan .

Saya sedang membuat buku tentang K-pop dan Korean culture . Boleh tidak kalau ditulis dalam 2 bahasa ( b.indonesia dan b.inggris) ? Lalu tentang gambar yang dipakai , haruskah saya mencantumkan website dimana foto itu ditemukan ? Bagaimana dengan hak cipta pemilik fotonya ?

Kalau bisa dibalas di email saya yah , alventolim@yahoo.com . Terima kasih banyak !


This is my world mengatakan…
Misi Om iwok.. aku lagi galau nih, mau ngirim naskah, tapi kan ada unsur koreanya, jadi ada beberapa kata yang pake bahasa korea, itu harus pake foot note ya? ehehehee thanks :D
Iwok mengatakan…
@alvento - ditulis dalam 2 bahasa? boleh saja. tapi yg versi inggris mau diterbitkan di mana? oya,kalau salah satu versi bahasa sudah diterbitkan, penerbitan dalam bahasa yg lain harus seizin penerbit yg sudah menerbitkan ya.

penggunaan foto, menurut saya cukup riskan dengan hak ciptanya, meski di beberapa buku yg saya punya cukup mencantumkan url-nya. lebih baik konsultasikan dengan editor saja ya, biar lebih pasti jawabannya. :)

@my world - ya, ada baiknya menuliskan terjemahannya dalam footnote, karena nggak setiap orang tahu artinya :)
Anonim mengatakan…
Mas iwok mau tanya donk.. saya kan bikin novel tapi tokohnya di ambil dari nama artis hehe. sah gk tuh? terus kalo mau di terbitkan apakah akan ada larangan dari penerbit karna mengambil nama artis ?
dhyansya mengatakan…
kaa.. mau nanya.
berapa kali anda gagal hingga akhirnya naskahnya di terbitin.
hehehe..
Iwok mengatakan…
@Anonim - Apakah itu genrenya Fanfic? saya tidak bisa komen kalau masalah ini, karena ada yang membolehkan, dan ada yang tidak. Tapi saya lihat skrg banyak novel-novel fanfic yang terbit dan beredar di toko buku :)

@Dhilla - saya suka nulis sejak kecil. Dan sudah tidak terhitung banyaknya naskah saya yang ditolak penerbit/media cetak. sampai sekarang pun masih ada kok naskah saya yang ditolak penerbit. Tapi semua itu tidak membuat saya patah semangat untuk tetap menulis :)
Anonim mengatakan…
boleh minta contoh naskahnya tidak kang? maaf saya emang lemot
Anonim mengatakan…
mas syarat usia buat mengajukan novel itu berapa ya? apa boleh anak sma mengajukan novel? trus kalau pakai bahasa gaul seperti lo gue gitu bolehkan?
Anonim mengatakan…
mas syarat usia buat mengajukan novel itu berapa ya? apa boleh anak sma mengajukan novel? trus kalau pakai bahasa gaul seperti lo gue gitu bolehkan?
Iwok mengatakan…
@anonim1 - contoh buku fanfic? maaf saya ngga punya, tapi bisa lihat di toko2 buku kok :)

@anonim2 - tidak ada batasan usia kok, anak sma boleh mengajukan naskah novel. pake bahasa gaul dan ber lo-gue juga boleh :)
1 – 200 dari 540 Lebih baru Terbaru

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?