Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

Cewek-cewek Tulalit – Behind The Scenes

Gambar
Kalo melihat naskah ini terbit, saya jadi inget kembali proses pe nulis an naskah nya yang sudah bertahun lalu. Saat saya bongkar lagi arsip, ternyata naskah ini mulai ditulis bulan Juni 2008! Yay ... 4 tahun lalu! Nggak nyangka aja kalau ternyata 4 tahun kemudian naskah ini bisa terbit juga. Satu yang masih saya ingat jelas, naskah ini saya tulis setelah novel saya yang berjudul ‘Pulau Huntu’ terbit. Apakah ternyata berkaitan? Dari sisi ceritanya sama sekali tidak ada kaitannya. Yang satu ke barat, satunya lagi ke selatan. Tapi, dari sisi proses kreatifnya YA. Cewek-cewek Tulalit yang semula saya kasih judul DEEDEE & MEME ditulis berdasarkan permintaan dari teman-teman saya, khususnya tem a n-tem a n cewek jaman kuliah dulu . Yang sudah membaca Pulau Huntu tentu tahu persis bahwa tokoh-tokoh yang ada di dalamnya menggunakan tokoh -tokoh nyata ; sahabat-sahabat saya semua ~ Akuy, Dennis, dan Yonk. Dengan ijin mereka semua, saya gunakan karakter mereka untuk bermain sepanjang

[Terbit] Cewek-Cewek Tulalit

Gambar
Penerbit Lingkar Pena Publishing House (LPPH) - Juli 2011 Deedee dan Meme adalah sepasang cewek tulalit yang ngekos di Pondok Barokah. Kenapa kost-an mereka Pondok Barokah? Katanya sih biar penghuninya diberikan keberkahan dan bisa lulus tepat waktu. 1) Sama seperti Deedee dan Meme, penghuni Pondok Barokah juga pada tulalit semua. Ada yang kebelet ingin j adi artis sinetron, ada yang kuliah sampai tujuh tahun nggak lulus-lulus, dan ada juga yang suka bikin makanan aneh-aneh (misal: spageti isi daging bekicot) 2) Alhasil, karena dihuni oleh cewek-cewek tulalit, banyak kejadian unik dan konyol yang terjadi di Pondok Barokah. Salah satunya adalah pesan misterius yang tertulis di hanging note pintu kamar Deedee dan Meme. Pesan misterius itu hampir setiap hari muncul. Isi pesannya bukan cuma bikin penasaran, tapi juga ngeselin banget. Mau tahu isi pesannya seperti apa? Lihat footnote dibawah ini. 3) Cewek-cewek Tulalit ditulis oleh Iwok Abqary, pengarang yang kegokilannya

[Laporan Perjalanan] Dari Balik Seleksi 750 Petualang ACI Detikcom

Gambar
Lolos menjadi 750 Kandidat Petualang ACI (Aku Cinta Indonesia) yang diselenggarakan oleh Detikcom ini jelas merupakan kejutan besar buat saya. Bagaimana tidak, menjadi 750 orang yang disaring dari tidak kurang 50.000 pelamar ini tentu bukan prestasi main-main. Puluhan ribu orang, man ! Hebat benar pesona gelaran ACI ini sehingga mampu menyedot sedemikian banyak animo masyarakat untuk berperanserta. Tidak heran kalau dibalik rasa antusias dan semangat, saya tidak bisa menghilangkan rasa gugup. Bisakah saya melanjutkan perjuangan ini dengan baik? Tinggal satu langkah lagi untuk menuntaskan langkah saya ke 60 besar Petualang ACI; interview di Jakarta! Jumat malam (22/07) saya sudah berada dalam bis antar kota yang membawa saya dari Tasikmalaya ke Jakarta. Jadwal wawancara sudah ditetapkan kalau saya ikut sessi wawancara ke 3, hari Sabtu pukul 8 pagi. Perjalanan malam yang panjang dilingkupi rasa eksiting berbeda membuat saya tidak bisa terlelap. berbagai pikiran berkecamuk dalam benak s

[Review] Sebelas Patriot

Gambar
Ada keanehan saat pertama kali saya memegang novel Sebelas Patriot ini. Lebih tepatnya bingung. Benarkah novel setipis ini karya Andrea Hirata? Sangat jauh berbeda saat saya memegang Tetralogi Laskar Pelangi (Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov), Padang Bulan, dan Cinta Dalam Gelas. Kesemuanya menyajikan ketebalan halaman yang [dari awal saja] sudah menjanjikan alur cerita yang berliku dan memikat. Dengan novel setipis ini, apa sebenarnya yang ingin disuguhkan oleh Andrea? Rasa penasaran membuat saya segera menyelipkan Sebelas Patriot dalam setumpuk buku untuk dibawa ke meja kasir. Tentu saja, saya tidak ingin melewatkan karya Andrea yang terbaru! Seperti terpatri dalam judulnya, Sebelas Patriot mengangkat jiwa patriotisme dan cinta tanah air. Kalau dalam Laskar Pelangi dan sekuelnya membahas tentang tema pendidikan yang pekat, dan dalam Dwilogi Padang Bulan (dan Cinta Dalam Gelas) membahas tentang olahraga Catur dan perjuangan seorang perempuan miskin bernama Enong, kali ini Andr

[Tips] Memilih Penerbit yang Cocok

Gambar
Memilih penerbit yang cocok dengan naskah yang kita tulis itu gampang-gampang susah. Penerbit kan banyak, kenapa naskah saya ditolak? Perasaan naskah saya nggak kalah bagus dibanding novel-novel yang sudah terbit dan beredar. Apa yang salah ya? Tenang, Penerbit di Indonesia memang banyak, tapi apakah naskah kita dikirim ke penerbit yang tepat? Di sanalah masalahnya. Meski penerbit  banyak sekali, kita tidak bisa menyamaratakannya begitu saja. Setiap penerbit memiliki kekhususan masing-masing. Artinya, satu sama lain belum tentu menerbitkan spesifikasi buku yang sama. Katakanlah, Penerbit A menerbitkan novel, Penerbit B juga menerbitkan novel. Tapi, apakah novel yang diterbitkan kedua Penerbit tersebut sama? Belum tentu. Penerbit A bisa saja hanya menerbitkan novel-novel bertema inspiratif, sedangkan Penerbit B hanya menerbitkan novel roman remaja. Beda sekali, bukan? Jadi, kalau kamu mengirimkan naskah novel seputar dunia remaja ke penerbit A, bisa jadi naskah kamu akan langsung dito

Blogging has never tasted this good!

Gambar
Yay, blogging has never really tasted this good! Awalnya nggak ada niat ikutan Lomba Mini SEO yang digelar oleh idblognetwork.com ini. Seperti biasa, kalo nulis dan posting laporan perjalanan atau kegiatan sih udah biasa. Tiap ikut-ikutan suatu acara, pulangnya pasti gue bikin laporan panjang lebar buat bahan postingan. Masih inget waktu gue ikutan gathering penulis bacaan anak yang diadakan di Jakarta tahun lalu. Acaranya sehari aja postingan gue bisa sampe 3 biji!  Kejadian gue nyasar di Pasar Rebo aja bisa jadi postingan tersendiri saking panjangnya. hehehe. Makanya, pas ikutan acara workshop Blogilicious Van Bandung yang digelar idblognetwork (IBN) di Cafe S28 Bandung ini, gue lagi-lagi nulis reportasenya. Buat gue, laporan perjalanan dan kegiatan adalah bentuk dokumentasi tersendiri. Jadinya bisa ketahuan kalo selama ini gue sudah ngapain dan kemana aja. Nah, berhubung IBN ternyata ngadain lomba mini SEO dengan tema laporan kegiatan workshop yang sudah diadakan, kenapa tidak l

[Review] Gokil Dad by Liza

Gambar
Gokil habis! Seorang Iwok ketika menjadi bapak dikupas habis di sini. Cerita-ceritanya mengalir santai dan lugas, membuat saya berpikir jangan-jangan suami saya seperti Kang Iwok ya, secara keduanya sama-sama jaim. Membaca tuturan-tuturan Kang Iwok tentang tegang dan berdarah-darah ketika harus menemani Iren, istrinya, melahirkan Abith (anak pertama mereka) membuat kita terbahak-bahak sekaligus terharu. Berdarah betulan! Kan habis itu lengan dicakar-cakar oleh istrinya. Atau yang menceritakan tentang tumbuh kembang Abith ( lain kali cerita juga tentang Rayya ya, Kang), membuat saya teringat dengan si sulung yang kelakuannya sama persis dengan sulungnya kang Iwok. Menginspirasi saya untuk tidak jutek dan judes kepadanya kalau-kalau tindakannya dianggap memusingkan. Bapak sama Ibu cara menanganinya mungkin berbeda ya. Kadangkala sebagai menantu bisa bandel juga sungguh menggelikan tetapi mengharukan ketika hubungan Ummi dan Iwok terlihat sangat dekat dan mengasyik

[Resensi] Mika, Sang Pelaut

Gambar
Judul  :  Mika Sang Pelaut Jenis  :  Cerita Bergambar Penulis  :  Renny Yaniar Ilustrasi  :  Stella Ernes Penerbit  :  PT. Bumi Aksara Jumlah Hal. :  72 Tahun Terbit  :  Oktober 2010 ISBN :  978-979-010-388-7   Siapa bilang Kapten Kapal Laut itu harus seorang laki-laki? Buktinya Mika bisa menjadi Kapten Kapal yang hebat. Bersama Ibu tirinya yang baik hati, dan teman-temannya yang bersahabat, Mika mengarungi luasnya samudera. Dengan kapalnya yang indah, Mika mengantarkan Pangeran Kastelo menuju Kerajaan Kupu-Kupu. Selain itu, Mika pun berpetualang menuju Pulau Mercusuar. Karena kebaikan hatinya, Mika pun disenangi dan disayangi setiap orang yang ditemuinya. Sebuah cerita petualangan di laut yang menyenangkan. Tidak ada Ibu Tiri yang jahat, Bajak Laut yang sangar, atau penjahat yang menakutkan. Yang ada hanyalah teman-teman yang bersahabat serta binatang-binatang yang lucu. Sebuah cerita tentang perjalanan penuh fantasi dan kegembiraan.

[Resensi] Ayah, Temani Aku Melihat Bintang

Gambar
Judul       :  Ayah, Temani Aku Melihat Bintang Jenis       :  Kumpulan Cerpen Penulis    :  Renny Yaniar Ilustrasi   :  Nurcililia Penerbit  :  Elex Media Komputindo Jumlah Hal.    :  48 Tahun Terbit   :  2010 ISBN             :  978-979-27-8852-5 Kikit sangat sedih. Ayahnya sibuk sekali dengan konser biola-nya. Berhari-hari Ayah harus pergi dari satu kota ke kota lainnya. Sebagai seorang pemain biola terkenal, Ayah Kikit sering diundang  tampil dalam berbagai pertunjukkan. Kikit sangat kesepian, karena Ibunya sudah lama meninggal. Padahal, Kikit ingin sekali ayah menemaninya melihat bintang, dan mendengar segala ceritanya. Apakah keinginan Kikit akhirnya dapat terwujud? Sebuah cerita yang sangat menyentuh. Disajikan dengan gaya bertutur yang indah, kalimat yang mudah dicerna, serta ilustrasi yang menawan.  Selain itu, terdapat 16 cerita menarik lainnya. Sebuah kumpulan cerita yang menghibur dan sarat dengan makna.[]

Surat Perjanjian Penerbitan (SPP)

Gambar
Surat Perjanjian Penerbitan (SPP) adalah kontrak kerjasama antara penulis dengan penerbit saat naskah penulis lolos untuk diterbitkan. Pada saat SPP ini sudah disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka naskah akan melalui proses penerbitan menjadi buku (lama prosesnya berbeda-beda tergantung setiap penerbit). Berbeda kalau SPP belum disepakati, maka proses penerbitan tentu saja akan mengalami hambatan, karena SPP ini adalah kunci seluruh proses. Kalau tidak ada kesepakatan mengenai isi SPP, naskah pun akan batal terbit. Sebenarnya, apa saja sih yang ada dalam klausul SPP ini? Masing-masing penerbit memiliki format kontrak tersendiri. Ada yang sangat detil, ada pula yang mencantumkan poin-poin intinya saja. Hanya saja, hal-hal yang biasanya tercantum dalam SPP biasanya seperti ini :   Kepemilikan naskah, Dalam klausul ini berisi pernyataan bahwa Penulis adalah benar-benar yang memiliki (menulis) naskah tersebut, dan menyerahkan naskah kepada Penerbit untuk diterbitkan

[Tips] Jual Putus atau Royalti?

Gambar
Tanpa bermaksud sok tahu atau sok ngajarin, berikut ini saya ingin menyampaikan tentang sistem jual putus dan sistem royalti dalam dunia penerbitan. Tentu saja berdasarkan pengalaman-pengalaman saya selama ini. Selama ini, dikenal adanya dua sistem pembayaran apabila sebuah naskah diterbitkan oleh sebuah penerbit. Entah itu buku non fiksi maupun fiksi. Sistem ini adalah Jual Putus dan Royalti. Biasanya pada saat naskah sudah mendapat persetujuan terbit, akan terjalin komunikasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penerbitan naskah tersebut antara penulis dan editor (yang mewakili penerbit). Salah satu diantaranya adalah mengenai kontrak dan sistem pembayaran. Ketika ditawarkan apakah kita akan mengambil sistem jual putus atau royalti, manakah yang sebaiknya diambil? Seringkali saya mendapatkan pertanyaan dari teman sesama penulis ketika dia dihadapkan pada pilihan ini. Mereka kebingungan, apakah harus memilih jual putus atau royalti? Nah, sebelum memutuskan salah