[Laporan Perjalanan] Dari Balik Seleksi 750 Petualang ACI Detikcom
Lolos menjadi 750 Kandidat Petualang ACI (Aku Cinta Indonesia) yang diselenggarakan oleh Detikcom ini jelas merupakan kejutan besar buat saya. Bagaimana tidak, menjadi 750 orang yang disaring dari tidak kurang 50.000 pelamar ini tentu bukan prestasi main-main. Puluhan ribu orang, man! Hebat benar pesona gelaran ACI ini sehingga mampu menyedot sedemikian banyak animo masyarakat untuk berperanserta. Tidak heran kalau dibalik rasa antusias dan semangat, saya tidak bisa menghilangkan rasa gugup. Bisakah saya melanjutkan perjuangan ini dengan baik? Tinggal satu langkah lagi untuk menuntaskan langkah saya ke 60 besar Petualang ACI; interview di Jakarta!
Jumat malam (22/07) saya sudah berada dalam bis antar kota yang membawa saya dari Tasikmalaya ke Jakarta. Jadwal wawancara sudah ditetapkan kalau saya ikut sessi wawancara ke 3, hari Sabtu pukul 8 pagi. Perjalanan malam yang panjang dilingkupi rasa eksiting berbeda membuat saya tidak bisa terlelap. berbagai pikiran berkecamuk dalam benak saya; apa saja yang akan ditanyakan besok? bisakah saya menjawabnya tanpa rasa gugup? Bismillah ... yang penting saya harus berusaha!
Sampai di terminal Lebak Bulus jam 4.30. Brrr ... masih pagi buta. Nggak mungkin saya nekad ke kantor detik jam segitu. Mau ngapain? bantuin nyapu? hehehe. Akhirnya di ruang tunggu nyoba merem-merem ayam dulu, melepaskan penat dan pinggang yang pegel. Baru pas matahari dah mulai nongol, akhirnya ngacir ke toilet umum dan ikut mandi di sana. Mandi ala kilat aja dah, yang penting bisa gosok gigi dan badan nggak bau-bau amat. Kalau nggak mandi dikhawatirkan para interviewer akan pingsan duluan pas mau wawancara nanti. :P
Pukul 7 pagi kurang sekian menit, saya sudah ada di kantor Detikcom, Gedung Aldevco Octagon. Yaay ... peserta paling rajin nih. Harusnya semangatnya ini diganjar lolos ke 60 besar *ngarepbanget* Untung ada tukang buryam di depan kantor, jadi nongkrong di sana dulu sambil sarapan. Lumayan ngisi perut biar nggak nambah stress ngadepin interview. Sambil nongkrong, saya mulai memperhatikan satu per satu peserta yang mulai berdatangan masuk ke kantor Detikcom. Nggak susah memastikan mana yang peserta dan mana yang bukan. Lihat aja baju yang dikenakannya. Kalau cewek pake baju merah, dan cowok baju putih, 99% bisa dipastikan mereka adalah peserta seleksi ACI. Itu memang dresscode yang diterapkan panitia untuk seluruh peserta yang akan mengikuti seleksi 750 besar Petualang ACI ini; Merah dan Putih.
Jam 8 peserta sudah mulai berdatangan dan memenuhi ruangan. Setelah registrasi ulang, setiap peserta diminta untuk menulis biodata lengkap beserta essay singkat mengenai salah satu objek wisata yang paling berkesan. Setelah itu, panitia ACI pun membuka acara dengan presentasi singkat dan tanya jawab seputar penyelenggaraan ACI 2011. Asli, semua peserta langsung mupeng mendengar semua pemaparan tentang agenda ini, ya acara jalan-jalannya, ya hadiah yang menantinya. Yakin, semuanya pasti berharap bisa segera lolos menjadi 60 besar Petualang ACI. Ya iyalaah ... kalo nggak, ngapain juga mereka datang pagi itu?
Sesi pemotretan peserta segera berlangsung sebagai dokumentasi Panitia atas Peserta. Kali ini setiap peserta sudah ditempeli Nomor Peserta di dada *udah berasa lagi ikutan Indonesian Idol nih ditempeli stiker dada begitu*. Gaya dan posenya bebas! Karena sadar umur, saya foto dengan gaya klasik sajah; berdiri tegak! heuheuheu ... malu euy, difotonya depan seluruh peserta pula! Waks ... rasa malu ini pula yang membuat saya makin nervous pas harus video shooting untuk pengenalan diri. Di ruangan itu saya jadi paling tua sendiri, dan itulah yang membuat saya nggak fokus depan kamera. Minder sama peserta lain yang masih tampak seger-seger. Huhuhu ... akhirnya saya merasa tapping video saya belepotan dan ngawur jaya. *tidaaaaak ... bisa diulang nggaaaak?* :P
Menunggu giliran interview, saya mencoba meredakan gugup yang masih bertalu-talu. Sebenarnya, saya bukan tipikal orang yang mudah gugup (berbekal pengalaman tampil di depan umum belakangan ini). Tapi, dalam suasana kompetisi seperti ini, rasa itu wajar kalau tiba-tiba timbul. Kekhawatiran salah menjawab, takut tidak bisa menyampaikan secara utuh apa yang ingin saya sampaikan kepada panitia, malah membuat semuanya menjadi kusut. Akhirnya saya serahkan semuanya kepada Yang Di Atas, kalau Dia meridhoi langkah saya ini, pasti semuanya akan diberikan kemudahan. Bismillah.
Di sesi interview saya menyampaikan, sebagai penulis saya ingin membawa keindahan alam Indonesia dan keragaman yang ada di dalamnya ke dalam tulisan-tulisan dan buku saya. Sebelum ini saya sudah menulis beberapa novel anak berlatar keindahan dan keragaman budaya Indonesia. Sebut saja dalam novel KING (Novel adaptasi film KING ~ Alenia Picture) yang mengangkat keindahan Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Banyuwangi secara umumnya. Atau dalam Sepeda Ontel Kinanti yang mengangkat keindahan Pantai Sindangkerta Tasikmalaya dengan habitat Penyu Hijau-nya yang mulai punah. Atau juga dalam novel Misteri Lemari Terkunci yang mengangkat kerajinan tradisional Tasikmalaya berupa Kelom Geulis, dan Misteri Payung Terbakar yang mengulas tentang kerajinan Payung Geulis. Kalau saya diberikan kesempatan menjadi Kandidat ACI, insya Allah saya bisa menulis dengan latar belakang dan budaya daerah yang berbeda pula dalam novel-novel saya selanjutnya. Misi saya adalah mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih mengenal potensi alam dan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Diselipkan dalam sebuah cerita yang menghibur, tentunya anak-anak tidak akan merasa dibebani tentang penanaman jiwa AKU CINTA INDONESIA dalam benak dan pikiran mereka. Bukankah masa depan keindahan dan kelestarian alam Indonesia ada di tangan anak-anak Indonesia? Lewat tulisan-tulisan saya, saya ingin anak-anak Indonesia semakin mencintai tanah airnya dan kelak dapat mempertahankannya.
Setidaknya, itulah yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan motivasi saya ikut ACI ini. Mudah-mudahan misi saya ini bisa diapresiasi dengan baik oleh penyelenggara ACI *Boleh dong ngarep terus. hehehe*
Bagaimanapun, panitia ACI pasti sedang kelimpungan sekarang. Mengumpulkan dan menyeleksi 750 misi berbeda dari 750 kepala pasti tidak mudah. Memilih dan memilah 60 misi terbaik untuk dinyatakan lolos sebagai 60 Petualang pasti membutuhkan pemikiran dan ekstra pertimbangan, agar tidak salah dalam memilih. Buat saya pribadi, terpilih menjadi salah satu petualang pasti adalah sebuah harapan besar. Kalaupun ternyata belum dianggap layak, tentunya harus diterima dengan besar hati. AKU CINTA INDONESIA tidak berarti harus memaksakan kehendak. Di lain itu, kita harus siap mendukung misi lain yang lebih baik, agar CINTA INDONESIA semakin menyebar di seluruh penjuru tanah air. Bukankah itu yang terpenting?
Go ACI DETIKCom! Apapun keputusannya, lolos atau tidak, AKU TETAP CINTA INDONESIA!
Jumat malam (22/07) saya sudah berada dalam bis antar kota yang membawa saya dari Tasikmalaya ke Jakarta. Jadwal wawancara sudah ditetapkan kalau saya ikut sessi wawancara ke 3, hari Sabtu pukul 8 pagi. Perjalanan malam yang panjang dilingkupi rasa eksiting berbeda membuat saya tidak bisa terlelap. berbagai pikiran berkecamuk dalam benak saya; apa saja yang akan ditanyakan besok? bisakah saya menjawabnya tanpa rasa gugup? Bismillah ... yang penting saya harus berusaha!
Sampai di terminal Lebak Bulus jam 4.30. Brrr ... masih pagi buta. Nggak mungkin saya nekad ke kantor detik jam segitu. Mau ngapain? bantuin nyapu? hehehe. Akhirnya di ruang tunggu nyoba merem-merem ayam dulu, melepaskan penat dan pinggang yang pegel. Baru pas matahari dah mulai nongol, akhirnya ngacir ke toilet umum dan ikut mandi di sana. Mandi ala kilat aja dah, yang penting bisa gosok gigi dan badan nggak bau-bau amat. Kalau nggak mandi dikhawatirkan para interviewer akan pingsan duluan pas mau wawancara nanti. :P
Pukul 7 pagi kurang sekian menit, saya sudah ada di kantor Detikcom, Gedung Aldevco Octagon. Yaay ... peserta paling rajin nih. Harusnya semangatnya ini diganjar lolos ke 60 besar *ngarepbanget* Untung ada tukang buryam di depan kantor, jadi nongkrong di sana dulu sambil sarapan. Lumayan ngisi perut biar nggak nambah stress ngadepin interview. Sambil nongkrong, saya mulai memperhatikan satu per satu peserta yang mulai berdatangan masuk ke kantor Detikcom. Nggak susah memastikan mana yang peserta dan mana yang bukan. Lihat aja baju yang dikenakannya. Kalau cewek pake baju merah, dan cowok baju putih, 99% bisa dipastikan mereka adalah peserta seleksi ACI. Itu memang dresscode yang diterapkan panitia untuk seluruh peserta yang akan mengikuti seleksi 750 besar Petualang ACI ini; Merah dan Putih.
Jam 8 peserta sudah mulai berdatangan dan memenuhi ruangan. Setelah registrasi ulang, setiap peserta diminta untuk menulis biodata lengkap beserta essay singkat mengenai salah satu objek wisata yang paling berkesan. Setelah itu, panitia ACI pun membuka acara dengan presentasi singkat dan tanya jawab seputar penyelenggaraan ACI 2011. Asli, semua peserta langsung mupeng mendengar semua pemaparan tentang agenda ini, ya acara jalan-jalannya, ya hadiah yang menantinya. Yakin, semuanya pasti berharap bisa segera lolos menjadi 60 besar Petualang ACI. Ya iyalaah ... kalo nggak, ngapain juga mereka datang pagi itu?
Sesi pemotretan peserta segera berlangsung sebagai dokumentasi Panitia atas Peserta. Kali ini setiap peserta sudah ditempeli Nomor Peserta di dada *udah berasa lagi ikutan Indonesian Idol nih ditempeli stiker dada begitu*. Gaya dan posenya bebas! Karena sadar umur, saya foto dengan gaya klasik sajah; berdiri tegak! heuheuheu ... malu euy, difotonya depan seluruh peserta pula! Waks ... rasa malu ini pula yang membuat saya makin nervous pas harus video shooting untuk pengenalan diri. Di ruangan itu saya jadi paling tua sendiri, dan itulah yang membuat saya nggak fokus depan kamera. Minder sama peserta lain yang masih tampak seger-seger. Huhuhu ... akhirnya saya merasa tapping video saya belepotan dan ngawur jaya. *tidaaaaak ... bisa diulang nggaaaak?* :P
Menunggu giliran interview, saya mencoba meredakan gugup yang masih bertalu-talu. Sebenarnya, saya bukan tipikal orang yang mudah gugup (berbekal pengalaman tampil di depan umum belakangan ini). Tapi, dalam suasana kompetisi seperti ini, rasa itu wajar kalau tiba-tiba timbul. Kekhawatiran salah menjawab, takut tidak bisa menyampaikan secara utuh apa yang ingin saya sampaikan kepada panitia, malah membuat semuanya menjadi kusut. Akhirnya saya serahkan semuanya kepada Yang Di Atas, kalau Dia meridhoi langkah saya ini, pasti semuanya akan diberikan kemudahan. Bismillah.
Di sesi interview saya menyampaikan, sebagai penulis saya ingin membawa keindahan alam Indonesia dan keragaman yang ada di dalamnya ke dalam tulisan-tulisan dan buku saya. Sebelum ini saya sudah menulis beberapa novel anak berlatar keindahan dan keragaman budaya Indonesia. Sebut saja dalam novel KING (Novel adaptasi film KING ~ Alenia Picture) yang mengangkat keindahan Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Banyuwangi secara umumnya. Atau dalam Sepeda Ontel Kinanti yang mengangkat keindahan Pantai Sindangkerta Tasikmalaya dengan habitat Penyu Hijau-nya yang mulai punah. Atau juga dalam novel Misteri Lemari Terkunci yang mengangkat kerajinan tradisional Tasikmalaya berupa Kelom Geulis, dan Misteri Payung Terbakar yang mengulas tentang kerajinan Payung Geulis. Kalau saya diberikan kesempatan menjadi Kandidat ACI, insya Allah saya bisa menulis dengan latar belakang dan budaya daerah yang berbeda pula dalam novel-novel saya selanjutnya. Misi saya adalah mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih mengenal potensi alam dan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Diselipkan dalam sebuah cerita yang menghibur, tentunya anak-anak tidak akan merasa dibebani tentang penanaman jiwa AKU CINTA INDONESIA dalam benak dan pikiran mereka. Bukankah masa depan keindahan dan kelestarian alam Indonesia ada di tangan anak-anak Indonesia? Lewat tulisan-tulisan saya, saya ingin anak-anak Indonesia semakin mencintai tanah airnya dan kelak dapat mempertahankannya.
Setidaknya, itulah yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan motivasi saya ikut ACI ini. Mudah-mudahan misi saya ini bisa diapresiasi dengan baik oleh penyelenggara ACI *Boleh dong ngarep terus. hehehe*
Bagaimanapun, panitia ACI pasti sedang kelimpungan sekarang. Mengumpulkan dan menyeleksi 750 misi berbeda dari 750 kepala pasti tidak mudah. Memilih dan memilah 60 misi terbaik untuk dinyatakan lolos sebagai 60 Petualang pasti membutuhkan pemikiran dan ekstra pertimbangan, agar tidak salah dalam memilih. Buat saya pribadi, terpilih menjadi salah satu petualang pasti adalah sebuah harapan besar. Kalaupun ternyata belum dianggap layak, tentunya harus diterima dengan besar hati. AKU CINTA INDONESIA tidak berarti harus memaksakan kehendak. Di lain itu, kita harus siap mendukung misi lain yang lebih baik, agar CINTA INDONESIA semakin menyebar di seluruh penjuru tanah air. Bukankah itu yang terpenting?
Go ACI DETIKCom! Apapun keputusannya, lolos atau tidak, AKU TETAP CINTA INDONESIA!
Komentar