[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit
Ternyata, masih banyak yang sering kebingungan mengenai cara mengirimkan naskah ke penerbit. Sampai saat ini saya masih sering menerima pertanyaan tentang itu. Agar tidak perlu menjelaskan berulang, ada baiknya saya menuliskannya saja, sehingga kalau ada pertanyaan serupa saya bisa mengarahkannya ke postingan ini.
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Apa sih yang harus disiapkan pertama kali sebelum mengirimkan naskah?
Yang harus diperhatikan pertama kali tentu saja naskah tersebut. Apakah naskah yang kita tulis sudah sesuai persyaratkan yang diminta oleh penerbit tersebut? Panjang halamannya sudah mencukupi batas minimal? Aturan penulisannya sudah disesuaikan? Biasanya, setiap penerbit memiliki aturan tersendiri. Satu sama lain bisa memiliki persyaratan dan aturan yang sama, bisa pula berbeda.
Adapun standar umum penulisan naskah fiksi (apalagi fiksi remaja) yang banyak berlaku di penerbit adalah sebagai berikut :
Panjang halaman : 100 - 150 halaman
Ukuran kertas : A4
Jenis huruf (font) : Times New Roman
Ukuran huruf : 12 pt
Spasi : 1,5
Margin : Menyesuaikan dengan default (tidak perlu diganti)
Meskipun demikian, ada pula penerbit yang memberlakukan aturan sedikit berbeda. Misalnya di penerbit gagasmedia. Berdasarkan informasi yang ada di websitenya, panjang halaman minimal yang disyaratkan adalah 75 halaman A4, tetapi dengan spasi 1 (satu). Sebenarnya, kalau dikonversi ke spasi 1,5, jumlah halaman akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hanya saja, kalau kita akan mengirimkan naskah ke sana, tentu kita harus mengikuti aturan main mereka, bukan?
Setelah itu, apa yang harus kita perhatikan?
Kerapian naskah! Sudahkah kita membaca dan mengecek ulang naskah yang kita tulis? Masih adakah typo (kesalahan ketik) di sana-sini? Apakah tanda baca yang kita gunakan sudah tepat? Apakah masih ada kata-kata yang ditulis berupa singkatan karena keasyikan menulis dan tidak menyadarinya (seperti kata yg, sdg, kmrn, dll)? Bahasa alay? Ckckck. Ayo editlah segera. Jadilah editor buat naskah kita sendiri agar naskahnya terlihat lebih rapi untuk dibaca.
Saya sering mendengar dan membaca komentar para editor seperti ini ; "kalau penulisnya saja tidak peduli terhadap naskahnya, kenapa kami juga harus peduli?" Itu adalah tanda-tanda tidak bagus untuk review naskah kita. Jangan salahkan mereka kalau mereka menolak menerbitkan naskah kita karena sudah enggan membacanya dari awal.
Naskah sudah rapi, apa lagi yang harus dilengkapi?
Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan untuk melengkapi naskah.
- Jangan lupa untuk membubuhi nomor halaman! Hal yang sepele tapi masih saja ada yang melupakan atau mengabaikannya. Bagaimana editor bisa tahu naskah kita ada berapa lembar kalau tidak ada nomor halamannya? Dihitung satu-satu? Plis deh!
- Sinopsis - Pertama kali membuka naskah, biasanya yang akan dibaca oleh editor adalah sinopsisnya terlebih dahulu. Apakah ceritanya unik dan tidak biasa? Buatlah sinopsis lengkap (1-3 halaman) yang menguraikan alur cerita dari naskah kita. Buat secara menarik agar editor tertarik membaca naskah kita selengkapnya. Oya, sinopsis ini LENGKAP menggambarkan ceritanya dari awal sampai ending ya. Jangan buat sinopsis menggantung seperti di back cover novel-novel yang sudah jadi, seperti; "Bagaimana akhir kisah ini? Temukan sendiri di dalam novelnya."
- Biodata Penulis - Tuliskan data kita selengkap-lengkapnya. Nama asli, Nama pena (kalau ada), Alamat rumah, E-mail, No. Telp/handphone, Nomor rekening Bank, dan prestasi penulisan kalau ada (bisa berupa pengalaman menang lomba nulis, buku yang sudah diterbitkan, karya yang dimuat di media, dan lain-lain). Data yang lengkap akan memudahkan penerbit untuk menghubungi apabila ada informasi yang berhubungan dengan naskah kita.
- Profil Penulis - Tidak ada salahnya kita sudah membuat profil penulis berupa deskripsi untuk diletakan di bagian dalam belakang buku. Tulis dalam bentuk deskripsi singkat (contohnya pasti sudah pada tahu, kan? Bisa dibaca di setiap buku kok). Apabila naskah ini lolos diterbitkan, kita tidak perlu repot menuliskannya lagi, bukan?
- Surat Pernyataan Keaslian Naskah - Kalau anda masih kebingungan seperti apa sih surat pernyataan ini? Tidak perlu bingung. Surat pernyataan ini tidak perlu memiliki form khusus, dan kita bisa membuatnya sendiri. Asal di dalam surat pernyataan tersebut tercantum bahwa naskah tersebut adalah asli karya kita, dan tidak melanggar hak cipta, itu sudah cukup kok. Jangan lupa tempelkan meterai Rp.6.000,- pada kolom tanda tangan.
- Surat Pengantar - Ibaratnya kita bertamu ke rumah orang, sopan santun tetap dibutuhkan. Apalagi kalau kita baru pertama kali menawarkan naskah ke penerbit yang bersangkutan. Surat pengantar ibarat mengenalkan diri kita sebagai penulis kepada penerbit. Lagipula, kalau kita bisa menulis naskah beratus halaman, masa menulis surat pengantar setengah halaman saja tidak bisa?
- Daftar Isi - Ini adalah bagian yang tidak boleh terlewatkan. Susun daftar isi mulai dari surat pengantar, sinopsis, biodata penulis, surat pernyataan keaslian naskah, Judul-judul bab, sampai ke profil penulis.
- Ah, jangan lupa, buatlah sampul naskah agar naskah kita lebih terlihat menarik. Biasanya halaman pertama dari naskah selalu saya buatkan sampul. Saya tuliskan judul naskah saya besar-besar. Di bawah judul saya tampilkan gambar/ilustrasi yang kira-kira sesuai dengan isi cerita. Gambar itu biasanya saya browsing dari internet. Di bawah gambar kemudian saya tuliskan nama, alamat, email, dan nomor telepon.
- Print out, lalu jilid! Agar lebih kuat, halaman sampul dicetak/copy di atas kertas tebal. Kalau perlu, tambahkan lapisan plastik di luarnya. Tampilan yang menarik tentu akan lebih enak dipandang. Siapa tahu menarik editor juga agar penasaran membaca isinya.
Tidak semua penerbit menerima kiriman naskah via email, teman. Masih banyak penerbit yang hanya menerima kiriman naskah hardcopy. Setidaknya, itulah yang selalu saya lakukan ketika bekerjasama dengan penerbit Mizan, Gramedia Pustaka Utama, dan Gagasmedia (yang sudah bekerjasama selama ini). Sampai saat ini --yang saya tahu-- mereka hanya terima kirim naskah hardcopy. Setelah dinyatakan lolos terbit, baru kita diminta mengirimkan softcopy-nya.
Kalau memang penerbit yang kita tuju menerima kiriman via email, tentu saja kita bisa segera mengirimkan naskah tersebut tanpa perlu print terlebih dahulu. Jangan lupa, surat pernyataan keaslian naskah harus di scan terlebih dahulu agar dapat ikut dilampirkan.
Dimana kita bisa mendapatkan alamat para penerbit?
Di back cover setiap buku biasanya selalu tercantum alamat penerbit. Kita juga bisa cari tahu di website penerbit tersebut (kalau memiliki website). Beberapa alamat website penerbit sudah saya tulis di sidebar sebelah kanan blog ini. Kalau tidak ada, cobalah pergunakan search engine seperti google dan yahoo, untuk mencari alamat penerbitnya.
Agar aman naskah kita kirim pakai apa?
Kalau lokasi penerbit dekat dengan rumah kita, tentu lebih baik mengantarkan langsung naskahnya, agar bisa berkenalan langsung dengan kru penerbitan. Siapa tahu malah bisa diskusi dengan para editor di sana (kalau tidak sibuk). Alternatif lain, tentu saja mengirimkannya melalui pos atau kurir. Pergunakan pos tercatat/kilat khusus kalau menggunakan Pos Indonesia. Simpan resi/bukti pengiriman dari Pos/Kurir. Itu bisa jadi catatan juga kapan kita mengirimkan naskah tersebut, atau untuk melacak apakah naskah kita sudah sampai di alamat yang dituju atau belum.
Kalau naskah kita ditolak dan ingin dikembalikan, jangan lupa selipkan perangko secukupnya (lihat tarif di PT. Pos).
Naskah sudah terkirim. Sekarang kita tinggal menunggu sampai ada kabar mengenai status naskah kita; diterbitkan, atau tidak.Semabari menunggu kabar itu datang, marilah kita menulis lagi.
Semoga postingan ini membantu. :)
image diambil dari sini : http://school.discoveryeducation.com/clipart/clip/package.html
Komentar
buku saya sudah jadi dan sudah saya jilid, terimakasih atas semua info yang mas iwok kasih, karena info-info dari mas iwok menjadi penyemangat bagi saya dalam menulis novel.. harapan saya mudah-mudahan penerbit bersedia menerbitkan novel saya secepat mungkin! Sekali lagi terimakasih atas suportnya.
Sukses terus ya mas Iwok^^
Saya sedang menulis novel berbahasa Inggris dengan nuansa Jepang. Sebenarnya, novel saya secara keseluruhan itu adalah fantasy-slice of life, tapi ketika saya buat untuk jilid I, ceritanya lebih kepada slice of life dan menggunakan alur maju-mundur. Saya sengaja membuat dalam bentuk light novel karena terinspirasi dari salah satu light novel jepang yang terkenal, makanya saya buat dalam bentuk jilid.
Beberapa pertanyaan yang saya ingin ajukan:
1. Saran dari Bapak, sebaiknya novel saya diterbitkan oleh penerbit siapa?
2. Apakah sebaiknya saya membuat novel hingga beberapa jilid baru dikirim atau satu per satu jilidnya supaya terhindar dari kebingungan?
Demikian pertanyaan yang saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Atas perhatian Bapak, Saya ucapkan terima kasih.
kalo naskah aku mengandung fantasi, romance & humor gitu masuk genre apa om?
Trims jawabannya :-)
Oh iya, kalo seandainya naskah saya hampir mirip dengan karya orang lain tapi saya bukan plagiat, gimana itu pak?
Mohon jawabannya :-)
saya sudah mendapat Email balasan dari Gramedia bahwa naskah saya sudah masuk meja redaksi pada tgl 14.november bulan lalu, saya merasa senang walau harus menunggu selama 3 bulan untuk tau naskah itu di terbitkan atau tidak, walau terkadang sangat risih dengan pertanyaan dari teman-teman yang segera mungkin ingin membaca buku saya =D
saya sekarang sedang menulis buku yang ke-2 ceritranya aku ambil dari kisah hidup saya sendiri dan mantan pacar tapi harus saya ganti Nama di dalam cerita tersebut, sebenarnya sangat sayang karena cerita tentang spichology semestinya untuk education tapi harus saya buat fiction,walau sedikit lembut saya tulis mudah-mudahan bisa lebih bagus dari "the stanford prison experiment" hanya tantangan terberat saya ada dalam bahasa indonesia yang mengharuskan lebih ditel dalam berbahasa jadi butuh konsentrasi dan hati-hati memaparkanya =D
1. Saya kurang mengenal penerbit yang menerbitkan naskah bahasa Inggris di Indonesia. Sepertinya sih masih sangat jarang ya (kalaupun ada). Coba googling penerbit yang menerbitkan naskah berbahasa Inggris, siapa tahu ada :)
2. Kalau novelnya berseri, bisa saja dikirim naskah pertamanya dulu. Tapi tetap dilampirkan sinopsis untuk judul-judul selanjutnya. Minimal editor bisa melihat arah cerita yang berkesinambungan hingga cerita terakhir, dan bisa dijadikan sebagai pertimbangan.
@anifa Rifitri
Halo Anifa, kalau menurut saya, masuknya ke genre drama. drama kan bisa saja drama komedi, drama fantasi, dll.
@Restu Wijaya
Fiksi juga bisa sarat dengan pendidikan lho, jadi nggak ada salahnya Restu menuliskan kisahnya dalam balutan fiksi. Tentunya tetap didukung oleh riset dan data yang kuat sehingga alurnya lebih menarik dan tidak sekadar tempelen.
Good luck dengan naskahnya ya, semoga bisa terbit di GPU :)
Naskah drama itu yang seperti apa sih? Saya bingung. Mungkin om bisa jelasin sedikit tentang naskah drama.
Trims…
Ini email saya : febri.febray@gmail.com
@Febri Han - Halo Febri, mohon maaf. Karena kesibukan saya, saya tidak menerima mereview naskah milik Febri pada saat ini. Tetap semangat ya :)
@Dinah - Menurut saya, sebaiknya kita patuhi aturan yang sudah ditetapkan. Kalau lebihnya sedikit, coba Dinah self editing lagi dari awal. Buang bagian-bagian yang dirasa tidak perlu dan tidak mengubah alur cerita. Oke?
Sebelumnya terimakasih pak. Artikelnya sangat membantu saya.
ingin sekalian bertanya nih, kalau ngirim naskah yg di dalamnya ada beberapa lembar yg memuat ilustrasi seperti komik bikinan sendiri (setengahnya mirip seperti light novel) gitu boleh tidak ya? buat kesan estetika atau beda dari novel pada umumnya, dan kalau boleh apakah lembar ilustrasi itu dihitung dlm syarat jumlah halaman? terima kasih om iwok :)
ingin sekalian bertanya nih, kalau ngirim naskah yg di dalamnya ada beberapa lembar yg memuat ilustrasi seperti komik bikinan sendiri (setengahnya mirip seperti light novel) gitu boleh tidak ya? buat kesan estetika atau beda dari novel pada umumnya, dan kalau boleh apakah lembar ilustrasi itu dihitung dlm syarat jumlah halaman? terima kasih om iwok :)
Mau nanya, saya kan sering lihat di website penerbit cara ngirim naskah hardcopy/softcopy. Kalau di penerbit itu mencantumkan naskah yang bisa dikirim berbentuk hardcopy dan softcopy/email , mana yang lebih bagus di pilih mas ? Atau keduanya sekali gus?
Terimakasih mas
@Pras - Halo Pras, maaf baru sempat dibalas ya. Untuk ilustrasi seperti komik, sepertinya harus didiskusikan terlebih dahulu dengan editornya. Kalau misalnya diperbolehkan, tentu akan ada masukan ilustrasi/komik seperti apa yang dibutuhkan untuk mendukung cerita. Kalau mau, Pras kirim dulu ceritanya, dilengkapi dengan contoh-contoh ilustrasinya. Oke?
@Ridho - kalau penerbit memang memberikan pilihan antara softcopy dan hardcopy, pilih saja salah satu, tidak perlu keduanya. keduanya pasti dipertimbangkan kok sebagai bahan review naskahnya. Jadi, Ridho enaknya yang mana, itulah yang dilakukan. Kalau saya, softcopy sepertinya jauh lebih mudah. Nggak perlu print naskah, kan?
@Anas - silakan :)
oh iya maf ya mas kalo baru sekarang nanya-nanya. saya mu tanya masalah sinopsis. mas bilang sinopsis di sertakan dangan isi yang menggbrkan crita isi novel kita sampe akhir. mksud cerita smpek akhir benar2 ending cerita novelnya apa diceritain endingnya? seperti kalau tokoh utamna si A endingnya mati apa saya harus di tulis mati? takutnya kalau saya ceritain endingnya secara rinci, takut si pihak penerbit yang baca jadi ga tertarik.
trus yang ke dua saya mau tanya masalah royalti kita. apakah keuntungan hasil novel kita akan kita langsung dikirim ke rekening kita tiap ada yang beli, ataukah kuntungan kita dikirim oleh penerbit tiap satu bulan sekali?
dan yang terahir mas. jika kita ingin tahu sudah brapa banyak buku novel kita yang telah laku terjual apa harus sering2 hubungi pihak penberbit? kan kalo sering sering tanya berapa buku yang sudah terjual kan ga enak?
itu doang sih mas. saya tunggu jawabanya ya mas,
Berdasarkan hasil bincang-bincang saya dengan para editor di berbagai penerbit, sinopsis dibutuhkan sebagai salah satu penilaian terhadap naskah diajukan. Dari sinopsis dapat diketahui alur kisahnya akan seperti apa. Apakah klise atau tidak, menarik atau tidak, memberikan sesuatu yang baru atau tidak.
Harus diingat, setiap editor belum tentu akan membaca sebuah naskah secara lengkap (sampai akhir). Kalau setelah beberapa bab awal saja tidak menunjukkan alur yang menarik, naskah bisa segera diperoleh hasil penilaiannya (ditolak). -- baca tulisan saya tentang menarik perhatian editor di sini : http://iwok.blogspot.co.id/2012/11/tips-menulis-mencuri-perhatian-editor_23.html
Kalau untuk royalti, bisa dibaca tulisan saya di sini ya : http://iwok.blogspot.co.id/2011/07/tips-jual-putus-atau-royalti.html
Selamat menulis :)
nah, saya mau tanya nih, sebenarnya gambar-gambar ilustrasi di dalam novel itu kita yang buat apa editornya? kalau gambar cover novelnya itu juga kita yang buat atau editornya?
sebelumnya saya juga ingin menambahkan gambar-gambar ilustrasi dalam naskah yang akan saya kirim nantinya, tapi saya bingung gimana cara bikinnya? mungkin Pak Iwok ada saran untuk itu.
hehehe, maaf kalau saya banyak tanya. dan terima kasih sebelumnya. salam kenal :)
Soalnya, ada yang bilang! Kesalahan tanda titik, koma dan tanda petik pun bisa menjadi masalah.
Jadi, mau menulis novel sudah dipusingkan hal-hal seperti itu.
Mohon masukannya untuk penulis pemula.
@Faradila : Gambar atau ilustrasi akan disediakan oleh penerbit kalau naskah kita sudah di acc untuk terbit. Jadi jangan khawatir kalau tidak bisa gambar, karena tidak ada kewajiban kita untuk membuat ilustrasi sendiri. Tapi, kalau memang kita ingin memasukkan ilustrasi karya sendiri boleh kok. Coba sertakan contoh-contoh ilustrasinya untuk dipertimbangkan oleh editor. Kalau dianggap cocok, tentu saja bisa ditampilkan dalam bukunya.
@Hon Bookstore : Sepengetahuan saya, penulisan kata baku disarankan dalam penulisan deskripsi. Kalau penulisan dialog boleh kok menggunakan kalimat gaul. Coba deh perhatikann novel-novel remaja yang ada, biasanya bahasa gaul masih bisa dipakai kok.
Mengenai tanda baca, tentu saja harus diperhatikan untuk menambah daya jual naskah yang kita kirim. Naskah yang sudah ditulis rapi akan jauh disenangi oleh editor. Jadi, sebelum naskah dikirim, coba di cek dan ricek lagi mengenai penulisannya. Tidak harus sempurna kok, asal jangan terlalu berantakan saja penempatan tanda bacanya. Oke? Semangat ya :)
@Rogger : Menerbitkan buku/novel tidak bayar sama sekali kok. Kalau naskah sudah disetujui untuk diterbitkan, penerbit yang akan mengurus semuanya, termasuk kontrak yang mencantumkan bagaimana cara perhitungan royalti yang akan kita dapatkan.
Mengenai cover novel, Bisa dibaca jawaban saya untuk Faradilla di atas ya. Terima kasih sudah mampir :)
- bisa tidak sya buat cerita/novle yg terinspirasi dari satu media tertentu misal lagu/film kemudian sya uraikan dalam bentuk cerita? Apakah harus ad izin terlebih dahulu dari pembuatan sebelumnya? Contoh film avenger kemudian sya buat isi cerita tersebut kedalam sebuah buku. Trus apakah akan ada pembagian royalti dari buku yg sya buat?
- apakah sya bisa mengirimkan naskah yang sama ke penerbit lain sembari menunggu naska yg belum pasti diterima atau tidak dipenerbit yg pertama?
- apakah ad kemungkinan naska akan di ambil apabila naska di tolak karena beberapa hal tpi karena cerita unik dan bagus akhirnya diserahkan pada penulis yg lebih pro?
Mohon arahannya kang.
Trims
- Sejauh mana terinspirasinya dari lagu/film tersebut? Kalau misalnya sebuah lagu atau film menginspirasi si tokoh sehingga menimbulkan plot cerita baru yang berbeda dengan lagu/film tersebut, tentu saja nggak masalah. Tapi kalau keseluruhan film tersebut diadaptasi menjadi sebuah novel, tentu saja tidak dibenarkan. Harus ada izin terlebih dahulu dari pemegang hak cipta lagu atau film tersebut :)
- mengirim naskah yang sama ke lebih dari satu penerbit disarankan untuk tidak dilakukan. Lebih baik menunggu konfirmasi lolos/tidaknya dulu dari sebuah penerbit baru dikirim ke penerbit lainnya :)
- Kalau ada poin-poin menarik dari sebuah naskah, biasanya naskah akan dipertimbangkan untuk diterbitkan. Biasanya, editor akan meminta penulisnya untuk melakukan revisi terhadap ceritanya, sesuai dengan yang disarankan. Jadi tidak diserahkan ke penulis lainnya, karena naskahnya kan milik kita :D
semoga membantu ya Dan :)
Perkenalkan sy irvan
Maaf ganggu saya lagi iseng-iseng tulis novel genrenya lebih ke family, drama, dan sedikit comedy
Pertanyaan saya :
1. Untuk penulis novel pemula seperti saya, menurut saran akang penerbit mana yang kemungkinan lolos cetaknya plg besar untuk genre tersebut?
2. Saya pernah 5 tahun bekerja sebagai reporter di sebuah media cetak nasional, apakah itu akan menjadi salah satu pertimbangan penerbit selain isi dari novel?
Terima kasih
Blh d emailkan juga kang jawaban akang ke irvchr23@gmail.com
Halo, maaf baru buka blog lagi. Sori kelamaan balesnya ya.
Kalau naskah diterima, urusan cover bakalan dibikinin sama penerbit kok. Tenang aja, kita nggak perlu pusing mikirin covernya. hehehe. Good luck ya Aiko :)
@muhammad Akbar
Menurut saya, genrenya tetap romance. Misteri dan teka-tekinya menjadi bumbu keseruan ceritanya :)
@Anonim
Walaikumsalam. Saya balas di sini saja ya, biar yang lain ikut baca.
a. Sebenarnya, peluang terbit di penerbit mana pun sama saja kok. Yang terpenting adalah ceritanya benar-benar menarik dan berbeda dibanding novel-novel yang sudah ada.
b. Sepengetahuan saya, latar belakang penulis tidak berpengaruh apapun terhadap kemungkinan lolos tidaknya sebuah naskah. Kalau naskahnya ditulis dengan baik dan rapi, ceritanya asyik, siapapun penulisnya pasti akan lolos.
Good luck ya :)
@Nifa Dina
Tentu kita yang nulis dong :D
yang kedua: orang paling familiar penerbit buku adalah GPU dripda yang lain. saya cuma berfikir krn yang saya tahu toko buku terbesar di indonesia itu cuma toko buku gramedia, trus apakah perusahaan toko buku gramedia satu perusahaan dengan penerbit GPU? dan klo saya nerbitin buku di gagas media. apa ada toko buku gagas media? hehe biasanya klo ke toko buku gramedia banyakan terbitan GPU. takut kalau buku saya dh diterbitin saya gagas media cuma di toko buku gagas media jualnya kalau toko gagas media itu bener2 ada. hehe maaf mas pertnayaan yang ini aga ngaco.
yang terahir mas umpanaya saya ngirim naskah novel trus stlah tiga bulan akhirnya gagal terbit apakah dri pihak penerbitnya dikasi tahu kesalahan-kesalahan naskah kita? intinya dikasi pencerahan gitu apa yang harus diperbaiki dri naskahnya. masa cuma ditolak tapi nggak ngasi saran???
itu aja sih mas. hehe sory nih pertanyaanya sedikit banyak.
makasih sebelumnya :D
Ya, penerbit GPU dan toko buku Gramedia masih berada dalam satu grup perusahaan. Tapi penerbit di luar GPU juga masih bisa memajang bukunya di Gramedia kok, karena mereka juga bekerja sama dalam sistem pendistribusian buku. Termasuk gagasmedia tentunya. :)
Pada saat sebuah naskah ditolak, ada editor/penerbit yang memberikan keterangan dan alasan penolakan, dan ada pula yang tidak. Tergantung kebijakan dan kebaikan penerbitnya. hehehe
@Indira - Mohon maaf, saya belum melayani konsultasi via email. tulis di sini saja ya. Semoga tidak kecewa :)
Maaf pak banyak bertanya hehe :)
Maaf pak banyak bertanya hehe :)
1. Sebenarnya alinea untuk novel itu berapa centi? Karena, saya pernah melihat postingan dari penerbit X bahwa alinea (first line) tidak boleh lebih dari 0,3 inchi yang kalau dikonversi ke centi hanya 0,76 cm. Sebenarnya apakah memang demikian seharusnya atau bagaimana? Karena selama ini saya menulis novel, alineanya adalah 1,5 cm.
2. Apakah memang tidak diperbolehkan ada jarak antarparagraf? Artinya before dan after paragraf (ms. word) adalah 0 pt, bukan 0,77 atau 12 pt. Apakah memang harus demikian?
3. Berapa kisaran biaya untuk launching novel?
4. Bagaimana sebenarnya pandangan penerbit terhadap naskah novel yang ditulis oleh penulis baru? Apakah mereka memang menginginkan sesuatu yang unik atau main aman dengan lebih memilih formula yang memang jelas sudah pernah diterbitkan?
5. Kenapa di Indonesia tidak ada agen yang mewadahi para penulis seperti di luar negeri?
Cukup demikian. Maaf bertanya. Terima kasih dan semoga makin sukses!
Terimakasih😊
Untuk cover biasanya sudah disiapkan oleh tim dari penerbit kok. Jadi kita tidak perlu bingung menyiapkan covernya. Kecuali kalau kamu memang seorang ilustrator, boleh kok mengajukan contoh gambar buatan kamu sendiri. Kalau disetujui, gambarmu bisa digunakan untuk cover novelnya :)
@Gunawan Adila
Sama-sama. selamat menulis ya :)
@Maha Deoh
Maaf baru sempat saya balas ya.
1. Sebenarnya, saya tidak pernah menghitung berapa jarak menjorok untuk sebuah aline (first line). Saya hanya menggunakan standar yang ada saja, yaitu 1 cm (sesuai dengan jarak lompatan tombol tab 1 kali).
2. Karena sudah menggunakan spasi 1,5 (spasi standar yang rata-rata digunakan oleh penerbit), saya tidak menggunakan lagi jarak antar paragraf. Beberapa penulis masih ada yang menggunakannya, tapi biasanya mengambil angka yang sangat kecil.
3. Launcing Novel? Biasanya sudah ditanggung oleh penerbit. Jadi penulis tinggal datang saja ke lokasi. Kecuali kalau memang penulis mau mengadakan launching sendiri, bisa dikalkulasi biayanya, sesuai kebutuhan dan fasilitas yang akan diselenggarakan. Selama ini saya belum pernah mengadakan launching novel dengan biaya sendiri.
4. Tidak ada bedanya antara penulis baru maupun penulis lama. Penerbit hanya mencari naskah yang benar-benar unik dan menarik. Sedapat mungkin ceritanya tentu berbeda dengan cerita-cerita yang sudah diterbitkan sebelumnya.
5. Secara profesional mungkin belum terlihat ya. Rata-rata penulis di Indonesia tergabung dalam sebuah komunitas yang sering menjembatani mereka ke industri penerbitan.
Semoga menbantu ya :)
@Sindy Ani
Membuat sampul sendiri boleh, selama disetujui oleh editor/penerbitnya. Jadi, kalau mau membuat sampul sendiri, coba ajukan beberapa contoh gambar yang sudah kamu buat. kalau mereka setuju, mereka akan memberikan arahan sampul seperti apa yang harus kamu buat. Oke?
Terimakasih mas iwok, maaf saya mau Tanya Lagi satu nih,
Kalau memindahkan latar atau peristiwa yang berbeda, misalnya si tokoh Ada Di rumah terus cerita selanjutnya dia ada Di parkiran kampus, biar ga panjang lebar, atau mengulang kata2 yang Sama, sperti; keesokan harinya, minggu berikutnya, sejam kemudian,
G'mana ya cara bikin penutup kejadian yang sudah berlalu, apa bisa langsung bikin paragraph baru?
@Axcel Dio - bisa inbox di akun facebook saya saja ya :)
@Mauliya - buatlah adegan yang tidak dibuat-buat. Pada saat menuliskannya, coba kita baca dan cermati, apakah adegan tersebut memang realistis? Atau dibuat-buat? Simpelnya sih seperti itu ya :)
Cara cari cover yang sesuai itu gimana ya??
Dalam setiap novel kan ada bagian 1, 2, 3 dst. Nah itu tulisan bagian 1, 2, 3, dst. Itu harus 12pt juga ukurannya, apa boleh lebih besar?? Terimakasih
Bisa di jawab di email
Aurelaure5050@gmail.com
Cara cari cover yang sesuai itu gimana ya??
Dalam setiap novel kan ada bagian 1, 2, 3 dst. Nah itu tulisan bagian 1, 2, 3, dst. Itu harus 12pt juga ukurannya, apa boleh lebih besar?? Terimakasih
Bisa di jawab di email
Aurelaure5050@gmail.com
Untuk cover nanti akan dibuatkan oleh penerbitnya kok. Biasanya setelah naskah disetujui untuk diterbitkan, editor akan mencari ilustrator yang cocok untuk membuatkan cover bagi naskah kita. Jadi kita tidak perlu bingung memikirkan cover ya.
Maksudnya 1, 2, 3 itu Bab ya? Penulisan 'Bab 1' dst, boleh kok menggunakan huruf yang lebih besar, atau font yang berbeda. Pada akhirnya nanti, editor/layouter akan memutuskan untuk menyesuaikan pada saat penyusunan bukunya nanti sebelum naik cetak.
Mau tanya:
1. apakah ada penerbit mayor yg mau menerima naskah romance adult alias cerita dewasa?
2. Apakah batasan untuk genre "dewasa" tiap2 penerbit beda2? Soalnya waktu itu aku pernah beli novel dewasa yang cukup hot dan itu dr penerbit mayor.
3. Nah aku juga mau tanya, apakah penerbit mayor hanya menerbitkan novel dewasa yang dari novel terjemahan saja?
Makasih sebelumnya Mas 😊
@Oktaviana Vivi
Halo mba Vivi, maaf baru sempat dibalas.
1. Romance adult banyak kok penerbit yang menerima. Salah satunya adalah GPU (Gramedia Pustaka Utama). Bahkan ada genrenya juga lho, yaitu Amore. Coba dikirim ke sana mba.
2. Ya, batasannya beda-beda setiap penerbit. Untuk lebih memastikan, coba baca-baca novel romance adult yang ada di pasaran dan kirim ke penerbit yang sekiranya naskah kita sama dengan novel yang kita baca.
3. nggak kok, karya anak bangsa juga banyak yang diterbitkan penerit kita. :)
Saya mau tanya Mas. Saya kan sudah bikin naskah novel 215 halaman. Lebih sedikit dari ketentuan apa boleh?
Trus dari urutan jilidnya, daftar isi di letakkan paling depan, ya?
1.biasanya kan buku novel itu banyak hiasan ilustrasinya pak, nah itu yang menghiasnya penulis atau editor pak?
2.mencari penerbit yang mampu mendukung genre novel kita itu penting ga pak?
3.misalnya cerita kita udah banyak readersnya di internet anggap saja aplikasi Wattpad, apakah kesempatan untuk terbit akan meningkat pak?
Kalau nggak salah, untuk novel remaja di penerbit Mizan (serial Pink Berry Club) bisa 80 halaman. Tapi kalau di penerbit lain, sepertinya aturannya sama saja :D
@Pramudina
Surat kelengkapan bisa diletakkan di belakang naskah :)
@Ananda Kevin
1. Ilustrasi nanti dicarikan oleh penerbit kok. Tugas penulis hanya menulis ceritanya saja.
2. Penting sekali. Jangan sampai salah kirim naskah ya, karena tidak semua penerbit menerima seluruh genre cerita. jadi, sebelum kirim-kirim naskah, coba cari tahu penerbit mana yang menerima naskah cerita seperti yang sudah kita tulis.
3. Saat ini ada penerbit yang menerbitkan cerita-cerita yang memang sudah tayang di wattpadd, ada juga yang pengin benar-benar fresh dan belum pernah diupload di media online. Jadi jangan salah pilih penerbit juga ya :)
Saya sangat sulit untuk menemukan inspirasi dalam menulis. Saya bukan orang yang suka bersosialisasi dan pergi main-main keluar rumah, apa itu juga berpengaruh dalam mendapat inspirasi untuk menulis saya? Disisi lain, kalau saya sudah menemukan ide cerita untuk novel saya, saya justru malah tidak percaya diri dengan gaya penulisan saya yang kaku. Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi kedua masalah itu?
Sebelum itu, saya juga ingin berterima kasih karena sudah membuat artikel yang sangat-sangat bermanfaat ini! :)
Kekerasannya sejauh mana? Kalau masih batas wajar sih bboleh2 saja.
atau bisa membalas memalui email sy om : dinda.puspitasari97@gmail.com
Trus, kalau sudah 4/5 bulan, kamu boleh kok telpon redaksi, tanya perkembangan naskah sudah sejauh mana. Saya pernah nelpon-nelpon begini. Jadi jangan sungkan telp langsung ke redaksi ya.
Terima kasih
Terima kasih
Wah, sudah 10 bulan ya? Kirim ke penerbit mana? Saya pernah kirim ke penerbit GPU, dan baru dapat kabar setelah menunggu selama 9 bulan. Coba telepon ke redaksinya untuk memastikan kepastian naskah kamu ya? Good luck 😊
1. Mau tanya dong gan Aku udah punya banyak banget akun kepenulisan di beberapa aplikasi. Ceritanya juga udah lumayan banyak bahkan ada beberapa yang lupa gimana jalan ceritanya (ups).
Pengin aku kirim ke penerbit caranya gimana ya? Harus di salin dulu gitu? Biar kita simpan salinanannya? Baru kita kirim?
2. Penginnya kirim via softcopy aja yang lebih simpel soalnya repot sama baby. Lah kalau gini, kirim via soft copy ngitung halamannya gimana ya? Bisa tahu itu ada berapa halaman?
Makasih penjelasannya. Kalau berkenan bisa juga lewat email sahandimara@gmail.com
Thanks sebelumnya, Wassalamualaikum..
Iya, kalau mau kirim ke penerbit tentu saja harus disalin lagi. Penerbit nggak mungkin kan disuruh baca cerita yang ada di aplikasi tertentu? Hehehe.
Setelah naskah disalin ke word, kan bisa dilihat jumlah halamannya di layar? Coba cek di sudut kiri Bawah layar. Di sana ada jumlah kata, jumlah karakter, dan juga jumlah halamannya. Ayo dicek lagi layar komputernya 😁
jenis huruf, ukuran huruf sampai ukuran kertas, dan masih banyak lagi yang perlu diperhatikan, lalu bagaimana dengan kita yang masih
awam dalam hal menulis, pasti sedikit banyak mengalami kebingungan cobak deh kepoin kursus nulis online atau yuk belajar nulis disitu sih diajarkan berbagai Strategi Menembus penebit mayor walaupun buku pertama, coba aja pelajarin mungkin bisa membantu rekan-rekan
trimakasih.
Mohon di beri sedikit waktu nya untuk menjawab pertanyaan saya. Saya benar benar penulis pemula dari nol. Namun kegiatan menulis sangat saya senangi karena memacu imajinasi saya. Untuk novel kak,kalau kita buat di ms.word berapa slide di perlukan untuk novel timbal balik? Terima kasih kak
Jika saya ingin mempubliskasikan sebuah novel, apakah mungkin secara anonymous?
Karena saya rasa cerita yang saya angkat cukup sensisitif, dan kebetulan pengalaman pribadi. Ya, meskipun saat mengirimkan pada penerbit saya menggunakan data asli saya, tapi apakah memungkinkan nantinya novel yang terbit tersebut dengan nama samaran, sehingga data pribadi saya tidak diketahui pembaca?
Terimakasih.
Kamu bisa kok pakai nama samaran untuk novelnya, jadi tidak mencantumkan data asli sebagai penulis novelnya. Saya pernah menerbitkan novel dengan nama samaran juga, dan penerbit tidak masalah kok. Pada saat naskahnya sudah dinyatakan lolos, kamu bisa mendiskusikan ini dengan editormu ya. Good luck 😊
Apakah kita perlu desain cover novelnya apa mereka yang desain covernya
Tidak perlu. Kita cukup kirim naskahnya saja. Cover dan ilustrasi akan dihandle penerbit kalau naskah sudah acc.
Oh ya, Bang Iwok, ada satu yang mau saya tanyakan. Kalau dalam dialog novel bolehkah menggunakan kata yang tidak baku? Terimakasih sekali lagi
Saya Adnan mas, mau nanya tentang penulisan isi cerita novel, jika seandainya saja cerita kita non-fiksi tetapi ketika kita setor kan ke penerbit kita ubah menjadi fiksi, apakah tidak apa mas?
Terimakasih sebelumnya.
1. Kalau mau kirim via email dikirim format pdf / doc?
2. lalu apakah size nya masih A4?
Terimakasih sebelumnya
Tapi ada yang ingin saya tanyakan mas, saat mengirim naskah apakah kita boleh mengerim ke lebih dari satu penerbit secara bersamaan, atau lebih baik kirim ke satu penerbit dahulu ya mas?
Terima kasih mas, sehat selalu
Tp sy ingin bertanya,
Apakah misal novelku sudah selesai kuketik dalam ukuran kertas A4 dan jenis tulisan"nya sudah memenuhi kriteria penulisan naskah novel, apakah itu sudah boleh di print out? Apa masih harus sy ringkas ceritanya?
Saya masih menjadi pelajar dan ingin membuat karya sendiri..
Pertanyaanya apakah pihak penerbin menerima naskah jika tokoh dalam naskah novel tersebut adalah astis/aktor terkenal?
Kalau mau kirim novel via email itu covernya udah harus ada ya?
Terus kalau penerbit Gagas Media itu tidak menerima novel via email?
Mohon dijawab mas...
Atau hubungi saya aulhyaannur23@gmail.com
Terima kasih sebelumnya 🙏
Gagasmedia memang masih aktif ya?
Mohon dijawab...
Terima kasih
Makasih info-nya. Blog Mas Iwok sangat bermanfaat dan membantu saya :D