Review Buku

Kopdar terakhir membawa berkah. Gw pulang dengan 3 buku di tangan. Bertanya atau mati - Isman H. Suryaman, Quarter Life Fear - Primadonna Angela, dan Lost in Teleporter - Tria Barmawi. Hmmm... dah lama nih ngga baca2 buku atau Novel, setelah selama ini gw cuman baca-baca majalah film dan koran.

tadinya gw pikir bukunya berat nih. agak2 pilosofis mungkin. tapi ternyata ..... TET TEW ... you're wrong!! buku ini lucu! bukan lucu yg bikin kita ketawa jungkir balik, tapi lucu yg bikin kita terkikik-kikik, mesem-mesem, dan ujung-ujungnya nepuk dahi. persis kayak orang gila! hehehehe
Sampe sekarang kata-kata yg nempel di otak gw adalah peuyeum vs kentongan. hahahah lucu aja, dua kata itu bisa nyambung jadi sebuah tulisan. hanya gara2 sering lewat padalarang, trus lihat peuyeum dan kentongan bergelentantungan, jadilah sebuah tulisan. jadi sebuah tulisan sih gampang, gw juga bisa : "peuyeum adalah makanan khas Bandung yang dibikin dari singkong yang diberi ragi. dan bla-bla-bla." Tapi tidak jadi seperti itu di tangan isman. Baca saja! ngga seru kalo diceritain disini. In short, tulisan-tulisan isman seru. bahasanya ringan, kadang nyindir tapi tidak menjadi nyinyir. Mungkin tidak kita sadari kalo kita memandang berkeliling, there's nothing wrong with it. tapi coba baca pengalaman Isman memandang berkeliling, semuanya menjadi lucu, atau ada sesuatu yg ternyata kok lucu. Celotehan Karina, ponakan balitanya, saja bisa memicu sebuah kelucuan. Balita lucu? memang, tapi kalo kemudian balita tersebut menjadi presiden? nah lho, celotehan apa yg akan keluar dari mulutnya?

Isman menulis ttg budaya bertanya : "kapan nyusul?"
Ini Quote-nya : "saat anak tetangga diterima di perguruan tinggi, saya memberinya selamat. ibunya bilang, "Kapan nyusul, Man?" Temen wisuda. "Ayo Man, kapan nyusul?" Ada yang nikah, ada yg punya anak. semua selalu bilang, "Ayo dong, kapan kamu nyusul?" Disini saya bertanya, memangnya hidup ini perlombaan kah? kenapa kita harus saling susul menyusul. Lalu bagaimana dong kalo saya datang ke rumah duka? orang tua temen saya meninggal, misalnya. Saya bilang, "Turut berduka cita ya." "Makasih, Man," jawab temen saya sambil terisak. Ia lantas menambahkan, "Kamu kapan nyusul?" silahkan kalo ada yang mau berlomba sampai kematian. Saya pribadi memilih untuk santai saja."

Inilah pertama kalinya gw baca sebuah novel yang katanya bergaya metropop. metropop? itu trend fiksi terbaru yang mengetengahkan kehidupan metropolitan saat ini, lengkap dengan gaya hidup orang dewasa perkotaan. Ternyata membaca novel ini ... seru! kocak! dan bikin hari sabtu gw bau! hah, bau? yup karena dari pagi sampe sore gw ngga jadi-jadi mandi gara-gara baca novel ini. hard to let it go til finish! apa perlu gw sumpah2an segala kalo gw bilang baca novel ini nonstop? that's the fact.
Belinda, si tokoh, gw kasihan sebenernya sama tokoh ini. kok ibunya indo, bapaknya ganteng, anaknya jelek bin gendut? tapi ..... kalo Belinda cantik jelita, ceritanya ngga bakalan seseru ini. Seorang cewek rupawan ngga bakalan susah cari pasangan, nah kalo si itik buruk rupa Belinda mau sama pangeran, apa si pangeran mau? jalannya musti berliku-liku, dan Primadonna memainkan kata-katanya dengan asyik, lincah tanpa harus terengah-engah di tengahnya. Donna tidak membiarkan pembacanya harus berpikir keras mencerna tulisannya, dan itu sangat enak untuk dinikmati. Hey, gw baca novel untuk dinikmati dan bukan untuk dipikirkan kan?
Kadang, kita selalu terkungkung oleh suatu keminderan of something. That's what Belinda think with her ugly face and her over weight. Jadi apa yg harus Belinda lakukan untuk keluar dari keminderannya? Buy this book and read! sudah saatnya kita berkaca tidak dari contoh yang cantik dan rupawan saja. Dan Donna memanfaatkan sisi itu dengan sangat baik. (wah gila, gw kayak komentator profesional euy!).
Habis baca novel ini jadi ngga sabar nunggu Belanglicious, novel kedua Donna keluar. penasaran, sisi apalagi yg Donna incer kali ini.

Bagaimana rasanya kalo cerita futuristik dicampur dengan roma percintaan? yang jelas tidak seaneh kalo jeruk dan keju dicampur jadi juice. tapi bayangkan menu minuman 'Krakatau' yang ada di list menu Sindangreret Gasibu Bandung. ada manis segarnya buah mangga, asemnya jeruk nipis, dan pedasnya cabe (highly recommended buat yg ke Sindangreret). Semua dicampur aduk jadi satu dan dihidangkan dengan manis.
Awalnya agak-agak aneh dengan istilah2 teknologi, apalagi dengan bumbu2 alat2 modern yang belom jelas bentuknya seperti apa (in real life). dengan setting di tahun 2101, semua terasa masih 'gelap'. Tapi gara-gara sebuah hidung, semua terkuak satu per satu. alat-alat berteknologi tinggi dijelaskan secara gamblang. kalo ngga ngerti juga? jangan ambil pusing, biarkan saja istilah2 itu dan fokuskan ke jalan ceritanya saja.
dengan latar belakang pendidikan teknik informatika, Tria Barmawi dengan enaknya meracik teknologi dengan unsur romans (atau kebalik?). hasilnya terasa nikmat. Ide seseorang yang kehilangan hidung sungguh2 orisinil, meski awalnya agak nyeleneh. toh ramuannya terasa sedap sampai akhir. Novel yang cerdas dan mengajak kita sedikit berfantasi ke masa depan. Endingnya pun dijamin akan sangat melegakan bagi semua orang. buruan beli! dijamin ngga nyesel.

Komentar

Innuendo mengatakan…
yeah samalah dengan i, dah lama tak baca buku. itu novel john grisham, the testament, dari taon 2002 baca di pesawat sampe sekarang belom selesai2x hehehe...tinggal 20 lembar lagi.

i dont like john grisham's books. bikin pusiang, mending kho ping ho
Xty mengatakan…
wah kalo tulisan gue udah dipublished, dibaca ama iwok dong? cool!!!!! decante ama mell en ash juga yah?

kalo aku seh suka sherry reynolds, mudah dibaca, simple but berisi

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?