Sempet Cemas ..


.. pas ngirim naskah ini. Asli, naskah ini gw tulis dengan tingkat kepercayaan diri yang menyusut. Mungkin karena melihat buku genre naskah yang gw tulis ini sudah begitu banyak beredar, dan rata-rata menuai sambutan yang bagus. Gara-gara itu mungkin gw jadi nggak lepas nulisnya. Gw selalu aja dihantui pikiran 'apakah naskah gw bisa sebagus dan selucu mereka?'

Beberapa waktu yang lalu, gw sempet mau mundur ngeberesin naskah ini. Quota halaman masih belum setengah batas minimal, sementara stok di kepala rasanya sudah kering. Ditambah memasuki bulan Ramadhan, rasanya otak gw ngga bisa diajak ngebut lagi. Hehehe .. kok jadi nyalahin Ramadhan ya? Guenya aja yang payah nih. Sempet mau ngomong juga ke mas editor untuk membatalkan naskah ini. Setiap hari kemajuannya tidak banyak berarti, sih. daripada ngeganjel di sana-sini, mending jelas batal sekalian kan?

Ah, untungnya gw punya temen-temen yang berubah menjadi pecut ganas. Mereka serta merta menghajar rasa pesimis gw dengan semangatnya. Mereka yakin gw bisa! Akhirnya gw memang maju lagi, tapi masih bukan optimis yang keluar (seperti biasanya), tapi 'hanya' sekedar dorongan dari dalam hati bahwa 'apa salahnya menyelesaikannya dulu sampe tuntas?'

Seorang sahabat menyodorkan sebuah buku referensi. 'Siapa tahu bisa memancing mood lagi' katanya. Gw langsung beli bukunya, dan baru setengah buku yang dibaca, mood gw langsung naik tajam. kemarin malam, gw kembali membabi buta. Beberapa tulisan lama gw obrak-abrik, dan selipin sana-sini. Gw sampe kaget sendiri ketika jam 1 dini hari, quota minimal naskah gw sudah terlampaui. wuiiiiiiiih ... Langsung edit dan benah-benah.

Done!

Target terdekat adalah menuntaskan naskah ini. Masalah lolos tidaknya urusan belakangan. Pagi dini hari semua rampung. Siang tadi sempet beres-beres dikit di sela kerja, dan lapor mas editor kalo naskah saya sudah beres. Yup, gw juga lapor kalo naskahnya masih kasar. dan ada beberapa cerita yang masih gw paksain masuk. Gw siap kok kalo harus revisi ulang. Mudah-mudahan mood gw udah membaik. Selain itu gw bahkan belum bikin prakata, daftar isi, bahkan profil.

"Gapapa, kirim aja dulu. masalah beres-beres ntar aja belakangan. Yang penting isinya dulu kita baca," kata mas editor.

"Jangan lupa baca doa dulu sebelum kirim kang," seorang sahabat di YM mengingatkan.

Basmallah. naskah terkirim tak lama via email. Mas Editor mengatakan, naskah itu akan dirapatkan dalam forum dulu. Review menyusul. Hiks .. deg-degan nih. Terus terang, baru kali ini gw kirim naskah dengan perasaan nggak pede seperti ini. Biasanya sih gw optimis-mis-mis. Tapi yang ini lain sendiri.

Duh ...

image from gettyimages.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?