[Siap Terbit] TIKIL - Sebuah Komedi Cinta
TIKIL; Kami Antar, Kami Nyasar
Released on 17th November 2008
Penerbit : Gagasmedia
Released on 17th November 2008
Penerbit : Gagasmedia
Sebuah komedi cinta yang dibalut dalam hiruk-pikuk sebuah perusahaan jasa pengiriman.
TIKIL cuma perusahaan kecil. Jauhlah kalo mau ngebandingin sama perusahaan pengiriman lainnya, seperti DHL, UPS, TNT, TIKI, JNE, WIBOWO, AGUS, JONI, dan lainnya. Apalagi di Kota Tasikmalaya ini, TIKIL hanya sebuah cabang kecil yang kantornya pun segede upil. Upil satu RT yang ditumpuk selama 10 tahun maksudnya. Jadi, jangan membayangkan kantor TIKIL adalah gedung megah dengan cat aneka warna. Kantor TIKIL justru nyempil di sebuah jalan utama, dan tergencet bangunan megah di kiri-kanannya. Bener-bener persis upil.
Ada 5 tokoh yang menjadi peran utama dalam novel ini. Siapa aja mereka?
1. Lili tanpa huruf S - Receptionis
“Nama saya Lilis, Kang, tapi panggil saja Lili,” ucap Lilis sambil tersenyum manis ditaburi kismis, tapi kok kelihatannya malah amis.
“Lili? Es (S)-nya dike manain?” Bowo menatap bingung. Kok aneh sih, nyunat-nyunat nama kayak gitu.
“Es-nya buat Kang Adjie aja. Lumayan Kang, bikin adem kalo lagi panas,” jawab Lilis ceria sambil melambaikan tangannya.
Bowo bengong. Maksudnya apa, sih? (yang nggak ngerti kenapa Lilis memanggil Bowo dengan sebutan Kang Adjie, baca aja penjelasan di dalam bukunya. hehehe)
2. Dasep - Kurir
Dasep adalah pembalap yang dikutuk. Hanya karena cita-citanya jadi pembalap tidak tercapai, dia melampiaskan ambisinya dengan bekerja di TIKIL. Dengan motor milik perusahaan, dia (diharapkan) bisa mengantarkan paket-paket kiriman dengan cepat. Ngebut! Tapi saking ngebutnya, kadang banyak alamat rumah yang terlewat. Alhasil, paket kiriman pun telat lagi disampaikan ke penerimanya. Yang parahnya, ngebutnya ini seringkali membawa bencana. Kabar yang datang, dia selaluuuuu nyebur di got, nyenggol becak, diserempet bibir truk, nyuksruk di trotoar, atau nyangkut di empang. Nggak ada satu pun kejadian yang dianggap cukup elit. Model-model mobil Mercedes, BMW, atau mobil-mobil kinclong sih, udah ngabur jauh banget kalo motor butut Dasep deket-deket mobil mereka. Bikin alergi!
3. Mang Dirman - Kurir
Mang Dirman di sebelahnya langsung terisak-isak. Semua langsung merasa iba. Betapa tingginya jiwa solidaritas Mang Dirman terhadap Dasep, rekan kerjanya selama ini. Meski sudah tua, tapi Mang Dirman bisa mengerti perasaan Dasep. Kehilangan motor bagi Dasep adalah kehilangan separuh jiwa. Mang Dirman sepertinya bisa merasakan penderitaan dan kehilangan rekan seperjuangannya di lapangan itu.
4. Kusmin - Cleaning Service
Siut! Siut! Sapu ijuk di tangannya bergerak cepat. Dia bergerak lincah memainkan sapunya sambil membayangkan dirinya adalah Jet Li yang sedang memainkan tongkat dalam film-film shaolin. Tadi malam dia habis nonton VCD film Jet Li, jadi suasananya masih sangat kerasa sampe sekarang. Setiap orang di kantor ini sudah terbiasa menghadapi Kusmin yang main gebuk aja setiap orang. Entah kenapa, si Cleaning Service kantornya ini selalu merasa dirasuki roh Jet Li dalam raganya. Suatu pandangan yang sangat salah karena sampai saat ini Jet Li belum mati!
5. Priyadi - Bos TIKIL yang merangkap jadi koki
Lilis, Dasep, dan Mang Dirman menatap rantang itu dengan panik. Kemarin siang, gara-gara nyantap gule kambing yang dibawa Pak Pri untuk makan siang, mereka harus rebutan toilet sesudahnya. Heran, itu gule apa sayur penguras perut, ya? Setelah makan gule kambing itu, perut mereka dilanda mules yang luar biasa.
“Jangan khawatir, kali ini saya lebih berhati-hati dalam memasak dan tidak membiarkan serbet kotor nyemplung dalam masakan.” Pak Pri terkikik, menyadari semua anak buahnya jadi rajin ke toilet seharian kemarin.
Lilis langsung mual. Hoekk! Kasus terungkap!
Tidak ada satu orang pun yang dianggap waras yang bekerja di kantor TIKIL ini. Tapi ketika perusahaan jasa pengiriman mereka mulai terdesak oleh kurir-kurir service saingan, mau tidak mau mereka harus menyingsingkan lengan baju untuk bertahan. Apa yang bisa ke lima orang ini lakukan? Catet saja tanggal terbitnya! :D
Komentar
Punten ah..nembe ngiringan.
Mangga cobian resensi abdi ttg TIKIL, kantun diintip we kadieu
http://jabogar.blogspot.com/2009/01/tikil.html