Catatan Kaki atas Novel KING

Perjalanan proses penulisan hingga terbitnya novel KING, sungguh menakjubkan. Apa yang diungkap dalam tagline film tersebut, “A Story of Hope, A Struggle for Survival”, sungguh nyata memberikan kekuatan yang luar biasa kepada kami semua: Iwok sebagai penulis, Gradien Mediatama penerbit, dan tentu saja pihak Alenia Pictures (Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen, dan Mirna Namira).

Berbeda dengan novel-novel adaptasi lainnya, novel KING berbasis ketat pada FILM secara akurat. Semua itu diramu dengan semangat idealisme yang tinggi; sebagai semangat untuk memberikan yang terbaik. Karena itu, Iwok selaku penulis, membutuhkan waktu khusus untuk menonton filmnya dan berkonsultasi terus-menerus secara langsung dengan Ale-Nia selaku sutradara dan produser, baik saat di Jakarta maupun di Bangkok.

Sebagaimana kerja profesional lainnya, deadline adalah “garis kematian” yang paling ditakuti. Jadwal taping Kick Andy telah ditetapkan pada 10 Juni di MetroTV. Pada saat itu, buku sudah harus jadi untuk dibagi-bagikan kepada audiens. Tak bisa ditawar lagi. Tak ada negosiasi dengan momen. Maka, waktu pun bergerak serasa “sekali dayung 24 jam, dua-tiga hari terlampaui”.

Dan benar saja, keajaiban masih terjadi. Pada Jumat tanggal 5 Juni, pukul 22.30 naskah selesai di-setting di kota Yogyakarta. Sabtu siang, naskah dicetak di Jakarta. Rabu siang, buku telah diantarkan ke MetroTV. Dan selebihnya, kami duduk manis selama shooting Kick Andy dengan perasaan lega. Serasa tulang-tulang yang menyanggah tubuh bisa direhatkan.

* * *

Film ini luar biasa! Bukan sekadar film bertemakan bulutangkis pertama di dunia. Tapi sebuah film motivasi yang patut ditonton oleh semua kalangan. Sejak awal, saya tidak pernah hendak mereduksi film ini hanya sekadar film anak-anak yang dibuat untuk mengisi masa liburan. Tidak. Apabila Anda terpukau dengan para motivator top di Indonesia dan dunia untuk kalangan usia dewasa, maka Anda harus menerima kenyataan bahwa film ini adalah film motivasi yang tiada tara.

Banyak hal yang bisa diberikan orangtua kepada anak-anaknya, kecuali yang tersulit, yaitu motivasi. Banyak ilmu yang bisa disajikan guru-guru dan sekolah kepada anak-anak, kecuali yang tersulit, yaitu motivasi. Kata, kalimat, dan paragraf yang inspiratif dan motivatif bukan ucapan fasih sebuah wacana. Melainkan sebuah show, tontonan teladan, yang bila perlu … tanpa kata-kata.

Menurut saya, Alenia Pictures melalui film KING telah menyediakan sebuah menu bergizi yang selama ini (bahkan hingga abad-abad ke depan), maaf … belum dituntaskan oleh guru, orangtua, dan sekolah. Maka, berterimakasihlah untuk kisah ini, yang tak ternilai harganya.

Menonton Denias, film sebelumnya dari Alenia Pictures, membuat putri saya yang kala itu berusia 8 tahun menangis di bioskop. Kini, setelah menamatkan novel KING, ia mengaku menangis tiga kali. Usia boleh membedakan. Namun seberapa pun tingginya usia Anda, saya meyakini, kisah ini akan mampu membuat Anda menangis pula–setidaknya hanya di dalam hati dan dilakukan diam-diam. [Gradien]

source dari sini.

Komentar

meity mengatakan…
berarti ini teh film yang bener2 padat gizi yang layak untuk ditonton termasuk oleh anak2 dibawah umur? ok deh, tapi ntar ah cari dvd nya aja, biar ngga perlu ngantri di loket ... jadi nontonnya bisa gaya bebas :D

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit