It's time to celebrate, it's time for a party!

I've been to Dublin, once, and it's still remarkable memories! Gimana enggak, it was my first trip abroad, dan langsung menuju kota yang sangat mengesankan; full of antiques! Gedung-gedung peninggalan jaman dulu yang masih terawat dengan baik terhampar di setiap bagian, memberikan pesona yang luar biasa bagi wisatawan. Sayang, waktu yang singkat tidak bisa memberikan banyak celah untuk mengexplore setiap sudut kota Dublin, termasuk Guinness storehouse!! Hikss ...

Dublin adalah kampung halaman bagi Guinness. Brand minuman yang sudah menjajah seluruh penjuru dunia ini begitu melekat dengan citra Dublin. Lihat saja, tulisan GUINNESS melekat dan terpampang hampir di seluruh sudut kota. Dublin begitu bangga dengan produk ini. Setiap wisatawan seolah disambut di bumi Guinness dengan penuh kebanggaan. "Welcome to the home of Guinness; taste it, and feel the atmosphere of it!"

Saya jadi membayangkan, apa jadinya Dublin pada saat 250 years Guinness celebration nanti. Apakah Dublin akan menjadi lautan Guinness? Sepertinya begitu. Saya membayangkan kemeriahan itu ada di mana-mana. Tidak hanya di seputar Guinness storehouse atau di sudut-sudut bar sepanjang Temple Bar, tapi juga di setiap ruas jalan. Gelas-gelas bir berdenting, ditimpali teriakan massa yang larut dalam tawa sepanjang malam! Lautan manusia akan berpesta, dan Dublin akan penuh dengan kemeriahan yang tiada tara. 250 tahun adalah sebuah angka yang pantas untuk dirayakan. Tak sembarang merk dapat meraih kestabilan sebuah produk seperti Guinness di pasar dunia. Tapi Guinness sudah membuktikannya. Nama itu tetap kokoh meski pesaing menghantam dari berbagai penjuru.

It's time to celebrate, it's time for a party!

Arthur Guinness pantas berbangga. Mungkin dia tidak mengira kalau sejarah Guinness yang kiprahnya dimulai dari tahun 1759 dulu akan menjadi seperti sekarang. Namanya sekarang begitu mendunia, dan warga Dublin (termasuk masyarakat Irlandia lainnya) begitu memujanya. Arthur adalah sosok hebat yang membuat nama Dublin mencuat di pancang tertinggi. Warga Dublin mana yang tidak akan bangga?

5 tahun lalu, saya hanya memandang lesu dari jendela City Tour Bus yang perlahan bergerak meninggalkan gedung Guinness yang bersejarah itu. Dengan tiket di tangan, seharusnya saya tidak perlu ragu untuk melompat turun, dan menginjakkan kaki di The Home of Arthur Guinness itu. Tapi waktu yang sempit membuat saya hanya menahan perasaan itu dalam-dalam. Harusnya saya puas karena bisa melihat The centre of Arthur Guinness's original 1759 brewery itu dari dekat. Tapi tidak, saya belum masuk ke dalam. Saya harus datang lagi suatu waktu nanti.

Apakah pada 250 years Guinness Celebration ini kesempatan itu datang? Entahlah ...

Komentar

Dodi Faedlulloh mengatakan…
kang ...
sy pernah baca beberapa novel karya akang...
suka bgt kang !!!
rame !!
lucu !!
Dodi Faedlulloh mengatakan…
wah loh ko gitu ya ?????
anak muda tasik malah kebanyakan suka baca komik jepang kali ya ?
hehehehe
ga apa-apa lah kang, yang penting tetep laku ....hehehe
ditunggulah novel-novel lainnya ....
^.^
wiyono mengatakan…
kini aku datang... entah sudah berapa kalinya, sejujurnya saya adalalh pengamat blog dan ternyata blog anda memang sangat luar biasa, posting yang sederhana, bahasanya lugas dan tegas, informasi yang kau berikan sangat dibutuhkan oleh orang banyak, teruslah berkarya bro aku sangat mendukung blog seperti ini... o iya jangan lupa comment back dan follow ya
kok link ku gak ada di sini ya he he he he
kalau pasang link blog ku, jangan lupa anchor textnya menggunakan nama WIYONO
pengamat blog pinggiran jakarta
Iwok mengatakan…
Mas Wiyono, saya sudah link blongnya ya. Terima kasih atas dukungannya :)
Hotel Dublin mengatakan…
Wah asik nih. Kapan ke Dublin lagi, Kang? Ajak ajak ya. Hehehe...

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?