[Tips] Jualan ala Iwok

"Buku saya kok nggak pernah dipromosiin sama penerbit, sih?"
"Kok yang dibikin banner gede, buku-buku itu aja sih?"
"Kok yang dikasih jadwal talkshow penulis-penulis top aja, sih?
"GImana buku saya bisa laku kalo promosinya nggak nyampe ke masyarakat?" (yang ini nggak pake SIH, soalnya nggak cocok)

Dan masih banyak SIH-SIH lainnya.

Tenang ... soalnya kalo penerbitnya denger, mereka akan ngomong : "Kok penulis ini cerewet amat, SIH?" hehehe

Duluuu .. saya punya pikiran seperti itu. Kapan giliran buku saya di promoin? kapan buku saya ditalkshow-in (halah), dan kapan buku saya dijembrengin dalam banner yang gede-gede di toko buku. Lambat laun, toh saya mulai mengerti sendiri. Penerbit nggak nerbitin buku saya aja! Buanyaaak buku yang harus mereka tangani promosi dan pemasarannya. Dari bukunya penulis besar (namanya) sampai ke penulis-penulis baru. Mereka (penerbit) pasti punya strategi-strategi sendiri untuk mempromosikan setiap buku yang mereka terbitkan. Bisa aja mereka sudah promosi, tapi kitanya aja yang nggak ngeh. Ya kan? Kaaaan.

Jadi kita harus pasrah saja menunggu nasib? Buku laku sukuuur ... nggak laku ... nangis bombay?

Weiits ... ciaaaaaatt ... syaaaat ... syuuuut ... //menangkis pertanyaan tanpa semangat itu.

Ga bisa gitu dong. Masa harus nyerah kalah begitu saja? Usaha dooong ... yuk, kita promo buku kita sendiri. Caranya?

  1. Promoin di blog! Mau multiply kek, blogspot kek, wordpress kek, facebook kek, yang penting, jembrengin tuh cover buku dan sinopsis ceritanya. Masa sih dari sekian banyak yang baca postingan kita nggak ada yang tertarik satu pun. Sampe saat ini, blog, facebook, dan media networking lainnya terbukti ampuh untuk menyebarkan pengumuman tentang lahirnya karya terbaru kita. Gimana mereka mau beli kalo tahu buku kita terbit aja enggak?
  2. Sebarkan informasi melalui milis-milis yang diikuti. HAH? cuma ikut milis memasak? Gpp, kulonuwun aja dulu : "Maaf ya ibu-ibu, kayaknya sembari nunggu praktek masak dan masakannya mateng, mending baca-baca buku saya deh. Seru lho. Baru terbit. Dijamin masakannya tambah enak."
  3. Bagiin buku ke temen deket. Biasanya saya selalu menyediakan beberapa eksemplar untuk saya bagi ke temen-temen. Secara acak aja. Yang belum kebagian bisa dikasih kalo ada buku baru terbit lagi. Kasih ancaman : "Awas kalo nggak direview di blog!" hehehe. Minta mereka memberikan resensi, komentar atau apapun tentang si buku tersebut. Jangan kecewa kalo resensi dan komentar mereka tidak seperti yang kita harapkan. Yah, namanya selera orang kan beda-beda. Buku best seller pun nggak pernah luput dari kritikan, kan?
  4. Adain kuis! Seru tuh. Hadiahnya buku terbaru kita. Kuisnya terserah kita aja. Mau yang serius, mau yang iseng-isengan, yang penting semua hepi. Biasanya yang namanya hadiah/buku gratis pada mau tuh. Semakin orang banyak tahu buku kita terbit semakin bagus, kan? terlepas dari mereka mau ikutan kuisnya atau nggak.
  5. Deketin media cetak. Jangan ngandelin penerbit aja. Yang saya tahu, penerbit juga rajin ngasih sample buku ke media-media ternama (nasional) untuk mendapatkan porsi resensi atau ulasan. Tapi dari sekian banyak buku yang masuk ke mereka, apakah buku kita akan terpilih? Saya biasa deketin media lokal. Kenalan sama orang-orang di dalamnya, terus sok gaya-gayaan ngasiin buku saya : "Mas, saya penulis lho. Ini buku baru saya, kali aja mau baca. Syukur-syukur kalo diulas di korannya." Yah, narsis dikit gapapa kan, namanya juga usaha. Terbukti beberapa kali saya bisa lolos nembusin buku saya diulas di koran lokal. huhuuuuuy ...
  6. Datengin radio! Sekarang ini radio banyak banget kan? Datengin aja beberapa. Bawa buku, kasih ke mereka, lalu jajagi kemungkinan mereka mau menyediakan waktu untuk mengulas buku kita. Talkshow? Bisaaaa ... masuk dalam review buku pun bisa. Tergantung mereka punya acara apa yang berhubungan dengan buku. Kalo mereka setuju, kontak penerbit buat minta dukungan doorprize. Beberapa kali saya melakukan hal ini, dan alhamdulillah mendapatkan dukungan hadiah buat doorprize para pendengar.
  7. Kalo sudah punya anak yang sudah sekolah (TK/SD), nggak ada salahnya nyumbang buku-buku kita buat perpustakaan sekolah mereka. Pengalaman saya, buku saya ternyata dibacain oleh gurunya Abith (TK) di depan kelas : "Buku ini karya Ayahnya Abith, lho." Itu juga kata anak saya. Setelah itu bukunya diceritain di depan kelas oleh gurunya. Ayahnya Abith bikin buku? Beli yuuuuu ....? mungkin gitu ya pikiran anak-anak. hehehe. Untuk buku-buku remaja juga ga ada salahnya nyumbang ke perpustakaan sekolahnya ponakan misalnya, atau ke almamater dulu. Sekalian pamer ke guru-guru kalo siswanya sudah ada yang sukses bikin buku. hehehe. Setidaknya buku kita juga ada di sana, dan siswa bisa penasaran dengan buku-buku kita yang lainnya (kalo mereka sukaaaa. hehehe).
  8. Jangan segan untuk bilang YA kalau ada yang minta kita share tentang penulisan. Beberapa kali saya diundang datang untuk berbincang tentang penulisan dengan anak-anak SMA. Seru! Bukan forum resmi (yang resmi juga gpp deng), tapi sekedar kumpul-kumpul dengan ekskul jurnalistik mereka, atau yang memang berminat dengan dunia kepenulisan. Semakin banyak yang mengenal eksistensi kita, semakin baik buat karir kepenulisan kita. Yang namanya promosi dari mulut ke mulut siapa yang bisa ngira? Bakalan panjaaaaaaang ...
  9. Rajin-rajin datang ke toko buku, kenalan sama para petugasnya di sana. Terkadang saya sering kaget kalo pas baru masuk udah ada petugas yang nyegat : "Buku barunya apa lagi, Pak?" Wiiih ... serasa seleb ada yang ngenalin begitu (doooh narsisnya kumat). Hehehe. Tapi, kenal dengan mereka nggak ada ruginya. Suer, kadang mereka ngasih tahu buku kita yang mana aja yang laris di toko mereka. Setelah itu saya tinggal teriak ke penerbit : "Tasik kosong! Isi lagiiiiii ...."
  10. Banyak-banyaklah berdoa. Toh semuanya tetap sudah ada yang menggariskannya. :)
Bukannya pengen nyaingin kerjaan para petugas promosi di masing-masing penerbit, tapi urusan jual buku bukan hanya tugas mereka saja, kan? Lah, ini buku kita kok. Kalo kita nggak ikutan jual, kita sendiri yang rugi, kan?

*) ditulis berdasarkan banyaknya yang nanya via email cara saya promosiin buku. Daripada bolak-balik ngejelasin, mending tulis aja sekalian. Kalo ada yang nanya, tinggal kasih link aja ke postingan ini. Hehehehe ... dasar nggak mau susah!

Udah ah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?