Dog's Love - Behind The Scene

Bicara tentang terbitnya Novel Dog's Love berarti membicarakan sebuah proses yang panjang. Bagaimanapun, seorang penulis memang harus belajar mengerti arti sebuah kata kerja keras dan sabar. Bagaimana tidak, untuk melihat novel ini terbit, tidak kurang dari 2 tahun saya harus menunggu.

Sebenarnya, naskah ini tidak ditujukan untuk GPU pada awalnya. Sebuah penerbit di Jogja meminta saya sebuah naskah remaja gokil. Tema yang disepakati adalah seputar persahabatan manusia dengan anjing. So, mulailah saya mencari ide dan mulai menulis. Yang saya ingat, proses menulis naskah ini dimulai pada awal bulan Maret 2009!

Seperti biasa, target penulisan naskah ini berkisar dalam waktu satu bulan, dan bisa saya selesaikan tepat waktu. Kirim!

Review yang saya terima tidak lama kemudian, ternyata naskah ini perlu banyak revisi. Kurang ini dan kurang itu. Well, oke. Saya bukan penulis yang anti revisi. Adanya tuntutan revisi justru membuat saya yakin naskah saya nantinya akan jauh lebih bagus. Karena itu, saya pun mulai mengerjakan revisi-revisi yang dibutuhkan. Tidak terlalu lama, mungkin hanya sekitar seminggu sampai dua minggu. Yang jelas, saya merasa naskah ini jauh lebih rapi dan jauh lebih lucu setelah proses revisi.


Sayangnya, revisi ini pun belum menemukan kecocokan dengan editor. Yang saya tangkap, humor yang saya tuangkan dalam naskah ini tidak sesuai dengan gaya humor yang ada di penerbit tersebut. Kalau saya bandingkan dengan buku-buku komedi yang diterbitkan penerbit yang bersangkutan, gaya komedi saya memang agak lain. lebih soft dengan unsur cerita yang lebih realistis. Ngomong sama anjing memang jauh dari real, tapi alur ceritanya saya pikir nggak melenceng dari realistis.

Bingunglah saya. Mengubah gaya penulisan cerita ini dari awal akan sulit sekali karena naskah ini sudah 100% jadi. mengubah gaya tulisan berarti menulis ulang dari awal! waks ... itupun hasilnya belum tentu sesuai. Akhirnya dengan berat hati, dan atas persetujuan dari Mas Editor tersebut, saya menarik kembali naskah tersebut. Bagamanapun, ide awal cerita ini berawal dari diskusi kami berdua, sehingga tidak enak rasanya kalau saya main tarik begitu saja. Ternyata beliau tidak berkeberatan, sehingga saya pun mulai memikirkan kemana naskah ini harus saya 'lemparkan'.

Berdasarkan surat pengantar yang saya tulis, akhirnya naskah ini saya kirimkan ke Gramedia Pustaka Utama pada tanggal 19 Agustus 2009. Dasar pemilihan GPU, karena novel saya sebelumnya di GPU (Ganteng is Dumb - terbit 2009) memiliki gaya penulisan dan humor yang sama. Kalau GiD bisa lolos di GPU (dan waktu itu malah menang dalam Lomba Penulisan Cerita Konyol yang diselenggarakan Gramedia), mungkin Dog's Love pun memiliki peluang yang sama. Bismillah ... naskah itu saya print, jilid, lalu kirim ke Jakarta.

Saya tahu, mengirimkan naskah ke GPU berarti harus siap ekstra sabar. Antrian di sana akan begitu panjangnya. Bahkan untuk menunggu kepastian lolos tidaknya saja harus menunggu berbulan-bulan. Terhitung 7 bulan sejak naskah dikirim, saya baru mendapatkan kabar naskah ini lolos terbit pada bulan Februari 2010. Hurraaaay .... alhamdulillah.

Setelah itu, kesabaran pun masih harus diuji. Setelah mendapatkan kabar naskah lolos, tidak semata-mata besok lusa langsung terbit. Dog's Love harus ikut mengantri mendapatkan editor yang akan menangani, mengantri proses editingnya, selanjutnya baru ke proses cetak. Semuanya tidak bisa instan. Untuk mereka yang tidak sabaran, mungkin hal ini akan sangat melelahkan dan menjengkelkan. Tak sedikit mereka yang tidak sabaran menarik naskah mereka cepat-cepat dan mengirimkannya ke penerbit lain. Saya sendiri baru mendapatkan giliran proses editing, ketika Mba Vera dari GPU mengabarkan berita itu pada akhir bulan Maret 2011. Itu artinya, untuk menunggu antri edit saja ngantrinya selama satu  tahun! Cegluk kan?

Yang seru, pada proses penerbitan Dog's Love ini, saya diberikan kesempatan untuk mencari ilustrator cover sendiri. Yaaay .... langsung keringet dingin. Saya mulai gerilya ke galeri temen-temen ilustrator, mencari kira-kira siapa yang cocok membuatkan cover untuk si Doggy. hehehe ... akhirnya saya terhenti di galerinya Mas Giant Sugianto. Alhamdulillah ... Mas Giant pun tertarik untuk membuatkan ilustrasi buat Trio Dido-Wita-Bleki.

Ternyata, proses pembuatan cover pun tidak mudah ya. Beberapa kali Mas Giant harus merevisi konsep covernya, mulai dari sosok para tokohnya, komposisi warnanya, sampai ke design utuhnya. Semua demi maksimalisasi packaging Dog's Love ini. Hampir tiga-empat minggu kami berdiskusi lewat SMS, Email, YM, dan media Facebook. Seru! Saya jadi mengerti tahap demi tahap untuk pembuatan ilustrasi seperti ini, bahkan dari coretan gambar awal! huhuuy ... pengalaman baru nih. Coba kalo rumah saya deketan sama rumah Mas Giant, pasti saya akan ikutan nongkrong di situ. hehehe.

Alhamdulillah ... setelah melalui proses selama 2 tahun lebih, Dog's Love akhirnya bisa terbit dengan manisnya. Saat ini sudah mejeng dengan manis di toko-toko buku seluruh Indonesia (ayo beli dong. hehehe).

Apa inti dari sharing saya kali ini? Buku-buku saya memang banyak terbit belakangan ini, bahkan seringkali berendengan waktu terbitnya. Tapi semuanya tetap melalui proses masing-masing. Tidak ada istilah, karena saya sudah sering menerbitkan buku dan namanya sudah dikenal oleh penerbit, lantas bukunya bisa dengan mudahnya diterbitkan begitu saja. Sama sekali tidak. Buku-buku saya yang terbit sekarang ini, adalah naskah yang sudah saya tulis jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan bertahun-tahun ke belakang. Semuanya melalui proses yang sama, proses yang membutuhkan sebuah kesabaran ekstra.

Kerja keras dan kesabaran itu buahnya manis lho! :)

Komentar

victor mengatakan…
season 2 nya dog's love kak :(

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?