@Rachma - tidak ada biaya kok untuk menerbitkan buku. Kecuali kalau menerbitkan secara indie ya :)
Anonim mengatakan…
Mas iwok.. aku selalu membuat novel dengan gaya jepang. Bahkan nama tokoh2, tempat dan sebagainya semua kejepang-jepangan. Aku sebenernya belum banyak pengetahuan tentang jepang. Boleh ga sih mas iwok? Genre yang kubuat macem2 setiap novel. Tp pasti semuanya kejepang-jepang. Aku juga bingung mau kirim ke penerbit mana. Aku suka bikin novel fiksi romance gtu. Aku sebenernya mau nulis komentar diblok yg tips nulis novel.. tp disana udh banyak bgt yg komen. Aku Minta pencerahan ya mas iwok :') terimakasih.oh iya panggil aku luki..
Halo Luki, terima kasih sudah mampir. Tidak salah kok kalau memang mau menulis sebuah novel dengan latar belakang budaya Jepang. Hanya saja, kalau memang belum mengenal budaya Jepang secara baik, sebaiknya diperdalam dulu pengetahuannya agar nanti tidak salah menuliskannya sebagai seting cerita. Semakin banyak Luki mengetahui budaya Jepang, tentu akan semakin menunjang dalam proses penceritaannya juga. saran saya, tulislah apa yang benar-benar Luki ketahui dan kuasai, sehingga tidak ada salah informasi pada saat menuliskannya. Misalnya, kita menulis A, padahal seharusnya B, itu akan menjadi kekeliruan yang fatal. Jadi, kalau memang suka dengan budaya Jepang, ayo tambah terus referensinya dengan banyak membaca buku-buku tentang Jepang, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang. Setelah itu, baru deh Luki coba susun sebuah cerita dengan latar belakang jepang. Oke?
Selamat menulis ya :)
Anonim mengatakan…
Untuk novel fiksi romance gtu kirim ke penerbit mana ya mas iwok? Aku juga gatau persyaratan2 mereka untuk penulisan novel kita.
Anonim mengatakan…
Mas iwok, saya dea. Saya mau tanya soal pengiriman naskah novel. Saya sudah buat novel 200 halaman utk dikirim ke teenlit gramedia. Caranya tinggal print naskahnya, jilid, atau gimana mas iwok? Perlu kata pengantar atau tidak? Perlu cover tidak? Andaikan tidak perlu. Berarti judul dan naskah saja gtu, kirim lewat pos?
Dua minggu lalu (11 November 2015), si Bocil (Anggora, 10-11 bulan) menunjukkan gejala-gejala sakit. Saya menganggapnya biasa saat dia seringkali muntah bulu (hairball). Berdasarkan informasi yang saya peroleh di internet, hal yang wajar kucing memuntahkan bulu yang tertelan dan menggumpal menyumbat kerongkongan. Tetapi, saya mulai menganggapnya tidak biasa saat muntahnya jadi rutin setiap hari. Tidak hanya bulu yang keluar, tetapi juga cairan dan makanan yang sudah tertelan. Terlebih saat kotorannya kemudian menjadi lembek dan encer. Bocil sebelum sakit Apakah karena saya baru saja mengganti makanannya? Sudah sejak awal November saya mencoba mengalihkan makanan si Bocil dari merk Blackwood ke Proplan. Bukan karena Blackwood tidak bagus (menurut referensi, Blackwood kandungannya justru lebih bagus karena tidak mengandung grain), tetapi karena merk ini jarang sekali terdapat di petshop di kota saya. Hanya ada 1 petshop yang menjual Blackwood, dan itupun saya takut mereka tida...
Bukannya mau ngajarin sih, karena saya juga masih belajar berhidroponik. Baru 2 bulan ini saya bergabung dengan grup hidroponik di facebook. Gara-gara sering mantengin setiap postingan yang ada (lalu ngiler lihat betapa indah dan suburnya tanaman member grup di sana), akhirnya saya mulai mencoba. Berhasil? Ada yang berhasil, banyak juga yang gagal. Hehehe. Menurut para master hidroponik, tidak ada jaminan pasti sebuah keberhasilan tanam, karena banyak faktor yang mempengaruhi. Seseorang yang berhasil menanam sebuah jenis tanaman di kota A, belum tentu akan sukses juga di kota B. Suhu, ketinggian lokasi, dll. akan sangat berpengaruh. Karena itu, uji coba tanam harus selalu dilakukan agar kita bisa mengetahui setiap faktor keberhasilan atau kegagalan. Dan, mengingat banyak teman yang tergiur juga untuk mencoba hidroponik, akhirnya saya bikin postingan ini. Siapa tahu dengan belajar bareng, bisa saling menyemangati untuk terus menghijaukan lingkungan rumah. Setidaknya, beberapa kebutuh...
Namanya Aivi, penggiat usaha kuliner Pepes Nasi Hajah Lilis. Pepes nasi adalah makanan unik yang ada di Tasikmalaya, berupa nasi dengan isian lauk ayam dan tumis tahu yang dibungkus daun pisang lalu dikukus. Konsepnya hampir mirip dengan bacang, tapi bentuk dan rasanya cukup berbeda. Hajah Lilis adalah ibunya, yang meracik resep pepes nasi ini dan kemudian dijadikan branding untuk produknya. Seperti halnya penggiat kuliner rumahan lainnya, pandemi Covid-19 sudah meluluhlantakan usaha kuliner yang dikelolanya. Sumber foto : instagram.com/pepnashjlilis Meskipun memiliki kedai kecil di garasi rumahnya, pepes nasi yang dijualnya lebih banyak ditawarkan melalui sosial media. Untuk pengiriman hari ini, Aivi bahkan sudah mempromosikan pepes nasinya sejak kemarin. Tak hanya di akun sosial media pribadinya, ia pun kerap menawarkan produknya di grup-grup komunitas kuliner yang diikutinya. Berbekal catatan pesanan yang diterimanya, ia akan mengantarkan pepes nasinya berkeliling kota Tasikma...
Komentar
Genre yang kubuat macem2 setiap novel. Tp pasti semuanya kejepang-jepang. Aku juga bingung mau kirim ke penerbit mana. Aku suka bikin novel fiksi romance gtu. Aku sebenernya mau nulis komentar diblok yg tips nulis novel.. tp disana udh banyak bgt yg komen. Aku Minta pencerahan ya mas iwok :') terimakasih.oh iya panggil aku luki..
Tidak salah kok kalau memang mau menulis sebuah novel dengan latar belakang budaya Jepang. Hanya saja, kalau memang belum mengenal budaya Jepang secara baik, sebaiknya diperdalam dulu pengetahuannya agar nanti tidak salah menuliskannya sebagai seting cerita. Semakin banyak Luki mengetahui budaya Jepang, tentu akan semakin menunjang dalam proses penceritaannya juga.
saran saya, tulislah apa yang benar-benar Luki ketahui dan kuasai, sehingga tidak ada salah informasi pada saat menuliskannya. Misalnya, kita menulis A, padahal seharusnya B, itu akan menjadi kekeliruan yang fatal. Jadi, kalau memang suka dengan budaya Jepang, ayo tambah terus referensinya dengan banyak membaca buku-buku tentang Jepang, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang. Setelah itu, baru deh Luki coba susun sebuah cerita dengan latar belakang jepang. Oke?
Selamat menulis ya :)