Ngabuburit Yoook....

Ramadhan telah tiba! Horeeee .... Seperti biasa, dibalik antusiasme melakukan ibadah-ibadah ramadhan, banyak hal lain yang menarik perhatian saya. Abith (sulung saya) hampir menginjak usia 9 tahun, sudah kelas 3 SD, dan tampak semangat menyambut ramadhannya. Antusiasmenya ini jadi kebanggaan tersendiri buat saya. Dia tidak pernah susah dibangunkan untuk sahur, melejit paling dulu ke masjid untuk sembahyang tarawih (bahkan sebelum magrib dia sudah menyimpan sajadahnya untuk 'booking' tempat di masjid), dan bahkan waktu-waktu salatnya tak pernah lagi ketinggalan. Begitu adzan berkumandang, dia langsung ambil wudhu dan segera mendirikan salat. Alhamdulillah.

Hanya saja, karena masih belajar puasa, terkadang Abith rewel juga pada tengah hari. Godaan haus dan lapar membuatnya uring-uringan. Kalau sudah begitu, dia akan membanjiri saya pesan via Yahoo Messenger, mengeluh tentang rasa lapar dan hausnya. Sering saya tawarkan untuk membatalkan puasanya saja kalau sudah tidak kuat, tapi dia hanya mengirimkan emoticon :(( sebagai balasannya. Hehehe .... Tenang Nak, awal-awal puasa godaannya memang sangat berat. Besok lusa pasti akan lebih mudah godaannya ya. Semangat!

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ngabuburit adalah ritual rutin yang kami lakukan. Tidak saja buat saya dan Abith, tapi Iren dan Rayya pun ikut serta. Jadilah ngabuburit sekeluarga setiap hari. Seru aja keliling-keliling kota hanya untuk bermacet-macet ria sambil menunggu bedug. hehehe .... macet kok seru. Setidaknya kemacetan itu adalah salah satu bagian dari perayaan masyarakat atas datangnya ramadhan. Kalau nggak mau kena macet, ya jangan dekati wilayah tempat keramaian itu. Beres kan?

Di Tasikmalaya sendiri, keramaian acara Ngabuburit tersentralisasi di dua lokasi; Alun-alun kota dan Stadion Dadaha. Bisa dipastikan kalau setiap sore dua lokasi ini akan dibanjiri manusia; anak-anak sampai  manula semua ada. Dari pukul 3 sore saja sudah banyak yang berdatangan, meski kepadatan akan terjadi pukul 4 sampai menjelang bedug Magrib. Semua berdesak-desakan hanya untuk melupakan putaran waktu serta lapar dan dahaga sejenak, sampai waktu berbuka akhirnya tiba. Apa yang bisa kita lakukan di sana? Apapun bisa, terserah kita mau main apa. Yang jelas setiap orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing; main layangan, gelembung sabun, bermain sepeda, atau memanfaatkan jasa mainan yang nongkrong di sana seperti odong-odong, dll. Bahkan sekadar untuk nongkrong di bawah pohon dan menikmati suasana yang ada pun tidak ada salahnya.

Yang seru, acara ngabuburit ini bukan hanya untuk menunggu waktu berbuka saja, tapi juga untuk berburu takjil.  Di berbagai sudut lapangan berderet para penjual makanan. Mau makanan atau minuman apa saja ada; cilok, cireng, martabak, cakwe, siomay, sop buah, sampai ke berbagai jenis kolak. Buat anak-anak, godaan makanan dan minuman ini sangatlah kuat. Di tengah rasa lapar dan haus seperti itu, semuanya tampak sedap dan lezat. Tak heran apapun makanan dan minuman yang dijual, semuanya laris manis diserbu! Lihat saja antrian anak-anak (dan bahkan orang dewasa) di setiap pedagang, bisa cukup panjang! Bahkan saat Iren ngiler lihat cilok pun, dia bisa nunggu sampai 15 menit untuk dapat giliran dilayani. Hebat ya?

Ngabuburit memang sudah jadi ciri khas tersendiri di setiap ramadhan. Rasanya menjalani puasa takkan seru kalau tanpa kegiatan yang satu ini, ya? Jadi, ngabuburit kemana ya sore ini? ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?