[Resensi] Fight, Love, Hope - 15 Kisah Penderita Kanker




Minggu, 08 Januari 2012 pukul 09:40:00

Para Survivor Kanker

Oleh : Susie Evidia Y

Tidak selamanya kanker berakhir dengan kematian.


"Allah tidak menurunkan suatu penyakit, tanpa menurunkan obatnya." (HR Abu Hurairah). Hadis Rasulullah ini sebagai penyemangat bagi mereka yang sakit agar jangan berhenti untuk berjuang. Seseorang yang meyakini dirinya akan sembuh biasanya stamina tubuhnya meningkat. Sebaliknya, stamina semakin drop jika hanya meratapi penyakit tanpa ada perjuangan untuk sembuh. Oleh karena itu, berdoa, berjuang, tetap semangat, niscaya segala penyakit bisa terusir dari tubuh.

Bagaimana dengan penyakit kanker? Mendengar namanya saja membuat bulu kuduk berdiri. Karena, penyakit ini begitu dekat dengan kematian. Penelitian World Health Organization (WHO) menunjukkan, kanker menduduki urutan kedua sebagai penyakit mematikan setelah jantung. Diperkirakan, ada sekitar 12 juta penderita kanker di seluruh dunia, sedangkan kematian akibat kanker mencapai tujuh juta. Setiap tahun meningkat satu persen kasus dan kematian akibat penyakit kanker.

Dari sekian banyak penderita kanker, tidak selamanya berakhir dengan kematian. Tidak sedikit, mereka yang berjuang pada akhirnya lolos dari maut akibat kanker. Bahkan, mereka bisa kembali menjalankan aktivitas dan hidup bahagia seperti sediakala. Buku ini mengungkap kisah nyata 15 pejuang yang berhasil melawan penyakit kanker. Pengalaman mereka ini membuat mirip, terharu, dan akhirnya plong ketika mereka bisa kembali lagi tersenyum.

Buku yang ditulis keroyokan ini masing-masing menampilkan sosok penderita kanker yang berbeda dengan jenis penyakit kanker yang berbeda pula. Buku ini sangat berharga karena dari pengalaman mereka, pembaca bisa memetik hikmah serta lebih waspada sehingga terhindar dari penyakit kanker yang kini semakin bervariasi jenisnya.

Buku lebih dari 250 halaman ini diawali kisah Trusty Sundoro yang didiagnosis menderita limfoma non-hodgkin atau kanker kelenjar getah bening. Siapa yang mengira benjolan kecil yang muncul di rahang kanannya sebagai sinyal penyakit kanker. Dan siapa pun bakal shock, termasuk perempuan kelahiran tahun 1944 ini begitu dokter memvonis penyakit tersebut sebagai tumor ganas. Kanker stadium dua. Pengobatannya tidak murah, membutuhkan biaya sekitar Rp 22 juta setiap terapi. Bukan hanya biaya yang mahal, melainkan juga efek dari terapi tersebut membuat penderita kanker semakin tidak berdaya.

Trusty yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris nyaris menyerah ketika satu per satu efek kemoterapi menghampirinya. Pasrah dan menyerahkan sepenuhnya pada kekuasaan Allah yang membuat semangat itu kembali muncul. Doa yang tidak pernah putus pula akhirnya mengantarkan ibu empat anak ini hanya mengikuti delapan dari seharusnya 18 kali terapi. 

Berikutnya, pengalaman Ny Naskah Alimah (65 tahun) yang tengah menikmati masa pensiun bersama suaminya di Tasikmalaya. Bagaimana tidak shock, benjolan di selangkangan yang dikira anyang-anyangan ternyata positif kanker serviks. Tidak dinyana, kanker leher rahim ini sudah masuk ke stadium tiga. Sang anak berupaya menyembunyikan penyakit mematikan ini dari ibunya. Dia hanya mengajak ibunya ke dokter di Bandung dengan alasan peralatan di sana lebih lengkap.

Kanker serviks termasuk urutan terdepan yang mengancam nyawa kaum hawa. Pengobatannya tidak cukup dengan pengangkatan rahim, tetapi harus dilanjutkan dengan terapi tambahan, yaitu kemoterapi atau radiasi. Langkah tersebut pun belum menjamin 100 persen penderita bisa sembuh total.

Tiada yang pernah tahu rahasia Allah. Tubuh Ny Naskah semakin ringkih. Tapi, semangat, shalat yang tidak pernah putus, serta dukungan keluarga besar yang membuatnya terus bertahan. Anaknya memberikan gelar ibunya sebagai 'Perempuan Terhebat Kami'.

Masih ada 13 kisah para penderita kanker lainnya yang bisa disimak di buku ini. Tidak hanya penderita kanker dari kalangan dewasa, ada juga usia belia seperti dialami Natarini Setianingsih yang divonis kanker darah-leukimia-di usia 12 tahun. Sulit dibayangkan bagaimana perasaan gadis cilik ini begitu mendapat vonis menderita penyakit mematikan.

Miris juga pengalaman Yanthi Sulistiono yang divonis menderita kanker payudara stadium empat. Mulanya penyakit ganas ini menggerogoti payudara bagian kanan, lalu merambat ke bagian yang kiri. Padahal, kedua payudaranya menjadi sumber ASI untuk ketiga anaknya serta disumbangkan untuk bayi-bayi lainnya. Namun, Yanthi tabah, sabar, dan kekuatan cinta yang membuatnya terus bertahan. Selain menjalani pengobatan medis, Yanthi yang beberapa kali koma kini rajin minum jus daun sirsak yang disinyalir memberikan efek antitumor atau antikanker.

Demi kesehatan dan menambah pengetahuan tentang penyakit kanker, tidak ada salahnya jika buku ini menjadi bagian yang patut dikoleksi oleh siapa pun. Karena, isi buku ini selain pengalaman dilengkapi pula penjelasan secara medis dokter ahli tentang klasifikasi kanker, penyebab, cara menghindari, hingga pengobatannya. Ditambah dengan tips berharga dari setiap tulisan yang dijamin bermanfaat bagi pembaca. Di antaranya, tips menghadapi kanker, hidup bersama kanker, pengobatan tradisional, pendamping penderita kanker, dan lainnya. ed : subroto


Judul Buku : Fight Love Hope
Penulis  : Nunik Utami, dkk
Penerbit   : Salsabila
Cetakan.  : November 2011
Tebal    : 264 halaman

Source : http://koran.republika.co.id/koran/110/151695/Para_I_Survivor_I_Kanker

Komentar

semoga buku ini bisa memacu saudara kita yang lagi di uji dengan penyakit kanker untuk selalu optimis mereka bisa sembuh dari penyakit yang di deritanya
Iwok mengatakan…
amiiin... semoga bisa menambah kesabaran dan kekuatan dalam melalui cobaan-Nya. :)
camelia mengatakan…
Bukunya bisa didapatkan dimana ya? Gramedia ada kah? Tks
Iwok mengatakan…
@camelia - sudah ada kok di Gramedia. makasih ya :)
deasy mengatakan…
Kmrn sy ke gramedia depok, buku ini ga ada, selain gramedia dimana ya
Iwok mengatakan…
@deasy - sudah coba di gunung agung, togamas, rumah buku? oya, coba dicek di database Gramedia juga, siapa tahu posisinya nyempil nggak kelihatan. Makasih ya :)
Tri Wahyuni Zuhri mengatakan…
Saya sudah baca buku ini. Menyentuh dan inspiratif
Iwok mengatakan…
Terima kasih banyak mba Yuni sudah membaca buku ini :)
Abid mengatakan…
http://v-ersailers.blogspot.com/2016/02/kanker-payudara-cerita-perjuangan-kanker-payudara.html

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?