[Tips] Mengejar Endorsment
Seberapa penting kah sebuah endorsement pada saat memutuskan
membeli sebuah buku? Tergantung orangnya
juga sih. Banyak yang lebih memilih mengabaikannya, tapi tak sedikit juga yang
tergiur karena deretan endorsement plus nama endorsernya. Meski begitu, toh tak sedikit penerbit yang
masih menggunakan peran endorsment sebagai strategi marketing buku-buku mereka
agar lebih menarik perhatian calon pembaca.
Buat penulis (tidak semua memang), ada kebanggaan juga kalau
naskahnya mendapatkan endorsement dari orang-orang hebat. Seperti yang kita
tahu, yang terpilih menjadi endorser setidaknya adalah orang-orang pilihan; selebritis,
publik figur, orang-orang yang cukup terpandang di bidangnya, Penulis dengan jam terbang
tinggi, atau bahkan sekadar penikmat buku terpilih. Senang rasanya mereka mau
menorehkan sedikit komentarnya untuk buku yang kita tulis.
Pencarian endorser tidak melulu dilakukan oleh penerbit. Terkadang
Penulis pun harus terjun untuk pencarian endorser yang dikira tepat. Beberapa
novel saya pernah mendapatkan endorsement dari selebritis yang sudah diusahakan sendiri oleh
penerbit (asyiiik). Tapi di beberapa novel lain, saya pun terjun sendiri
mengejar endorser. Seru juga sih, karena merasa semakin terlibat dalam proses penerbitan buku secara keseluruhan.
Lalu, nyari endorser itu seperti apa sih? Ada beberapa hal
yang mungkin bisa saya share bagi yang membutuhkan informasi seperti ini,
khususnya yang ingin mencari endorser sendiri untuk calon bukunya :
- Tentukan siapa yang akan dipilih jadi endorser
Memilih endorser memang tidak bisa sembarangan. Kehadiran endorser
diharapkan dapat mencuri perhatian dan menjadi poin lebih bagi bukunya. Karena
itu, pilihlah nama-nama yang bisa menjual. Seorang publik figur sering
dijadikan pilihan. Kalau kamu memiliki link ke para selebritas, ayo
manfaatkan! Saya ingat dulu sempat memanfaatkan seorang teman yang merupakan
kakak ipar Indra Bruggman untuk mendapatkan endorsementnya. Berhasil!
Sasaran
lain untuk ditembak menjadi endorser biasanya sesama penulis. Selain sudah
saling mengenal dan bisa memanfaatkan hubungan pertemanan, seorang penulis pun
biasanya memiliki fans tersendiri. Diharapkan kalau idolanya membubuhkan
endorsement di suatu buku, fansnya pun akan tertarik untuk membaca/membeli buku
tersebut. Benar kan kalau endorsment adalah bagian dari strategi marketing?
- Diskusikan calon endorser dengan Penerbit
Jangan
sampai setelah susah-susah cari endorsement, eh ternyata pihak penerbit menolak
nama endorser tersebut dengan alasan kurang menjual. Pasti ada perasaan tidak nyaman kalau harus menyampaikan kepada endorser tersebut kalau endorsementnya tidak jadi dicantumkan. Karena itu, diskusikan dari awal siapa calon-calon endorser yang akan dipilih. Kalau ternyata penerbit
oke, baru deh kamu kejar endorsernya.
- Hubungi calon endorser jauh-jauh hari
Tidak
setiap orang memiliki banyak waktu luang. Hindarkan menghubungi calon endorser
dan memberikan deadline yang sangat mepet. Kita tidak bisa menduga kesibukan apa yang
sedang mereka kerjakan. Bisa jadi kita sendiri yang akan kecewa karena mereka
bahkan tidak sempat membaca naskahnya dan batal memberikan endorsementnya.
Untuk mengatasi hal ini, diskusikan kebutuhan endorser ini dengan editor
jauh-jauh hari, sehingga kita bisa memiliki cukup waktu untuk mengejar calon
endorser.
- Naskah yang rapi
Alangkah menyenangkannya para endorser kalau membaca naskah yang sudah
tersusun baik dan rapi. Hindarkan naskah yang masih terlihat ‘keriting’; typo bertaburan, tanda baca yang berantakan,
atau susunan halaman yang acak-acakan. Kita pun tentu tidak ingin calon
endorser mengerutkan kening pas baca naskahnya, kan? Kalau bisa, mintalah
naskah yang sudah diedit ke editornya, sehingga naskah yang disebar ke endorser
pun sudah jauh lebih cantik.
Ada
beberapa endorser yang kadang menyampaikan tidak memiliki banyak waktu untuk
membaca keseluruhan naskah. Karena itu, siapkan naskah ‘khusus’ apabila menemui
hal seperti ini. Sebuah sinopsis lengkap yang menggambarkan keseluruhan isi
buku, atau beberapa bab awal dari naskah. Biasanya dari sana endorser dapat ‘membaca’
apa yang harus ditulisnya.
- Honor/Imbal balik
Berapa sih honor untuk seorang endorser? Ada beberapa orang yang pernah
menanyakan hal ini. Secara umum dan sudah menjadi lazim di kalangan dunia
penulisan, tidak ada honor untuk endorser apabila diminta memberikan
endorsement. Tapi, sebagai imbal balik atas jasa yang sudah diberikan, biasanya
penerbit akan mengirimkan satu (ada juga yang dua) eks bukunya apabila sudah selesai cetak. Kalau
penerbit ternyata tidak menyediakan, maka tanggungjawab penulis lah yang menyediakan
buku tersebut untuk para endorser.
Keadaannya bisa lain apabila meminta endorsement kepada publik figur atau
tenaga ahli. Terkadang ada juga yang memberikan tarif apabila bermaksud meminta
endorsement dari yang bersangkutan. Kalau mau aman, pada saat melamarnya jadi
endorser, sampaikan pula tentang imbal balik yang akan diberikan nanti. Kalau
memiliki budget untuk membayar tentu tidak masalah kalau mereka meminta tarif
tertentu. Tapi kalau tidak, lebih baik cari endorser lain saja.
Oya,
meski saya baru menjumpai satu saja, ternyata ada juga penerbit yang memberikan
honor untuk para endorser. Cihuy, kan?
Semoga membantu. :)
Komentar