[Flash Fiction] Anak
Wanita itu mengetatkan pegangan tangannya di lenganku, ketika kami sama-sama melangkah masuk ke Mall megah itu. Beberapa pasang mata mulai melirik dalam diam.
“Apakah dandananku tidak sesuai dengan wanita yang berjalan di sampingku ini?” pikirku dalam hati, sambil melirik tshirt dan jeans yang kupakai. “Ataukah aku terlihat jauh lebih muda dibanding Yunita yang berjalan anggun di sebelahku?”
Persetan dengan mereka! dengusku mencoba tak perduli.
Seorang bocah berlari tertatih melintas di depan kami. Di belakangnya seorang perempuan muda mengikutinya dengan perasaan khawatir bocah itu terjatuh. Pasti ibunya.
“Lihat bocah kecil itu,” Yunita mencolek pinggangku, “lucu sekali ya?”
Aku mengangguk dengan pandangan kembali ke depan.
“Kapan kamu akan memberikan aku seorang bayi mungil seperti itu? Sepertinya akan sangat menyenangkan memilikinya keluar dari rahimku,” tanyanya perlahan.
Aku mulai mengeluh. Topik itu selalu muncul kembali setiap kali Yunita melihat anak-anak kecil.
“Kamu tahu kan itu tidak mungkin?” jawabku lurus.
Terdengar helaan nafas halus dari sampingku. Kecewa? Pasti! Hanya kekecewaan yang akan selalu dia dapatkan kalau selalu mengharapkan itu dari aku.
------
“Lihat ini, bagus banget ya?” Yunita mengeluarkan sepasang baju anak berwana pink dari salah satu tas belanjanya yang bertumpuk.
Aku mengernyit, dan masih heran dengan apa yang dibelinya siang itu. “Buat siapa sih?”
“Buat anakmu!”
Perempuan paruh baya yang hidup sendiri itu tersenyum manis ke arahku.[]
Keterangan :
FF ini tergabung dalam buku antologi Flash! Flash! Flash! (Gradien Mediatama, 2006)
image : www.xhc.hu
“Apakah dandananku tidak sesuai dengan wanita yang berjalan di sampingku ini?” pikirku dalam hati, sambil melirik tshirt dan jeans yang kupakai. “Ataukah aku terlihat jauh lebih muda dibanding Yunita yang berjalan anggun di sebelahku?”
Persetan dengan mereka! dengusku mencoba tak perduli.
Seorang bocah berlari tertatih melintas di depan kami. Di belakangnya seorang perempuan muda mengikutinya dengan perasaan khawatir bocah itu terjatuh. Pasti ibunya.
“Lihat bocah kecil itu,” Yunita mencolek pinggangku, “lucu sekali ya?”
Aku mengangguk dengan pandangan kembali ke depan.
“Kapan kamu akan memberikan aku seorang bayi mungil seperti itu? Sepertinya akan sangat menyenangkan memilikinya keluar dari rahimku,” tanyanya perlahan.
Aku mulai mengeluh. Topik itu selalu muncul kembali setiap kali Yunita melihat anak-anak kecil.
“Kamu tahu kan itu tidak mungkin?” jawabku lurus.
Terdengar helaan nafas halus dari sampingku. Kecewa? Pasti! Hanya kekecewaan yang akan selalu dia dapatkan kalau selalu mengharapkan itu dari aku.
------
“Lihat ini, bagus banget ya?” Yunita mengeluarkan sepasang baju anak berwana pink dari salah satu tas belanjanya yang bertumpuk.
Aku mengernyit, dan masih heran dengan apa yang dibelinya siang itu. “Buat siapa sih?”
“Buat anakmu!”
Perempuan paruh baya yang hidup sendiri itu tersenyum manis ke arahku.[]
Keterangan :
FF ini tergabung dalam buku antologi Flash! Flash! Flash! (Gradien Mediatama, 2006)
image : www.xhc.hu
Komentar