[Kuliner] Pecel Oranye, Pecel Legenda
Jl. Empang (Pasar Mambo) Tasikmalaya |
Tidak salah memang kalau jadwal KWKT minggu kemarin adalah menjajal lokasi pecel legendaris ini. Karena ternyata, sebagian besar anggota KWKT belum pernah nyicipin pecel yang satu ini. Termasuk saya! Sebagai anggota komunitas yang ngakunya pencinta kuliner Tasik, kenyataan bahwa pecel ini sudah unjuk gigi sejak zaman penjajahan jelas sangat-sangat menohok. Hellow, where have we been? Fyuh, maafkan kami (Eh, saya ding) yang nggak pernah aware tentang sebuah kuliner yang harus tetap dilestarikan.
Buat saya yang doyan sama pecel, karedok, lotek, dan semua jenis kuliner sejenis, pecel yang satu ini memang tidak boleh dilewatkan. Really worth trying, lah. Apalagi karena cita rasanya yang cukup menggoyang lidah dan unik. Berbeda dengan pecel khas Sunda biasanya yang semua bumbu kacangnya diulek, lalu bumbu dan sayurannya diaduk-aduk hingga jungkir balik, Pecel Oranye cukup berbeda. Semua sayuran rebus (kol, kacang panjang, toge, dll) ditata di atas piring. Setelah sayuran tersaji dengan cantik dan mempesona (halah), siram deh dengan bumbu kacangnya. Sajikan dengan kerupuk aci, maka pecel oranye pun siap untuk dihajar! Jebreeeet.
Gado-gado Pecel Oranye |
Yang membedakan pecel/gado-gado di sini, selain bumbu kacangnya yang sudah dibikin terpisah (kayaknya sih diblender, soalnya haluuus banget bumbunya), juga adanya perasan jeruk sambal. Biasanya di tempat lain, jeruk sambel diberikan opsional dan disajikan terpisah. Nah, di Pecel Oranye ini, jeruknya sudah diperesin sama si Ibu. Jadi, rasa pecel dan gado-gadonya sudah ada aroma jeruk dan rasa asem-asem seger gitu. Kalau misalnya anda nggak suka jeruk makan jeruk, eh ... nggak suka ditambahin jeruk maksudnya, jangan lupa wanti-wanti ke si ibu sebelumnya ya.
Pecel Oranye berada di Jalan Empang (Pasar Mambo) Tasikmalaya. Posisinya pas di belokan ke arah kiri dari Jalan Pemuda, tepat di seberang Hotel Selamat. Menurut cerita Bu Edi, Pecel Oranye ini sudah ada dan dikelola turun temurun selama 3 generasi. Siapakah Bu Edi ini? Perkenalkan, dialah penjual pecelnya saat ini! Jadi, yang pertama berjualan Pecel Oranye ini adalah Neneknya, lalu dilanjutkan sama Ibunya. Saat Ibunya Bu Edi ini wafat tahun 1990, Bu Edi-lah yang akhirnya meneruskan usahanya. Sampai sekarang.
Meskipun tidak seterkenal Pecel Kalektoran saat ini, Pecel Oranye masih memiliki penggemar tersendiri. Terbukti dari banyaknya pelanggan yang berdatangan. Apalagi ternyata Pecel Oranye ini juga menerima penjualan bumbu pecel keringnya. jadi, kalau mau bikin pecel sendiri di rumah, tinggal seduh bumbunya, jadi deh Pecel Oranye buatan sendiri.
Doyan pecel (atau gado-gado)? Yang satu ini harus anda coba. Dengan harga Rp. 15.000,- per porsi, anda bisa menikmati sepiring pecel legenda di Tasikmalaya.
Komentar
Tapi sayang ga selalu buka. Kadang warungnya tutup di hari-hari yang ngga bisa ditebak.
oya, namanya pernah Pecel Thailand ya? saya malah baru tahu. hehehe ...
Ad yg salah tuh. Namanya ibunya ibu dedi.
Pecel oranye ga prnah jd pecel thailand. Dri dulu namanya ttep pecel oranye. Tp bbrp taun kbelakang sempet jualan masakan thailand juga.
TQ for review :)