Menggali Peluang Usaha Melalui Pulsa

Hari gini, siapa sih yang tidak memiliki gadget? Saat teknologi sudah melesat cepat, siapa sih yang masih belum kenal internet? Sudah menjadi pemandangan umum kalau gadget sudah menjadi gaya hidup masyarakat belakangan ini. Di mana pun dan kapan pun, kita sudah terbiasa melihat orang-orang yang tak bisa lepas lagi dari gadget-nya; di jalanan, kendaraan umum, pusat perbelanjaan, kantor, bahkan sekolah-sekolah, setiap orang terlihat asyik dengan gadget, khususnya ponsel.

Ponsel, sudah menjadi bagian sarana kerja (dokpri)


Ya, ponsel tidak lagi sekadar alat komunikasi saja pada saat ini. Terlebih, ponsel dengan segala fasilitas di dalamnya, sudah berubah menjadi media sosial sekaligus media informasi yang sangat lengkap. Terlepas dari pro dan kontra terhadap keberadaan ponsel, tidak dimungkiri kalau benda yang satu ini sudah menjadi penghubung dengan dunia luar. Apapun yang kita cari dan butuhkan bisa ditemukan dalam satu klik saja.

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke 4 terbesar di dunia. Tidak kurang dari 255 juta penduduk Indonesia pada saat ini. Dan menurut theglobejournal.com, sampai bulan Juli 2013 saja, tercatat 236.800.000 pelanggan seluler di tanah air! Jumlah yang sangat luar biasa, bukan? Memang, dari angka sebesar itu, satu orang bisa saja memiliki beberapa ponsel sekaligus. Tetapi, tetap saja angka yang fantastis, kan? Jumlah kartu seluler yang diaktifkan di Indonesia hampir sebanding dengan jumlah penduduknya sendiri! Kalau merujuk informasi yang dipaparkan oleh suara.com, sepertinya angka tersebut tidak perlu mengagetkan. 4 bulan pertama di tahun 2015 saja, terdapat 4 juta orang yang memiliki ponsel baru, apalagi kalau setahun? WOW!

Harus saya akui, saya memiliki 2 buah ponsel sejak beberapa tahun yang lalu. Aktivitas saya yang cukup mobile menjadi pertimbangan saya untuk memilah penggunaannya.Yang satu untuk keperluan pekerjaan kantor yang lebih aktif berkomunikasi melalui telepon dan SMS saja, sehingga saya cukup menggunakan ponsel kecil ukuran layar 4 inchi. Sementara yang satu lagi untuk kegiatan serba online, sehingga saya membutuhkan layar yang lebih besar. Setelah 3 tahun menggunakan tablet 7 inchi, saat ini saya sudah menggantinya dengan smartphone 5,5 inchi.

Ponsel benar-benar mendukung pekerjaan saya. Saat ini lokasi dan jarak tidak lagi menjadi batasan, karena saya bisa mengontrol pekerjaan saya di mana pun posisi saya saat itu. Dengan dukungan layanan operator seluler yang semakin baik, tidak ada lagi alasan komunikasi tidak bisa terjalin. Hal inilah yang membuat saya semakin bebas bergerak. Bahkan ketika saya harus keluar kota dan meninggalkan meja kantor dalam beberapa hari. Cek email, kirim laporan, negosiasi dengan klien, semua masih bisa dilakukan melalui kedua ponsel saya.

Suatu ketika, saya harus pergi ke Pulau Nias (Sumatera Utara) untuk sebuah kegiatan bakti sosial. Kami akan mengadakan kegiatan dalam program #TangoPeduliGizi. Laporannya bisa dibaca di sini. Dari awal panitia sudah menyampaikan kalau akses seluler di sana agak terbatas. Hanya ada satu operator seluler yang coverage-nya masih cukup baik. Karena itu, seluruh peserta yang menggunakan operator berbeda diminta untuk membawa simcard cadangan dari operator tersebut. Karena dari awal sudah menggunakan operator yang sama, saya merasa tidak perlu khawatir lagi. Saya merasa semuanya akan baik-baik saja.

Kenyataannya? Setelah sehari di sana, saya baru sadar kalau paket internet saya habis pada hari itu, dan pulsa saya tidak mencukupi untuk perpanjangan kuota! Padahal, saya harus melakukan live-report kegiatan melalui media sosial. Wuaaah ... langsung panik seketika. Di Nias memang terdapat kios-kios penjual pulsa, tetapi kegiatan saya yang padat tidak memungkinkan saya leluasa turun ke kota. Kami melakukan bakti sosial di desa-desa terpencil yang lokasinya kadang jauh di tengah hutan. Butuh waktu yang cukup lama untuk mencari kios pulsa.

Untungnya saya ingat salah seorang karyawan di kantor yang pernah sesekali menawarkan penjualan pulsa elektrik. Akhirnya saya SMS dan meminta dikirimkan pulsa senilai tertentu. Tak berapa lama, nomor ponsel saya pun terisi pulsa, sehingga saya bisa mengaktifkan kembali paket internet (urusan bayar belakangan. Hehehe). Aktivitas laporan kegiatan di media sosial pun bisa berjalan lancar kembali. Fyuuuh ... plong!

Ngomong-ngomong tentang karyawan kantor yang berjualan pulsa tersebut, dia adalah Office Boy di kantor saya. Di sebuah kesempatan setelah itu, saya sempat ngobrol banyak tentang usaha sampingannya. Dan dia mengatakan bahwa berjualan pulsa elektrik sangat membantu kehidupannya. Ia mendapatkan penghasilan tambahan yang sangat lumayan. Jujur, saya ikut senang mendengarnya. Anak ini pintar sekali melihat peluang. Dia tahu bahwa setiap orang memiliki ponsel saat ini. Dan setiap ponsel itu harus terisi pulsa, bukan? Anak ini tak segan menawarkan pulsanya ke seluruh karyawan kantor, tetangga, bahkan teman-temannya. Terlebih dia sering menawarkan sistem pembayaran yang membuat saya nyengir sendiri; potong gaji! Setiap bulan dia menyetorkan daftar karyawan yang membeli pulsa pada bendahara. Dengan sistem pembelian pulsa seperti ini, tak heran kalau banyak karyawan pada akhirnya mengandalkan anak ini untuk pengisian pulsa mereka; karena bisa kredit! Cerdas! Sudah bisa ditebak dong kalau akhirnya saya sering beli pulsa ke mana? Hehehe.

Ya, penjualan pulsa elektrik memang bisa menjadi peluang usaha yang menggiurkan. Melihat kenyataan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia sudah memiliki ponsel, tentu menjadi sasaran pasar yang sangat besar. Terlebih, untuk menjadi reseller pulsa ini ternyata tidak sulit. Bahkan tidak perlu memiliki counter atau toko ponsel terlebih dahulu. Secara perorangan pun bisa kok. Sekarang ini banyak Server/Agen Pulsa yang menawarkan peluang untuk menjadi penjual pulsa murah. Salah satunya adalah Pojok Pulsa.


Pojok Pulsa semula hanyalah sebuah counter pulsa biasa. Lama-kelamaan usahanya semakin menggurita hingga memiliki 83ribu reseller se-Indonesia! Mantap, kan? Sebuah usaha tentunya tidak akan berkembang pesat kalau tidak dibarengi oleh kejujuran. Hal itulah yang diterapkan oleh Pojok Pulsa, sehingga kepercayaan dari konsumen semakin tinggi dan secara otomatis mengangkat usaha mereka ke level yang semakin tinggi.

Tidak sulit kalau kita ingin menjadi reseller pulsa melalui Pojok Pulsa. Cukup mendaftarkan diri melalui website-nya, transfer dana sebagai deposit (tidak ada batasan minimal deposit, lho), dan transaksi penjualan pulsa pun bisa langsung dilakukan. Deposit bisa digunakan untuk penjualan pulsa all operator dan tidak ada batas waktu kadaluarsa!



Untuk anda yang tertarik, Pojok Pulsa memberikan gambaran dan penjelasan detil di websitenya; bagaimana caranya mendaftar jadi reseller, daftar harga pulsa terbaru, cara melakukan deposit, bertransaksi, bonus/komisi, SMS Centre, hingga menyampaikan keluhan. Kalau masih bingung juga dan ada sesuatu yang mengganjal, customer service mereka siap melayani pertanyaan anda secara chat online. Respon yang cepat dan ramah, itu kesan yang saya tangkap saat menghubungi mereka beberapa saat yang lalu. Benar-benar pelayanan yang menyenangkan.

Menjadi reseller Pojok Pulsa tidak membatasi kita menjadi penjual pulsa saja, karena ternyata kita pun berpeluang untuk menjual token listrik, pembayaran tagihan telepon rumah, speedy, paket data internet, TV Kabel, dan juga voucher game online! Nah, peluang yang lebih besar kan? Hanya berbekal sebuah ponsel saja, kita bisa membuka peluang usaha yang cukup menggiurkan.

Tertarik? Silakan buka Pojok Pulsa sekarang juga untuk informasi yang lebih lengkap. Kenapa harus Pojok Pulsa? Karena Pojok Pulsa sudah dikenal sebagai Pulsa Murah Jakarta dan Pulsa Elektrik Jakarta yang terpercaya. Melayani pendaftaran reseller dari seluruh Indonesia! Jadi, tunggu apalagi?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?