Saat memutuskan meluncur ke tempat ini, ada sedikit keraguan yang menyelinap; apakah perjalanan jauh berjam-jam ini akan setimpal dengan apa yang saya dapatkan? Garut memang hanya selemparan batu dari Tasikmalaya, tetapi pantai ini berada jauh di pinggiran batas kota. Dari kota Garut sendiri, tidak kurang dari 4 jam perjalanan yang dibutuhkan. Apalagi dari Tasikmalaya? Kabarnya, 6 jam adalah batas jarak tempuh tercepat yang bisa dilakukan, tentunya apabila tidak ada hambatan (macet) sepanjang jalan.
|
Pantai Cidora, Garut |
Berbekal kondisi lalu lintas yang masih dipenuhi dengan suasana arus mudik dan balik lebaran tahun ini, menggunakan jalur utama tentu sangat beresiko tinggi. Kemacetan masih terjadi di mana-mana. Karena itu, kami sengaja mengambil rute melalui jalur Cipatujah (Kabupaten Tasikmalaya) yang bukan menjadi arus lintas pemudik. Dan jalannya? Lancar jaya! Wohohoho ... cakep nih, sudah jalannya berhotmix rapi, lebar, kendaraan yang melintas pun tidak terlalu banyak. Apalagi kita disodori pemandangan dari hamparan laut di sepanjang jalan.
|
Piknik di tengah area perkebunan karet, Cipatujah |
Pantai Cidora, itulah tujuan kami. Berada paling ujung dari deretan pantai-pantai wisata yang masih berada di kawasan kota Garut, jaraknya memang bisa bikin pantat pegal kebanyakan duduk. Tapi tenang, melalui jalur selatan ini kita bisa rehat sejenak di beberapa tempat. Kami sengaja berhenti untuk makan siang di tengah perkebunan karet yang teduh setelah melewati pantai Cipatujah. Hanya beralaskan hamparan rumput, kami piknik bersama. Makan siang pun terasa lebih nikmat.
|
View sepanjang jalan. Cakep, kan? |
Kemacetan sempat terjadi saat memasuki wilayah Pameungpeuk. Banyaknya kendaraan dan jalanan yang menyempit dan beraspal tidak rata membuat antrian mengular cukup panjang. Tetapi, setelah terbebas dari kemacetan tersebut, jalur kembali terbuka lebar dan kosong kembali sampai di lokasi. Fyuuuh ... jalanan kembali lebar dan berhotmix rata, membuat kendaraan bisa kembali dipacu kencang.
|
Cidora, Pantai berbatu karang keren! |
Yang menarik, Garut ternyata memiliki banyak sekali pantai wisata. Menuju Pantai Cidora, saya disodori beberapat petunjuk arah menuju Pantai Santolo, Pantai Sayang Heulang, Pantai Puncak Guha, dan juga beberapa pantai lain yang saya lupa namanya. Yang seru, sepanjang perjalanan pemandangan ke arah laut sudah terbentang sehingga dari dalam kendaraan suasana pantai sudah begitu terasa, membuat anak-anak semakin ribut ingin segera tiba di lokasi.
|
Memasuki Pantai Cidora, anda akan melewati ini pertama kali |
Tidak ada petunjuk khusus menuju Pantai Cidora. Yang ada hanyalah petunjuk menuju Pantai Ranca Buaya. Tidak perlu bingung, ikuti saja arah itu karena Pantai Cidora memang berada tepat bersebelahan dengan Ranca Buaya. Bahkan, pintu masuknya pun sama. Beberapa meter sebelum mencapai tepi pantai, baru ada petunjuk menuju Pantai Cidora yang berbelok ke sebelah kanan, sementara Pantai Ranca Buaya menurun ke sebelah kiri. Masuk ke area wisata ini setiap orang dikenakan tarif Rp. 5.000,- saja.
|
Bandingkan; Pantai Ranca Buaya yang berjubel bikin nggak nyaman |
|
Atau Pantai Cidora yang tenang kayak gini? |
Berbeda dengan Pantai Ranca Buaya di sebelahnya yang sudah ramai dan crowded dengan pengunjung, Cidora sepertinya luput dari perhatian pengunjung. Pantai ini terlihat masih sepi dan bersih. Begitu kami tiba di sana, hanya terlihat segelintir orang yang berada di pesisir. Pantai tampak lengang. Hanya deburan ombak yang terdengar riuh. Tapi sepi ini justru berdampak positif bagi kami. Tidak terlihat tumpukan sampah wisatawan di mana-mana seperti yang kami temukan di pantai sebelah, yang sering membuat kami bergidik, berjengit, bahkan berjalan rikuh. Tidak enak rasanya berada di tengah tebaran sampah kotor seperti itu. Cidora masih belum tersentuh, sehingga keasrian pantai masih tetap terjaga.
|
Berenang dan bermain air di bibir muara yang berair tenang |
Pantai di wilayah Garut berombak besar dan tinggi. Tidak heran kalau sepanjang pantai, wisatawan tidak pernah diperkenankan untuk berenang! Camkan itu, ya. Selain arus deras dan ombak tinggi, pantai-pantai di Garut rata-rata tidak landai seperti halnya pantai Pangandaran. Dari bibir pantai langsung terdapat cekungan dalam sehingga begitu terseret arus yang pecah di pinggir pantai, arus baliknya begitu kuat. Tidak heran kalau banyak wisatawan yang nekad berenang seringkali terbawa arus balik! Asli horor! Makanya, saya sering heran melihat orang tua yang membiarkan anak-anaknya di bawah umur untuk berenang padahal sudah jelas-jelas sudah dilarang.
|
Bahkan anak-anak bisa agak ke tengah, karena dangkal dan berarus lebih tenang |
Cidora tampaknya lebih ramah. Pantainya sedikit lebih landai, sehingga kalau sekadar bermain air di pinggir pantai masih bisa ditoleransi (tapi tetap TIDAK untuk berenang). Kalau mau lebih aman, ada muara (pertemuan sungai dengan laut) dangkal yang beraliran sangat tenang. Sesekali ombak datang menghempas tidak masalah, karena hanya sisa-sisa pecahan ombak besar yang menerjang batu karang. Terlebih, jauh di mulut muara terdapat deretan batu karang yang menjadi penghalang ombak-ombak yang datang sehingga akan pecah dengan sendirinya. Ini memang lokasi yang sangat sempurna, karena deretan karang tersebut menjadi pengaman dengan sendirinya. Anak-anak bisa berenang dan bermain air sepuasnya di tempat ini.
|
Hamparan batu karang yang bertonjolan saat air surut |
|
Asyik mengejar ikan dan gurita yang terjebak di cekungan karang |
Mau yang lebih seru lagi? Acara bermain di pantai sore hari akan menjadi keseruan tersendiri. Saat air laut surut pada siang hari, batu-batu karang di pinggiran pantai akan mencuat dan menjadi deretan batu-batu cantik yang bisa dijejaki sampai ke tengah. Kubangan-kubangan di tengah batu karang menjebak biota laut, sehingga tak jarang kami menemukan ikan aneka warna, kelomang, dan bahkan gurita di kubangan tersebut! Wohoho ... siapa yang tidak girang menyaksikan keindahan ini. Jerit dan pekik anak-anak yang berusaha menangkap ikan-ikan itu seringkali terdengar. Pemandangan yang menyenangkan, bukan?
|
Batu karang menjadi spot foto yang cantik! |
Ada perbedaan yang sangat mencolok antara Pantai di Garut dan pantai-pantai lain yang pernah saya kunjungi. Kalau pantai lain berpasir lembut, di sini pasirnya lebih kasar dan cenderung menyerupai kerikil. Namun, justru karena tidak berpasir lembut, airnya terlihat sangat jernih, karena saat ombak datang, pasir tidak ikut hanyut dan lebur terbawa ombak (sehingga menyebabkan air terlihat kotor). Di sini, pasir kerikil tetap berada di dasar saat ombak datang dan tidak banyak menempel pada kulit badan dan juga pakaian. Tidak heran kalau pakaian yang digunakan untuk bermain air lebih mudah dibersihkan karena tidak banyak pasir yang menempel. Cihuy, kan?
|
Banyak spot keren buat yang hobi motret! |
Pantai Cidora memang belum terjamah, meskipun berada tidak jauh dari keramaian di pantai sebelah (Ranca Buaya). Hal ini bisa dilihat dari belum adanya penginapan atau hotel di sekitar area. Bahkan jarang sekali rumah makan yang bisa kita kunjungi, kecuali warung-warung kecil yang hanya menjajakan minuman dan penganan ringan. Tidak masalah sebenarnya, karena kalau mau menginap, kita bisa reservasi di area Pantai Ranca Buaya. Di sana, penginapan murah sampai hotel mahal pun sudah tersedia. Rumah makan penjaja sea food pun berderet untuk dipilih. Untuk mencapai Pantai Cidora, kita tinggal bejalan sekitar 100 meter saja. Tidak jauh, kan? Kami dengan anak-anak kecil pun toh sering bolak-balik ke Pantai Ranca Buaya kalau butuh sesuatu.
Pantai Ranca Buaya dan Pantai Cidora sebenarnya masih menyatu, hanya saja dibatasi oleh sebuah tebing tinggi yang kadang kalau air pasang tidak terdapat daratan yang menyatukan. Tetapi, kalau air sedang surut, kita bisa kok berjalan menyusuri pinggiran tebing ini di atas batu-batu karang datar yang terhampar.
Yang tambah seru, sea food di sini jauh lebih murah dibandingkan di pantai wisata lainnya. Ikan saja hanya dihargai Rp. 50.000,- per kilogram, sementara cumi hanya Rp. 30.000,- saja. Jauh dibandingkan di Pantai Pangandaran yang per kilogram ikan bisa sampai ratusan ribu. Wohoho ... kenyang dan bikin dompet senang nih.
So, yang butuh referensi lokasi wisata pantai, Pantai Cidora sangat saya rekomendasikan. Jarak memang jadi kendala paling utama, karena butuh perjuangan panjang untuk sampai ke tempat ini. Tapi kalau anda tidak bermasalah dengan itu, tunggu apalagi? Mari meluncur ke lokasi.
Komentar