Part 2-nya bisa dibaca
di sini.
Part 3-nya Baru ditulis sekarang? Jiyaaah … lama amat ya? Hahaha … gapapalah, mumpung lagi niat aja. Lagian, nggak enak aja laporan perjalanannya menggantung begitu. Toh ini sebagai catatan juga buat saya, siapa tahu kan kapan-kapan bisa ke sana lagi? Aamiin.
Memasuki hari ketiga sebenarnya agak-agak gimana gitu. Soalnya yang kebayang malah, kok udah hari terakhir lagi? Tar siang harus sudah terbang pulang lagi dan nyesel kenapa waktu itu nggak prepare buat liburan 4 hari saja? Tapi ya sudahlah, nasi kan sudah menjadi bubur ayam pake cakwe, kita hajar saja!
Karena hari terakhir itu kita Cuma punya waktu setengah hari saja, target kita hanya tempat-tempat yang dekat dari hotel atau KL Sentral saja. Minimal kalau nggak terasa sudah tengah hari dan harus buru-buru ke Bandara, kita nggak perlu jauh buat balik lagi ke hotel dan ambil koper. So, kalau dilihat dari peta, Dataran Merdeka dengan sejumlah landmark di sana menjadi tujuan akhir kita. Apalagi si Emak malah pengen balik ke Pasar Seni lagi habis itu. Doooh … bener-bener ya.
Menuju Lapangan Merdeka memang tidak jauh. Dari KL Sentral hanya melewati dua stasiun saja menggunakan LRT Kelana Jaya hingga stasiun Masjid Jamek. Katanya, jalan kaki pun tidak terlalu jauh sebenarnya. Tapi daripada nyasar nggak tahu jalan dan hari ini kita dikejar waktu (plus bawa gerombolan cewek semua), mending naik LRT saja. Toh bayarnya juga tidak mahal, hanya RM 1,6 saja. Siyuuuut … lima menit juga sudah sampai.
Pagi itu cuaca mendung saat kita keluar dari Stasiun Masjid Jamek. Panik langsung menyerang, takut hujan akan merusak jalan-jalan kita di sisa hari itu. Masjid Jamek tampaknya sedang direnovasi sehingga kita tidak bisa masuk dan mendekat. Terlihat dari papan-papan kayu dan seng yang menghalangi jalan masuk. Padahal, masjid ini adalah salah satu ikon dan landmark kota Kuala Lumpur yang wajib untuk diabadikan. Tapi dari berbagai sudut yang ada, tak ada sisi yang layak jepret saat. Masa motret papan penutup? Hehehe. Ternyata Masjid Jamek ini bangunannya tidak terlalu besar dan tinggi, bahkan terlihat imut dibandingkan bangunan-bangunan tinggi di sekitarnya. Meski tidak bisa melihat dari dekat, setidaknya kami pernah melihatnya dari jauh dan melewatinya.
|
Masjid Jamek-nya di kejauhan. Ini welfienya pas habis jalan muter-muter |
Tetapi tenang, tidak hanya ada Masjid Jamek saja yang bisa dilihat dan dikunjungi di daerah ini. Selain itu, masih banyak landmark dan tempat-tempat kece yang instagrammable. Jadi, mari kita berangkat lagi! Abaikan gerimis yang pagi ini mengiringi jalan-jalan kami.
|
Bangunan-bangunan yang ada di area ini. Jangan khawatir cape, karena lokasinya saling berdekatan kok.
sumber gambar : | http://visitkl.gov.my |
|
|
Dan ternyata, area Dataran Merdeka ini memang penuh dengan bangunan tua yang unik dan cantik. Di antaranya kita bisa melihat Sultan Abdul Samad Building (1894), National Textile Museum (1905), Restoran Warisan (1919), Kuala Lumpur Citi Galery (1898), Royal Selangor Club (1884), The Cathedral (1894), dan City Theater (1896). Dan menjadi center dari seluruh bangunan ini adalah Dataran Merdeka yang menjadi saksi sejarah kemerdekaan Negara Malaysia pada tanggal 31 Agustus 1957, di mana pada hari itu diturunkannya bendera Union Jack untuk digantikan dengan Bendera Federasi Malaya.
|
Peta lokasi. Sumber gambar : http://www.klcitygallery.com |
Dulu, pas saya googling sebelum berangkat, saya mengira bangunan-bangunan ini berjauhan satu sama lain. Sudah kebayang aja bakalan gempor menyusuri satu per satu. Tapi ternyata, bangunan-bangunan ini justru berdampingan sehingga kita tidak perlu cape menempuhnya satu per satu. Hahaaay ... mantap!
|
Royal Selangor Club yang berada tepat di lapangan Dataran Merdeka |
|
Di depan Sultan Abdul Samad Building |
|
National Muzik Musium |
|
Textile Museum |
|
Kuala Lumpur City Gallery |
|
Batik tidak hanya ada di Indonesia |
Tidak sampai satu jam, keliling Dataran Merdeka sudah kelar. Lagipula, kita tidak terlalu tertarik untuk masuk dan melihat-lihat bagian dalam dari setiap museum yang kita kunjungi. Bukan karena harus berbayar, tapi sepetinya dengan sisa waktu yang ada, lebih baik kita menyusuri jalan saja dan meluncur ke tempat lain. Yang penting foto-foto di setiap landmark yang ada sudah terlaksanakan. Itu yang paling penting, kan? :p
Dan ternyata, Iren dan anak-anak memilih untuk kembali ke Central Market. Katanya, ada beberapa yang lupa belum dibeli kemarin. Haiyaaa ... tetep ya, shopping memang girl's best friend. hehehe. So, balik lagilah kita ke stasiun Masjid Jamek untuk meluncur menuju stasiun Pasar Seni naik LRT Kelana Jaya. Hanya satu stasiun saja dan bayar RM. 1.20.
|
Karena dari kemarin belanja di sini, dikasih diskon dan bonus! Horeee ... |
Dan yang namanya sudah belanja, nggak bisa sebentar! Tahu-tahu sudah lewat jam 12 saja. Huwaaa ... hayu kita pulang! Balik ke KL Sentral, Iren dan anak-anak menunggu di KL Sentral sementara saya ngacir ke hotel buat ambil koper. Biar cepet tadinya, biar saya bisa lari-lari dan nggak usah nungguin anak-anak yang jalannya kadang lelet. Ternyata saya lupa kalau harus menggeret 2 koper, menggendong satu backpack, dan satu travel bag. Hiyaaaa ... rempong deh ah.
Dari KL Sentral kita turun ke basement untuk menuju pangkalan bus menuju KLIA-2. Anak-anak sempat mengeluhkan lapar, tapi tidak ada waktu lagi. Lebih baik kita tiba di bandara lebih awal dan menunggu daripada makan enak dulu di KL Sentral lalu ketinggalan pesawat. #Glek. Dan syukurlan, perjalanan siang itu lancar tanpa macet. Kita tiba di bandara jauh sebelum jadwal keberangkatan. Mari makan!
|
Jauh-jauh ke KL, makannya McD lagi. Hiks ... dasar bocah! |
|
Alhamdulillah ... tiba lagi di Bandung dengan selamat. |
Jadi, kapan kita liburan lagi? ^_^
Komentar
@laura - silakan. Selamat jalan-jalan ya 😁
Ayo kang Iwok updateeeeee :)