[Review] Sylvia Hotel & Resort Labuan Bajo

Bulan lalu berkesempatan liburan ke Labuan Bajo. Setelah menjalani Life on Boat (LoB) selama 3D2N, hari terakhir saya menginap di Sylvia Hotel & Resort sebelum terbang pulang keesokan harinya. 


Dilihat dari namanya, Sylvia memang memadukan antara hotel dan resort dalam satu lokasi. Tak hanya bungalow-bungalow yang berderet rapi di bagian belakang yang menghadap langsung ke area pantai, bangunan hotel pun berdiri di bagian depan setelah memasuki area lobby. Pihak travel yang mengatur akomodasi, kami ditempatkan di kamar-kamar hotel. Tidak masalah, karena kamar hotelnya juga ternyata cukup bagus dan nyaman.


Saya mendapatkan deluxe room with sea view di lantai 3. Dari arah balkom saya bisa menikmati pemandangan pantai yang cukup indah. Apalagi kamar saya menghadap ke arah barat sehingga bisa menikmati suasana sunset dengan sempurna. Kamarnya sendiri cukup luas dan leluasa dengan 1 king size bed dan 6 bantal! Yihaaa … ini sungguh membuat saya lega, mengingat saya tidak bisa tidur kalau tidak memeluk bantal/guling. Gara-gara ini, penilaian saya untuk Sylvia sudah langsung meroket. Pihak hotel tahu persis bagaimana kenyamanan tidur menjadi salah satu penentu penilaian kepuasan tamu.


Fasilitas kamar cukup lengkap. Selain 32” LED TV, mini refrigerator, water heater, 2 botol mineral water, dairies (kopi, gula, creamer, teh), lemari gantung, deposit box, meja Panjang dan dua buah kursi untuk berbagai keperluan, serta meja sudut di kiri kanan tempat tidur. Buat saya ini sudah cukup lengkap dan nyaman. Fasilitas kamar mandinya juga lengkap, meski tanpa bath tub. Tapi hot/cold water berjalan baik. Toiletries lengkap. Handuk mandi dan handuk berenang sudah tersedia masing-masing 2 pax. Nggak perlu ada complain untuk ini. Semua sudah dipersiapkan dengan baik.


Sylvia Hotel & Resort memiliki 2 kolam renang di lokasi terpisah. Jadi kalau yang satu penuh, bisa loncat ke kolam yang satunya lagi. Tapi karena 3 hari sebelumnya saya sudah puas bermain air di laut, kolam renangnya tidak dimanfaatkan sama sekali. Bahkan tidak terlihat tamu-tamu lain pun yang berenang. Mungkin karena sudah pada puas dengan kegiatan snorkeling, diving, atau sekadar loncat-loncatan dari perahu ke laut selama LoB ya?


Hotel ini memiliki private beach sendiri. Area belakang yang merupakan lokasi bungalow-bungalow langsung terhubung dengan pantai. Bahkan memiliki dermaga sendiri untuk tamu yang memang baru datang atau selesai menjalani LoB, sehingga tidak perlu naik ke darat dulu. Dari kapal langsung diantar sekoci untuk memasuki hotel via dermaga. Yang masih belum puas main air di laut, hotel menyediakan pelampung, alat snorkeling, dan juga kayak untuk digunakan. Airnya tenang (tidak ada ombak sama sekali) dan dangkal, jadi cocok untuk main air Bersama keluarga. Bahkan anak kecil sekalipun.


Yang jadi pengurangan poin sepertinya justru ada di area resortnya. Bungalow-bungalow dan juga taman yang ada di sekitarnya tampak kurang terawatt. Menurut petugasnya, pandemic memang menghancurkan industri pariwisata di sana sehingga tamu yang datang sempat nol sama sekali. Hal itu yang mengakibatkan sarana dan prasarana menjadi terabaikan dan tidak terawat. Padahal, kalau menginap di bungalow, view yang diperoleh akan sangat cantik karena langsung menghadap ke pantai. Tinggal ngesot aja sudah nyebur ke laut. Belakangan ini pariwisata mulai hidup lagi, dan mereka butuh effort yang keras untuk menata Kembali taman-taman hijau mereka. Sayang soalnya kalau dibiarkan tidak terurus seperti itu.


Bagaimana dengan breakfastnya? Lumayan bervariasi dengan sajian Indonesian dan western food. Banyak pilihan lah, mulai dari toast, salad, bakery, bubur ayam, bubur kacang, hingga makanan berat seperti nasi goreng, mie goreng, empal daging, sosis goreng, kentang goreng, dan lain-lain. Apalagi lokasi resto berada tepat di pinggir pantai sehingga sambil makan kita bisa menikmati suasana pantai di pagi hari. Cocok buat staycation nih. 


Sayangnya, lokasi Sylvia Hotel dan Resort ini jauh dari pusat kota Labuan Bajo. Untuk mencapai pusat kota dibutuhkan waktu 30 menit. Malam-malam saya order gofood, dan nunggunya lama karena jauhnya itu. Hehehe. Tapi kalau mau main ke kota, pihak hotel menyediakan angkutan (minibus) dengan tarif 25ribu/orang per sekali drop. Jadi kalau PP dikalikan dua. Terus, kalau lokasi tujuannya tidak hanya satu, maka akan dihitung per berapa kali drop. Tapi karena menurut tour leader saya, tidak banyak hal menarik di malam hari di pusat kota, jadi kami tidak ke mana-mana. CUkup order GoFood saja untuk makan, dan puas-puasin istirahat sebelum besok terbang pulang.

Review dalam versi videonya bisa dicek di sini ya :


Komentar

nyaman dan pemandangannya indah sekali
Farika mengatakan…
Hi! Apakah ini Mas Iwok yang dulu ngurus blogfam? 😊

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?