[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?
Picture from : www.guardian.co.uk |
"Bolehkah kalau naskah saya lebih panjang dari ketentuan yang disyaratkan oleh penerbit?"
"Kenapa sih harus dibatasi segala? Bukankah lebih tebal ceritanya akan lebih asyik?"
"Di luar negeri, novelnya tebel-tebel. Nggak ada tuh pembatasan 150-200 halaman?"
Ya, kira-kira seperti itulah inti pertanyaannya. Saya coba bantu jawab ya, semoga pemahaman saya tentang ini tidak melenceng dari yang sebenarnya. Oya, bahasan saya di bawah ini merujuk ke penulisan naskah novel (remaja/dewasa) ya, bukan cerpen, artikel, atau buku cerita bergambar untuk anak.
Penerbitan buku adalah sebuah industri, sehingga jelas harus diperhitungkan untung ruginya. Tidak mungkin ada sebuah penerbit yang menerbitkan buku dan berharap bukunya tidak laku. Untuk apa? Padahal menerbitkan buku berkaitan dengan sejumlah pelaku buku yang harus dibayar; penulis, ilustrator, kru yang bekerja untuk penerbit tersebut, percetakan, dan tentu saja ongkos produksinya!. Memangnya kertas dan tinta nggak usah beli?
Lalu, apa kaitannya? Jelas banget, dong. Penerbitan sebuah buku setidaknya harus bisa balik modal. Syukur-syukur bisa best seller dan menghasilkan keuntungan besar. Tidak hanya penerbit yang senang, penulisnya pun akan ikut senang karena royaltinya menggelembung. Karena itu, penerbit membuat kebijakan agar produksi mereka benar-benar bisa diserap oleh pasar. Caranya? dengan menyeleksi ketat naskah-naskah yang masuk. Oke, itu sepertinya tidak perlu dibahas karena semua pasti sudah faham.
Sebuah buku akan berkaitan dengan ongkos produksi. Semakin tebal bukunya, ongkos produksi semakin tinggi, dan harga jual buku akhirnya akan jatuh lebih mahal. Coba lihat, mana ada sebuah buku tebal dihargai murah? *abaikan saat ada obral, karena momen obral biasanya untuk menghabiskan sisa stok buku terbitan lama yang ada di gudang*. Karena itulah, penerbit menerapkan pembatasan halaman agar ongkos produksi bisa ditekan dan harga jual buku pun masih berada pada kisaran harga yang 'aman' dan terjangkau oleh calon pembeli. Apalagi tidak semua penikmat buku memiliki budget besar untuk sebuah buku.
Sekarang ini rata-rata penerbit mensyaratkan panjang sebuah naskah novel berkisar antara 150 - 200 halaman A4, dengan spasi 1,5. Setelah menjadi buku hasil cetak, jumlah halaman sebanyak itu biasanya akan menjadi 200an - 300an halaman (tergantung ukuran buku, font, dan kerapatan yang digunakan).
Lantas, pertanyaan susulan pun kemudian merujuk pada sejumlah penulis lokal yang ternyata bisa menerbitkan novel-novel tebal karyanya. Sebut saja Andrea Hirata, Kang Abik, Tasaro GK, Dee Lestari, dan beberapa nama lain. Mengapa mereka bisa? dengan novel setebal itu, dipastikan kalau naskah mentahnya akan melebih dari kuota maksimal 200 halaman.
Melihat nama tersebut di atas, siapa sih yang menyangsikan tulisan mereka? Karya-karya mereka selalu ditunggu penggemarnya yang jumlahnya sudah sedemikian banyak. Dengan buku setebal apa pun, dan harga berapa pun, ribuan penggemarnya sudah menunggu dengan antusias. Nama mereka seolah sudah menjadi jaminan kelarisan sebuah buku. Tidak heran kalau penerbit tidak ragu lagi untuk menyediakan ongkos produksi dalam menerbitkan karya mereka. Bahkan anggaran promo yang besar pun disiapkan untuk menciptakan gaung bukunya di seantero nusantara. Cap best seller sepertinya sudah ada di depan mata dan hanya menunggu waktu saja.
Bagaimanapun, nama penulis ikut mempengaruhi terhadap penjualan sebuah buku. Kehati-hatian sepertinya diterapkan oleh Penerbit saat menerbitkan karya penulis baru, mengingat pangsa pasar yang belum jelas (belum memiliki penggemar tersendiri). Asumsi saya, untuk itulah kaitan pembatasan halaman ini diterapkan, sehingga bukunya tetap dapat dijual dengan harga terjangkau. Seandainya bukunya tidak laku, kerugian ongkos produksi tidak akan setinggi kalau bukunya tebal, kan?
Kenapa di luar negeri bisa? Buktinya JK. Rowling bisa menerbitkan Harry Potter jilid pertama yang tebalnya seukuran bantal? Hmmm ... setahu saya nih, penulis di luar negeri sudah memiliki agen naskah tersendiri. Sebelum dikirimkan ke penerbit, si agen sudah mengacak-acak naskahnya sedemikian rupa, sehingga kelayakan naskahnya bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan tidak sekali dua kali si Agen meminta revisi pada penulisnya, bisa berlangsung beberapa kali sampai naskahnya benar-benar siap jual. Lagi pula, tahu kan kalau naskah Harry Potter ini sudah ditolak puluhan kali sebelum akhirnya diterbitkan dan menjadi mega hits di seluruh dunia? Siapkah kamu menerima penolakan puluhan kali di sini?
Jadi, penulis pemula tidak bisa mengajukan sebuah naskah yang tebal? 300 halaman? 400 halaman? Oh, peluang sih pasti akan tetap ada. Coba ajukan sebuah naskah yang luar biasa asyik, keren, dan sangat unik. Penerbit pasti akan dengan suka cita menerbitkannya. Meski kamu masih penulis baru, tapi banyak cara untuk menyiasatinya. Untuk mendongkrak buku dan juga penulisnya, siapa tahu malah akan diagendakan jadwal road promo sebagai branding. Kesempatan akan selalu terbuka. jadi, pastikan kamu sudah menulis naskah yang hebat kalau memang mau mengajukan naskah di luar batasan halaman maksimal yang disyaratkan.
Menurut pendapat saya sih, tak ada salahnya kok mengikuti aturan yang disyaratkan penerbit. Pertimbangan mereka pasti sudah berdasarkan alasan-alasan yang kuat. Buat saya sendiri 200 halaman itu sudah bikin ngos-ngosan nulisnya. Rekor naskah novel yang pernah saya tulis sampai saat ini adalah 160 halaman. Tapiiii ... kalau memang kamu punya alur naskah yang sangat panjang, kenapa tidak dipecah saja menjadi beberapa bagian? Dijadikan trilogi, misalnya? Bisa saja, kan?
Oya, tulisan ini hanya opini saya saja. Kalau ada koreksi atau tambahan, silakan lho, ya, biar lebih lengkap.
Semoga membantu. ^_^
Komentar
Tulisan panjang dibuat trilogi, ide yg manis sekali itu. Jadi inget serial CCT.. :D
Kang, kalo ada event menulis undang2 saya ya kang :D
Pingin belajar berkompetisi dan menulis...
eh, lomba2 penulisan skrg banyak lho. ayo ikutan sekalian menjajal kemampuan :)
untuk lomba-lomba, kamu harus rajin ngecek website atau FB-nya para penerbit karena biasanya mereka suka mengadakan lomba penulisan novel juga. Saat ini yang sedang mengadakan lomba adalah penerbit Gagasmedia,Bukune, dan Grasindo. Coba deh cek web mereka ya. Link webnya ada di sebelah kiri blog ini, tinggal klik saja.
untuk novel bertema sejarah bisa saja kok, tapi tentu tidak asal tulis nantinya. Harus berdasarkan riset yang benar sehingga cerita yang diangkat tidak berbenturan dengan kisah sebenarnya. Coba deh baca novel-novel bertema sejarah yang sudah ada sebagai gambaran. Misalnya novel serial Gajahmada.
soalnya saya tidak bisa buat gambar..
mohon dijawab kang, terima kasih
maaf, mau tanya satu lagi. boleh tidak kalu kirim naskah kelebih dari satu penerbit. soalnya klo hanya pada satu penerbit, sudah nunggu lama tapi tak lolos, harus kirim, nunggu lagi..
mohon penjelasannya ^_^
lebih baik kirim naskahnya kirim ke satu penerbit dulu. setelah ada keputusan ditolak misalnya, baru kita kirim ke penerbit lain. Sambil menunggu keputusan naskah, lebih baik menulis naskah yang baru saja. Oke? :)
Saya Musyafak, mau nanya nih seputar penjilidan naskah novel.
Apa bisa kita menjilidkan naskah kita ke tukang fotocopy yang biasanya juga menawarkan jasa penjilidan? Mengingat saya belum pernah menjilid. Dan pastinya penjilidan di sana lebih rapi, tapi itu menurut saya.
@Musyafak - boleh pake jasa penjilidan di tukang fotocopy, biar naskah kita lebih rapi. Kalau naskahnya rapi, yang terima dan bacanya pun pasti lebih nyaman. Good luck ya :)
Oh ya mau nanya lagi nih! Kalau sebuah naskah sudah pernah diterbitkan secara selfpublishing, boleh gak naskah tersebut dikirim ke penerbit lain? Untuk nambah pemasukan jika diterima.
Terus, buku hasil selfpublishing itu cara menjualnya bagaimana? baik secara offline maupun online.
Sekali lagi terima kasih atas jawabannya!
Untuk penerbitan self-publishing memang penulis yang harus gencar melakukan promo, baik online maupun offline, karena hanya dengan cara itu masyarakat bisa mengetahui keberadaan kita.
Untuk online, mungkin dengan sering posting mengenai buku itu di FB, Twitter, ikut milis-milis, komunitas penulis/pembaca buku, dll.
Untuk offline, bisa dicoba menitipkan buku tersebut ke toko-toko buku yang ada. Tentu dengan bagi hasil tertentu.
Mohon maaf kalau tidak banyak membantu, karena saya belum pernah menerbitkan buku secara indie :)
Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih!
aku riswandi
aku mau ngirim novel karangan saya sendiri diangkat dari kisah dan pengalaman saya sendiri, kisahnya tentang pecintaan. nah pertayaan saya, penerbit manaya yang biasanya menerbitkan novel tentang percintaan?
Untuk setting halaman, saya biasa menggunakan ukuran standar (default) dari word itu sendiri, jadi nggak diubah2 lagi :)
@Riswandi
Walaikumsalam. Waah orang tasik juga nih. Salam kenal :)
Hampir semua penerbit menerbitkan novel genre roman (percintaan). Kamu tinggal pilih saja penerbit mana yang ingin dituju. Biar nggak salah pilih penerbit, coba baca banyak novel-novel terbitan penerbit yang berbeda-beda. Cari yang gayanya paling mirip. Nah, kirim deh ke sana.
Good luck ya Wan :)
hatur nuhun saranya kang.
nuhun pisan. hehe.
iya kang :)
@Sangat bermanfaat buat pemula seperti saya,, thanks infonya ya gan. Salam sukses
Makasih kang...
Rekomendasi penerbit? Coba kirim ke Gramedia Pustaka Utama, Mizan Fantasy, dll. COba cek novel-novel fantasy yang sudah terbit, dan lihat penerbitnya. oke?
makasih
Oh iya, temen saya ingin nanya ke om.
Katanya, kalau dalam membuat naskah romance itu biasanya paling menarik menggunakan sudut pandang orang pertama, kedua atau ketiga?
Trims ^_^
terima kasih om informasinya :)
@rififani - sama-sama. selamat menulis :)
kang itu ukuran buku untuk itu berapa ya? apa 20 cm atau berapa? hehehe
Matur Nuwun kang
ohya anna mau tanya, anna suka banget nulis novel tapi seringkali waktu sampai ditengah-tengah bahkan kadang baru berapa belas halaman udah males lanjutinnya itu gimana ya kang? gimana supaya kita tetep konsisten untuk ngelanjutin novel yang kita bikin sampai akhir? trimakasih :)
@Najib - contoh buku saya saja ya. ukurannya 13 x 20 cm :D
@Intan - terima kasih sudah mampir :)
@Anna - Coba bikinn sinopsis ceritanya dulu sampai selesai. Dengan begitu ada panduan dalam penyusunan ceritanya. Jadi, kalau di tengah-tengah bingung harus gimana, lihat saja sinopsis atau kerangka cerita yang sudah disusun, alurnya harus seperti apa lagi. Hehehe ... Oya, biar naskahnya selesai, jangan menulis naskah baru sebelum naskah sebelumnya selesai. Itu yang saya lakukan :)
@Syafrijon - masih aktif kok. :)
Saya dari Bondowoso, Jawa Timur. mau tanya mengenai pembuatan "Novel".
• Apakah dalam "Satu Buku Novel, bisa terdapat beberapa Topik (cerita) di dalamnya" sehingga sampai terkumpul 200 halaman dalam beberapa Cerita, baru deh terbitkan menjadi sebuah satu buku novel.
• Atau "dalam buku novel" harus terdapat " satu cerita saja" hingga mencapai 200 halaman.
Bagaiaman ini mas, ?? Hehee...
Terimakasih sebelumnya ya mas, salam :)
Hehehee
Sebuah novel tentu saja hanya membahas sebuah tema dan alur cerita saja, tentu saja dengan konflik cerita yang bervariasi tapi tetap berada pada benang merah yang sama.
Kalau dalam satu buku terdapat beberapa cerita, itu dinamakan kumpulan cerpen, bukan novel. Semoga difahami ya. Selamat menulis :)
@Umi Naela - Kalau kamu suka menulis, pasti tidak perlu bertanya tentang cara menentukan ide lagi, kan?
saya mau tanya, kalau misalnya kita sudah kirim naskah, trus naskah itu lolos. apakah kita hanya sekedar diberi kabar, tapi tidak ada upah dari penerbit itu?
saya mau tanya, kalau misalnya kita sudah kirim naskah, trus naskah itu lolos. apakah kita hanya sekedar diberi kabar, tapi tidak ada upah dari penerbit itu?
saya mau tanya, kalau misalnya kita sudah kirim naskah, trus naskah itu lolos. apakah kita hanya sekedar diberi kabar, tapi tidak ada upah dari penerbit itu?
@Loki Deautorin - Tidak perlu kok. Biasanya komunikasi bisa dilakukan via telepon, sms, whatsapp, BBM, dan alat komunikasi lainnya. surat kontrak pun biasanya akan dikirim ke rumah melalui pos atau kurir :)
@Wahyu Hanz - Yang nggak seperti itu dong. Setelah diberi kabar, ada juga penandatanganan kontrak penerbitan, komunikasi mengenai editing dan cover buku, penerbitan buku, pengiriman bukti terbit untuk penulis, dan juga perhitungan jumlah royalti yang akan diterima. Mengenai royalti cek postingan saya yang lain ya.
"Sekarang ini rata-rata penerbit mensyaratkan panjang sebuah naskah novel berkisar antara 150 - 200 halaman A4, dengan spasi 1,5. Setelah menjadi buku hasil cetak, jumlah halaman sebanyak itu biasanya akan menjadi 200an - 300an halaman (tergantung ukuran buku, font, dan kerapatan yang digunakan)."
Assalamualaikum sebelum nya kang..
Kang tadi akang bilang kalau di bawah 100 hal atau 100halmana lah kang ,novel nya tipis kang atau kurang menarik lah gitu kang.
Tapi selagi ceritanya bagus, menarik itu ada peluang buat di terbitkan gak sih kang ..?
Atau sudah di tetapkan harus di atas 100 halaman kang ...
Makasih kang tolong di jawab ya kang
Assalamualaikum ..
@Bagas Argata
Walaikumsalam,
Sebenarnya, novel di bawah 100 halaman itu bukannya kurang menarik, tapi pertimbangan penerbit biasanya akan jadi terlalu tipis saat dicetak. Kalau ceritanya bagus, biasanya editor/penerbit akan meminta penulisnya untuk merevisi cerita dan menambah jumlah halamannya. Hehehe ... tapi coba saja kirim dulu, biar nanti dinilai dulu oleh editornya ya. Good luck :)
Untuk dialog, apakah mesti panjang atau bagaimana?
Salam dari Padang
Bang mau nanya, pan ukuran bukunya kata abang A4 bukannya A4 itu ukurannya 21x30 tapi dari pertanyaan bang @najib bang iwok jawab 13x20, pertanyaan saya 150-200 halaman itu ukuran A4 atau 13x20 bang ? Makasih yak
@Haris Hidayatulloh
Ganti-ganti sudut pandang boleh kok, asal rapi dan nggak tumpang tindih ya. Misalnya gini, saya pernah pake sudut pandang 2 orang (Novel Dandelion). bab ganjil saya pake sudut pandang si cowok, dan bab genap pake sudut pandang si cewek. Jadi pembaca juga sudah tahu dari awal tentang sudut pandang ini. Kalau campur aduk susunannya, takutna pembaca jadi bingung ini sedang menceritakan siapa. Mudah-mudahan faham ya :)
@Yasin Fadillah
Hehehe ... ayo semangaaat. Cerpen saja rata-rata 5-10 halaman lho :D
@Dream Creator
Untuk mengolah kata dan kalimat agar lebih menarik, saya sarankan untuk sering membaca banyak novel terlebih dahulu. Dari sana kita bisa belajar bagaimana penulis lain mengolah kalimat dan ceritanya.
Untuk dialog, tergantung kebutuhan pastinya. kalau memang butuh dialog panjang, ya bisa panjang. Tapi kalau dialognya memang pendek, ya tidak udah dipanjang-panjangkan. Untuk menulis dialod, kamu coba bayangkan saja kalau kamu mengucapkan kalimat tersebut. Apakah memang wajar, kepanjangan, atau terkesan dibuat-buat? COba dibuat serealistis mungkin ya :)
@silvini savitri
Terima kasih banyak sudah mampir. Alhamdulillah kalau jawaban-jawaban saya bisa difahami ya :)
@Unknown
Masih aktif kok ... kadadang-kadang. hehehe
Sebenarnya, kita tidak usah memikirkan ukuran bukunya kalau sudah jadi nanti seperti apa, karena itu akan menjadi bahan pemikiran penerbit yang akan mengolah dan mencetak bukunya nanti dengan ukuran sesuai pertimbangan mereka. Yang menjadi tanggung jawab kita adalah menulis sebanyak 150-200 halaman ukuran A4 saja. Oya, untuk buku remaja, minimal bisa 100 halaman A4 kok, tapi jadinya akan tipis sekali buku jadinya.
Semoga dimengerti ya.
Terima kasih semuanya sudah mampir :)
ohiya saya mau tanya nih,kira-kira novel 25.000 kata itu tebalnya sampe berapa halaman ya?
@unknown - tergantung kamu lebih suka yang mana sih. Kalau memamg ceritanya hanya menambahkan saja, berarti ngga usah bikin batu. Tinggal revisi naskah yg ada di wattpad saja.
@unknown - ya harus diketik dong, masa zaman sekarang masih ditulis tangan. Hehehe
terima kasih saran dari kang iwok sangat bermanfaat bagi kami penulis pemula
oh iya bang menulis prolog yang tepat bagaimna sih bang ? apa prolog dalam sebuah novel itu harus panjang jga atw bgaimna bang. mohon infonya bang
Tengqyu mas iwok, sukses!
Mohon dibantu ya...
Kang mau tanya kalau nulisnya di wattpad, kadang satu chapter kurang dari 1000, kadang juga lebih dari 1000, itu untuk membuat buku novel yang kira2 dengan halaman 200 hingga 300 lembar, butuh berapa chapter Kang?
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
Sebagai salah satu situs judi online terbesar dan terpercaya. SahabatQQ kini telah menyediakan 10 jenis permainan yang dapat anda mainkan hanya dengan 1 User ID saja. Permainan tersebut terdiri dari.
BandarQ
DominoQQ
AduQ
Poker
Bandar Poker
Sakong
Capsa susun
Bandar66
Perang Baccarat
Perang Dadu
Situs Ini kini juga telah mensupport semua jenis bank lokal di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi customer servicenya. Kini juga telah tersedia deposit melalui pulsa Telkomsel, XL , dan Axis TANPA POTONGAN !!!!. Serta bisa juga melalui virtual account atau e-money seperti : OVO, Gopay, Dana, Link aja. Dan lainnya. Semakin dan semakin seru tentunya serta semakin banyak kemenangan yang bisa anda dapatkan di situs terpercaya Seperti SahabatQQ Agen Domino99.
Untuk mengakses situs tersebut bisa melalui link alternatif di bawah ini:
MurniAduQ.Com
MurniAduQ.Net
MurniAduQ.Org
Bukan hanya itu saja tetapi banyak fasilitas fasilitas lainnya yang bisa anda dapatkan seperti :
Minimal Deposit dan withdraw hanya 20.000 saja
Proses Deposit dan withdraw Tercepat tanpa ribet
Menyediakan 10 jenis permainan dalam 1 User Id
Mensupport Semua jenis bank lokal Di Indonesia
Permainan yang fairplay dan 100% player VS player No Robot
Situs dengan keamanan yang terupdate
Situs Judi dengan tingkat kemenangan Terbesar. Agen Domino99
Tersedia deposit melalui pulsa Telkomsel, XL, dan Axis. TANPA POTONGAN!!!
Tersedia Deposit melalui virtual account atau e-money seperti: OVO, Gopay, Dana, Link aja. Dan lain sebagainya.
Itulah sedikit ulasan tentang situs Terpercaya . Dan bukan hanya itu saja tentunya. Untuk informasi lebih lanjut dapat hubungi kami melalui kontak di bawah ini:
Facebook : SahabatQQ Terbaru
Whatsapp : +855889110527
Line : SahabaQQWIN
Wechat : Sahabat_QQ
Buruan gabung dan Rasakan Kemenangan Bersama di Situs SahabatQQ Agen Domino99.