[Laporan Perjalanan] Ancient City - Bangkok #Day3

Laporan #Day1 bisa dibaca di sini.
Laporan #Day2 bisa dibaca di situ.
Laporan #Day3 bisa dibaca di bawah ini (kan memang baru ditulis).

Akhirnya sudah hari ketiga saya berada di Bangkok. Diawali dengan pagi hari yang normal, bangun tidur sambil ngulet-ngulet ganteng lagi tanpa perlu bangun secara tidak iklas seperti kemarin.Tidak ada agenda harus blusukan pagi buta lagi soalnya. Tapi tetep, pukul 6 pagi kita sudah rapi jali. Udah mandi dan wangi dong, biar kelihatan aslinya kalau orang Indonesia itu ganteng dan lucu-lucu. #Plaakk.


Sesuai jadwal, hari ini kita akan bergerak menuju Ancient City, dilanjutkan belanja-belanji di Chatuchak. Nggak ada meeting-meeting lagi? Eits, semua sudah kelar kemarin. Sekarang saatnya gempor-gemporan lagi keliling Bangkok. Hyuk, mariiii .... karena Ancient City itu lumayan agak jauh, jadi kita harus berangkat agak pagian. Pukul 7 sudah kelar sarapan, dan langsung cabut karena masing-masing sudah jinjing ransel.


Ancient City atau dalam bahasa mereka dikenal dengan nama Muang Boran ini berada di area Samuth Prakan. Dari stasiun MRT Lumpini, kita menuju ke stasiun Sukhumvit untuk pindah ke stasiun BTS Asok. bayarnya 20 baht. Dari Asok, kita menggunakan BTS sampai ke stasiun terakhir, yaitu stasiun Bearing. Bayarnya 40 baht. Nah, perjalanan ini belum usai sodara-sodara, karena kita harus melanjutkan perjalanan dengan taksi. Iye, Ancient City berada di luar jalur kekuasaan railway, makanya harus nyambung lagi pake angkutan lain.

We're model, indeed! *hoeeks*
Turun di stasiun Bearing langsung nyari taksi. Eh, pas taksi nyamperin malah supirnya bingung. Pertama, dia bengong aja pas ditanya tentang Ancient City. Ditanya-tanya lagi, eh malah teriak-teriak; "No English! No English!" terus nyerocos dalam bahasa tarzan, eh Thailand. Dan seperti biasa, akhirnya saya mengeluarkan jurus pamungkas; Gtab! lalu ditunjukkanlah website Ancient City dalam versi tulisan keriting.

"Aaah ... Muang Boran! Oke, oke!"

Fyuuuh ... bener kata orang, di Bangkok ini lebih aman menggunakan istilah dalam bahasa mereka ketimbang yang sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris, soalnya tidak semua ngeh dengan istilah-istilah ini. Makanya, selalu siapkan kartu nama hotel banyak-banyak (bisa diambil di resepsionis), jadi kalau mau pulang ke hotel dan supir taksinya kebanyakan bengong pas kita ngomong, tinggal tunjukin saja kartunya, dia pasti ngerti.

Perjalanan dari Bearing ke Ancient City lumayan jauh. Sekitar setengah jam sih ada. Yang jelas, jangan kaget kalo supir taksi di sini gila jalanan semua. Ngebut cooooy ... udah kayak lagi main film Fast and Furious aja. Suweeer ...  Makanya Ichen yang satu taksi sama saya jerit-jerit sepanjang perjalanan. hehehe. Ongkos taksinya kalau tidak salah 160 baht, langsung brenti di pintu masuk Ancient City. *yaiyalaah, masa di pintu stasiun? balik lagi dong?*


Ancient City atau Muang Boran ini adalah salah satu museum outdoor terbesar di dunia. Luasnya sekitar 320 are atau 130 hektar, dan menyajikan kota Bangkok di masa silam, pada masa kejayaan Ayutthaya. Ini benar-benar keren karena kita seolah dibawa kembali ke zaman dulu dengan suasana dan kehidupan Bangkok di zaman kerajaan kuno. Sejumlah bangunan dibuat sama persis dengan aslinya, hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil (bukan miniatur). Replika-replika bangunan, kuil, candi, taman kerajaan, pasar terapung, sampai ke bangunan rumah penduduk asli Bangkok pun dihadirkan secara lengkap di sini. Silakan terkagum-kagum di setiap spot yang ada. Jangan heran kalau kamu pun pengen difoto dengan setiap bangunan yang ada.

Buat yang doyan motret, ini adalah lokasi yang tepat. Tidak perlu jauh-jauh keliling kota Bangkok karena Ancient City sudah menyiapkan semua landmark terbaiknya, meski hanya replikanya. Pengalaman aja, di satu spot landmark saja, nggak kurang dari 50 gaya yang sudah kita lakukan untuk foto session. #kurangkerjaan.

Trem buat keliling-keliling. Ada Tour Guidenya, lho. Cakep! #eh
Masuk Ancient City kita harus merogoh kocek 500 baht (dewasa) dan 250 baht (anak). Tiket ini sudah termasuk tour keliling Ancient City naik trem. Jadi nggak perlu jalan kaki 130 hektar? Hohoho ... kalo mau sih, silakan saja gempor sepuasnya. Tapi, yang paling asyik dan seru buat keliling-keliling adalah naik sepeda! Tenang, Pengelola sudah menyiapkan ratusan sepeda yang bisa kamu pilih secara gratis! Gratis? Hooh, karena penggunaan sepeda sudah termasuk dalam biaya tiketnya. Nah, dengan sepeda ini kamu bisa keliling sepuasnya, menuju lokasi-lokasi yang kamu mau. Biar nggak bingung, pas beli tiket, kamu bakalan dikasih peta Ancient City juga, jadi nggak perlu takut nyasar atau harus kemanakah kita sekarang?

Pasukan Horey-Horey bersepada
Karena kita adalah pasukan horey-horey, jadi sepeda adalah pilihan utama. Naik trem nggak asyik, karena hanya berhenti di beberapa spot utama saja. Dengan sepeda kita bisa berhenti di mana saja, termasuk di bawah pohon rindang saat napas sudah ngos-ngosan. Atau brenti sejenak untuk menawarkan bantuan saat ada anggota pasukan yang sepedanya nyusruk ke kebon bambu! *lirik Nunik. hihihi* Kekurangannya, kita nggak bakalan dapet penjelasan dari tour guidenya (tenang, ada google dong!).

Ogah panas-panasan naik sepeda? Punya banyak duit? Hohoho ... kamu bisa nyewa golf cart buat keliling-keliling. Tarifnya 150 baht untuk golf cart 2 seats, atau 300 baht untuk 4 seats, dan 450 baht untuk yang 6 seats. Tarif dihitung per jam lho, ya. Nah lho!

Golf Cart for rent

Hasil browsing youtube, Bollywood pernah syuting di sini untuk filmnya Salman Khan. So, tempat-tempat yang pernah dijadikan setting film itulah yang akhirnya
kita kejar, soalnya memang viewnya asyik! Bahkan, biar ada kenang-kenangannya secara live, Bhai Benny menawarkan diri untuk melakukan rekonstruksi ulang pengambilan sepenggal lagu yang ada di film itu. Asyiiiik.

So, dua buah BB dijadikan alat untuk merekam video syuting ini. Satu buat muterin lagunya, satu lagi buat ngerekam videonya. Saya ditunjuk sebagai kameramennya. Okesip, mari kita laksanakan.

Camera rolling ... action!

Dan lagu pun mulai mengalun. Dari balik sebuah pilar besar, Bhai melangkah keluar saat Salman Khan mulai bersenandung. Dalam penghayatan yang dalam, Bhai langsung menjelma menjadi aktor kenamaan Bollywood saat ini. Huhuuuy ... dengan BB di tangan, saya sibuk mencari angle yang pas untuk mengabadikan video klip ini. Muter ke kiri, belok ke kanan, terus maju mengikuti setiap langkah Bhai yang bergerak mendekati patung Budha raksasa. Aiiis ... bakalan jadi keren banget nih videonya. Kalau entar diaplod di Youtube, pasti viewernya bakalan banyak, dan Bhai tiba-tiba melejit menjadi seseorang yang bakalan dielu-elukan banyak orang. Eluuuu .... eluuuu ..... #eh.

Di sini syuting video klip yang gagal itu *pake helm*
Setelah beberapa saat kamera rolling, akhirnya ... "cut! Kita pindah ke lokasi lain," kata Bhai yang memang sudah hatam beberapa kali film dan video klip  ini.

"Coba lihat, Wok, hasilnya?" tanya Bhai.

Saya langsung buka folder video. Eh, tapi mana ya? Satu-satu saya buka, tapi lagi-lagi video anak saya lagi yang nongol. BB saya memang jadi media anak saya untuk merekam aksi narsis mereka. Jadi, banyak banget video mereka yang tersimpan. Saya pun tidak mau menyerah, satu per satu saya puter, berharap hasil syuting barusan bakalan nongol. Tapi ... sampai file terakhir, video itu tidak pernah nongol. Huwaaaa ....

"Nggg ... kayaknya ... tadi saya lupa mijit tombol recordnya." *nelen ludah dengan wajah panik*

Bhai melirik bete. Udah aca-aca penuh semangat, eeh ... ternyata nggak kerekam? Hiyaaaaa ..... *cekik iwok*

Bersambung ke episode Chatuchak Weekend Market

Komentar

Alid Abdul mengatakan…
ah keren, jadi mupeng ke bangkok :)
Benny Rhamdani mengatakan…
videonya udah diupload di komunitas salman khan. dan mereka menjerit sirik ... *hahahahah*
Unknown mengatakan…
hahahaha... ga bisa brenti ketawa baca bagian akhir :)))
Iwok mengatakan…
@Mas Alid - Kalo ke Bangkok, ajak-ajak yaaa ... *pengenke sana lagi*

@bhai - hahahaha ... coba kita syuting lagi di istana ijo itu ya? pasti tambah menjerit sirik :))

@Mba Esti - syuting diulang sih, tapi aktornya udah bete duluan. Ampuuuun ... *pake helm lagi*
Maman Abdurahman mengatakan…
Wilujeng sonten..Kang Iwok..kumaha damang. Sesuai janji saya sebelumnya untuk mengkoneksikan Dunia Iwok ke web blog saya. Sudah terpasang linknya dan bannner IRON MAN sudah nempel di sisi kanan homepage www.propertijabar.com. Boleh chek..posisi link ada di Footer sebelah kanan, dan banner ada di hompage right 2. Hatur Nuwhuunn
Fita Chakra mengatakan…
Ngiiik. Trs mana tuh video? Kita belum lihat :D
Iwok mengatakan…
@kang Maman - hatur nuhuuun. tapii .. buku itu sudah tidak beredar lagi Kang. Kalo bisa sih diganti sama novel TRAVELING GOKIL yang masih beredar di toko buku. Nuhun kang :)

@Fita - kita tanya Bhai, apakah boleh diaplod? hihihi
Anonim mengatakan…
Wahduhh...siapp...bolehlah traveling Gokil...Online.....deh
Riani mengatakan…
Tapi, yang paling asyik dan seru buat keliling-keliling adalah naik sepeda! <<< Gak setuju ama kalimat ini. Protes pake gigi rapet.
Maman Abdurahman mengatakan…
OK..sudah online banner traveling gokilnya....btw, lagi nulis tentang apa lagi nih untuk nextnya? ada kepikiran buat nulis tentang kehidupan "Broker Properti" Kang? Kalau ada rencana untuk buat tulisan segar n ngocol seputar Broker Properti, boleh lah konfirmasi konfirmasi...siapa tahu bisa jalin kerjasama sales bundling dengan kita www.rumah123.com.....Sukses terus ya Kang....
Iwok mengatakan…
@Mba Erna - hahaha ... tapi tetep naik sepeda juga kan meski sambil merem sepanjang jalan? hehehe

@Kang Maman - siip, dipertimbangkan dulu Kang, sekalian riset-riset ttg profesi itu, biar nggak salah nulis dan digebukin orang. wkwkwk
wuri mengatakan…
tempat wisatanya bersih-bersih ya? *salut.
Iwok mengatakan…
@Wuri - iya bener, kebersihannya terjaga dan sangat membuat nyaman wisatawan. Keren banget pengelolaan mereka :)
Unknown mengatakan…
Saya k bangkok tgl 13 nov 2019 besok, ada yg pingin join

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips] Mengirimkan Naskah Novel ke Penerbit