[Traveling] Menjelajah Bangkok dengan ARL, BTS, dan MRT - Part 1

Airway Rail Link yang keren!
Yang namanya baru pertama kali menginjakkan kaki di daerah baru, apalagi di luar negeri, pasti ada kekhawatiran tersendiri; di sana naik apa kalau mau pergi-pergi? Bagaimana kalau nyasar? Bagaimana kalau salah naik? Apalagi kendala bahasa selalu menjadi kekhawatiran besar. Kalau bahasa Inggris kita fasih dan negara yang dituju memang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, tentu tidak akan menjadi masalah. Tetapi, bagaimana kalau sebaliknya? Nah loh.

Itu yang saya rasakan saat hendak pergi ke Bangkok awal April 2013 lalu untuk menghadiri Bangkok International Book Fair. Bahasa Inggris saya mpot-mpotan, terus kabarnya mayoritas orang Bangkok lebih mengenal tulisan mereka sendiri yang keriting-keriting itu ketimbang tulisan latin. Hiyaaaa ... yang ada saya jumpalitan jauh sebelum berangkat ke sana.

Hmm ... oke, saya memang bakalan berangkat dengan 6 orang lainnya. Tapi, tapi toh saya tidak bisa ongkang kaki begitu saja. Ibaratnya, masa kita mau ngikut aja kalau ada yang mau ngajak nyasar gara-gara salah jalan?

Sebenarnya, solusi dari semua masalah itu gampang saja. Naiklah gajah taksi ke mana-mana! Case closed. Tapi, yakin mau bertaksi-ria ke mana-mana? Dan browsinglah saya sana-sini sebelum berangkat. Banyak blog yang berisi kisah-kisah perjalanan ke Bangkok yang saya baca. Setidaknya biar saya nggak terlalu buta tentang suasana Bangkok.

Suasana di dalam ARL yang bersih dan nyaman
Dan tentang alat transportasi, mereka bilang di blognya, kalau transportasi di Bangkok cukup mudah karena sudah adanya MRT dan BTS. Tinggal loncat dan gelantungan sana-sini. Tapiii .. yang namanya belum nyobain, tetep aja saya deg-degan. Mudah buat mereka belum tentu mudah buat saya yang dari desa. Hiks.

Postingan ini saya tulis untuk mereka yang hendak jalan-jalan ke Bangkok pertama kali, dan merasakan deg-degan yang sama seperti yang pernah saya alami. Minimal agar terbayang bahwa menggunakan alat transportasi kereta di Bangkok itu ternyata memang gampang! Suwer dah.

Ternyata di Bangkok itu ada 3 jenis railway yang bakalan ngiterin kota; ARL, BTS, dan MRT. Selain taksi, mungkin angkutan kereta inilah yang paling nyaman untuk ke mana-mana; bersih, cepat, dan nyaman. Ayo, kita lihat satu per satu.


ARL (Airport Rail Link)

Saya di stasiun ARL Suvarnabhumi
Ini adalah kereta yang menghubungkan airport Suvarnabhumi dengan pusat kota Bangkok. Dari airport tinggal turun ke lantai bawah di mana stasiun kereta ini berada. Kalau bingung turunnya di mana, di pintu kedatangan ada papan-papan petunjuk yang mengarahkan ke arah stasiun ini. Kalau tidak salah tulisannya; TO TRAIN.

ARL ini menghubungkan Airport dengan beberapa stasiun; Lat Krabang, Ban Thap Chang, Hua Mak, Ramkhambaeng, Makkasan, Ratchaprarop, dan terakhir di Phaya Thai. Tarif terdekat (Lat Krabang) adalah 15baht, dan terjauh (Phaya Thai) sebesar 45baht. Tinggal cek di mana kamu akan turun, lalu pergilah ke loket dengan menyebutkan tujuan kamu. Petugas akan memberikan sebuah token (koin) plastik berwarna hitam. Kalau bingung berapa tarif yang harus dibayar, di samping loket ada papan tarifnya. Tinggal siapkan uang kamu. Tidak perlu uang pas kalau ternyata kamu tidak punya, karena mereka mempunyai uang kembalian seberapa besar uang yang anda sodorkan. Saya menyodorkan uang 1000baht untuk tiket seharga 45baht. Saat itu juga saya langsung punya pecahan kecil uang baht untuk keperluan selama di Bangkok. Nggak usah repot nuker-nuker lagi. Hehehe.

Token untuk masuk gerbang. Awas ilang!
Untuk menentukan kamu harus turun di mana, coba cek lokasi hotel kamu (biasanya tujuan pertama kita adalah hotel). Kalau ternyata harus nyambung dengan angkutan lain (BTS atau MRT), pastikan kamu turun di stasiun yang tepat. Untuk nyambung dengan MRT, kamu harus turun di Makkasan. Makkasan adalah Interchange stasiun antara ARL dengan jaringan MRT. Tapi kalau kamu harus melanjutkan transportasi dengan BTS, berarti harus turun di Phaya Thai untuk lanjut dengan jaringan BTS.

Untuk memasuki gerbang mesin stasiun, cukup tempelkan token pada tempat yang tersedia dan penghalang akan terbuka. Kalau masih ragu-ragu, lihat orang-orang melakukan sebelumnya. Setelah itu, pergilah menuju lokasi kedatangan kereta.

Jarak antar stasiun cukup dekat, jadi jangan sampai ketiduran ya. Tidurnya entar di hotel aja. Daripada kelewatan? Hehehe. Dari Suvarnabhumi menuju stasiun Paya Thai saja tidak sampai setengah jam, kok.

Begitu sampai, koprollah keluarlah dari kereta, lalu ikuti petunjuk EXIT. Untuk yang akan melanjutkan ke kereta lain (BTS atau MRT), pastikan mengikuti petunjuk ke arah EXIT yang benar, jangan sampai anda mengikuti arah ke pintu keluar ke jalan raya. Capek bow kalau harus masuk lagi. Soalnya, terkadang kamu harus menaiki atau menuruni anak tangga yang banyak (sebagian stasiun tidak memiliki eskalator). Kebayang harus turun naik ngangkat-ngangkat koper segede gambreng.

Oya, sebelum benar-benar keluar dari gerbang EXIT, kamu harus memasuki token ke lubang mesin yang tersedia agar pintunya terbuka. Jadi token itu bukan untuk dikoleksi dan dibawa pulang ya. Hehehe.


Penjelasan tentang ARL bisa juga dicek di sini.

Bersambung ke part 2.

Komentar

Benny Rhamdani mengatakan…
ada saya di foto....
tips boleh ditiru.
Iwok mengatakan…
Hehehe ... mudah2an tipsnya membantu untuk yang mau pergi ke Bangkok, biar nggak deg-degan kayak saya kemarin, Bhai. :D
Anonim mengatakan…
nah kalo ke KL turunnya bukan di LCCT tapi di KLIA, sistemnya mirip kayak di bangkok.. jd ada kereta yg menghubungkan airport dengan pusat kota di KL.. bisa pilih yg ekspress atau transit ke bbrp stasiun.. ditunggu lanjutannya ya kaaang
Iwok mengatakan…
Eh, tapi kalo Air Asia dan low budget flight kan turunnya di LCCT Ge? nah, pergi ke KLIA nya gimana coba? *survey dulu sebelum ke KL someday* :P

Lanjutannya masih ditulis. Bakalan jadi beberapa seri nih. hehehe
Nunik mengatakan…
Catat, ah. nanti kalau mau ke Bangkok lagi dan nggak bareng rombongan kan nggak ada yang dibuntutin. Hihihihi...
Iwok mengatakan…
Hihihi .. nginep di Pinnacle lagi aja Nik, biar nggak susah lagi nyari2 petanya. xixixi

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Itu Ada; Bocil Sembuh dari Panleukopenia

Digitalisasi Usaha untuk Bertahan di Masa Pandemi

[Tips Menulis] Ketebalan Sebuah Naskah Novel?